20
sekolah, kamar kecil, ruang UKS, ruang guru, ruang kepala sekolah, taman dan tempat parkir kendaraan Barnawi, 2014: 51.
Sarana pendidikan yang habis pakai merupakan bahan atau alat yang apabila digunakan dapat habis dalam waktu yang relatif misalnya spidol, kapus
tulis, tinta printer, dan bahan-bahan kimia untuk praktik, sedangkan sarana pendidikan tahan lama adalah bahan atau alat yang digunakan secara terus
menerus atau berkali-kali dalam waktu yang relatif lama seperti , atlas, globe, dan alat-alat olahraga.
Sarana pendidikan yang bergerak merupakan sarana pendidikan yang dapat digerakkan atau dipindah-pindahkan sesuai dengan kebutuhan pemakainya
seperti meja, kursi dan lemari arsip. Sedangkan sarana pendidikan yang tidak bergerak adalah sarana pendidikan yang tidak dapat atau sulit dipindahkan seperti
saluran kabel listrik dan saluran air. Alat pelajaran adalah alat yang dapat digunakan secara langsung dalam
proses pembelajaran yaitu alat peraga dan alat tulis. Alat peraga merupakan alat bantu pendidikan yang berupa perbuatan dan dapat juga berupa benda yang dapat
memperjelas materi pelajaran. Media pengajaran berfungsi sebagai perantara proses pembelajaran yaitu visual, audio, dan audiovisual.
2. Standar Lahan Sekolah
Luas lahan yang dimaksud adalah luas lahan yang dapat digunakan secara efektif untuk membangun prasarana sekolah berupa bangunan dan tempat
bermainberolahraga. Lahan yang digunakan untuk kepentingan sekolah harus terhindar dari berbagai potensi bahaya dan lokasi lahan hendaknya memiliki akses
21
yang memadai untuk penyelamatan ketika sewaktu-waktu terjadi ancaman bahaya. Selain itu, lahan harus terhindar dari gangguan pencemaran air dan udara
serta kebisingan Barnawi, 2014:88. Sarana dan prasarana yang disediakan oleh suatu lembaga sekolah
tentukan disesuaikan dengan kurikulum dan sistem pembelajaran yang diterapkan. Sekolah yang menerapkan pembelajaran diluar kelas akan mempertimbangkan
area yang yang bisa mendukung kegiatan itu. Pemilihan dan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dapat dilaksanankan oleh sekolah dengan
tetap mengacu kepada standar dan pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah pusat atau provinsi dan kabupaten atau kota.
Ketentuan mengenai rasio minimum luas lahan terhadap peserta didik sesuai dengan Permendiknas No.24 tahun 2007 pada jenjang SMPMTs dapat
dilihat dalam tabel 1 berikut:
Tabel 1: Rasio Minimum Luas Lahan Bangunan Terhadap Peserta Didik
No Banyak
rombongan belajar
Rasio minimum luas lahan bangunan terhadap peserta didik m
2
peserta didik Bangunan satu
lantai Bangunan dua
lantai Bangunan tiga
lantai 1
3 22,9
14,3 -
2 4-6
16,8 8,5
7,0 3
7-8 13,8
7,5 5,0
4 10-12
12,8 6,8
4,5 5
13-15 12,2
6,6 4,4
6 16-18
11,9 6,3
4,3 7
19-21 11,6
6,2 4,2
8 22-24
11,4 6,1
4,2 9
25-27 11,2
6,0 4,2
22
Luas lahan minimum bangunan SMPMTs yang memiliki 3 rombongan belajar adalah 22,9 m
2
peserta didik untuk bangunan satu lantai dan 14,3 m
2
peserta didik untuk bangunan dua lantai. Sekolah yang memiliki 4-6 rombongan belajar, lantai bangunan minimum seluas 16,8 m
2
peserta didik untuk bangunan satu lantai, 8,5 m
2
peserta didik untuk bangunan dua lantai, dan 7,0 m
2
peserta didik untuk bangunan tiga lantai. Kemudian untuk rentan jumlah rombongan belajar paling tinggi, yaitu 25-27 rombongan belajar, lantai bangunan
minimum seluas 11,2 m
2
peserta didik untuk bangunan satu lantai dan 6,0 m
2
peserta didik untuk bangunan dua lantai dan 4,2 m
2
peserta didik untuk bangunan tiga lantai Barnawi, 2014:90-91.
3. Standar Luas Lantai Bangunan Sekolah