harga jual gebyok adalah Rp 4.000.000,- dan harga jual sekat adalah Rp 2.250.000,-. Sehingga diperoleh penjualan dari setiap pelanggan seperti
pada tabel 4.2.
2. Perhitungan Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjulan ini diperoleh dengan menghitung dari masing-masing produk. Dalam perhitungan Harga Pokok Penjualan
terdapat biaya bahan baku, bahan penolong, biaya tenaga kerja langsung, biaya pemeliharaan mesin, biaya penyusutan mesin, dan biaya listrik untuk
kegiatan produksi. Semua biaya tersebut dibebankan pada setiap produk, sehingga diperoleh Harga Pokok Penjualan pada setiap produk. Hpp mebel
enceng gondok per unit adalah sebesar Rp 2.235.909,- mebel pandan sebesar Rp 2.496.813,- Hpp pintu sebesar Rp 2.130.327,- Hpp gebyok
sebesar Rp 3.021.781,- dan Hpp sekat sebesar Rp 1.157.682,-.
3. Perhitungan Laba Kotor
Angka laba kotor diperoleh dari penjualan masing-masing pelanggan dikurangi harga pokok penjualan masing-masing pelanggan. Sehingga,
untuk menghitung laba kotor setiap pelanggan, harus mengidentifikasi penjualan dan harga pokok penjualan setiap pelanggan terlebih dahulu.
Melalui perhitungan laba kotor setiap pelanggan, dapat mengetahui apakah penjualan yang besar dapat memberikan laba kotor yang besar.
Berikut ini adalah tabel yang mendeskripsikan mengenai penjualan, Hpp, dan laba kotor dari masing- masing pelanggan.
Tabel 4.4 Penjualan, HPP, dan Laba Kotor per Pelanggan
Tahun 2011 Nama
Pelanggan Total
Penjualan Rp Persentase
Penjualan Total HPP
Rp Persentase
HPP Laba Kotor
RP Persentase
Laba Kotor
Toko Pandanaran Rp 252.500.000
20,59 Rp 171.390.531
67,88 Rp 81.109.469
20,10 CV.Patma Indo Raya
Rp 274.250.000 22,36
Rp 184.320.968 67,21
Rp 89.929.032 22,29
Bapak Rukin Rp 255.750.000
20,85 Rp 172.956.599
67,63 Rp 82.793.401
20,52 Bapak Sugeng Iriyanto
Rp 211.000.000 17,20
Rp 141.754.328 67,18
Rp 69.245.672 17,16
Istana Rotan Rp 233.000.000
19,00 Rp 152.563.450
65,48 Rp 80.436.550
19,93 TOTAL
Rp1.226.500.000 100
Rp 822.985.876 Rp 403.514.124
Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pelanggan dengan angka total penjualan yang relatif besar belum tentu menghasilkan laba kotor yang besar pula. Toko Pandanaran dengan angka penjualan Rp 252.500.000,- mempunyai kontribusi sebesar 20,10 terhadap
total laba kotor perusahaan. Persentase ini mendekati kontribusi Bapak Rukin dengan angka penjualan yaitu Rp 255.750.000,- yang berkontribusi 20,52 terhadap laba kotor perusahaan.
4. Penentuan Biaya Pemasaran Langsung Setiap Pelanggan
Biaya pemasaran perusahaan selama tahun 2011 yang dapat digolongkan sebagai biaya langsung pelanggan dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Biaya Pemasaran Langsung
Tahun 2011 Biaya
Jumlah Rp
Supplies pengepakan Ongkos jasa ekspedisi
Rp 4.914.000,00 Rp 48.413.500,00
Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah.
Biaya pemasaran langsung pelanggan tersebut akan dibebankan kepada 5 pelanggan. Pembebanan biaya pemasaran langsung pelanggan
kepada setiap pelanggan dilakukan dengan penelusuran tarhadap catatan yang terkait.
Biaya-biaya pemasaran langsung masing-masing pelanggan disajikan pada tabel 4.6 sebagai berikut.
Tabel 4.6 Biaya Pemasaran Langsung Setiap Pelanggan
Tahun 2011 dalam Rupiah
Biaya Pelanggan
Toko Pandanaran CV. Patma Indo
Raya Bapak Rukin
Bapak Sugeng Iriyanto
Istana Rotan
Supplies Pengepakan Rp1.050.000,00
Rp 1.144.500,00 Rp1.011.500,00
Rp 843.500,00 Rp 864.500,00
Jasa Ekspedisi Rp7.788.000,00
Rp21.370.000,00 Rp8.535.000,00
Rp5.010.500,00 Rp5.710.000,00
Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah.
5. Menentukan Laba Bersih Sebelum Biaya Pemasaran Tidak Langsung Kepada Setiap Pelanggan.