2 Konflik Perpecahan GKJ Salatiga Timur 3 Upaya Penyelesaian 3.1 Di Jemaat

43 Alat-alat kelengkapan klasis adalah badan pelaksana klasis Bapelklas, badan pengawas klasis Bawasklas dan administrasi klasis. Bapelklas beranggotakan orang- orang yang diangkat dalam persidangan klasis untuk melaksanakan keputusan-keputusan klasis. Bapelklas bertanggung jawab kepada klasis. Sedangkan Bawasklas adalah badan yang beranggotakan orang-orang yang diangkat oleh persidangan klasis untuk melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan dan kekayaan klasis. Bawasklas bertanggungjawab kepada klasis dan diberhentikan oleh persidangan klasis. Klasis Salatiga bagian Selatan terletak di provinsi Jawa Tengah tepatnya di kota Salatiga. Klasis GKJ Salatiga bagian Selatan terdiri dari 9 dan 13 pepanthan. Jemaat- jemaat tersebut adalah GKJ Salib Putih, GKJ Salatiga Timur, GKJ Bagian Selatan, GKJ Sidomukti, GKJ Karangalit, GKJ Susukan, GKJ Randuares, GKJ Agromulyo, dan GKJ Menara Kasih. Jumlah KK dalam klasis adalah 1673 KK dengan 5905 anggota jemaat yang terbagi atas warga dewasa 4367 jiwa dan warga anak-anak 1538 jiwa.

4. 2 Konflik Perpecahan GKJ Salatiga Timur

Pada tanggal 27 mei 2009 Pdt. Sari Frihono kemudian disebut yang bersangkutan mengajukan pengunduran diri dari jabatan sebagai pendeta GKJ Salatiga Timur selanjutnya disebut GKJST yang disampaikan secara tertulis kepada majelis GKJST. Ada pun alasan permohonan pengunduran diri dari jabatan kependetaannya karena, yang bersangkutan memiliki pergumulan pribadi dalam keluarga. Hal itulah yang mengakibatkan tidak bisa melayani sakramen gerejawi. Dari pergumulan pribadi tersebut, yang bersangkutan kemudian merasa tidak layak melayani sebagai seorang pendeta. Permohonan pengunduran diri, yang bersangkutan adalah tanpa paksaan dari pihak mana pun. 44 “ Masalah pribadi yang bersangkutan sudah lama dan sebagian besar jemaat keberatan dengan masalah tersebut. Merasa tidak la yak, yang bersangkutan minta undur diri sebagai pendeta di sini Informan A” Untuk merespon hal itu maka tercatat 1 juni-29 november 2009 surat pengunduran diri yang bersangkutan diproses melalui serangkaian rapat yang dilakukan oleh majelis GKJST. Rapat majelis harian, pleno majelis, rapat dengan forum komunikasi majelis Salatiga, Bapelklas, visitator klasis, dan sidang majelis terbuka dengan tiga GJK di Klasis Salatiga Selatan. Agenda rapat-rapat dimaksud adalah untuk mencari jalan keluar bagi masalah yang bersangkutan. Merasa tidak menemukan jalan keluar, maka hasil rapat mengusulkan penanggalan jabatan yang bersangkutan dibawa ke persidangan Klasis Salatiga bagian Selatan satu di GKJ Sidomukti. agenda rapat majelis GKJST. 4. 3 Upaya Penyelesaian 4.3.1 Di Jemaat Saat salah satu pendeta GKJST memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan kependetaanya, langkah pertama yang ditempuh oleh majelis jemaat adalah membahasnya dalam rapat majelis harian. “Kami sudah membahasnya dalam rapat baik itu harian maupun pleno bahkan pertemuan-pertemua yang sengaja kami lakukan dengan pihak klasis. Proses itu memakan waktu yang sangat panjang. Harapan kami, masalah ini dapat diselesaikan secara damai, mengingat ini adalah gereja dan sangat kental dengan budaya hidup orang Jawa yang cinta damai Informan B. “Kami juga memberikan perkunjungan pastoral agar yang bersangkutan mempertimbangkan hal ini dengan sebaik-baiknya, karena ini menyangkut gereja dan pendeta, bagaimana penilaian orang kalau tahu gereja punya konflik Informan A. 45 Dari pernyatan kedua informan, pihak majelis GKJST sudah mengadakan pertemuan-pertemuan dalam upaya menyelesaikan masalah yang bersangkutan. Namun langkah-langkah yang ditempuh belum membuahkan hasil apa pun. Dalam jangka waktu yang begitu panjang antara 1 juni sampai dengan 29 november 2009, majelis jemaat berulang kali mengadakan rapat. Rapat-rapat yang dilakukanpun ikut melibatkan pihak ketiga yaitu forum komunikasi majelis Salatiga, Bapelklas, dan visitator klasis. Majelis GKJST berharap, dengan hadirnya pihak ketiga yang dianggap netral bisa membantu dalam menyelesaikan masalah yang ada. Kedudukan pihak ketiga dalam rapat-rapat dimaksud adalah untuk menjembatani rekonsiliasi antara majelis jemaat dengan yang bersangkutan. Dalam sidang majelis terbuka yang dilakukan oleh majelis GKJST, diputuskan bahwa status kependetaan yang bersangkutan tidak ditanggalkan tetapi kepada yang bersangkutan diberikan kesempatan selama tiga bulan untuk merenungkan kembali surat pengunduran dirinya. Dalam masa tiga bulan tersebut, yang bersangkutan tidak diberikan kesempatan untuk melayani dalam tugas sebagai pendeta. Majelis GKJST berharap, selama tiga bulan dan tanpa dibebani tugas kependetaan, yang bersangkutan bisa lebih fokus untuk merenung kembali. akta sidang majelis GKJST 2009. Merasa diperlakukan tidak adil, yang bersangkutan mengajukan protes karena merasa diberi hukuman dari pihak majelis jemaat GKJST. Protes itu disampaikan melalui surat protes dan proses pastoral majelis GKJST. Setelah yang bersangkutan mengajukan protes kepada pihak majelis GKJST, langkah yang diambil oleh mejelis GKJST adalah kembali melakukan sidang majelis terbuka pada tanggal 29 november 2009. Dalam persidangan itu dihadirkan tiga GKJ di wilayah Klasis Salatiga Selatan dengan tujuan 46 untuk memberikan masukan dalam persidangan dan juga menjembatani mediasi bagi kedua pihak. Hasil dari persidangan dimaksud memutuskan untuk membawa masalah penanggalan jabatan yang bersangkutan ke aras persidangan klasis akta sidang majelis GKJST 2009. “karena semakin hari masalahnya semakin ruwet, kami memutuskan untuk menyerahkan kepada klasis sesuai dengan struktur organisasi GKJ. Kami berharap klasis bisa menyelesaikan secara damai” Informan A. Bukan hanya itu, dalam setiap persidangan klasis yang dilakukan, pihak GKJST sendiri berharap, konflik GKJST bisa diselesaikan dengan jalan rekonsiliasi. Akan tetapi keputusan-keputusan yang ditetapkan dalam setiap kali persidangan klasis lebih mengarah kepada proses pendewasaan gereja. Ada pun upaya lain yang dilakukan oleh pihak GKJST adalah mengadakan pertemuan dengan Persekutuan Menara Kasih selanjutnya disebut PMK dengan mengundang klasis dalam hal ini Bapelklas dan Bapelsin. Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil dikarenakan pihak PMK sendiri juga menghendaki untuk menjadi sebuah gereja dewasa.

4.3.2 Klasis

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Konflik di Dalam Gereja (Tinjauan Terhadap Suatu Resolusi Konflik Dari Perspektif Teori Mediasi) T2 912012013 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Konflik di Dalam Gereja (Tinjauan Terhadap Suatu Resolusi Konflik Dari Perspektif Teori Mediasi) T2 912012013 BAB II

0 3 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Konflik di Dalam Gereja (Tinjauan Terhadap Suatu Resolusi Konflik Dari Perspektif Teori Mediasi) T2 912012013 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Konflik di Dalam Gereja (Tinjauan Terhadap Suatu Resolusi Konflik Dari Perspektif Teori Mediasi)

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Membangun Usaha Pasca Konflik T2 092010007 BAB IV

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konflik Ambon Dalam Perspektif Teori Identitas Sosial T2 752013009 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konflik Ambon Dalam Perspektif Teori Identitas Sosial T2 752013009 BAB II

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konflik Ambon Dalam Perspektif Teori Identitas Sosial T2 752013009 BAB IV

0 1 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konflik Ambon Dalam Perspektif Teori Identitas Sosial T2 752013009 BAB V

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konflik Ambon Dalam Perspektif Teori Identitas Sosial

0 0 14