12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pendidikan Menengah Kejuruan
Pendidikan dapat diartikan secara luas maupun sempit. Menurut Redja Mudyahardjo 2012: 45-46, pendidikan dalam pengertian luas sama dengan
hidup. Pendidikan adalah situasi dalam hidup yang mempengaruhi pertumbuhan seseorang dan pendidikan itu adalah pengalaman belajar. Oleh
karena itu, pendidikan dapat didefinisikan pula sebagai keseluruhan pengalaman belajar setiap orang di sepanjang hidupnya. Pendidikan
berlangsung tanpa batas tertentu, tetapi berlangsung sepanjang hidup sejak lahir sampai mati. Dalam arti sempit,
Pendidikan adalah pengaruh yang diupayakan dan direkayasa sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mereka
mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial Redja Mudyahardjo, 2012:
49-50.
Di sini pendidikan tidak berlangsung seumur hidup, dimanapun dan kapanpun, melainkan hanya terjadi di lingkungan sekolah.
Wardiman Djojonegoro
1998: 209
mengemukakan bahwa
“pendidikan kejuruan memiliki kaitan yang langsung dengan proses industrialisasi, terutama jika dikaitkan dengan fungsinya menyediakan tenaga
kerja terampil, fleksibel dan menguasai teknologi technology literacy yang terus meningkat”. Hal tersebut mengandung pengertian bahwa pendidikan
kejuruan mempunyai tugas untuk mempersiapkan peserta didiknya untuk
memasuki lapangan kerja. Pendapat Rupert N. Evans 1971: 1 dalam bukunya Foundations of Vocational Education
memaparkan bahwa “... that part of education which makes an individual more employable is one group of
occupations than another ”. ... bagian dari sistem pendidikan yang
mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan
lainnya. Pengertian pendidikan menengah kejuruan dari pakar-pakar tersebut memiliki persamaan perihal penyiapan peserta didik untuk mendalami suatu
bidang pekerjaan sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja. Penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan didasarkan atas
ketentuan yang ada pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV pasal 11 ayat 1 dan 3
yang berbunyi sebagai berikut : 1 Jenis pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar
biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik, dan pendidikan profesional. 3 Pendidikan kejuruan
merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu.
Sekolah Menengah Kejuruan SMK merupakan salah satu lembaga pendidikan kejuruan yang memiliki tugas mempersiapkan peserta didiknya
dengan membekali pengetahuan dan keterampilan untuk dapat bekerja sesuai dengan kompetensi dan program keahlian, memiliki daya adaptasi dan daya
saing yang tinggi untuk memasuki lapangan kerja. Pengertian mengenai sekolah kejuruan terdapat pada Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008
tentang Guru pasal 1 ayat 21 yang menyatakan bahwa “Sekolah Menengah
Kejuruan yang selanjutnya disingkat SMK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang
Pendidikan Menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP
atau MTs”.
2. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan SMK