dapat berproduksi pada tingkat output yang optimal dengan jumlah input tertentu efisiensi teknis dan menghasilkan output dengan kombinasi yang tepat pada
tingkat harga tertentu efisiensi alokatif.
2.4 Konsep Pengukuran Efisiensi
Penghitungan efisiensi teknis sebelumnya telah dilakukan oleh Farell 1957 berdasarkan paper dari Tim Coelli 1996 yang menggambarkan sebuah
ukuran sederhana mengenai efisiensi perusahaan dengan cara menghitung berbagai macam input yang digunakan untuk produksinya.
Farell mengusulkan efisiensi dari dua komponen yaitu: technical efficiency yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan output
maksimum dari serangkaian input yang telah ditentukan, dan allocative efficiency yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan berbagai
macam input dalam proporsi yang optimal, di mana masing-masing inputnya sudah ditentukan tingkat harga dan teknologi produksinya. Kedua komponen
efisiensi tersebut dikombinasikan lalu menghasilkan total economic efficiency. Pemikiran awal mengenai pengukuran efisiensi dari Farell di mana
analisisnya berkenaan dengan ruang input, yang berfokus pada upaya pengurangan input an input-reducing focus. Metode ini disebut dengan
pengukuran berorientasi input input-oriented measures.
2.5 Efisiensi Perbankan
Efisiensi dalam perbankan, seperti halnya perusahaan juga merupakan tolak ukur dalam mengukur kinerja bank. Dimana efisiensi merupakan jawaban
atas kesulitan-kesulitan dalam menghitung ukuran-ukuran kinerja seperti tingkat
Universitas Sumatera Utara
alokasi, teknis, maupun total efisiensi Hadad et al., 2003. Sedangkan menurut Haseeb Shahid et al. 2010, efisiensi perbankan didefinisikan sebagai perbedaan
antara jumlah variabel input dan output yang diamati dengan variabel input dan output yang optimal. Bank yang efisien dapat mencapai nilai maksimum satu dan
bank inefisien nilainya dapat berkurang sampai nol. Efisiensi industri perbankan dapat ditinjau dari sudut pandang mikro
maupun makro Berger dan Mester, 1997 dalam Zaenal Abidin dan Endri, 2009. Dari perspektif mikro, dalam suasana persaingan yang semakin ketat sebuah bank
agar bisa bertahan dan berkembang harus efisien dalam kegiatan operasionalnya. Bank-bank yang tidak efisien, besar kemungkinan akan exit dari pasar karena
tidak mampu bersaing dengan kompetitornya, baik dari segi harga pricing maupun dalam hal kualitas produk dan pelayanan.
Sementara dalam perspektif makro, industri perbankan yang efisien dapat mempengaruhi biaya intermediasi keuangan dan secara keseluruhan stabilitas
sistem keuangan. Hal ini disebabkan peran yang sangat strategis dari industri perbankan yakni sebagai intermediator dan produser jasa-jasa keuangan. Dengan
tingkat efisiensi yang lebih tinggi, kinerja perbankan akan semakin lebih baik dalam mengalokasikan sumber daya keuangan, dan pada akhirnya dapat
meningkatkan kegiatan investasi dan pertumbuhan ekonomi Weill, 2003 dalam Zaenal Abidin dan Endri, 2009.
Muharam dan Pusvitasari 2007 menjelaskan bahwa secara keseluruhan efisiensi perbankan dapat didekomposisikan dalam efisiensi skala scale
efficiency , efisiensi cakupan scope efficiency, efisiensi teknik technical
Universitas Sumatera Utara
efficiency , dan efisiensi alokasi allocative efficiency. Bank dikatakan mencapai
efisiensi dalam skala ketika bank bersangkutan mampu beroperasi dalam skala hasil yang konstan constant return to scale, sedangkan efisiensi cakupan
tercapai ketika bank mampu beroperasi pada diversifikasi lokasi. Efisiensi alokasi tercapai ketika bank mampu menentukan berbagai output yang memaksimumkan
keuntungan, sedangkan efisiensi teknik pada dasarnya menyatakan hubungan antara input dengan output dalam suatu proses produksi. Suatu proses produksi
dikatakan efisien apabila pada penggunaan input sejumlah tertentu dapat dihasilkan output yang maksimum atau untuk menghasilkan output sejumlah
tertentu digunakan input yang paling minimal. 2.6 Pengukuran
Efisiensi
Menurut Muharam dan Pusvitasari 2007, ada tiga jenis pendekatan pengukuran efisiensi khususnya perbankan, yaitu:
1. Pendekatan Rasio
Pendekatan rasio dalam mengukur efisiensi dilakukan dengan cara menghitung perbandingan output dan input yang digunakan. Pendekatan
ini akan dapat dinilai memiliki efisiensi yang tinggi apabila dapat menghasilkan output yang semaksimal mungkin dengan input yang
seminimal mungkin. Efficiency = Output Input .................................................................. 2.9
Pendekatan rasio ini memiliki kelemahan apabila terdapat banyak input dan banyak output yang akan dihitung, karena jika diperhitungkan
serempak maka akan menghasilkan banyak hasil perhitungan sehingga
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan asumsi yang tidak tegas Silkman, 1986; Ario, 2005 dalam Muharam dan Pusvitasari, 2007.
2. Pendekatan Regresi
Pendekatan ini dalam mengukur efisiensi menggunakan sebuah model dari tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input tertentu.
Fungsi regresi adalah sebagai berikut: Y=f X1, X2, X3, X4,...........Xn......................................................... 2.10
Dimana:
Y = Output X = Input
Pendekatan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang dapat digunakan untuk memproduksi tingkat output yang dihasilkan sebuah Unit
Kegiatan Ekonomi UKE pada tingkat input tertentu. UKE dapat dikatakan efisien apabila menghasilkan output lebih banyak dari pada
output hasil estimasi Silkman, 1986 dalam Muharam dan Pusvitasari, 2007.
3. Pendekatan Frontier
Menurut Silkman 1986 dalam Muharam dan Pusvitasari 2007, pendekatan frontier dalam mengukur efisiensi dibedakan menjadi dua jenis
yaitu pendekatan frontier parametrik dan non parametrik. Tes parametrik adalah tes yang modelnya menetapkan adanya syarat-syarat tertentu
tentang parameter populasi yang merupakan sumber penelitiannya, sedangkan tes statistik non parametrik adalah tes yang modelnya tidak
menetapkan syarat-syarat mengenai parameter populasi yang merupakan
Universitas Sumatera Utara
induk sampel penelitiannya. Pendekatan frontier parametrik dapat diukur dengan menggunakan metode Stochastic Frontier Analysis SFA dan
Distribution Free Analysis DFA. Sedangkan pendekatan frontier non
parametrik dapat diukur dengan dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis
DEA.
2.7 Hubungan Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi