PSIK FK UNDIPProsiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas “Peran Perawat salam Pelayanan Kesehatan Primer menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN “
Semarang, 7 November 2015 47
Terdapat 7 artikel yang menjelaskan terapi komplementer mampu menurunkan kadar glukosa darah. Jenis terapi komplementer tersebut adalah
Swedish massage
,
panax ginseng
,
acupressure theraphy, acupuncture,
yoga, aroma terapi, relaksasi dan terapi doa. Dari literatur didapatkan hasil bahwa
panax ginseng
meningkatkan sensitivitas insulin, menurunkan resitensi terhadap insulin, menurunkan kerusakan otot, menurunkan
inflamasi.
Acupressure
juga mampu menurunkan resiko perkembangan DM ke arah progresif dan komplikasi.
Acupuncture theraphy
efektif dalam mengontrol glukosa darah dan menurunkan resiko dan komplikasi dari DM.
Massage therapy
secara signifikan mampu mengontrol kadar glukosa darah pada pasien anak-anak dengan DM.
Yoga,
massage,
aroma terapi dan doa berkorelasi positif terhadap kadar glukosa darah. Terapi komplementer yang mampu menurunkan kadar glukosa darah adalah
panax ginseng
P value 0,05
, acupressure
P value 0,001
, acupuncture
P value 0,001
, massage
P value 0,0001
,
yoga P value 0.05, doa P value 1,93. Artikel yang dimasukkan dirasa sudah mampu menggambarkan jelas CI 95 untuk setiap studi,
heterogenitas yang dianalisis dengan perhitungan statistik dan P valuenya yang signifikan. Hasil
Kualitas artikel dinilai menggunakan
tools
yang sesuai dengan desain penelitian. Hasil dari analisis didapatkan bahwa semua studi memenuhi kriteria baik. Berikut hasil
analisis dari
critical apraisal
penelitian:
a. Panax Ginseng
Pada artikel jenis metode penelitian yang dipilih merupakan jenis metode yang baik, yaitu RCT. Dari hasil analisis menggunakan
caps tools
yang khusus digunakan untuk menganalisis RCT, didapatkan hasil bahwa
treatment
yang dilakukan sudah dirandom sehingga tingkat kepercayaan tinggi, hanya saja untuk mengontrol variabel
pengganggu dalam artikel tidak dijelaskan. Ini menjadi hal yang dianggap menurunkan penilaian artikel meskipun bila dilakukan pembacaan pada artikel secara mendalam.
Kemungkinan besar variabel pengganggu sudah dilakukan kontrol dengan baik agar menghindari bias, hanya saja tidak dituliskan. Proses
blinding
pada artikel sudah dilakukan, yaitu dengan tidak diketahuinya kelompok kontrol dan kasus, kedua
kelompok sama-sama diberikan ekstrak yang salah satunya adalah
placebo
, kelompok kontrol dan kasus tidak mengetahui apakah mereka termasuk dalam kelompok
kontrol maupun kelompok kasus. Jenis intervensi yang diberikan pada kelompok intervensi adalah pemberian ekstrak ginseng dengan takaran 20 grhari. Pemberian
diberikan selama 4 hari dengan dicampurkan air hangat sebanyak 200 ml. Berikut merupakan gambaran intervensi pemberian
panax ginseng
terhadap
outcome
yang diharapkan. Hasil penelitian mampu menjawab
outcome
yang diharapkan dimana efek dari
panax ginseng
terbukti secara statistik mampu meningkatkan sensitivitas insulin, menurunkan resistensi terhadap insulin dan mampu menurunkan kadar gula darah
pada penderita diabetes melitus dengan P value 0,05. Penerapan dari hasil penelitian mudah dan murah, sehingga dapat direkomendasikan untuk diterapkan
sebagai salah satu terapi kompementer yang digunakan perawat dalam memberikan intervensi pada pasien diabetes melitus untuk menurunkan kadar glukosa darah.
b. Acupressure
Metode yang digunakan dalam artikel sudah menggunakan metode yang baik, yaitu RCT, dimana dalam memberikan intervensi dilakukan random, sehingga tingkat
kepercayaan tinggi. Proses
blinding
sudah dilakukan pada penelitian. Pada kelompok intervensi
acupresssure
dilakukan selama 90 menit dengan durasi 4-6 kali seminggu untuk waktu yang lama, yaitu 3 tahun. Hasil penelitian mampu menjawab
outcome
yang diharapkan yaitu
acupresssure
terbukti akurat dan kuat secara statistik dapat
PSIK FK UNDIPProsiding Seminar Nasional Keperawatan Komunitas “Peran Perawat salam Pelayanan Kesehatan Primer menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN “
Semarang, 7 November 2015 48
menurunkan resiko perkembangan DM ke arah progresif dengan nilai P 0,001. Untuk penerapan di Indonesia,
acupressure
tidak familiar sehingga sulit dilaksanakan, proses pelatihan masih sedikit dan mahal.
c. Acupuncture