PENGARUH PROGRAM BINA LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI SISWA SISWI MISKIN DI SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF ENVIRONMENTAL DEVELOPMENT PROGAMME TOWARDS ACHIEVEMENT POOR STUDENTS AT SMP NEGERI 22 BANDAR
LAMPUNG
By
Devi Kurniyanto Aris
This study aims to desribe how the influence of environmental development program for poor student achievement an SMP Negeri 22 Bandar Lampung. The method used quantitavie explanatory data collection techniques in this study by giving questionnaires to 80 respondents. Research shows that environmental develpoment program greatly helps the student in the learning process that the given racilities such as books, school uniform and release the cost of administration. Coefficients between variables and variable environmental development program of poor students achievement 0,64. The overall direction of the negative influence of variables this shows that the lower the influence of environmental development program on student achievement. Great influence environmental development program for poor student achievement is only 5% therefore, environmental development program is still not prande a very significant influence on poor students achievement in SMP Negeri 22 Bandar Lampung.
(2)
ABSTRAK
PENGARUH PROGRAM BINA LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI MISKIN DI SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG
Oleh
DEVI KURNIYANTO ARIS
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pengaruh program bina lingkungan terhadap prestasi siswa-siswi miskin di SMP Negeri 22 Bandar Lampung. Metode yang digunakan adalah kuantitatif eksplanatoris. Teknik pengambilan data pada penelitian ini dengan menyebar kuesioner kepada 80 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program bina lingkungan sangat membantu siswa-siswi dalam proses belajar yaitu dengan diberikannya fasilitas seperti buku, seragam sekolah dan dibebaskannya biaya spp. Koefisien antara variabel program bina lingkungan dan variabel prestasi siswa-siswi miskin sebesar 0,64. Secara keseluruhan arah pengaruh antar variabel positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengaruh program bina lingkungan maka semakin rendah prestasi siswa-siswi. Besar pengaruh program bina lingkungan terhadap prestasi siswa-siswi miskin hanya 5%. Maka dari itu, program bina lingkungan masih belum memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap prestasi siswa-siswi miskin di SMP Negeri 22 Bandar Lampung.
(3)
PENGARUH PROGRAM BINA LINGKUNGAN TERHADAP
PRESTASI SISWA-SISWI MISKIN DI SMP NEGERI 22
BANDAR LAMPUNG
Oleh:
Devi Kurniyanto Aris
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA SOSIOLOGI
Pada Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2015
(4)
PENGARUH PROGRAM BINA LINGKUNGAN TERHADAP
PRESTASI SISWA-SISWI MISKIN DI SMP NEGERI 22
BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh:
Devi Kurniyanto Aris
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2015
(5)
ABSTRAK ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
PERNYATAAN ... v
RIWAYAT HIDUP ... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
SANWACANA ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xi
I . PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
II . TINJAUAN PUSTAKA A. Program Bina Lingkungan ... 10
B. Dasar dan Syarat Program Bina Lingkungan ... 11
C. Prestasi Siswa-siswi Miskin ... 13
1. Prestasi ... 13
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi ... 18
3. Siswa ... 22
4. Miskin ... 24
D. Pengaruh Program Bina Lingkungan Terhadap Prestasi Siswa-Siswi Miskin.. 29
E. Kerangka Pikir ... 31
F. Hipotesis ... 33
III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian ... 35
B. Definisi Konseptual ... 35
C. Definisi Konseptual ... 36
D. Lokasi Penelitian ... 37
E. Populasi dan Sampel ... 37
F. Teknik Penarikan Sampel ... 40
G. Teknik Pengumpulan Data ... 40
H. Teknik Pengolahan Data ... 42
I. Teknik Analisis dan Alat Ukur ... 43
(6)
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah SMP Negeri 22 Bandar Lampung ... 46
B. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ... 48
C. Deskripsi Data Sarana dan Prasarana ... 54
D. Mekanisme Kerja ... 57
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 59
B. Identitas Responden ... 59
1. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60
2. Identitas Responden Berdasarkan Umur ... 60
3. Identitas Responden Berdasarkan Kelas ... 61
C. Gambaran Deskripsi Jawaban Responden ... 61
1. Program Bina Lingkungan (x) ... 61
2. Prestasi Siswa-siswi Miskin (y) ... 67
D. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 71
1. Pengaruh Tingkat Program Bina Lingkungan Terhadap Prestasi Siswa-siswi Miskin ... 71
2. Analisis Regresi Linier ... 76
3. Uji Anova ... 77
IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 78
B. Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 82 LAMPIRAN
(7)
Tabel
1. Definisi Operasional ... 36
2. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ... 60
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 60
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas ... 61
5. Pembayaran SPP ... 61
6. Pembayaran Biaya Laboratorium ... 62
7. Pembayaran Biaya Ekskul ... 63
8. Seragam Sekolah ... 64
9. Memperoleh Buku ... 64
10.Memperoleh Tas ... 65
11.Memperoleh Sepatu ... 65
12.Perbedaan Pemberian Materi Oleh Guru ... 66
13.Perbedaan Perhatian Terhadap Siswa-siswi Biling dan Non Biling ... 66
14.Prestasi di Bidang Akademik ... 67
15.Mendapat Penghargaan di Bidang Akademik ... 68
16.Berprestasi Dalam Bidang Ekstrakulikuler ... 69
17.Mendapat Penghargaan di Bidang Ekstrakulikuler ... 69
18.Hubungan dan Besaran Pengaruh Antara Variabel Dependent dan Independent ... 71
19.Uji Regresi Sederhana ... 73
(8)
(9)
(10)
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul “Pengaruh program bina lingkungan terhadap prestasi siswa-siswi miskin di SMP Negeri 22 Bandar Lampung” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosiologi di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku dekan Fisip Unila; 2. Bapak Drs. Susetyo, M.Si., selaku Ketua Jurusan Sosiologi;
3. Ibu Dra. Anita Damayantie, M.H, selaku pembimbing utama atas kesabaran dan ketulusan dalam memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini serta memberikan semangat tiada henti;
4. Bapak Drs. Susetyo, M.Si selaku dosen penguji atas masukan, saran, dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini;
5. Bapak Dr. Hartoyo, M.Si selaku dosen pembimbing akademik; 6. Seluruh Dosen dan Staf administrasi Fisip Unila;
7. Ayah dan Emak ku tersayang, terimakasih atas doa, semangat dan semuanya yang tiada henti, yang selalu berjuang untuk kesuksesan anaknya tercinta ini,
8. Keluarga besar Hi. Aminta yang selalu memberikan motivasi dan nasihatnya kepada saya.
9. Keluarga Besar (Alm) Hi. Putut Suparyanto yang selalu baik dan selalu memberikan nasihat maupun suka membantu keluarga saya.
10.Adikku Apriyansyah yang selalu kurus dan Tri Hidayatulloh (iyi) sukses ya buat kita semuanya, semoga selalu bisa berguna buat orang lain dan lingkungan amiin.
(11)
dan motivasi untuk saya, pengalaman dan pengetahuan sangat berguna di kehidupan saya.
12.The Legend Of Herjuno, S.H, M.H atau biasa dipanggil sam ureh terimakasih sam wejangan amazingnya, nasihat dan masukan yang super, dan yang pasti ilmu dan pengetahuan yang selalu diberikan kepada saya, selalu membimbing saya, ini sosok udah saya anggap seperti kakak sendiri, sekali lagi terimakasih atas semuanya sam hehe
13.Bang Arif dan bang Bagindo Kusairi S.H kakak angkat di tempat kkn yang selalu memberikan kata-kata mutiara untuk kehidupan saya, selalu memotivasi dan memberikan semangat untuk mengejar cita-cita saya .
14.Sahabat-sahabat saya anggi alim sopian ketut tri albet, sahabat sehidup semati namun duluan mereka yang sukses, doakan sahabatmu ini bisa sukses dan menyusul kalian hehe
15.Dulur-dulur saya dikampus Dimas anas agung faxy yossi sukses buat kita semua lur, jangan selalu freeday terus haha selow aja, dunia ini hahahahaha
16.Teman-teman seangkatan 2011 semuanya yang udah lulus maupun yang sedang berjuang sukses buat kita semua, semoga ilmu yang kita dapat di perkuliahan selama ini bisa bermanfaat untuk semua orang amiiinnnnn
17.Teman-teman SMP dan SMA semoga kita selalu sukses aminnn
18.Terima Kasih kawan-kawan KKN ice debby devi delsen chairman danny dan anton semoga sukses untuk kita semua, semoga selalu bisa bermanfaat ilmu kita untuk masyarakat.
(12)
bohongnya akan selalu dikenang sepanjang masa, mitos-mitos yang selalu gak jelas untuk diperbincangkan gak akan pernah diinget kok ngab hahaha
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini belum seideal dan sebaik harapan, namun harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Bandar Lampung, 28 Desember 2015 Penulis
(13)
(14)
I.PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi dan modernisasi dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini harus didukung dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dilakukan melalui jalur pendidikan. Pendidikan merupakan faktor pendukung utama terbentuknya manusia yang produktif dan kreatif guna terciptanya masyarakat yang sejahtera dan makmur serta memajukan bangsa dan negara. Dalam arti luasnya, pendidikan mengandung pengertian mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih setiap individu.
Dalam UUD 1945 alenia ke-4 dijelaskan bahwa memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, maksud dalam hal ini adalah melalui bidang pendidikan. Hak untuk mendapatkan pendidikan adalah salah satu hak asasi manusia yang tercantum dalam BAB XA tentang Hak Asasi Manusia. Dan juga merupakan salah satu hak dasar warga negara (citizen’s right) pada BAB XIII tentang Pendidikan dan Kebudayaan dalam UUD 1945 setelah amandemen
(15)
Pasal 28C ayat (1) menyatakan “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.”
Pasal 31 ayat (1) menyatakan “Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan.”Hak-hak dasar itu adalah akibat logis dari dasar negara Pancasila yang dianut oleh bangsa Indonesia. Pasal 31 ayat (1) diatas segera diikuti oleh pasal 31 ayat (2) yang menyatakan “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.”
Selanjutnya Pasal 31 ayat (3) menyatakan “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistim pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”
Berdasarkan pasal-pasal yang disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap warga negara diwajibkan mengenyam pendidikan yang baik, pemerintah pun selalu membuat program-program yang membantu masyarakat dalam menunjang pendidikan agar masyarakat indonesia dapat mengerti bahwa pendidikan itu sangatlah penting dan dapat membantu utnuk meraih prestasi.
Sebagaimana diuraikan pada bagian lain, pendidikan adalah bagian dari upaya untuk memampukan setiap insan untuk mengembangkan potensi dirinya agar tumbuh menjadi manusia yang tangguh dan berkarakter serta berkehidupan sosial yang sehat.
UUD 1945 menegaskan hanya ada satu sistim pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Satu sistim pendidikan nasional diperlukan agar bangsa Indonesia yang amat
(16)
majemuk itu dapat terus mengembangkan persatuan kebangsaan yang menghormati kemajemukan dan kesetaraan sesuai dengan sasanti “bhinneka tunggal ika.”
Berbagai muatan lokal dalam sistim pendidikan nasional di daerah-daerah dapat diadakan sepanjang merupakan imbuhan dan tidak bertentangan dengan dasar negara Pancasila yang menghormati kemajemukan, kesetaraan dan persatuan.
Dalam semangat UUD 1945 pendidikan diarahkan bagi rakyat keseluruhan dengan perhatian utama pada rakyat yang tidak mampu agar setiap warga dapat mengembangkan dirinya sebaik-baiknya yang pada gilirannya merupakan pilar bagi perwujudan masyarakat yang adil dan sejahtera.
Jika ketentuan UUD 1945 itu dicermati maka mengikuti pendidikan adalah hak asasi bagi setiap orang dan bagi warganegara Indonesia mengikuti pendidikan dasar adalah kewajiban. Menghalangi dan atau melarang anak Indonesia bersekolah adalah perbuatan melanggar hukum tertinggi (UUD 1945) dan ada sanksinya.
Sejalan dengan itu UUD 1945 mewajibkan pemerintah untuk membiayai kegiatan pendidikan, yaitu sedikit-dikitnya 20% dari APBN dan dari masing-masing APBD propinsi dan kabupaten kota (Pasal31ayat (4) UUD1945).
(http://www.leimena.org/id/page/v/750/kenali-hak-dan-tanggung-jawab-anda-hak-untuk-mendapat-pendidikan-4)
Tujuan pendidikan nasional berdasarkan UU RI NO. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebagai berikut: Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
(17)
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan yang hendak dicapai pemerintah Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pemerintah sejak orde baru telah mengadakan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh Rakyat Indonesia.(http.kemendikbud/pendidkan.dasar.2000.co.id)
Penyelenggaraan pendidikan melalui dua jalur yaitu jalur pendidikan formal dan jalur pendidikan nonformal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah dan perguruan tinggi dengan proses pengajaran yang berjenjang dan berkesinambungan. Sedang pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah dan tanpa proses pengajaran yang berjenjang dan berkesinambungan. Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang berada di luar pendidikan formal. Dalam keluarga diselenggarakan pendidikan keluarga dengan pemberikan pendidikan, pengajaran, dan bimbingan mengenai agama, moral, etika, budaya, dan keterampilan. Sehingga keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung pendidikan. Dengan demikian, latar belakang keluarga harus diperhatikan guna tercapainya pendidikan yang maksimal.
Orang tua, masyarakat, dan pemerintah adalah tiga unsur yang bertanggungjawab dalam mencapai keberhasilan pendidikan. Masyarakat dan pemerintah bertugas menyiapkan sarana dan prasarana diselenggarakannya proses pendidikan, seperti sekolah, guru, pegawai yang mengurusi administrasi sekolah.
Bahar dalam Maftukhah (2007:20), menyatakan bahwa pada umumnya anak yang berasal dari keluarga menengah ke atas lebih banyak mendapatkan pengarahan dan bimbingan yang baik dari
(18)
orang tua mereka. Anak-anak yang berlatar belakang ekonomi rendah, kurang mendapat bimbingan dan pengarahan yang cukup dari orang tua mereka, karena orang tua lebih memusatkan perhatiannya pada bagaimana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Keluarga mempunyai pengaruh terhadap proses perkembangan anak karena keluarga adalah lembaga sosial pertama dalam hidup manusia. Dalam keluarga, orang tua memiliki tugas dan kewajiban dalam memenuhi seluruh kebutuhan pendidikan anak, terutama dalam hal finansial. Dikatakan bahwa orang tua yang berstatus sosial ekonomi tinggi, tidaklah banyak mengalami kesulitan dalam proses pendidikan anaknya. Sebaliknya, bagi orang tua yang berstatus sosial dan ekonomi rendah sangat sulit dalam memenuhi kebutuhan pendidikan.
Dalam proses pembelajaran diperlukan sarana penunjang yang terkadang mahal. Akibatnya bagi orang tua yang tidak mampu memenuhi sarana penunjang tersebut, maka anak akan terhambat dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, sumber daya manusia menjadi rendah sehingga menghambat kemajuan bangsa dan negara.
Di Indonesia sangat banyak program-program yang dilakukan pemerintah dalam bidang pendidikan. Program-program tersebut diantaranya adalah Program Bantuan Operasional Sekolah atau BOS, Program Pemberantasan Buta Huruf Nasional, Program Bina lingkungan. Program bantuan pemerintah tersebut langsung diarahkan kepada siswa dan siswi miskin diseluruh Indonesia. Namun, walaupun program ini sudah gencar dilaksanakan oleh pemerintah masih saja tidak tepat sasaran. Salah satu contoh kasus yang sampai sekarang belum sama sekali merasakan program pemerintah terdapat didaerah Papua dan sekitarnya. Daerah yang sulit dijangkau dan akses transportasi yang bahkan sangat minim membuat bantuan dari pemerintah sering terhambat, oleh karena itu bantuan yang diberikan oleh pemerintahan tidak ada yang
(19)
memenuhi target untuk wilayah Papua dan sekitarnya. Hal ini merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah Indonesia khususnya Kemendikbud dalam membenahi dan memperhatikan bantuan untuk daerah yang terpencil.
Tingginya biaya pendidikan dan kurang sarana dan prasarana untuk mengenyam pendidikan membuat para orangtua yang memang notabene keluarga miskin tidak dapat menyekolahkan para putra-putrinya. Dalam hal ini seharusnya program-program yang sudah dicanangkan oleh pemerintah dapat membantu dan meringankan siswa-siswi miskin di daerah tersebut untuk mengenyam pendidikan.
Di Provinsi Lampung Program Pemerintah seperti dana BOS dan Program Bina Lingkungan sudah beberapa tahun terakhir terlaksana dengan baik. Dari tingkat SD sampai tingkat Universitas sudah merasakan program ini. Penerimaan calon peserta didik baru melalui program Bina Lingkungan (Biling), di Kota Bandarlampung terus dilanjutkan pada Tahun Pelajaran 2014/2015.
Program Bina Lingkungan yaitu memberikan porsi 50 persen masuk ke sekolah negeri tanpa seleksi dan gratis untuk memberikan kesempatan belajar bagi calon siswa dari keluarga secara ekonomi kurang mampu. Pemerintah Kota Bandarlampung sejak Tahun Pelajaran (TP) 2013/2014 menerapkan program Bina Lingkungan kepada sekolah-sekolah negeri, guna memberikan kesempatan belajar di sekolah-sekolah negeri tanpa tes bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu yang tempat tinggalnya berdekatan dengan lingkungan sekolah negeri setempat.
Kebijakan pemerintah kota yang dipimpin oleh Wali Kota Bandarlampung Herman HN itu sudah berjalan satu tahun, dan akan dilanjutkan pada tahun pelajaran berikutnya, namun
(20)
pelaksanaannya akan terus dievaluasi dan disempurnakan agar benar-benar tempat sasaran. Untuk mencapai dan mempertahankan prestasi yang baik itu tidak bisa hanya mengandalkan dukungan dana dari pemerintah, melainkan harus ada kerja sama yang baik antara pemerintah, pihak sekolah, Komite Sekolah, dan para orang tua/wali murid.
'Banyaknya prestasi yang diraih yang ditunjukkan dengan banyaknya hadiah piala, piagam, medali dan lainnya itu perlu terus ditingkatkan, karena itu perlu kerja sama yang lebih baik antara sekolah dan orangtua murid di masa yang akan datang.
(http://www.ciputranews.com/kesra/program-pendidikan-bina-lingkungan-di-bandarlampung-dilanjutkan)
Keadaan demikian dapat kita lihat di SMP Negeri 22 Bandar Lampung terdapat siswa-siswi dengan berbagai latar belakang sosial ekonomi orang tua yang berbeda. Adanya perbedaan status sosial ekonomi orang tua para siswa-siswi tersebut mempunyai pengaruh terhadap proses pembelajaran terutama dalam membiayai seluruh keperluaan pembelajaran. Dalam hal ini sebagian siswa-siswi SMP Negeri 22 Bandar Lampung yang masuk dalam Program Bina Lingkungan dapat terbantu dalam hal pembelajaran karena Pemerintah Kota Bandar Lampung telah menganggarkan dana untuk berbagai sarana dan prasarana pendidikan seperti Seragam Sekolah, Buku, dan Biaya angsuran sekolah sampai siswa-siswi ini lulus tidak akan dipungut biaya apapun.
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini mencoba mengungkapkan bagaimana besarnya Pengaruh program bina lingkungan terhadap prestasi siswa dan siswi kurang mampu di SMP Negeri 22 Bandar Lampung.
(21)
B.Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
Bagaimana Pengaruh Program Bina Lingkungan terhadap prestasi siswa-siswi di SMP Negeri 22 bandar Lampung ?
C.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukan penelitian ini menganalisa Pengaruh Program Bina Lingkungan terhadap prestasi siswa-siswi di SMP Negeri 22 bandar Lampung ?
D.Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada tingkat strata satu (S1) pada jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Lampung
(22)
2. Secara Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi dan pengaruh Program Bina Lingkungan yang dijalankan Pemerintah Kota Bandar Lampung terhadap siswa-siswi yang kurang mampu.
b. Sebagai bahan acuan bagi mahasiswa-mahasiswi yang berminat mengadakan penelitian lebih lanjut dan sebagai data dasar bagi perkembangan sistem pendidikan guna terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas.
(23)
ll . TINJAUAN PUSTAKA
A.Program Bina Lingkungan
Pembahasan mengenai program tidak dapat dilepaskan dengan aspek kebijakan.
Menurut Dye (1992), kebijakan atau yang dalam hal ini adalah kebijakan publik secara prinsip dapat diartikan sebagai “Whatever government choose to do or not to do“. Hal tersebut diperkuat oleh Hogwood dan Gunn (1986) yang menyebutkan bahwa kebijakan publik adalah seperangkat tindakan pemerintah yang didesain untuk mencapai hasil-hasil tertentu. Dan sebagai suatu instrumen yang dibuat oleh pemerintah, kebijakan publik dapat berbentuk aturan-aturan umum dan atau khusus baik secara tertulis maupun tidak tertulis yang berisi pilihan-pilihan tindakan yang merupakan keharusan, larangan dan atau kebolehan yang dilakukan untuk mengatur seluruh warga masyarakat, pemerintah dan dunia usaha dengan tujuan tertentu. Sedangkan pengertian program itu sendiri, menurut Jones (1984), program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan. Dalam pengertian tersebut menggambarkan bahwa program-program adalah penjabaran dari langkah-langkah dalam mencapai tujuan itu sendiri. Dalam hal ini, program pemerintah berarti upaya untuk mewujudkan kebijakankebijakan pemerintah yang telah ditetapkan.
(24)
Program-program tersebut muncul dalam Rencana Strategis Kementerian/Lembaga atau Rencana Kerja Pemerintah (RKP).
Program Bina lingkungan sendiri merupakan Program yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam hal bantuan terhadap masyarakat kurang mampu yang ada disekitar sekolah negeri agar anak-anak usia sekolah dapat mengenyam pendidikan secara maksimal dan tentunya untuk menunjang prestasi siswa-siswi kurang mampu.
Pemerintah kota Bandar Lampung sejak tahun pelajaran (TP) 2013/2014 menerapkan program bina lingkungan kepada sekolah-sekolah negeri guna memberikan kesempatan belajar bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu yang bertempat tinggal dekat dengan lingkungan sekolah. Program Bina Lingkungan terseia dengan kapasitas 50 persen disetiap sekolah, apabila mendaptar melampaui kuota 50 persen maka pendaptar akan direkomendasikan kesekolah dikecamatan terdekat jika daya tampung sekolah tersebut memungkinkan.
Ryuzen (2014) menyatakan program bina lingkungan merupakan bentuk perhatian pemerintah kota kepada masyarakat untuk mendapatkan akses pendidikan. Beberapa diantaranya yakni dapat melanjutkan sekolah tanpa tes, bebas biaya sekolah serta mendapatkan perlengkapan berupa buku,seragam dan sepatu.
B. Dasar dan Syarat Program Bina Lingkungan
Bina Lingkungan bertujuan membantu masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah dalam memperoleh pendidikan, tercantum dalam peraturan walikota Bandar Lampung Nomor 49 tahun 2013 pasal 2 poin (a) yang berbunyi: “Memberikan kesempatan kepada warga negara Republik Indonesia khususnya anak usia sekolah masyarakat kota Bandar Lampung untuk memperoleh tempat layanan pendidikan yang berkualitas pada satuan pendidikan yang lebih tinggi”. Pasal 2 poin (c) yang berbunyi: “Terlaksananya penerimaan peserta didik baru sesuai dengan
(25)
kemampuan daya tampung sekolah yang tersedia”. Dan juga pasal 3 poin (d) yang berbunyi: tidak diskriminatif, artinya proses penerimaan peserta didik baru ini dapat diikuti oleh segenap warga negara kesatuan Republik Indonesia yang memenuhi syarat tanpa membedakan suku, daerah asal, agama dan golongan, serta status sosial.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan dibentuknya program bina lingkungan di kota Bandar Lampung pada awalnya adalah tingginya minat para wali atau orangtua yang notabene keluarga miskin ingin menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin namun untuk menyekolahkan anak-anaknya para orangtua terkendala pada ketiadaan dana. Dari banyaknya permasalahan seperti anak-anak putus sekolah dan minimnya bantuan dari sekolah-sekolah yang ada maka Pemerintah mengeluarkan Peraturan Daerah No 1 tahun 2012 tentang Program Bina Lingkungan dimana program tersebut merupakan program bantuan untuk memudahkan anak-anak dari keluarga miskin untuk masuk ke sekolah negeri tanpa dipungut biaya dan dapat membantu siswa-siswi miskin untuk menunjang prestasi akademik maupun non akademik. Pada dasarnya program bina lingkungan sesuai dengan amanat UU Dasar 1945, Pasal 34 Ayat 1 yang menyatakan Fakir Miskin dan anak - anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Hal ini yang membuat program bina lingkungan sangat berperan penting dalam membantu keluarga miskin untuk menyekolahkan anak-anaknya. Kemudian peningkatan kualitas program bina lingkungan harus diprioritaskan agar program tersebut dapat memenuhi target yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Menurut Kabid Dinas Pendidikan Kota Bnadar lampung syarat - syarat untuk dapat masuk dalam program Bina Lingkungan di SMP Negeri yakni:
1. Orang tua / wali murid tidak mampu ditandai dengan memiliki kartu Jamkesda / Jamkesmas dengan dilampiri Kartu Keluarga (KK).
(26)
2. Lokasi kediaman berada tidak jauh dari sekolah yang akan didaftar. 3. Lulus sekolah dasar
4. Kondisi rumah semi permanen
Untuk kartu Jamkesmas yang lama harus segera diperbaharui agar tidak ada masalah dalam pengurusannya. Kemudian, nantinya ada tim dari sekolah untuk mengecek kebenaran data tersebut. Karena saat ini banyak kasus yang ditemukan setelah dicek data di lapangan ternyata data yang disampaikan tidak benar.
C. Prestasi Siswa miskin 1. Prestasi
Prestasi menurut Program Bina Lingkungan
Peraturan Daerah No 1 tahun 2012 tentang Program Bina Lingkungan dimana program tersebut merupakan program bantuan untuk memudahkan anak-anak dari keluarga miskin untuk masuk ke sekolah negeri tanpa dipungut biaya dan dapat membantu siswa-siswi miskin untuk menunjang prestasi akademik maupun non akademik. Dalam penjelasan peraturan daerah telah disebutkan bahwa ukuran prestasi menurut bina lingkungan ada 2 yaitu akademik dan non akademik.
1. Prestasi akademik dapat dicontohkan seperti nilai raport yang baik, sikap dan prilaku siswa-siswi dikelas maupun disekolah dalam jangka waktu selama masih belajar disekolah tersebut.
2. Prestasi non akademik dapat dicontohkan siswa-siswi mengikuti kegiatan diluar aktivitas belajar disekolah seperti kejuaraan/olimpiade baik antar sekolah, tingkat kota/provinsi
(27)
bahkan sampai tingkat nasional. Dalam hal ini kejuaran tersebut bisa dibidang olahraga maupun mata pelajaran.
Menurut peneiliti prestasi siswa-siswi miskin merupakan kemampuan nyata atau hasil yang telah dicapai oleh setiap siswa-siswi yang telah dilakukan dalam jangka waktu tertentu sebagai bukti usaha yang telah dilakukan dalam belajar disekolah.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu usaha yang baik berupa pengetahuan maupun berupa keterampilan (Qohar, 2000:12).
Prestasi menyatakan hasil yang telah diicapai, dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya, dengan hasil yang menyenangkan hati diperoleh dengan jalan keuletan kerja (Nasrun, 2000:27). Sobur (2006:20) dalam Sahputra (2009:20) menyatakan bahwa prestasi akademik merupakan perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar. Perwujudan bentuk hasil proses belajar tersebut dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan, dan keterampilan serta pemecahan masalah llangsung dapat diukur atau dinilai dengan menggunakan tes yang standar.
Menurut Setiawan (2000:29), prestasi akademik adalah istilah untuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan, karena suatu usaha belajar telah dilakukan oleh seseorang secara optimal. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi akademik, sebagaimana yang dikemukakan Rola (2006:20) terdapat empat faktor yang mempengaruhi prestasi akademik yaitu:
(28)
Besarnya kebebasan yang diberikan orang tua kepada anaknya, jenis pekerjaan orang tua dan jumlah serta urutan anak dalam keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan prestasi. Produk-produk kebudayaan pada suatu daerah seperti cerita rakyat, sering mengandung tema prestasi yang bisa meningkatkan semangat.
b. Peranan konsep diri
Konsep diri merupakan bagaimana individu berfikir tentang dirinya sendiri. Apabila individu percaya bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka individu akan termotivasi untuk melakukan hal tersebut sehingga berpengaruh dalam tingkah lakunya.
c. Pengaruh dari peran jenis kelamin
Prestasi akademik yang tinggi biasanya diidentikkan dengan makulinitas, sehingga banyak wanita yang belajar tidak maksimal khususnya jika wanita tersebut berada diantara pria. Pada wanita terdapat kecenderungan takut akan kesuksesan, yang artinya pada wanita terdapat kekhawatiran pada dirinya akan ditolak oleh masyarakat apabila dirinya memperoleh kesuksesan, namun sampai saat ini konsep tersebut masih diperdebatkan. (Soekanto, Soerjono. 2003:35)
Pengakuan prestasi
Individu akan berusaha bekerja keras jika dirinya merasa diperdulikan oleh orang lain. Dimana prestasi sangat dipengaruhi oleh peran orang tua, keluarga, dan dukungan lingkungan tenpat dimana individu berada. Individu yang diberi dorongan untuk berprestasi akan lebih realistis dalam mencapai tujuannya.
Hamzah B. Uno (2008:3), Motif merupakan daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu. Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan yang terdapat
(29)
dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhanya.
Hamzah B. Uno (2008:8), Konsep motivasi yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) seseorang tenang terhadap sesuatu, apabila ia dapat mempertahankan rasa senangnya maka akan termotivasi untuk melakukan kegiatan itu, dan 2) apabila seseorang merasa yakin mampu menghad pi tantangan maka biasanya orang tersebut terdorong untuk melakukan kegiatan tersebut.
mcCelland dalam buku Hamzah B. Uno (2008:47) menekankan pentingnya kebutuhan berprestasi, karena orang yang berhasil dalam bisnis dan industry adalah orang yang berhasil menyelesaikan segala sesuatu. Ia menandai tiga motivasi utama, yaitu: penggabungan, kekuatan, dan prestasi.
Trorndike dalam buku Hamzah B. Uno (2008:11) mengemukakan bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa fikiran, perasaan, atau gerakan) dan respons (yang juga bisa berupa fikiran, perasaan, atau gerakan). Jelasnya perubahan tingkah laku dapat berwujud sesuatu yang konkret (dapat diamati), atau yang non konkret (tidak bisa diamati). Belajar umumnya diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku seseorang setelah mempelajari suatu objek (pengetahuan, sikap, atau keterampilan) tertentu. Good dan Brophy, mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses atau interaksi yang dilakukan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang baru dalam bentuk perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman itu sendiri.
Jadi kesimpulannya belajar adalah pemerolehan pengalaman baru oleh seseorang dalam bentuk perubahan perilaku yang relative menetap, sebagai akibat adanya proses dalam bentuk interaksi
(30)
belajar terhadap suatu objek (pengetahuan), atau melalui suatu penguatan dalam bentuk pengalaman terhadap suatu objek yang ada dalam lingkungan belajar.
Driscoll dalam Hamzah B. Uno (2008:19) menyatakan ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam belajar, yaitu (1) belajar adalah suatu perubahan yang menetap dalam kinerja seseorang, dan (2) hasil belajar yang muncul dalam diri siswa merupakan akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan lingkungan. Pernyataan ini dapat diartikan, apabila siswa belajar maka hasil belajar dapat dilihat dari kemampuan melakukan suatu kegiatan barru yang bersifat menetap daripada yang dilakukan sebelumnya sebagai akibat atau hasil interaksi siswa dengan lingkunagan . Gagne dalam Hamzah B. Uno (2008:16) mengistilahkan perubahan perilaku akibat kegaiatan belajar mengajar dengan kapabilitas. Disini kapabilitas diartikan berdasarkan atas adanya perubahan kemampuan seseorang sebagai akibat belajar yang berlangsung selama masa waktu tertentu. Perubahan tersebut dapat berupa peningkatan kapabilitas (kemampuan tertentu dalam berbagai jenis kinerja, sikap minat, atau nilai.
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan,dikerjakan dan sebagainya)
Menurut W.js purwadarminto (1991 : 787) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pasa waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan. Jadi prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.
(31)
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi :
A. faktor internal . faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam siswa. Faktor ini dapat dibagi dalam beberapa bagian yaitu :
- faktor intelegensi dalam arti sempit adalah kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah yang didalamnya berfikir perasaan. Intelegensi ini memegang peranan yang sangat penting bagi prestasi belajar siswa. Karena tingginya peranan intelegensi dalam mencapai prestasi belajar maka guru harus memberikan perhatian yang sangat besar terhadap bidang studi yang banyak membutuhkan berfikir rasiologi untuk mata pelajaran matematika.
– faktor minat adalah kecenderungan yang mantap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu. Siswa yang kurang berminat dalam pelajaran tertentu akan menghambat dalam belajar.
– faktor keadaan fisik dan psikis. Keadaan fisik menunjukkan pad tahap pertumbuhan, kesehatan jasmani, keadaan alat-alat indera dan lain sebagainya. Keadaan psikis menujuk pada keadaan stabilitas atau labilitas mental siswa, karena fisik dan psikis yang sehat sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan belajar mengajar dan sebaliknya.
B. Faktor eksternal adalah faktor dari luat diri siswa yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor eksternal dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
- Faktor guru, guru sebagai tenaga berpendidikan memiliki tugas menyelenggarrakan kegiatan belajar mengajar, membimbing, melatih, mengolah, meneliti dan mengembangkan serta memberikan penalaran tekhnik karena itu setiap guru harus
(32)
memiliki wewenang dan kemampuan profesional, kepribadian dan kemasyarakatan. Guru juga menunjukkan flexibilitas yang tinggi yaitu pendekatan deduktif dan gaya memimpin kelas yang diberi pelajaran, sehingga dapat menunjang tingkat prestasi siswa semaksimal mungkin.
- Faktor lingkungan keluarga, lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan hasil kerja, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting, karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah, keluarga kurang mendukung situasi belajar. Seperti kericuhan keluarga, kurang perhatian orang tua, kurang perlengkapan belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya belajar.
- Faktor sumber-sumber belajar, salah satu faktor yang menunjang keberhasilan dalam proses belajar adalah tersedianya sumber belajar yang memadai. Sumber belajar itu dapat berupa media atau alat bantu belajar serta bahan baku penunjang. Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalan melakukan perbuatan belajar. Maka pelajaran akan lebih menarik, menjadi konkret, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga serta hasil yang lebih bermakna. (http//andimarr-pananrangi.blogspot/2014/sosiologi-20/html)
Sedangkan dipihak lain Soemanto dalam Sahputra (2009:27) menyatakan faktor yang mempengaruhi prestasi dan tingkah laku individu adalah:
a. Konsep diri
Pikiran atau persepsi individu tentang dirinya sendiri, merupakan faktor yang penting mempengaruhi prestasi dan tingkah laku individu.
(33)
Dimana individu merasa melihat hubungan antara tingkah laku dan akibatnya, apakah dapat menerima tanggung jawab atau tidak atas tindakannya. Locus of control mempunyai dua dimensi, yakni dimensi eksternal dan dimensi internal. Dimensi eksternal akan menganggap bahwa tanggung jawab segala perbuatan berada di luar diri pelaku. Sedangkan dimensi internal melihat bahwa tanggung jawab sebagai perbuatan berada pada diri si pelaku. Individu yang memiliki locus of control eksternal memiliki kegelisahan, kecurigaan, dan rasa permusuhan. Sedangkan individu yang memiliki locus of control internal suka bekerja sendiri dan efektif. c. Kecemasan yang dialami
Kecemasan merupakan gambaran emosional yang dikaitkan dengan ketakutan. Dimana dalam proses belajar mengajar, individu memiliki derajat dan jenis kegelisahan yang berbeda.
d. Motivasi belajar
Jika motivasi individu untuk berhasil lebih kuat daripada motivasi untuk tidak gagal, maka individu akan segera merinci kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Sebaliknya, jika motivasi individu untuk tidak gagal lebih kuat, individu akan mencari soal yang lebih mudah atau lebih sukar. Setiap individu yang telah terpenuhi kebutuhan pokoknya pastilah sedikit banyak memiliki keinginan berprestasi. Namun yang membedakan antara individu yang memiliki keinginan berprestasi tinggi dan rendah adalah keinginan dirinnya untuk dapat menyelesaikan sesuatu dengan baik (Rola, 2006:15).
Sobur dalam Sahputra (2009:12) menyatakan bahwa ciri individu yang memiliki keinginan berprestasi tinggi adalah, berprestasi dihubungkan dengan seperangkat standar. Seperangkat standar tersebut dihubungkan dengan prestasi orang lain, prestasi diri sendiri yang lampau, serta tugas yang harus dilakukan. Memiliki tanggung jawab pribadi terhadap kegiatan-kegiatan yang
(34)
dilakukan. Adanya kebutuhan untuk mendapatkan umpan balik atas pekerjaan yang dilakukan sehingga dapat diketahui dengan cepat hasil yang diperoleh dari kegiatannya, lebih baik atau lebih buruk. Menghindari tugas-tugas yang sulit atau terlalu mudah, akan tetapi memilih tugas yang tingkat kesulitannya sedang. Inovatif, yaitu dalam melakukan proses pekerjaan dilakukan dengan cara yang berbeda, efisien dan lebih baik dari yang sebelumnya. Hal ini dilakukan agar individu mendapatkan cara yang lebih baik dan menguntungkan dalam pencapaian tujuan. Tidak menyukai keberhasilan yang bersifat kebetulan atau karena tindakan orang lain, dan ingin merasakan kesuksesan atau kegagalan disebabkan oleh tindakan individu itu sendiri.
Dengan demikian, individu yang memiliki keinginan untuk berprestasi tinggi adalah individu yang memiliki standar berprestasi, memiliki tanggung jawab pribadi atas apa yang dilakukannya, individu lebih suka bekerja pada situasi dimana dirinya mendapat umpan balik sehingga dapat diketahui seberapa baik tugas yang telah dilakukannya, individu tidak menyukai keberhasilan yang bersifat kebetulan atau karena tindakan orang lain, individu lebih suka bekerja pada tugas yang tingkat kesulitannya menengah dan realistis dalam pencapaian tujuannya, individu bersifat inovatif dimana dalam melakukan tugas selalu dengan cara yang berbeda, efisien, dan lebih baik dari yang sebelumnya. Dengan demikian, individu merasa lebih dapat menerima kegagalannya atas apa yang dilakukannya. (Henslin, James M. 2007:45)
(35)
3. Siswa
Peserta didik atau siswa merupakan sebutan untuk anak didik pada jenjang pendidikan dasar dan juga menengah.Siswa merupakan satu-satunya subjek yang menerima apa saja yang diberikan oleh guru saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Siswa digambarakan sebagai sosok yang membutuhkan bantuan orang lain untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Selain memperoleh ilmu pengetahuan siswa juga mengalami perkembangan serta pertumbuhan dari kegitan pendidikan tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa merupakan salah satu anggota masyarakat yang memiliki potensi serta usaha untuk mengembangkan dirinya.
Peserta didik yang pada ummnya merupakan inidividu yang memilki potensi yang dirasa perlu dikembangkan melalui pendidikan baik fisik maupun psikis dari lingkungan keluarga maupun lingkunagn masyarakat dimanapun ia berada.Seorang peserta didik akan diajarkan bagaimana cara bersikap yang baik serta etika yang sopan untuk berinteraksi pada masyarakat lainnya. Tentu saja hal tersebut tidak dapat melupakan peran pendidik sebagai sumber ilmu dan salah satu unsur terpenting dari pendidikan.Seorang pendidik harus memahami dengan betul karakter yang ada pada peserta didiknya. Pendidik juga harus mengerti bagaimana cara mengasah potensi yang ada pada peserta didiknya.
Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional: Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Abu achmadi, salah satu pemerhati pendidikan ia mengungkapkan bahwa peserta didik atau siswa merupakan individu yang belum bisa dikatakan dewasa. Ia memerlukan usaha, bantuan, serta bimbingan dari seseorang untuk mencapai tingkat kedewasaannya. Ia juga mengungkapkan
(36)
bahwa peserta didik juga membutuhkan bimbingan untuk menjadi pribadi yang lebih baik di dean TUHan serta di depan negara sebagai warga negara yang baik. Dengan demikian siswa atau peserta didik dapat dikatakan orang yang mempunyai fitrah atau potensi dasar yang ada dalam dirinya berupa fisik maupun psikis yang perlu dikembangakan melalui pendidikan.
UU RI No. 20 th 2003 telah mencantumkan bahwa peserta didik memilki kewajiban sebagi berikut :
a.Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan.
b.Ikut menanggung biaya pendidikan kecuali bagi yang dibebaskan dari kewajiban tersebut. (http://idtesis.com/pengertian-siswa-menurut-para-ahli/)
(37)
4. Miskin
Definisi tentang kemiskinan telah mengalami perluasan, seiring dengan semakin kompleksnya faktor penyebab, indikator maupun permasalahan lain yang melingkupinya. Kemiskinan tidak lagi hanya dianggap sebagai dimensi ekonomimelainkan telah meluas hingga kedimensi sosial, kesehatan, pendidikan dan politik. Menurut Badan Pusat Statistik, kemiskinan adalah ketidakmampuan memenuhistandar minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makan maupun nonmakan. Membandingkan tingkat konsumsi penduduk dengan garis kemiskinan atau jumlah rupiah untuk konsumsi orang perbulan.
Definisi menurut UNDP dalam Cahyat (2004:18), adalah ketidakmampuan untuk memperluas pilihan-pilihan hidup,antara lain dengan memasukkan penilaian tidak adanya partisipasi dalampengambilan kebijakan publik sebagai salah satu indikator kemiskinan. Pada dasarnya definisi kemiskinan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu:
a) Kemiskinan absolut
Kemiskinan yang dikaitkan dengan perkiraan tingkat pendapatan dan kebutuhanyang hanya dibatasi pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar minimum yangmemungkinkan seseorang untuk hidup secara layak. Dengan demikian kemiskinandiukur dengan membandingkan tingkat pendapatan orang dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memperoleh kebutuhan dasarnya yaknimakanan, pakaian dan perumahan agar dapat menjamin kelangsungan hidupnya.
(38)
b) Kemiskinan relatif
Kemiskinan dilihat dari aspek ketimpangan sosial, karena ada orang yang sudahdapat memenuhi kebutuhan dasar minimumnya tetapi masih jauh lebih rendahdibanding masyarakat sekitarnya (lingkungannya). Semakin besar ketimpanganantara tingkat penghidupan golongan atas dan golongan bawah maka akan semakinbesar pula jumlah penduduk yang dapat dikategorikan miskin, sehinggakemiskinan relatif erat hubungannya dengan masalah distribusi pendapatan. Menurut Todaro (1997:22) menyatakan bahwa variasi kemiskinan dinegara
berkembang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) perbedaan geografis,jumlah penduduk dan tingkat pendapatan, (2) perbedaan sejarah, sebagian dijajaholeh Negara yang berlainan, (3) perbedaan kekayaan sumber daya alam dankualitas sumber daya manusianya, (4) perbedaan peranan sektor swasta dannegara, (5) perbedaan struktur industri, (6) perbedaan derajat ketergantungan padakekuatan ekonomi dan politik negara lain dan (7) perbedaan pembagiankekuasaan, struktur politik dan kelembagaan dalam negeri.
Sedangkan menurut Jhingan (2000:14), mengemukaan tiga ciri utama Negara berkembang yang menjadi penyebab dan sekaligus akibat yang saling terkait padakemiskinan. Pertama, prasarana dan sarana pendidikan yang tidak memadai sehinggamenyebabkan tingginya jumlah penduduk buta huruf dan tidak memiliki ketrampilan ataupun keahlian. Ciri kedua, sarana kesehatan dan pola konsumsi buruk sehingga hanya sebahagian kecil penduduk yang bisa menjadi tenaga kerja produktif dan yang ketiga adalah penduduk terkonsentrasi di sektor pertanian dan pertambangan dengan metode produksi yang telah usang dan ketinggalam zaman.
Untuk mengukur kemiskinan, Indonesia melalui BPS menggunakan pendekatan kebutuhan dasar
(39)
Index), yakni jumlah dan persentase penduduk miskin yang berada di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan ditetapkan pada tingkat yang selalu konstan secara riil sehingga kita dapat mengurangi angka kemiskinan dengan menelusuri kemajuan yang diperoleh dalam mengentaskan kemiskinan di sepanjang waktu. Salah satu cara mengukur kemiskinan yang diterapkan di Indonesia yakni mengukur derajat ketimpangan pendapatan diantara masyarakat miskin, seperti koefisien Gini antar masyarakat miskin (GP) atau koefisien variasi pendapatan (CV) antar masyarakat miskin (CVP). Koefisien Gini atau CV antar masyarakat miskin tersebut penting diketahui karena dampak guncangan perekonomian pada kemiskinan dapat sangat berbeda tergantung pada tingkat dan distribusi sumber daya diantara masyarkat miskin.
Aksioma-aksioma atau prinsip-prinsip untuk mengukur kemiskinan, yakni: anonimitas, independensi, maksudnya ukuran cakupan kemiskinan tidak boleh tergantung pada siapa yang miskin atau pada apakah negara tersebut mempunyai jumlah penduduk yang banyak atau sedikit. Prinsip monotenisitas, yakni bahwa jika kita memberi sejumlah uang kepada seseorang yang berada dibawah garis kemiskinan, jika diasumsikan semua pendapatan yang lain tetap maka kemiskinan yang terjadi tidak mungkin lebih tinggi dari pada sebelumnya. Prinsip sensitivitas distribusional menyatakan bahwa dengan semua hal lain konstan, jika anda mentransfer pendapatan dari orang miskin ke orang kaya, maka akibatnya perekonomian akan menjadi lebih miskin.
Dua indeks kemiskinan yang sangat sering digunakan karena memenuhi empat kriteria tersebut adalah Indeks Send dan Indeks Foster-Greer-Thorbecke (FGT) (Palpa). UNDP selain mengukur kemiskinan dengan parameter pendapatan pada tahun 1997 memperkenalkan apa yang disebut Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) (Human Poverty Indeks-HPI) atau biasa juga disebut Indeks Pembangunan Manuisia (Human Development Indeks-HDI), yakni bahwa kemiskinan harus
(40)
diukur dalam satuan hilangnya tiga hal utama (theree key deprivations), yaitu kehidupan, pendidikan dan ketetapan ekonomi.
Indikator Kemiskinan
Meskipun fenomena kemiskinan itu merupakan sesuatu yang kompleks dalam arti tidak hanya berkaitan dengan dimensi ekonomi, tetapi juga dimensi-dimensi lain di luar ekonomi, namun selama ini kemiskinan lebih sering dikonsepsikan dalam konteks ketidakcukupan pendapatan dan harta (lack of income and assets) untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan kesehatan, yang semuanya berada dalam lingkungan dimensi ekonomi (Nanga, 2006:28). Pengukuran tingkat kemiskinan di Indonesia pertama kali secara resmi dipublikasikan BPS pada tahun 1984 yang mencakup data kemiskinan periode 1976-1981. Semenjak itu setiap tiga tahun sekali BPS menghitung jumlah dan persentase penduduk miskin, yaitu pada saat modul konsumsi tersedia. Penduduk miskin adalah penduduk yang berada di bawah suatu batas, yang disebut batas miskin atau garis kemiskinan.
Berdasarkan hasil Widyakarya Pangan dan Gizi 1978, seseorang dapat dikatakan hidup sehat apabila telah dapat memenuhi kebutuhan energinya minimal sebesar 2100 kalori perhari. Mengacu pada ukuran tersebut, maka batas miskin untuk makanan adalah nilai rupiah yang harus dikeluarkan seseorang dalam sebulan agar dapat memenuhi kebutuhan energinya sebesar 2100 kalori perhari.
Agar seseorang dapat hidup layak, pemenuhan akan kebutuhan makanan saja tidak akan cukup, oleh karena itu perlu pula dipenuhi kebutuhan dasar bukan makanan, seperti perumahan, pendidikan, kesehatan, pakaian, serta aneka barang dan jasa lainnya. Ringkasnya, garis
(41)
kemiskinan terdiri atas dua komponen, yaitu garis kemiskinan makanan dan bukan makanan (BPS, 2007:14).
Analisis faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan atau determinan kemiskinan pernah dilakukan oleh Ikhsan (1999:20). Ikhsan, membagi faktor-faktor determinan kemiskinan menjadi empat kelompok, yaitu modal sumber daya manusia (human capital), modal fisik produktif
(physical productive capital), status pekerjaan, dan karakteristik desa. Modal SDM dalam suatu
rumah tangga merupakan faktor yang akan mempangaruhi kemampuan suatu rumah tangga untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan.
Dalam hal ini, indikator yang sering digunakan adalah jumlah tahun bersekolah anggota keluarga,pendidikan kepala keluarga, dan jumlah anggota keluarga. Secara umum semakin tinggi pendidikan anggota keluarga maka akan semakin tinggi kemungkinan keluarga tersebut bekerja di sektor formal dengan pendapatan yang lebih tinggi.
(42)
D. Pengaruh Program Bina lingkungan Terhadap Prestasi Siswa-Siwi Miskin
Pendidikan adalah hal yang sangat vital saat ini. Semua orang ingin menjadi manusia yang terdidik yang kelak nanti bisa memberikan tuntunan kehidupn yang lebih baik. Namun sayangnya tidak semua orang bisa mengenyam pendidikan, sebagaimana dalam amanat Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang dapat survive di dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup. Namun begitu pun sebaliknya, bangsa yang tidak cerdas akan terlantar dan hanya akan mengunggu “ajalnya” tiba.
Kegagalan pemerintah dalam membangun pendidikan adalah cerita klasik, yang telah di dengungkan berulang kali oleh mahasiswa, pendidik maupun pengamat pendidikan. Anggaran pendidikan yang minim dibandinggakan dengan negara lain tentunya jauh untuk melahirkan manusia terdidik seperti diiinginkan. Iihat saja Malaysia, Negara yan baru berkembang tersebut berani mengganggarkan pendidikan mencapai 36 persen, bahkan tertinggi dibandingkan sektor lainnya. Bagaimana dengan di Negara kita? Anggaram kecil namun acapkali digerogoti oleh oknum-oknum tertentu. Sangat miris!
Rasanya pemerintah juga tidak kekurangan akal, untuk mensiasati semuanya itu. Ya, meraka kan orang terdidik, maka dengan mudah menuyusun regulasi yang masuk akal di hadapan rakyat Indonesia. Meskipun anggaran pendidikan tergolong kecil, tentu dengan mengunggulkan program beasiswa tepat sasaran bagi pelajar maupun mahasiswa, yang tergolong miskin/tidak mampu, maupun berprestasi. Ini tentunya menjadi hawa sejuk dan sekaligus berita baik bagi
(43)
para orang tua untuk mengatasi mahalnya pendidikan saat ini. Mengharapkan beasiswa yang tidak seberapa, dibandingkan lonjakan biaya pendidikan yang begitu besar.
Selain itu, untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu perguruan tinggi. Pemerintah telah menentukan bantuan beasiswa bagi para calon mahasiswa tergolong miskin. Sesuai dengan peraturan Pemerintah nomor 66 Tahun 2010 tentang pengelola dan Penyelenggaraan pendidikan,semua perguruan tinggi wajib menampung 20 persen mahasiswa miskin yang mempunyai kompetensi akademik yang memadai.
Bahkan Menteri Pedidikan Nasional mengatakan bahwa kebijakan tersebut berdasarkan fakta di lapangan terkait dengan jumlah siswa dari keluarga menengah bawah yang menuntut ilmu di sekolah. Pada tahun 2003 jumlah siswa-siswi miskin di seluruh Indonesia hanya 0,98 persen,sedangkan tahun 2008 sebesar 3 persen dan tahun 2009 meningkat menjadi 6 persen. Dalam rangka membangun pendidikan yang memiliki mutu baik, pemerintah kini telah berupaya untuk membantu anak bangsa agar dapat menuntaskan program Wajib Belajar 12 Tahun dengan cara merealokasikan sebagian besar anggarannya pada program pendidikan. Salah satu program di bidang pendidikan adalah Program Bina Lingkungan yang menyediakan bantuan bagi sekolah dengan tujuan membebaskan biaya pendidikan bagi siswa yang tidak mampu dan meringankan beban bagi siswa yang lain dalam rangka mendukung pencapaian Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Dua Belas Tahun. Melalui program ini, pemerintah pusat memberikan dana kepada sekolah-sekolah setingkat SMP dan SMA untuk membantu mengurangi beban biaya pendidikan yang harus ditanggung oleh orangtua siswa. Program Bina Lingkungan diberikan kepada sekolah untuk dikelola sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah pusat. Besarnya dana untuk tiap sekolah ditetapkan berdasarkan jumlah murid.
(44)
E. Kerangka Pikir
Masyarakat indonesia banyak yang tidak memiliki biaya lebih untuk memperoleh pendidikan yang notabene pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan, oleh karena itu pemerintah mencanangkan program yang tujuannya untuk membantu siswa-siswi miskin. Salah satu wujud keseriusan Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia,yaitu dengan mencangkan program pendidikan.
Salah satu program pendidikan yang menjadi andalan adalan program bina lingkungan. Program bina lingkungan menawarkan pendidikan gratis dari tingkat SMP sampai dengan tingkat Perguruan tinggi. Pada prinsipnya program bina lingkungan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi sekolah pada masyarakat, mengurangi angka putus sekolah, serta menhilangkan diskriminatif yang sering sekali terjadi sehingga anak-anak yang tidak mampu dapat memperoleh pendidikan yang layak.
Dalam pelaksanaannya,program ini melibatkan unsur yang terdapat di daerah,mulai dari unsur pemerintah serta segenap lapisan masyarakat yang menjadi sasaran program ini. Menarik untuk dicermati tentang implementasi program bina lingkungan pada siswa-siswi miskin di SMP Negeri 22 Bandar lampung. Program bina lingkungan sendiri baru berjalan 2 tahun dan ada pengaruh bagi siswa-siswi miskin seperti dapat mengenyam pendidikan secara gratis, mendapatkan fasislitas sekolah dalam bentuk seragam,sepatu,tas dan buku. Dari fasilitas yang diberikan oleh pemerintah tentu akan berdampak pada prestasi siswa-siswi miskin tersebut, maka
(45)
dari itu saya akan meneliti lebih mendalam tentang pengaruh program bina lingkungan terhadap prestasi siswa-siswi miskin di SMP Negeri 22 Bandar Lampung.
Skema Kerangka Pikir
X : Program Bina Lingkungan Y: Prestasi Siswa dan Siswi Miskin (Prestasi akademik dan non akademik)
(46)
E.Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan (Sugiyono 2009:25).
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan, yaitu :
Ho : Tidak ada pengaruh program bina lingkungan terhadap prestasi siswa dan siswi miskin di
SMP Negeri 22 Bandar Lampung
Ha : Ada Pengaruh program bina lingkungan terhadap prestasi siswa dan siswi miskin di SMP
(47)
III. METODE PENELITIAN
A.Tipe Penelitian
Setiap melakukan penelitian ilmiah perli ditetapkan metode. Suatu metode penelitian akan memberikan arah dan cara untuk memecahkan suatu permasalahan penelitian sehingga tujuan dapat tercapai.Penentuan metode penelitian sangatlah penting karena dapat membantu mengarahkan peneliti dalam mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data penelitian.
Penelitian ini merupakan tipe penelitian kuantitatif eksplanatoris (explanatory/confirmatory
research), karena penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan pengaruh dan hubungan kausal
antara variabel-variabel dengan melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.
B. Definisi Konseptual
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu variabel bebas (x), dan variabel tergantung (y). Variabel bebas (x) adalah program bina lingkungan, dan variabel tergantung (y) adalah prestasi siswa-siswi miskin. Pada dasarnya variabel x selalu mempengaruhi variabel y, dalam penelitian ini dapat ditarik batasan bahwa : Program Bina lingkungan (x) selalu mempengaruhi Prestasi siswa-siswi miskin (y). Definisi konseptual dalam penelitian ini adalah :
(48)
Program Bina Lingkungan(x), merupakan Program yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam hal bantuan terhadap masyarakat kurang mampu yang ada disekitar sekolah negeri agar anak-anak usia sekolah dapat mengenyam pendidikan secara maksimal dan tentunya untuk menunjang prestasi siswa-siswi kurang mampu.
Prestasi siswa-siswi miskin (y),dalam hal ini prestasi menurut program bina lingkungan ada 2 yaitu akademik dan non akademik :
- Prestasi akademik dapat dicontohkan seperti nilai raport yang baik, sikap dan prilaku siswa-siswi dikelas maupun disekolah dalam jangka waktu selama masih belajar disekolah tersebut. - Prestasi non akademik dapat dicontohkan siswa-siswi mengikuti kegiatan diluar aktivitas belajar disekolah seperti kejuaraan/olimpiade baik antar sekolah, tingkat kota/provinsi bahkan sampai tingkat nasional. Dalam hal ini kejuaran tersebut bisa dibidang olahraga maupun mata pelajaran.
(49)
C.Definisi Operasional Definisi Operasional Variabel
Variabel Sub Variabel Indikator Skor Ukur
Program Bina Lingkungan (X)
1. Biaya sekolah Biaya Spp
Biaya laboratorium
Biaya
ekstrakulikuler
2-1
2. Fasilitas yang diberikan sekolah Seragam Buku Tas Sepatu 2-1 3. Proses Pembelajaran
Perlakuan saat pembelajaran
2-1
Variabel Indikator Skor Ukur
Prestasi siswa-siswi miskin
1. Tingkat prestasi siswa-siswi miskin dibidang akademik atau intrakulikuler
2. Tingkat prestasi siswa-siswi miskin dibidang non akademik atau ekstrakulikuler
2-1
(50)
Dengan melihat definisi oprasional diatas, maka didapatkan indikator sebagai berikut: Indikator program bina lingkungan (x) :
1. Biaya sekolah
2. Fasilitas yang diberikan sekolah 3. Proses pembelajaran
Indikator Prestasi siswa-siswi miskin (y)
1. Tingkat prestasi siswa-siswi miskin dibidang akademik atau intrakulikuler 2. Tingkat prestasi siswa-siswi miskin dibidang non akademik atau ekstrakulikuler
D. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 22 Bandar lampung, alasan pemilihan lokasi adalah untuk menghemat dana, waktu, dan tenaga. Selain itu dapat dipastikan bahwa dilokasi tersebut terdapat program bina lingkungan sehingga dapat lebih mudah untuk mengamati dan meneliti terkait dengan prestasi siswa-siswi miskin.
E. Populasi dan Sampel
Populasi
Sugiyono (1997 : 57) berpendapat bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
(51)
Dari penelitian ini yang dijadikan populasi adalah siswa-siswi SMP Negeri 22 Bandar Lampung yang termasuk dalam Program bina lingkungan, yang berusia antara 12-15 tahun dari kelas 8 dan 9 tahun ajaran 2013/2014. Jumlah seluruh populasi siswa dan siswi miskin yang mengikuti program bina lingkungan sebanyak 300, dengan rincian : 150 laki-laki, dan 150 perempuan. Sampel
Menurut Sugiyono (2008:116) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut Arikunto (2008:116) Penentuan pengambilan Sample sebagai berikut : Apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-55% atau lebih tergantung sedikit banyaknya dari:
Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana, sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana.besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk peneliti yang resikonya besar, tentu saja jika samplenya besar hasilnya akan lebih baik.
(52)
Penelitian ini menekankan pada siswa-siswi miskin kelas 8 dan 9 tahun ajaran 2013/2014 Dalam penelitian ini jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: N
n=
N (d)2+1 Keterangan :
n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi
d = Taraf nyata atau derajat penyimpanan (0,1)
Pengambilan kesalahan yang ditolerir seperti : 2%, 5%, 10%
Pada penelitian ini peneliti menggunakan rumus slovin, batas kesalahan yang ditolerir sebesar 10%. Alasan peneliti menggunakan rumus slovin adalah karena didalam penelitian ini populasi yang diambil oleh peneliti adalah <1000 orang.
300 n =
300 (0,1)2+1 n= 79,6 dibulatkan menjadi 80
(53)
F. Teknik Penarikan Sampel
Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak. Berdasarkan hasil dari perhitungan rumus diatas maka jumlah sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah berjumlah 80 orang, yang terdiri dari 40 siswa laki-laki dan 40 siswi perempuan. Objek pengambilan sampel hanya diperuntukan pada siswa-siswi miskin kelas 2 dan 3 tahun ajaran 2014/2015. yang termasuk dalam program bina lingkungan di SMP Negeri 22 Bandar Lampung.
G. Teknik Pengumpulan Data
Metode/teknik pengumpulan data adalah teknik/cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data merupakan langkah utama dalam proses penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Data adalah sebuah hasil yang diperoleh dari penelitian. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode :
1. Metode angket/kuisioner
Kuesioner merupakan alat dalam teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawab. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diharapkan dari responden. adapun pengolahan angket akan peneliti lakukan dengan memberikan skor/ nilai pada tiap-tiap item dari angket yang telah responden isi (Iskadar, 2008:77).
(54)
Alternatif pilihan jawaban dari setiap pertanyaan biasanya memuat point (1=YA ) dan (2=TIDAK) Setiap alternatif jawaban, memiliki point-point yang nantinya akan memberikan skor akhir terhadap penelitian.
2. Observasi
Pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenao fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan dan pencatatan langsung tentang objek yang akan menjadi topik kajian penelitian. Teknik observasi dimaksudkan untu mengungkapkan fenomena yang tidak diperoleh dari angket/kuesioner.
3. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan pengumpulan data dan informasi dari berbagai sumber baik dari buku-buku dan media elektronik seperti internet. Penggunaan studi kepustakaan sebagai teknik pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan untuk mencari dan menghimpun informasi/data yang bersifat kepustakaan. (Zed, 2004)
(55)
H. Teknik Pengolahan Data a. Tahap Editing
Pada tahap ini data yang telah terkumpul melalui daftar pertanyaan (kuesioner)ataupun pada wawancara perlu dibaca kembali apabila untuk melihat apakah ada hal-hal yang masih meragukan dari jawaban responden.jadi editing bertujuan untuk memperbaiki kualitas data dan menghilangkan keraguan data
b. Tahap Koding
Setelah tahap editing selesae, maka data-data yang berupa jawaban-jawaban responden perlu diberi kode untuk memudahkan dalam menganalisis data. Hal ini sangat penting, apalagi jika proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer. Pemberian kode pada data dilakukan dengan melihat jawaban dari jenis pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.
c. Tahap Tabulating
Tabulasi data merupakan proses pengolahan data yang dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam tabel atau dapat dikatakan bahwa tabulasi data adalah penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan dalam pengamatan dan evaluasi. Hasil tabulasi data ini dapat menjadi gambaran tentang hasil penelitian, karena data-data yang diperoleh dari lapangan sudah tersusun dan terangkum dalam tabel-tabel yang mudah dipahami maknanya. Selanjutnya peneliti bertugas untuk memberi penjelasan dan keterangan dengan menggunakan kalimat atas data-data yang telah diperoleh.
(56)
d. Tahap interpretasi
Setelah data yang terkumpul dianalisis dengan teknik statistik hasilnya harus diinterpretasikan atau ditafsirkan agar kesimpulan-kesimpulan penting mudah ditangkap pembaca. Interpretasi merupakan penjelasan terperinci tentang arti sebenernya dari materi yang dipaparkan, selain itu juga dapat memberikan arti yang lebih luas dari penemuan penelitian.
I. Teknik Analisis Dan Alat Ukur
Menurut Platto (1975:268), analisis data adalah proses mengatur data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Platto membedakannya dengan berbagai penafsiran, diantaranya memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian. Selain itu Bodgan dan Taylor mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data, dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan tema pada hipotesis itu. Dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah sebuah proses pengorganisasian dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Analisis data memiliki peran untuk mengatur serta mengurutkan data, mengelompokan, memberi kode , dan mengkategorikannya, yang bertujuan untuk menemukan tema dan hipotesis kerja.
(57)
Dalam penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana ; dikarenakan ada 1 variabel X (Program Bina Lingkungan) dan 1 variabel y ( Prestasi siswa-siswi miskin), selanjutnya analisis data diolah menggunakan SPSS.17. Metode itu yang kemudian akan penulis terapkan dalam penelitian ini untuk mengungkap dan menganalisa data yang berkaitan dengan Pengaruh program lingkungan terhadap prestasi siswa-siswi miskin di SMP Negeri 22 Bandar Lampung.
Uji Instrumen 1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu penelitian yakni, menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Apabila semua komponen yang diukur valid, maka hasil pengukuran dengan masing-masing komponen akan berkorelasi satu sama lain. Cara yang digunakan untuk mengukur validitas kuesioner penelitian ini dengan menggunakan validitas konstruksi (contruct validity).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indikator tingkat keandalan atau kepercayaan terhadap suatu hasil pengukuran (Morissan, 2012). Reliabilitas merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Suatu penelitian disebut reliable atau memiliki keandalan konsistensi memberikan jawaban yang sama.
(58)
Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode cronbach alpha. Metode alpha merupakan suatu metode untuk mencari reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran (Abdi, 2009).
(59)
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani.2007. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan, Bumi Aksara
Henslin, James M. 2007. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi, jilid 1, edisi 6.Jakarta: Penerbit Erlangga.
Nasution, S. Prof, Dr. 2008. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Said gatara, A.A, dan Dzulkiah Said, Moh. 2007. Sosiologi Politik, Konsep dan Dinamika Perkembangan Kajian. Bandung: CV Pustaka Setia.
Soekanto, Soerjono. 2003. Soosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Sumber Internet :
(http://www.leimena.org/id/page/v/750/kenali-hak-dan-tanggung-jawab-anda-hak-untuk-mendapat-pendidikan-4) di akses pada tanggal 1 desember 2014 pukul 01.00 WIB
(http.kemendikbud/pendidkan.dasar.2000.co.id) di akses pada tanggal 20 desember 2014 pukul 21.00 WIB
(http://www.ciputranews.com/kesra/program-pendidikan-bina-lingkungan-di-bandarlampung-dilanjutkan) di akses pada tanggal 22 desember 2014 pukul 20.00 WIB
(http://idtesis.com/pengertian-siswa-menurut-para-ahli/) di akses pada tanggal 28 desember 2014 pukul 03.00 WIB
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32302/4/Chapter%20II.pdf) di akses pada tanggal 2 januari 2015 pukul 15.30 WIB
( http://rachmatul4212.wordpress.com/2013/teknik-pengumpulan-data-dalam-penelitian-kuantitatif-dan-kualitatif) di akses pada tanggal 2 januari 2015 pukul 21.00 WIB
(http://widisudharta.weebly.com/metode-penelitian-skripsi.html) di akses pada tanggal 3 januari 2015 pukul 20.00 WIB
(60)
Sumber lain :
Tribun Lampung, 1 oktober 2014 LampungPost, 15 November 2014
Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 49 tahun 2013 tentang Pedoman pelaksanaan penerimaan peserta didik baru pada jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah
menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kota Bandar Lampung
Monalia, Sakwati. 2015 Pengaruh partisipasi masyarakat terhadap keberhasilan rural infrastrucrure support to program nasional pemberdayaan masyarakat
(61)
(1)
43
d. Tahap interpretasi
Setelah data yang terkumpul dianalisis dengan teknik statistik hasilnya harus diinterpretasikan atau ditafsirkan agar kesimpulan-kesimpulan penting mudah ditangkap pembaca. Interpretasi merupakan penjelasan terperinci tentang arti sebenernya dari materi yang dipaparkan, selain itu juga dapat memberikan arti yang lebih luas dari penemuan penelitian.
I. Teknik Analisis Dan Alat Ukur
Menurut Platto (1975:268), analisis data adalah proses mengatur data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Platto membedakannya dengan berbagai penafsiran, diantaranya memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian. Selain itu Bodgan dan Taylor mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data, dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan tema pada hipotesis itu. Dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah sebuah proses pengorganisasian dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Analisis data memiliki peran untuk mengatur serta mengurutkan data, mengelompokan, memberi kode , dan mengkategorikannya, yang bertujuan untuk menemukan tema dan hipotesis kerja.
(2)
Dalam penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana ; dikarenakan ada 1 variabel X (Program Bina Lingkungan) dan 1 variabel y ( Prestasi siswa-siswi miskin), selanjutnya analisis data diolah menggunakan SPSS.17. Metode itu yang kemudian akan penulis terapkan dalam penelitian ini untuk mengungkap dan menganalisa data yang berkaitan dengan Pengaruh program lingkungan terhadap prestasi siswa-siswi miskin di SMP Negeri 22 Bandar Lampung.
Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu penelitian yakni, menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Apabila semua komponen yang diukur valid, maka hasil pengukuran dengan masing-masing komponen akan berkorelasi satu sama lain. Cara yang digunakan untuk mengukur validitas kuesioner penelitian ini dengan menggunakan validitas konstruksi (contruct validity).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indikator tingkat keandalan atau kepercayaan terhadap suatu hasil pengukuran (Morissan, 2012). Reliabilitas merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Suatu penelitian disebut reliable atau memiliki keandalan konsistensi memberikan jawaban yang sama.
(3)
45
Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode cronbach alpha. Metode alpha merupakan suatu metode untuk mencari reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran (Abdi, 2009).
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani.2007. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan, Bumi Aksara
Henslin, James M. 2007. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi, jilid 1, edisi 6.Jakarta: Penerbit Erlangga.
Nasution, S. Prof, Dr. 2008. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Said gatara, A.A, dan Dzulkiah Said, Moh. 2007. Sosiologi Politik, Konsep dan Dinamika Perkembangan Kajian. Bandung: CV Pustaka Setia.
Soekanto, Soerjono. 2003. Soosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Sumber Internet :
(http://www.leimena.org/id/page/v/750/kenali-hak-dan-tanggung-jawab-anda-hak-untuk-mendapat-pendidikan-4) di akses pada tanggal 1 desember 2014 pukul 01.00 WIB
(http.kemendikbud/pendidkan.dasar.2000.co.id) di akses pada tanggal 20 desember 2014 pukul 21.00 WIB
(http://www.ciputranews.com/kesra/program-pendidikan-bina-lingkungan-di-bandarlampung-dilanjutkan) di akses pada tanggal 22 desember 2014 pukul 20.00 WIB
(http://idtesis.com/pengertian-siswa-menurut-para-ahli/) di akses pada tanggal 28 desember 2014 pukul 03.00 WIB
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32302/4/Chapter%20II.pdf) di akses pada tanggal 2 januari 2015 pukul 15.30 WIB
(http://rachmatul4212.wordpress.com/2013/teknik-pengumpulan-data-dalam-penelitian-kuantitatif-dan-kualitatif) di akses pada tanggal 2 januari 2015 pukul 21.00 WIB
(http://widisudharta.weebly.com/metode-penelitian-skripsi.html) di akses pada tanggal 3 januari 2015 pukul 20.00 WIB
(5)
83
Sumber lain :
Tribun Lampung, 1 oktober 2014 LampungPost, 15 November 2014
Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 49 tahun 2013 tentang Pedoman pelaksanaan penerimaan peserta didik baru pada jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah
menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kota Bandar Lampung
Monalia, Sakwati. 2015 Pengaruh partisipasi masyarakat terhadap keberhasilan rural infrastrucrure support to program nasional pemberdayaan masyarakat (RIS-PNPM) Mandiri. Bandar Lampung : Universitas Lampung
(6)