PENDAPAT-PENDAPAT TENTANG DEMOKRASI MUSYAWARAH DALAM SURAT ALI IMRON 159 MENURUT PERSPEKTIF PARA MUFASSIR.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang memperhatikan inti ajaran demokrasi akan menemukan bahwa ia termasuk dalam ajaran Islam”. 137 Lebih jauh beliau ungkapkan, “ Islam telah mendahului demokrasi menetapkan dasar-dasar yang merupakan inti dan pondasinya demokrasi. Akan tetapi, Islam menyerahkan penjabaran akan rincian-rinciannya pada ijtihad kaum muslimin, menurut ushul dasar-dasar agama, maslahat dunia, serta perkembangan kehidupan mereka sesuai zaman dan tempat”. 138 Adapun anggapan sebagian orang bahwa demokrasi menyelisihi syariat Islam karena menyerakan kedaulatan kepada rakyat, maka hal ini tidak benar. Mabda‟dasar hukum kedaulatan bagi rakyat tidak bersebrangan dengan mabda‟ hokum bagi Allah yang merupakan asas syariat Islam dalam pandangan seorang muslim . Jadi, yang menyelisihi syariat itu adalah mabda‟ hukum kedaulatan pribadi hukm al-fard yang merupakan dasar kekuatan diktator. Bukan sesuatu yang lazim, menerima demokrasi mengharuskan pula menolak kedaulatan hukum Allah atas manusi. Sungguh, para penyeruh demokrasi dari kalangan muslim tidak penah terlintas dalam benak mereka akan hal ini. Jadi yang mereka maksudkan disini, kedaulatan rakyat untuk menolak dan menghadapi hukum dictator. 139 137 Lihat: Dr. Yusuf al-Qaradhawi, min fiqh ad-Daulah fi al-Islam, Cet, III, Kairo, Daar as-Syuruq, thn.1422 H 2001 M, 132. 138 Ibid, 137. 139 . Ibid. 183 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Jadi demokrasi disini tidak bermaksud membenturkan antara kedaulatan rakyat dengan kedaulatan Tuhan, tetapi kedaulatan rakyat untuk menghadapi kekuasaan tirani penguasaan tiktator. 140 Asas-asas tentang system dan aturan demokrasi, sebagian besar sejalan dengan syariat Islam. Diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Asas hak memilih pemimpin. Hal ini dikarenakan pemimpin kepala Negara adalah wakil dari umat. Dalam shahih al-Bukhari, bahwa Abdur Rahman bin „Auf ra berkata kepada Ibnu Abbas ra di Mina, “seandainya engkau nmenyaksikan seorang yang mendatangi Amir al-Mukminin Umar bin al-Khaththab hari ini lalu berkata: Wahai Amir al-Mukmin, apa yang engkau lakukan terhadap si fulan yang mengatakan,” Andai engkau afat Umar, sungguh aku membai‟at si fulan?”… Maka Umar marah dan bekata, “Sungguh aku akan tegak hidup di tengah manusia, dan memperingatkan mereka dari orang-orang yang ingin melemahkan urusan persatuan mereka.” 141 Juga perkataan Umar bin al- khatthab ra:”Barang siapa membai‟at sesorang pemimpin tampa proses musyawarah terlebih dahulu, bai‟atnya dianggap tidak sah; dan tidak ada bai‟at terhadap 140 .Ibid. 184.. 141 HR Bukhari, Shahih al-Bukhari Bab: Rajmi al-Hubla Min az-Zina Idza.no. 6830. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id orang yang mengangkat bai‟at terhadapnya, serta keduanya harus dibunuh”. 142 Secara eksplisit perkataan musyawarah dalam ketetapan ini tidak disebut akantetapi dari kalimat “ harus atas dasar persamaan dan adil diantara mereka”. Dalam pasal ini menghendaki nadanya pelaksanaan musyawarah atau konsultasi. Dengan demikian prinsip musyawarah secara implicit diundangkan dalam Piagam Madinah sebagai salah satu ketetapan tersebut, NABI Muhammad SAW, sebagai kepala Negara telah mempraktikkan musyawarah ini dalam berbagai masalah termasuk masalah politik. 143

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

142 HR Bukhari, Shahih al-Bukhari Bab: Rajmi al-Hubla fi az-Zina Idza Ahshanat, no. 6830 143 Ibid,55 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Dari penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa : Musyawarah merupakan esensi ajaran Islam yang wajib ditetapkan dalam kehidupan sosial umat Islam. Syura memang merupakan tradisi Arab Pra Islamyang sudah turun-temurun. Oleh Islam tradisi ini dipertahankan karena syura merupakan tuntutan abadi dari kodrat manusia sebagai mahluk sosial.Dari beberapa ayat yang telah dijelaskan diatas maka Musyawarah menurut para mufassirin sangatlah didukung adanya karena berisikan banyak sekali hal-hal yang bisa menjadikan suatu negara atau kepemimpinan menjadi lebih tentram dan teratur. Karena didalam sistem Musyawara juga mengedepankan suara rakyat. Menurut dari beberapa pendapat para mufassir, penulis dapat menganalisis bahwa musyawarah berarti tempat atau forum masyarakat dalam mengeluarkan segala pendapat mengenai suatu parkara kehidupan sosial umat Islam dan bertukarpendapat agar bisa diatasi bersama dengan maksud mencpai suatu mufakat dan kemslahatan bersama. Syura merupakan salah satu prinsip paling penting yamg telah dijelaskan dalam al- Qur‟an. Syura mengharuskan kepala Negara dan pemimpin pemerintahan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan masyarakat.

B. Saran

Dengan terselesaikannya skripsi tentang Musyawarah ini, penulis menyarankan kepada seluruh pembaca pada umumnya untuk selalu bertawakkal kepada Allah SWT. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Kembalikan semua urusan kalian kepada-Nya. Cukup kalian berusaha yang disertai niat dan do‟a yang ikhlas dan mengharap ridha serta maunah dari Allah SWT. „‟MAY SUCCESS GUYS‟‟ digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Abu Husayn bin Faris bin Zakariyya, Mu ‟jam Maqayis al-Lughah, Juz III Mesir: Mustafa Al-Bab al-Halabi, 1972 al-Baqi, Muhammad Fuad, Al-Mu ‟jam al-Mufahras li al-Faz al-Qur‟an al-Karim Cet. I; Kairo: Dar al-Hadis, 1996M-1417H Al – Maraghi, Ahmad Musthafa, t.t. Tafsir al- Maraghi, Vol IV, Bairut : Daar al- Fikr. Al – Marwazi, Abu Abdillah bin Muhammad bin Hanbal. 1993. Musnad Imam Ahmad Bin Hanbal, Vol V, Bairut: Dar al Kutub al- Ilmiah. Al-Rays, Muhammad Diya al-Din, al-Nazariyyah al-Siyasiyyah al-Islamiyyah Kairo: Maktabah al-Misriyyah, 1957. Al-Suyuthi, Jalal al-Din al-Jami ‟ al-Shagir fi Ahadis al-Basyir wa al-Nazir Kairo: Dar al-Qalam, 1966. Al- Qurthubi, Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad al- Anshari. 1995. Al- Jami’ Li Ahkam al- Qur’an, Vol II, Bairut: Daar al- Fikr. Al- Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir. 1992. Al- Tafsir al- Thabari al Jami’ al- Bayan Fi Ta’wil al- Qur’an, Vol III, Bairut: Daar al-Kutub al- Ilmiah. Al Zuhaili, Wahbah. 1991. al Tafsir al- Munir Fi al-Aqidah Wa al- Syari’ah wa al- Manhaj, Vol IV, Damsyik: Daar al- Fikr. Al- Aridh, Ali Hasan. 1994. Sejarah dan Metodologi Tafsir, Ter. Ahmad Akrom, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Al- Dimasyqi, Abu al- Fida’ Ismail Ibnu Katsir Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Vol II. Ter. Salim Bahreisy, Surabaya : PT. Bina Ilmu. Al- Farmawi, Abd. Al-Hayy. 1996. Metode Tafsir Maudlu’iy, Ter. Suryan A. Jumrah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Al- Khawarizmi, Abu al-Qasim Jurullah Mahmud bin Umar al-Zamakhsyari. t.t. al- Kassyaf, Vol I, Mesir: Maktabah Misra.