31
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah  melakukan  asuhan  keperawatan  pada  Tn.  R  dengan  prioritas
masalah  Defisit  Perawatan  Diri:  Mandi  dan  toileting  selama  4  hari,  yaitu  pada tanggal  23-26  Mei  2016  di  rumah  sakit  jiwa  prof  Muhammad  Ildrem
Pemerintahan Sumatera Utara dan melakukan pembahasan teoritis dengan kasus, maka  pada  kesempatan  ini  penulis  menarik  beberapa  kesimpulan  dan  sekiranya
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pemberian asuhan keperawatan di  Rumah  Sakit  Jiwa  Prof.  Muhammad  Ildrem  Pemerintah  Provinsi  Sumatera
Utara. Pengkajian  keperawatan  pada  Tn.  R  ditemukan  data  pendukung
mengatakan  malas  mandi,  karena  mengantri,  dan  air  yang  sedikit,  klien  terlihat kotor  dan  bau,  dikarenakan  klien  tidak  pernah  membersihkan  diri  setalah
BABBAK.kulit  kotor,  kuku  panjang  dan  kotor,  dengan  data  tersebut  ditegakkan beberapa  masalah  keperawatan  seperti  Defisit  Pearawatan  Diri  :  Mandi  dan
toileting.  Dan  setelah  dilakukan  beberapa  asuhan  keperawatan  pada  Tn.  R  dan pada  saat  ini  Tn.R  sudah  bisa  melakukan  perawatan  kebersihan  diri  secara
mandiri. Dan  setelah  dilakukan  asuhan  keperawatan  pada  Tn.R  dengan  masalah
isolasi sosial, Tn. R sudah mau berinteraksi dengan orang lain, dan dari data yang di dapat klien sudah memiliki beberapa teman.
B. SARAN
Dalam  upaya  meningkatkan  pelayanan  keperawatan,  pengetahuan  dan pemahaman  tentang  asuhan  keperawatan  pada  klien  dengan  masalah  pemenuhan
kebutuhan  perawatan  diri,  penulis  menekankan  pentingnya  mengatasi  atau mengurangi masalah Defisit Perawatan Diri: Mandi dan toiletingyang bisa terjadi
pada klien dengan gangguan jiwa dapat terpenuhi dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
32
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, diharapkan: 1.
Bagi Rumah Sakit Sebagai  masukan  dan  informasi  bagi  pelayanan  keperawatan  Rumah  Sakit
Jiwa dalam mengambil kebijakan asuhan keperawatan, khususnya pada klien yang mengalami gangguan personal hygiene.
2. Bagi Pendidikan
Dapat  meningkatkan  penerapan  dan  pengajaran  asuhan  keperawatan  kepada mahasiswa,  untuk  menigkatkan  ilmu  pengetahuan  dan  memberikan
keterampilan  yang lebih kepada mahasiswa. 3.
Bagi pasien Menigkatkan
pengetahuan klien
tentang personal
hygiene untuk
mengaplikasikan bagaimana cara merawat diri dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
4
BAB II PENGELOLAAN KASUS
A.  Konsep Dasar perawatan diripersonal hygiene 1.
Defenisi perawatan diripersonal hygiene
Perawatan  diri  adalah  suatu  kemampuan  dasar  manusia  dalam  memenuhi kebutuhan nya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai  dengan  kondisi  kesehatan  nya,  klien  dikatakan  terganggu  perawatan  diri nya  jika  tidak  dapat  melakukan  perawatan  diri  secara  mandiri  Departemen
kesehatan, 2000. Defisit  perawatan  diri  pada  klien  gangguan  jiwa  terjadi  akibat  adanya
perubahan  proses  pikir  sehingga  kemampuan  untuk  melakukan  aktivitas perawatan  diri  menurun.  Defisit  perawatan  diri  tampak  dari  ketidakmampuan
merawat  kebersihan  diri,  makan  secara  mandiri,  berhias  secara  mandiri,  dan toileting BABBAK secara mandiri Keliat, 2010.
Defisit  perawatan  diri  mandi  merupakan  hambatan  kemampuan  untuk melakukan  atau  memenuhi  aktivitas  mandihygiene.Defisit  perawatan  diri
menggambarkan suatu keadaan seseorang yang mengalami hambatan kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri, seperti mandi, berganti pakaian, makan
dan eliminasi.Jika seseorang tidak dapat melakukan semua perawatan diri, situasi ini  digambarkan  sebagai  defisit  perawatan  diri  total.  Namun  diagnosis  tersebut
dapat  diklasifikasi  dalam  masalah  yang  lebih  spesifik,  dengan  batasan karakteristiknya  masing-masing  masalah  ini  dapat  berdiri  sendiri  atau  dalam
berbagai kombinasi, seperti defisit perawatan diri mandihygiene NIC, 2012. Personal  hygiene  berasal  dari  bahasa  yunani  yaitu  personal  yang  artinya
perorangan  dan  hygiene  berarti  sehat.Kebersihan  perorangan  adalah  suatu
Universitas Sumatera Utara
5
tindakan  untuk  memelihara  kebersihan  dan  kesehatan  seseorang  untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
Faktor-faktor  yang  mempengaruhi  personal  hygiene  menurut  Tarwoto, 2006.
1. Body image
Gambaran  individu  terhadap  dirinya  sangat  memengaruhi  kebersihan  diri misalnya  karena  adanya  perubahan  fisik  sehingga  individu  tidak  peduli
terhadap kebersihanya. 2.
Praktik sosial Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene. 3.
Status sosial ekonomi Personal  hygiene  memerlukan  alat  dan  bahan  seperti  sabun,  pasta  gigi,
sikat  gigi,  shampo,  alat  mandi  yang  semuanya  memerlukan  uang  untuk menyediakan nya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan  personal  hygiene    sangat  penting  karena  pengetahuan  yang baik  dapat  meningkatkan  kesehatan.  Misalnya  pada  pasien  penderita
diabetes melitus ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya.
3. Jenis personal hygiene
Jenis personal hygiene menurut Carpenito 2009 adalah sebagai berikut: 1.
Defisit perawatan diri: mandihygiene Kondisi  ketiaka  individu  mengalami  hambatan  kemampuan  untuk
melakukan  atau  menyelesaikan  aktivitas  mandihygiene  untuk  diri  nya sendiri
2. Defisit perawatan diri: berpakaian atau berhias
Universitas Sumatera Utara
6
Kondisi  ketika  individu  mengalami  hambatan  kemampuan  untuk melakukan  atau  menyelesaikan  aktivitas  berpakaian  dan  berhias  untuk
dirinya sendiri. 3.
Defisit perawatan diri: makan Kondisi  ketika  individu  mengalami  hambatan  kemampuan  untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan untuk dirinya sendiri. 4.
Defisit  perawatan  diri:  eliminasiKondisi  ketika  individu  mengalami hambatan  kemampuan  untuk  melakukan  atau  menyelesaikan  aktivitas
eliminasi untuk dirinya sendiri.
4. Manifestasi klinis
Manifestasi  klinis  defisit  perawatan  diri  menurut  Depkes  2000  adalah sebagai berikut:
1. Fisik
Badan  bau,  pakaian  kotor,  rambut  dan  kulit  kotor,  Kuku  panjang  dan kotor, gigi kotor disertai mulut bau, penampilan tidak rapi
2. Psikologi
Malas, tidak inisiatif, menarik diri, isolasi diri, merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial
Interaksi  kurang,  kegiatan  kurang,  tidak  mampu  berprilaku  normal,  cara makan tidak teratur, BAB dan BAK disembarang tempat
5. Dampak dari masalah perawatan diripersonal hygiene
a. Dampak fisik
Banyak  gangguan  kesehatan  yang  di  derita  seseorang  karena  tidak terpelihara  nya  kebersihan  perorangan  dengan  baik.  Gangguan  fisik  yang
sering  terjadi  adalah:  gangguan  integritas  kulit,  gangguan  membrane mukosa  mulut,  infeksi  pada  mata  dan  telinga,  dan  gangguan  fisik  pada
kuku. b.
Dampak psikososial
Universitas Sumatera Utara
7
Masalah  sosial  yang  berhubungan  dengan  personal  hygiene  adalah gangguang  kebutuhan  rasa  nyaman,  kebutuhan  dicintai  dan  mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial. Tarwoto, 2010.
6. Tujuan personal hygiene
Tujuan  perawatan  personal  hygiene  menurut  Tarwoto,2010  adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan derajat kesehatan sesorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
4. Pencegahan penyakit
5. Meningkatkan percya diri seseorang
6. Menciptakan keindahan
7. Pengkajian
Untuk  mengetahui  apakah  pasien  mengalami  masalah  kurang  perawatan diri maka tanda dan gejala dapat diperoleh melalui observasi pada pasien.
1. Gangguan kebersihan diri: Mandi
Ditandai  dengan  rambut  kotor,  gigi  kotor,  kulit  berdaki  dan  bau,  kuku panjang dan kotor.
2. Gangguan kebersihan diri: berdandanberhias
Ditandai  dengan  rambut  acak-acakan,  pakaian  kotor  dan  tidak  rapi, pakaian  tidak  sesuai,  pada  pasien  laki-laki  tidak  bercukur,  pada  pasien
wanita tidak berdandan. 3.
Gangguan kebersihan diri: Makan
Ditandai  dengan  ketidakmampuan  mengambil  makan  sendiri,  makan berceceran dan makan tidak pada tempat nya.
4. Ganguan kebersihan diri: Toileting
Ditandai  dengan  BABBAK  tidak  pada  tempat  nya,  tidak  membersihkan diri dengan baik setelah BABBAK..
Universitas Sumatera Utara
8
A. Riwayat keperawatan
Menanyakan  pola  kebersihan  individu  sehari-hari,  sarana  dan  prasarana yang  dimiliki,  serta  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  personal  hygiene
individu baik faktor pendukung maupun faktor pencetus.
B. Pemeriksaan fisik
Menurut  potter  dan  perry  2005  pemeriksaan  fisik  yang  perlu  dilakukan pada  maslah  personal  hygiene  mulai  dari  ekstremitas  atas  sampai
ekstremitas bawah adalah: 1.
Rambut
- Amati kondisi rambutwarna, struktur, kualitas
- Apakah tampak kusam
- Apakah ditemukan kerontokan
2. Kepala
- Amati kebersihan kulit kepala
- Perhatikan
adanya ketombe,
kebotakan, dan
tanda-tanda
kemerahan
3. Mata
- Amati adanya tanda-tanda ikterus
- Conjunctiva pucat
- Secret pada kelopak mata
- Kemerahan
- Gatal-gatal pada kelopak mata
4. Hidung
- Amati kondisi kebersihan hidung
- Kaji adanya sinusitis
- Pendarahan hidung
- Tanda-tanda pilek yang tak kunjung sembuh
- Perubahan pada daya penciuman
Universitas Sumatera Utara
9
5. Mulut
- Amati kondisi mulut
- Kelembaban mulut perhatikan adanya lesi
- Tanda-tanda radang gusi atau sariawan
- Bibir kering atau pecah-pecah
6. Gigi
- Amati kebersihan gigi
- Perhatikan adanya tanda-tanda karies pada gigi
- Gigi tidak lengkap
- Perhatikan adanya gigi palsu
7. Telinga
- Amati kondisi dan kebersihan telinga
- Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga
- Adanya infeksi pada telinga
- Adanya perubahan pada daya pendengaran
8. Kulit
- Amati kondisi kulit tekstur, turgor, kelembaban
- Kebersihan kulit
- Perhatikan adanya perubahan warna kulit
- Kulit keriput
9. Kuku tangan dan kaki
- Amati bentuk dan kebersihan kuku
- Perhatikan adanya kelainan atau luka
8. Analisa data
Data  dasar  adalah  kumpulan  data  yang  berisikan  mengenai  status kesehatan  klien,  kemampuan  klien  untuk  mengelola  kesehatan  terhadap  dirinya
sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.Data fokus adalah  data  tentang  perubahan-perubahan  atau  respon  klien  terhadap  kesehatan
dan  masalah  kesehatannya  serta  hal-hal  yang  mencakup  tindakan  yang dilaksanakan terhadap klien Potter  Perry, 2005.
Universitas Sumatera Utara
10
Pengumpulan  data  adalah  pengumpulan  informasi  tentang  klien  yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-
kebutuhan  keperawatan  dan  kesehatan  klien.  Pengumpulan  informasi  merupakan tahap  awal  dala  proses  keperawatan.  Dari  informasi  yang  terkumpul,  didapatkan
data  dasar  tentang  masalah-masalah  yang  dihadapi  klien.Selanjutnya  data  dasar tersebut  digunakan  untuk  menentukan  diagnosa  keperawatan,  merencanakan
asuhan  keperawatan,  serta  tindakan  keperawatan  untuk  mengatasi  masalah- masalah  klien.Pengumpulan  data  dimulai  sejak  klien  masuk  rumah  sakit,  selama
klien dirawat
secara terus-menerus,
serta pengkajian
ulang untuk
menambahmelengkapi data Potter  Perry, 2005.
Tujuan pengumpulan data:
1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien
2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien
3. Untuk menilai keadaan kesehatan pasien
4. Untuk  membuat  keputusan  yang  tepat  dalam  menetukan  langkah-langkah
berikutnya.
Tipe data: 1.
Data Subjektif
Data  yang  didapatkan  dari  pasien  sebagai  suatu  pendapat  terhadap suatu situasi dan kejadian.Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh
perawat,  mencakup  persepsi,  perasaan,  ide  pasien  tentang  status kesehatannya.Misalnya  tentang  nyeri,  perasaan  lemah,  ketakutan,
kecemasan, frustasi, mual, perasaan malu Potter  Perry, 2005. 2.
Data Objektif Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan
panca  indera  lihat,  dengar,  cium,  raba  selama  pemeriksaan fisik.Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat
badan, tingkat kesadaran Potter  Perry, 2005.
Universitas Sumatera Utara
11
Masalah keperawatan 1.
Defisit perawatan diri: Mandi
Domain 4: aktivitas Kelas 5: perawatan diri
Batasan karakteristik
1. Ketidakmampuan mengakses kamar mandi
2. Ketidakmampuan mengeringkan tubuh
3. Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi
4. Ketidakmampuan menjangkau sumber air
5. Ketidakmampuan membasuh tubuh
Faktor yang berhubungan
1. Ganguan kognitif
7.  Gangguan neuromuskular 2.
Penurunan motivasi 8.  Nyeri
3. Ketidaknyamanan
9. Gangguan persepsi 4.
Kendala lingkungan 10. Ansietas berat
5. Keletihan
11. Kelemahan 6.
Keletihan ganguan muskuloskletal
2. Defisit perawatan diri: berpakaianberhias
Batasan karakteristik
Hambatan kemampuan untuk: 1.
Mengancingkan pakaian 2.
Mengambil pakaian 3.
Mengenakkan atau melepaskan bagian-bagian pakaian yang penting 4.
Memilih pakaian 5.
Mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan
Universitas Sumatera Utara
12
6. Mengambil pakaian
7. Mengenakkan pakaian tubuh bagian bawah dan atas
8. Mengenakkan sepatu
9. Mengenakkan kaus kaki
10. Melepas pakaian
11. Menggunakan resleting
Faktor yang berhubungan
1. Ganguan kognitif
7.  Gangguan neuromuskular 2.
Penurunan motivasi 8.  Nyeri
3. Ketidaknyamanan
9. Gangguan persepsi 4.
Kendala lingkungan 10. Ansietas berat
5. Keletihan
11. Kelemahan 6.
Keletihan ganguan muskuloskletal
3. Defisit perawatan diri: Makan
Batasan karakteristik
Ketidakmampuan untuk: 1.
Menyuap makanan kepiring 2.
Mengunyah makanan 3.
Menyelesaikan makanan 4.
Meletakkan makanan ke piring 5.
Memegang alat makan 6.
Mengingesti makanan dengan cara yang dapat diterima oleh masyarakat 7.
Mengingesti makanan secara umum 8.
Mengingesti makanan yang cukup 9.
Memanipulasi makanan dimulut 10.
Membuka wadah makanan 11.
Mengambil cangkir atau gelas 12.
Menyiapkan makanan untuk diingesti 13.
Menelan makanan
Universitas Sumatera Utara
13
14. Menggunakan alat bantu
Faktor yang berhubungan
1. Ganguan kognitif
7.  Gangguan neuromuskular 2.
Penurunan motivasi 8.  Nyeri
3. Ketidaknyamanan
9.  Gangguan persepsi 4.
Kendala lingkungan 10. Ansietas berat
5. Keletihan
11. Kelemahan 6.
Keletihan gangguan muskuloskeletal
4. Defisit perawatan diri: Eliminasi
Batasan karakteristik
1. Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi dengan tepat
2. Ketidakmampuan  menyiram kloset
3. Ketidakmampuan mencapai kloset
4. Ketidakmampuan memanipulasi pakaian untuk eliminasi
5. Ketitakmampuan untuk duduk atau abnagun dari kloset.
Faktor yang berhubungan
1. Ganguan kognitif
7.  Gangguan neuromuskular 2.
Penurunan motivasi 8.  Nyeri
3. Ketidaknyamanan
9. Gangguan persepsi 4.
Kendala lingkungan 10. Ansietas berat
5. Keletihan
11. Kelemahan 6.
Keletihan ganguan muskuloskletal
9. Rumusan masalah
Defisit  perawatan  diri  adalah  suatu  kondisi  ketika  individu  mengalami gangguan  fungsi  motorik  atau  kognitif  yang  mengakibatkan  menurunnya
kemampuan  dalam  melakukan  aktivitas  perawatan  diri  yang  ada  yaitu  defisit perawatan  diri  mandi,  berpakaianberhias,  makan,  BAB  dan  BAK  toileting
Fitria, 2009 :
Universitas Sumatera Utara
14
1. Mandihygiene
Klien mengalami
ketidakmampuan dalam
mebersihkan badan,
memperoleh  atau  mendapatkan  sumber  air,  mengatur  suhu  atau  aliran  air mandi,  mendapatkan  perlengkapan  mandi,  mengeringkan  tubuh,  serta
masuk dan keluar kamar mandi. 2.
Berpakaianberhias Klien  mempunyai  ketidakmampuan  dalam  meletakkan  atau  mengambil
potongan  pakaian,  melepaskan  pakaian,  serta  memperoleh  atau  menukar pakaian.Klien  jg  memiliki  ketidakmampuan  untuk  alat  tambahan,
menggunakan  kancing  baju,  mempertahankan  penampilan  pada  tingkat yang memuaskan.
3. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mengunyah makanan,
menggunakan alat
tambahan, mendapatkan
makanan, memanipulasi  makanan  dalam  mulut,  mencerna  makanan  menurut  cara
yang diterima masyarakat, serta mencerna cukup makanan dengan aman.
4. BABBAK Toileting
Klien  memiliki  kesterbatasan  atau  ketidakmampuan  dalam  mendapatkan jamban  atau  kamar  kecil,  duduk  atau  bangkit  dari  jamban,  memanipulasi
pakaian  untuk  toileting,  membersihkan  diri  steelah  BABBAK    dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar mandi.
Keterbatasan  perawatan  diri  diatas  biasanya  diakibatkan  karena  sressor  yang cukup  berat  dan  sulit  ditangani  oleh  klien  klien  bias  mengalami  harga  diri
rendah, sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam  hal  mandi,  berpakaian,  makan,  maupun  BAB  dan  BAK.Bila  tidak
dilakukan  intervensi  oleh  perawat,  maka  kemungkinan  klien  bisa  mengalami masalah resiko tinggi isolasi sosial Fitria, 2009.
10. Perencanaan
1. Tindakan keperawatan untuk klien
Universitas Sumatera Utara
15
A. Tujuan
1. klien mampu mandi secara mandiri
2. klien  mampu  melakukan  berhiasberdandan  secara
baik
3. klien mampu melakukan makan dengan baik
4. klien mampu membersihkan diri setalah BAB
B. Tindakan keperawatan
1. Melatih  klien  cara  perawatan  diri  mandi  untuk
menjaga kebersihan diri: a.
mengidetifikasi penyebab malas mandi
b. menjelaskan pentingnya mandi untuk kebersihan diri.
c. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
d. Bantu  klien  mempraktekkan  cara  menjaga  kebersihan
diri
e. Menganjurkan  klien  memasukkan  dalam  jadwal
kegiatan 2.
Melatih klien berdandanberhias Perawat  dapat  melatih  pasien  berdandan.  Pasien  laki-laki  harus
dibedakan dengan wanita Untuk pasien laki-laki latihan meliputi:
a.
Berpakaian b.
Menyisir rambut c.
Bercukur Untuk pasien wanita latihan meliputi:
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Berhias
3. Melatih pasien untuk makan secara mandiri
Untuk melatih pasien makan secara mandiri adalah sebagai berikut: a.
Menjelaskan cara mempersiapkan makan b.
Menjelaskan cara makan yang tertib c.
Menjelaskan  cara  merapikan  peralatan  makan  setelah makan
d. Praktek  makan  sesuai  dengan  tahapan  makan  yang
baik 4.
Melatih klien perawatan diri toileting a.
Menjelaskan tempat BABBAK
b. menjelaskan  pentingnya  membersihkan  diri  setelah
BABBAK
Universitas Sumatera Utara
16
c. menganjurkan  klien  memasukkan  dalam  jadwal
kegiatan harian pasien. strategi pertemuan pada klien perawatan diri mandi dan toileting
No Kemampuan pasien
SP 1 1.
mengidetifikasi penyebab malas mandi 2.
menjelaskan pentingnya
mandi untuk
kebersihan diri. 3.
Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri 4.
Bantu  klien  mempraktekkan  cara  menjaga
kebersihan diri 5.
Menganjurkan  klien  memasukkan  dalam
jadwal kegiatan
SP 2 1.
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 2.
Menjelaskan cara berdandan 3.
Membantu pasien
mempraktekkan cara
berdandan 4.
Menganjurkan  pasien  memasukkan  dalam
jadwal kegiatan harian
SP 3 1.
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 2.
Menjelaskan cara makan yang baik 3.
Membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik 4.
Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP 4 1.
mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 2.
menjelaskan tempat BABBAK 3.
menjelaskan  pentingnya  membersihkan  diri
setelah BAB 4.
menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
PROGRAM DII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU
B.  FORMAT PENGKAJIAN KLIEN DI RUMAH SAKIT JIWA I.