tersebut dipecahkan secara hati-hati dengan cara menekan kaca penutup preparat menggunakan pinset atau spatula. Perubahan warna spora dalam larutan
Melzer’s adalah salah satu indikator untuk menentukan tipe spora yang ada.
b. Kolonisasi FMA pada Akar Tanaman Sampel
Pengamatan kolonisasi FMA pada akar tanaman contoh dilakukan melalui teknik pewarnaan akar staining. Metoda yang digunakan untuk pembersihan
dan pewarnaan akar sampel adalah metoda dari Kormanik dan McGraw 1982. Langkah pertama adalah memilih akar-akar halus dengan diameter akar tanaman
diambil sebanyak lima anakan setiap petak, diameter yang diambil berukuran 0.5 -1.0 mm Rajapakse dan Miller Jr., 1992 segar dan dicuci dengan air mengalir
hingga bersih. Akar sampel dimasukkan ke dalam larutan KOH 10 dan dibiarkan
selama lebih kurang 24 jam sehingga akar akan berwarna putih atau pucat. Tujuannya adalah untuk mengeluarkan semua isi sitoplasma dari sel akar sehingga
akan memudahkan pengamatan struktur infeksi FMA. Larutan KOH kemudian dibuang dan akar contoh dicuci pada air mengalir selama 5-10 menit.
Selanjutnya akar contoh direndam dalam larutan HCl 2 dan dibiarkan selama satu malam. Larutan HCl 2 kemudian dibuang dengan mengalirkannya secara
perlahan-lahan. Selanjutnya akar sampel direndam dalam larutan Trypan blue 0,05. Kemudian larutan Trypan blue dibuang dan diganti dengan larutan lacto
glycerol untuk proses destaining pengurangan warna. Selanjutnya kegiatan pengamatan siap dilakukan.
Penghitungan persentase kolonisasi akar menggunakan metoda panjang akar terkolonisasi Giovannetti dan Mosse, 1980. Secara acak diambil potong-
Universitas Sumatera Utara
potongan akar yang telah diwarnai dengan panjang ± 1 cm sebanyak 10 potongan akar dan disusun pada kaca preparat, untuk setiap tanaman sampel dibuat dua
preparat akar. Potongan-potongan akar pada kaca preparat diamati untuk setiap bidang pandang. Bidang pandang yang menunjukkan tanda-tanda kolonisasi
terdapat hifa dan atau arbuskula dan atau vesikula diberi tanda positif +, sedangkan yang tidak terdapat tanda-tanda kolonisasi diberi tanda negatif -.
Derajatpersentase kolonisasi akar dihitung dengan menggunakan rumus:
Variabel Pengamatan
Variabel pengamatan dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu variabel lingkungan dan variabel mikoriza. Variabel lingkungan meliputi 1 kesuburan
tanah pH, C-organik, P-tersedia, Variabel mikoriza yang akan diamati meliputi 1 persentase kolonisasi akar pada tanaman inang, 2 kepadatan spora atau
jumlah spora FMA tiap gram tanah dan 3 jenis spora FMA yang ditemukan. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari variable pengamatan akan
dilakukan analisis untuk melihat hubungan antara variabel lingkungan dengan variabel mikoriza. Analisis ini dilakukan untuk menjelaskan bagaimana
perbedaan keberadaan dan status FMA dengan adanya perubahan kondisi-kondisi lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil 1. Kandungan dan Kondisi Tanah
Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan di Laboratorium Riset dan Teknologi pada kedua sampel tanah lahan kopi yang berbeda lokasi ditemukan
sifat kimia tanah yang relatif sama . Kemasaman pH H
2
O pada lahan kebun
kopi kesatu memiliki pH H
2
O yang lebih rendah yaitu 5,24 dibandingkan dengan
kandungan kemasaman pH pada lahan kebun kopi kedua yang hanya mencapai
5,47. Pada lahan kebun kopi kesatu memiliki C- Organik lebih tinggi yaitu 1,70 dibandingkan dengan C- Organik pada lahan kebun kopi kedua yaitu 1,60.
Total P tersedia pada lahan kopi kedua lebih tinggi yaitu 4,19 dibandingkan pada lahan kopi kesatu yaitu 4,19. Berikut hasil analisa kandungan dan kondisi tanah
pada kedua lokasi pengambilan sampel yang dapat dilihat pada Tabel 1. dibawah ini.
Tabel 1. Kandungan dan kondisi tanah di Desa Lau Parira Kec. Sidikalang menurut penelitian tanah 1983 dalam Mukhlis 2007
Lokasi pengamatan Lokasi I
Lokasi II pH H
2
O 5.24 m
5.47 m C- Organik
1.70 r 1.60 r
P-bray ppm 4.19 sr
4.65 sr
Keterangan m = masam
r= rendah s= sedang
am = agak masam sr= sangat rendah
Persentasi Kolonisasi Akar
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pengamatan kolonisasi akar yang dilakukan diketahui bahwa pada lahan kebun kopi kesatu memiliki tingkat persentase kolonisasi
tertinggi yang rata-rata kolonisasinya yaitu 31, sedangkan pada kebun kopi kedua memiliki persentase kolonisasi yang lebih rendah yaitu 27. Rata- rata
kolonisasi akar kopi di dua lokasi dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase kolonisasi akar kopi oleh FMA pada kedua kebun kopi
Lokasi pengamatan
Persentase kolonisasi akar Rata-rata persentasi
kolonisasi Petak 1
Petak 2 Petak 3
Petak 4 Petak 5
Kopi 1 28
42 32
30 23
31 Kopi 2
20 32
25 33
35 27
Hasil pengamatan akar anakan tanaman kopi pada kedua kebun kopi menunjukkan asosiasi antara FMA dengan akar yang membentuk hifa di dalam
sel akar. Infeksi FMA pada akar anakan sampel di kedua lokasi yang ditemukan hanya berupa hifa, sedangkan untuk vesikula maupun arbuskula tidak ditemukan
pada akar sampel. Infeksi FMA pada akar sampel untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Infeksi FMA pada akar kedua anakan di kedua lokasi kebun kopi
2. Kepadatan Spora Fungi Mikoriza Arbuskula