Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Diri di RSJ Prof. Dr. Muhammad Ildrem Prov. Sumatera Utara

(1)

Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Prioritas

Masalah Pemenuhan Kebutuhan Dasar Perawatan Diri

di RSJ Prof. Dr. Muhammad Ildrem

Provinsi Sumatera Utara

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Desi Hapsani

122500137

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2015


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan

judul “Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Diri di RSJ Prof. Dr. Muhammad Ildrem Prov. Sumatera

Utara”.

Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka menyelesaikan program Diploma Keperawatan di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015. Selama proses pengambilan kasus dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Sumatra Utara Medan.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Keperawatan.

5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku ketua prodi DIII Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.

6. Ibu Eryunita Lubis, S.Kep, Ns selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dengan sabar, dan memberikan waktunya kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah sehingga dapat selesai tepat waktu. 7. Ibu Ellyta Aizar, S.Kp, M.Biomed selaku dosen penguji yang telah

meluangkan waktu, serta dengan sabar menguji dan membimbing penulis. 8. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara.

9. Kepada kedua orang tua, Ayahanda Anwar Hasibuan dan Ibunda Wanno Rita Rambe yang selalu memberikan doa, dukungan, motivasi, perhatian dan


(5)

dengan penuh kasih sayang selama ini sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

10.Kakak dan abang saya Devi Anrita Hasibuan dan Debbi Iskandar Hasibuan serta semua keluarga besar yang tidak tersebutkan satu persatu. Terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.

11.Teman-teman satu angkatan Stambuk 2012, Program studi D-III Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, terkhusus kepada Suci Indriyani Srg, Repni Aprianti Rambe, Purnama Sari Srg, Nurhalimah Hutasuhut, Halimahtussaddiah Daulay, Depi masdianti Hura yang telah banyak membantu dan bekerja sama dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

12.Serta rekan-rekan mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan khususnya Program Studi DIII Keperawatan Stambuk 2012 yang telah mendukung selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Medan, 29 Juli 2015 Hormat saya,


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Manfaat ... 4

BAB II PENGELOLAAN KASUS ... 5

A. Konsep Dasar Perawatan Diri ... 5

1. Defenisi Perawatan Diri ... 5

2. Jenis-jenis Perawatan Diri ... 6

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik Hygien ... 6

4. Tanda dan Gejala Defisit Perawatan Diri ... 9

5. Dampak dari Masalah Perawatan Diri/Personal Hygien ... 10

6. Proses Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Dasar Perawatan Diri ... 10

a. Pengkajian ... 10

b. Analisa Data ... 14

c. Rumusan Masalah ... 15

d. Perencanaan ... 16

B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 18

1. Pengkajian ... 18

2. Analisa Data ... 30

3. Rumusan Masalah ... 32

4. Perencanaan ... 33


(7)

BAB III PENUTUP ... 38

3.1. Kesimpulan ... 38

3.2. Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40 LAMPIRAN


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan (Wartonah, 2009).

Perawatan diri merupakan salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya. Perawatan diri perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti, pada orang sehat mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri dan pada orang yang mengalami gangguan jiwa mereka juga memerlukan hygiene atau perawatan diri yang baik (Potter & Perry, 2005).

Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, presepsi, emosi, gerakan, dan perilaku yang aneh dan terganggu. Skizofrenia ditunjukkan dengan gejala klien suka berbicara sendiri, mata melihat kekanan dan kekiri, jalan mondar mandir, sering tersenyum sendiri, sering mendengar suara-suara dan sering mengabaikan hygiene atau perawatan dirinya. Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melewati / melakukan aktifitas


(9)

perawatan diri secara mandiri seperti mandi, berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK (toileting) (Fitria, 2010)

Hasil survey Organisasi Kesehatan Dunia World Health Organization menyatakan tingkat gangguan kesehatan jiwa orang di Indonesia tinggi dan di atas rata-rata gangguan kesehatan jiwa dunia. Berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi gangguan jiwa berat (termasuk skizofrenia) mencapai 1,7 per mil atau 1-2 orang dari 1000 warga di Indonesia mengalami gangguan jiwa berat (Badan Pusat Statistik Jakarta, 2013).

Berdasarkan data yang diperoleh dari medical record rumah sakit jiwa Prof. Dr. Moh. Ildrem Provsu Medan sekitar Januari sampai dengan Mei 2015 pasien skizofrenia yang dirawat inap sebanyak 380 orang. Salah satu masalah keperawatan yang dialami skizofrenia adalah defisit perawatan diri. Hasil survei awal pengamatan di ruangan Pusuk Buhit pada bulan Mei 2015 dari 22 orang pasien yang dirawat inap di ruang Pusuk Buhit 17 orang yang mengalami defisit perawatan diri.

Individu yang mengalami gangguan jiwa akan mengalami kekurangan energi untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Keterbatasan perawatan diri biasanya diakibatkan stressor yang cukup berat dan sulit ditangani pasien sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri, baik dalam hal mandi, berpakaian dan berhias. Cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka disebut hygiene perorangan. Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Keterbatasan pasien skizofrenia dalam hal perawatan diri berdampak bagi pasien itu sendiri diantaranya badan mereka bau, kotor, berdaki dan pakaian mereka tidak


(10)

bersih, kusut dan kotor dan bagi pasien wanita tidak menghiraukan dandanannya (Fitria, 2009).

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengangkat masalah keperawatan pada klien khususnya Tn. J dengan perioritas masalah pemenuhan kebutuhan dasar perawatan diri di Prof. Dr. Moh. Ildrem Provsu Medan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah pemenuhan kebutuhan dasar perawatan diri di ruang Pusuk Buhit.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada klien dengan Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Diri penulis mampu :

1. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan pemenuhan kebutuhan perawatn diri : mandi dan berpakaian.

2. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien dengan pemenuhan kebutuhan perawatn diri : mandi dan berpakaian.

3. Mampu membuat intervensi keperawatan pada klien dengan pemenuhan kebutuhan perawatn diri : mandi dan berpakaian.

4. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan pemenuhan kebutuhan perawatn diri : mandi dan berpakaian.


(11)

C. Manfaat

Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Peneliti

Sarana untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan khususnya pada pasien defisit perawatan diri.

2. Pelayanan keperawatan di Rumah sakit Jiwa.

Memberikan masukan bagi perawat khusunya di rumah sakit jiwa untuk dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah utama defisit perawatan diri.

3. Pendidikan keperawatan

Sebagai referensi dalam pembelajaran untuk membekali mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya pada pasien gangguan jiwa dengan masalah utama defisit perawatan diri.


(12)

BAB II

PENGELOLAHAN KASUS

A. Konsep Dasar Perawatan Diri/Personal Hygiene

1. Definisi Perawatan Diri/Personal Hygie

Perawatan diri adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dalam memenuhi kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes, 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri (mandi, berpakaian, makan, toileting). Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Potter & Perry 2005).

Defisit perawatn diri sering kali disebabkan intoleransi aktivitas, hambatan mobilisasi fisik, nyeri, ansietas, atau gangguan kognitif. Defisit perawatan diri menggambarkan suatu keadaan seseorang yang mengalami hambatan kemampuan melakukan aktivitas perawatan diri seperti mandi, berpakaian, makan dan eliminasi. Jika seseorang tidak dapat melakukan semua perawatan diri, situasi ini digambarkan sebagai defisit perawatan total (Nanda, 2012).


(13)

2. Jenis-Jenis Perawatan Diri

Jenis-Jenis Perawatan Diri terdiri dari, (Nurjannah, 2004) a. Kurang perawatan diri : Mandi / Kebersihan

Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi / kebersihan diri.

b. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.

Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.

c. Kurang perawatan diri : Makan

Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas makan.

d. Kurang perawatan diri : Toileting

Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Hygiene

Seseorang dalam melakukan hygiene perorangan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara individu satu dengan individu lainnya mempunyai pengetahuan dan cara yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri tersebut. Berikut ini adalah beberapa faktor yang sangat mempengaruhi praktik hygiene seseorang (Potter & Perry, 2005).


(14)

1. Citra tubuh

Citra tubuh atau gambaran diri merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh sesorang seringkali dapat berubah. Citra tubuh seseorang dapat mempengaruhi cara seseorang dalam mempertahankan hygienenya. Pada individu yang nampak kurang rapi atau tidak tertarik pada hygiene membutuhkan pendidikan tentang pentingnya hygiene

Kondisi kesehatan seseorang sangat mempengaruhi penampilandan praktik kebersihan diri orang tersebut, untuk itu perawat harus mampu meningkatkan secara ekstra kebutuhan kebersihan diri pasien.

2. Kondisi fisik

Kondisi fisik dan kesehatan seseorang sangat mempengaruhi ketangkasan, dan kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan kebersihan dirinya, misalnya pasien dengan kanker tahap lanjut. Lanjut usia, pasien paska operasi, dan lain-lain. Agar kebutuhan kebersihan diri mereka terpenuhi, maka perawat harus mempu mengkaji seberapa jauh bantuan yang dapat diberikan pada pasien sesuai dengan tingkat fisiknya.

3. Praktik sosial

Prakti hygiene setiap individu sanagt dipengaruhi oleh praktik hygiene dari orang tua meraka sejak merka berada pada masa anak-anak. Kebiasaan keluarga, jumlah anggota keluarga, ketersediaan air dan sarana prasarana merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan perawatan kebersihan tersebut. Pada masa remaja sudah


(15)

mulai lebih memperhatikan penampilan mereka terutama hygiene mereka, karena pada masa tersebut mereka telah mengalami ketertarikan pada lawan jenisnya. Selanjutnya dalam kehidupan, teman-teman dan kelompok kerja membentuk harapan orang mengenai penampilan pribadi mereka perawatan yang dilakukan dalam mempertahankan hygiene yang adekuat.

4. Status ekonomi

Sumber daya ekonomi keluarga sangat mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan. Sosial ekonomi ini dapat membentuk penyediaan bahan-bahan yang berguna dalam pelaksanaan praktik hygiene. Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

5. Pengetahuan

Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan serta motivasi yang cukup sangat mempengaruhi praktik hygiene.

6. Variable kebudayaan

Kepercayaan kebudayaan seseorang dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene. Masing-masing budaya mempunyai cara dalam menerapkan praktik hygien.


(16)

7. Pilihan pribad

Setiap individu mempunyai dan pilihan yang berbeda-beda tentang waktu akan mandi, keramas, bercukur, dan lain-lainnya, termasuk produk yang akan digunakan.

4. Tanda dan Gejala Defisit Perawatan Diri

Tanda dan gejala klien defisit perawatan diri adalah seperti berikut, (Depkes,2000) :

1. Fisik

a. Badan bau, pakaian kotor. b. Rambut dan kulit kotor. c. Kuku panjang dan kotor d. Gigi kotor disertsi mulut bau e. Penampilan tidak rapi 2. Psikologis

a. Malas, tidak ada inisiatif b. Menarik diri, isolasi diri.

c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina. 3. Sosial

a. Interaksi kurang. b. Kegiatan kurang.

c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma.

d. Cara makan tidak teratur BAK dan BAB disembarang tempat, gosokan gigi dan mandi tidak mampu mandiri.


(17)

5. Dampak dari masalah perawatan diri/personal hygiene

Menurut Tarwoto (2009) ada beberapa dampak yang sering timbul pada masalah Defisit Perawatan Diri seperti :

a. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpelihara kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah : gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa kulit, infeksi pada pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.

b. Dampak Psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan interaksi social.

6. Proses Asuahan Keperawatan dengan perioritas Masalah Defisit

Perawatan Diri

A. Pengkajian

Pengumpulan data dapat dilakukan melaluai wawancara dengan klien, pengamatan dan pemeriksaan. Setelah pengkajian dilakukan maka ditemukan beberapa tanda dan gejala adanya gangguan defisit perawatan diri yaitu (Fitria, 2010) :

 Hygiene/Mandi

Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau


(18)

aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.

 Berpakain/ berhias

Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan , menggunakan kancing tarik, melepaskan pakian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian, dan mengenakan sepatu.

 Makan

Klien tidak mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, mengambil cangkir atau gelas.

 BAB/BAK

Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toiletin, membersihak diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.

Keterbatasan perawatan diri diatas biasanya diakibatkan karena stressor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau


(19)

merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berhias, makan maupun BAB dan BAK.

Berdasarkan diagnosis keperawatan NANDA 2012

1. Defisit Perawatan Diri : Mandi

Defenisi : Hambatan kemampuan untuk melaksanakan atau menyelesaikan mandi/aktivitas kebersihan untuk diri sendiri.

Batasan Karakteristik :

- Ketidakmampuan mengakses kamar mandi. - Ketidakmampuan mengeringkan tubuhnya.

- Ketidakmampuan mengambil perlengkepan mandi. - Ketidakmampuan menjangkau sumber air.

- Ketidakmampuan mengatur air mandi. - Ketidakmampuan membasuh tubuh.

Faktor yang berhubungan - Gangguan kognitif. - Penurunan motivasi. - Kendala lingkungan.

- Ketidakmampuan merasakan bagian tubuh. - Ketidakmampuan merasakan hubungan spesial. - Gangguan mukuloskeletal.

- Gangguan neuromuskular. - Nyeri.


(20)

- Ansietas berat. - Kelemahan.

2. Defisit Perawatan Diri : Berhias / Berpakaian

Defenisi : Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berhias untuk dirinya sendiri.

Batasan Karakteristik :

- Ketidakmampuan mengancingkan pakaian. - Ketidakmampuan mendapatkan pakaian. - Ketidakmampuan mengenakan atribut pakaian. - Mengenakan sapatu/sandal/kaus kaki.

- Melepaskan atribut pakaian.

- Melepaskan sepatu/sandal/kaus kaki.

Faktor yang berhubungan - Gangguan kognitif. - Penurunan motivasi. - Ketidaknyamanan. - Kendala lingkungan. - Keletihan.

- Gangguan mukuloskeletal. - Gangguan neuromuskular. - Nyeri.

- Gangguan persepsi. - Ansietas berat. - Kelemahan.


(21)

B. Analisa data Data Subyektif

1. Pasien mengatakan malas mandi.

2. Pasien mengatakan mandi satu kali dalam dua hari. 3. Pasien mengatakan pakaian tidak ada.

4. Pasien mengatakan sudah tiga hari tidak mengganti pakaian karena pakaian di rumah sakit tidak memadai.

5. Klien mengatakan malas untuk melakukan perawatan diri.

Data Obyektif

1. Pasien tampak kotor dan berbau. 2. Rambut acak-acakan dan berketombe. 3. Pakaian kotor dan tidak sesuai.

4. Kuku kotor dan panjang.


(22)

C. Rumusan Masalah

1. Defisit perawatan diri : Mandi

a. (self care : bathing/bantuan perawatn diri : mandi).

Pasien menunjukkan kebersihan diri dengan mandiri yang dibuktikan dengan indikator 1-5 (tidak ada menunjukkan, kadang-kadang menunjukkan, sering menunjukkan, dan sesuai) yaitu :

a. Mampu untuk perawatan mandiri

b. Mampu menunjukkan dalam kebersihan pribadi terutama mandi c. Mampu menyediakan peralatan mandi pribadi yang diinginkan. d. Mendorong kemandirian, namun campur tangan ketika pasien tidak

dapat melakukan.

e. Mampu membentuk rutinitas untuk kegiatan perawatan diri.

2. Defisit perawatan diri : berpakaian dan berhias

a. (Self care : Dressing /bantuan perawatan diri : Berdandan)

Pasien menunujukkan kebersihan diri dengan mandiri yang di buktikan dengan indikator 1-5 (tidak ada menunjukkan, kadang-kadang menunjukkan, sering menunjukkan, dan sesuai) yaitu :

a. Menunjukkan kemampuan perawatan diri atau aktivitas sehari- hari secara mandiri

b. Menunujukkan penampilan yang sesuai, bersih dan rapi. c. Mampu menunjukkan dalam perawatan diri berpakaian.

d. Mampu menyediakan peralatan untuk berpakaian pribadi yang diinginkan.


(23)

D. Perencanaan

Salah satu intervensi keperawatan yang paling bisa dilakukan menurut NIC (Nursing Intervation Clarification) adalah :

1. Defisit Perawatan Diri

a. Self care : Bathing/Bantuan Perawatan : mandi

1. Monitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri. 2. Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu dalam kebersihan

diri mandi

3. Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki.

4. Berikan aktivitas rutin sehari-hari sesuai kemampuan. 5. Membantu kebersihan klien dan perawatan diri. 6. Memfasilitasi klien dalam hal kebersihan diri. 7. Memfasilitasi klien untuk mandi secara mandiri.

8. Bantu klien dalam kebersihan badan, mulut, rambut, dan kuku. 9. Arahkan pasien untuk melakukan aktivitas

10.Jaga kebersihan tempat tidur, selimut bersih dan nyaman. 11.Bantu klien untuk memenuhi hygiene pribadi.

12.Lakukan pendidikan kesehatan, pentingnya kebersihan diri, pola kebershihan diri, cara kebersihan diri.


(24)

2. Defisit Perawatn Diri

a. Self care : Dressing/Bantuan Perawatan : berpakaian

1. Monitor kebutuhan klien untuk perlengkapan berpakaian. 2. Memfasilitasi klien untuk berpakaian secara mandiri 3. Bantu pasien untuk mengenakkan pakaian.

4. Berikan Aktivitas rutin sesuai kemampuan.

5. Bantu klien untuk menggunakan pakaian dengan sesuai

6. Lakukan pendidikan kesehatan mengenai manfaat berpakaian dan berdandan yang baik.


(25)

B. Asuhan Keperawatan Kasus

1. Pengkajian

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. J

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 60 tahun

Status Perkawinan : Kawin

Agama : Kristen

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

Alamat : Ds. Rumah Sumbul Kec. STM Hulu Tanggal Masuk RS : 27 Februari 2015

NO. Rengistrasi : 03. 41. 24 Ruangan/Kamar : Pusuk Buhit Golongan Darah :-

Tanggal Pengkajian : 18 Mei 2015 Tanggal Operasi : -


(26)

II. KELUHAN UTAMA

Tn. J malas mandi, jarang keramas, jarang gosok gigi, kulit berdaki, ganti baju sekali dalam tiga hari dan tidak mau melakukan aktifitas terutama tentang kebersihan dirinya dan Tn. J menganggap dirinya sudah bersih.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/palliative 1. Apa penyebabnya

Pasien malas melakukan aktivitas terutama kebersihan dirinya. 2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan.

Pasien mau melakukan perawatan diri jika di arahkan oleh perawat.

B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan

Pasien merasa badannya lemas 2. Bagaimana dilihat

Pasien terlihat kotor, rambut acak-acakan, kulit kotor, gigi kuning dan kuku panjang.

C. Region

1. Dimana lokasinya : - 2. Apakah menyebar : -

D. Severity

Pasien mengatakan tidak mau melakukan aktifitas apapun terutama kebersihan badannya.


(27)

E. Time :

Pada saat pasien mengalami gangguan jiwa.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

Pasien sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa dan termasuk pasien berulang. Pasien pertama kali dirawat di RSJ pada tanggal 14 juni 2014 kemudian keluarganya menjemput pasien untuk pulang ke rumah pada tanggal 30 agustus 2014. Namun penyakit yang dideritanya kambuh kembali karena pasien tidak teratur minum obat kemudian pasien dibawa kembali ke RSJ pada tanggal 27 februari 2015 sampai sekarang masih dirawat.

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Usaha pengobatan yang pernah dilakukan oleh klien yaitu dengan dirawat di RS Prof. Dr. Moh Ildrem Provsu Medan dengan meminum obat.

C. Pernah dirawat atau dioperasi

Pasien sudah pernah dirawat tetapi pasien berulang karena putus obat.

D. Lama dirawat

Lamanya pasien dirawat sekitar kurang lebih 1 tahun.

E. Alergi


(28)

V. RIWAYAT KEWSEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Pasien mengatakan kedua orang tua sudah meninggal dan tidak pernah mengalami gangguan jiwa.

B. Saudara kandung

Pasien anak pertama dari lima bersaudara. Diantara keempat saudaranya tidak ada satupun yang menderita seperti yang diderita oleh pasien.

C. Penyakit keturunan yang ada

Pasien mengatakan tidak ada penyakit keturunan didalam keluarga.

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Tidak ada

E. Anggota keluarga yang meninggal

Anggota keluarga klien yang meninggal yaitu ayah dan ibu kandung klien.

F. Penyebab meninggal

Penyebab meninggal kedua orang tuanya karena sakit.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Pasien mengatakan merasa malu karena penyakitnya saat ini dan pasien ingin cepat sembuh dan berkumpul bersama keluarganya.


(29)

B. Konsep Diri :

- Gambaran diri : Pasien tidak merasakan ada yang kurang dari tubuhnya

- Ideal diri : Pasien menginginkan cepat sembuh dan berkumpul dengan keluarganya.

- Harga diri : Pasien merasa dirinya tidak berharga. - Peran diri : Pasien merupakan kepala rumah tangga

namun tidak dapat menjalankannya. - Identitas : Pasien memiliki seorang istri dan tiga

orang anak.

C. Keadaan emosi :

Perasaan pasien saat ini merasa sedih, dan pasien susah diajak berkomunikasi dengan orang lain pasien hanya diam dan tidur dikamar.

D. Hubungan sosial :

- Orang yang berarti

Pasien mengatakan orang yang berarti adalah anaknya. - Hubungan dengan keluarga

Pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang memperhatikan dirinya.

- Hubungan dengan orang lain

Kurang baik, karena pasien lebih banyak menyendiri. - Hambatan hubungan dengan ornag lain


(30)

Pasien merasa minder dan malu dengan keadaannya sehingga berdiam diri dan susah diajak untuk komunikasi.

E. Spitual

- Nilai dan keyakinan : Pasien menganut keyakinan agama kristen dan percaya pada tuhannya. - Kegiatan ibadah : Pasien jarang mengikuti kegiatan

ibadah kebaktian selama pasien

dirawat dirumah sakit jiwa.

VII. STATUS MENTAL

- Tingkat kesadaran

Tingkat kesadaran pasien bingung saat dilakukan wawancara. - Penampilan

Penampilan pasien terlihat sangat tidak rapi, terlihat dari pasien kotor, rambutnya yang acak-acakan serta ketombe, bau badan, gigi kuning, dan kukunya yang panjang.

- Pembicaraan

Pada saat dilakukan wawacara oleh perawat pasien berbicara dengan lambat namun dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan pertanyaan yang diajukan perawat.

- Alat perasaan

Pada saat dilakukan pengkajian oleh perawat, pasien tampak lesu dan kurang semangat.


(31)

- Afek

Afek klien adekuat, pasien merespon stimulus yang diberikan dan pasien tersenyum saat perawat tersenyum.

- Intraksi selama wawancara

Bersikap kooperatif namun kontak mata kurang. - Proses pikir

Proses pikir pasien koheren dibuktikan pada waktu interaksi pasien mampu menjawab sesuai pertanyaan.

- Isi piker

Pada saat dilakukan wawancara pasien mengalami masalah isi pikir

- Waham

Pada saat dilakukan wawancara oleh perawat pasien tidak mengalami waham.

- Memori

Pada saat dilakukan wawancara oleh perawat, pasien tidak mengalami gangguan daya ingat.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum

Kondisi pasien lemah pasien tampak lebih senang menyendiri dikamar dan susah untuk diajak berbicara. Kondisi badan pasien tampak kotor dan bau, penampilan tidak rapi, rambut acak-acakan, kulit berdaki, gigi kuning dan kuku panjang.


(32)

B. Tanda-tanda Vital

- Suhu tubuh : 370C

- Tekanan darah : 110/80 mm/Hg

- Nadi : 84 x/i

- Pernapasan : 22 x/i

C. Pemeriksaan Head to toe

Kepala dan rambut : Bentuk kepala pasien bulat dan simetris, terdapat ketombe dan gatal-gatal dibagian kepala.

Rambut : Penyebaran rambut pasien merata, berbau serta terlihat kotor dan acak-acakan.

Wajah : Wajah pasien terlihat oval dengan struktur wajah dengan tidak ada kelainan.

Mata : Pasien memiliki mata yang lengkap dan simetris dengan konjungtiva dan sclera normal.

Hidung : Bentuk dan posisi hidung pasien simetris, dengan 2 lubang dan cuping hidung normal.


(33)

Telinga : Telinga pasien lengkap dan tidak ada kelainan dengan fungsi ketajaman kurang disebabkan faktor usia.

Mulut dan faring : Keadaan bibir pasien simetris, keadaan gigi kotor dan bau serta terdapat gigi yang ompong bagian depan.

Leher : Posisi trachea pasien simetris dan normal serta tidak ada pembengkakan pada kelenjar tyroid. Pada kelenjar limfe juga tidak ada pembengkakan. Pemeriksaan integument : Kulit pasien terlihat kotor, berdaki,

serta gatal-gatal pada sebagian tubuh, kondisi kulit kering dan kusam. Pemeriksaan thoraks/dada : pemeriksaan dada pasien normal tidak

ada kelainan, dengan frekuensi pernafasan 22x/menit. Tidak terdapat tanda kesulitan bernafas.

Pemeriksaan Abdomen : Abdomen normal, tidak ada pembengkakan.

Pemeriksaan Kelamin : Tidak dilakukan pengkajian. Fungsi motorik : Cara berjalan tidak terganggu


(34)

Fungsi sensorik : pasien mampu membedakan sensori tumpul, tajam, panas dan dingin yang diberikan.

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

I. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari

- Nafsu/selera makan : Nafsu makan pasien baik - Nyeri ulu hati : Tidak ada nyeri ulu hati - Alergi : Tidak memiliki riwayat alergi - Mual dan Muntah : Tidak ada mual dan muntah

- Tampak makan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa) : pasien tidak mau berkumpul dengan teman-temannya.

- Waktu pemberian makan : Pagi, siang, sore

- Jumlah dan jenis makan : 1 porsi, jenis nasi + lauk pauk - Waktu pemberian cairan : Saat makan saja

- Masalah makan dan minum : Tidak ada masalah.

II. Perawatan diri/personal hygiene

- Kebersihan tubuh : Tampak kotor, berdaki, bau badan serta kulit kering dan kusam.

- Kebersihan gigi dan mulut : Tampak kotor dan bau mulut karena jarang sikat gigi.


(35)

- Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku tangan dan kaki tampak panjang dan kotor.

III. Pola kegiatan/ Aktifitas

- Uraikan aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian, dilakukan secara mandiri, sebagian, atau total.

Pasien tidak mau melakukan aktivitas sehari-hari, terutama untuk aktivitas mandi pasien dibantu dan diarahkan oleh perawat, pasien sangat malas untuk mandi sehingga pasien selalu diarahkan dan terkadang dipaksa untuk mandi. Aktivitas makan pasien dapat melakukannya secara mandiri, pasien makan dengan menggunakan tangan, sebelum makan pasien mengerti untuk mencuci tangan dengan air terlebih dahulu. Pada saat makan pasien selalu menghabiskan porsi makanan yang diberikan kepadanya. Pasien dapat melakukan eliminasi secara mandiri dan berpakaian pasien juga dapat melakukannya secara mandiri, walau terkadang pakaian yang digunakan pasien tidak rapi.

- Uraikan aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit

Pasien jarang melakukan kegiatan ibadah selama dirawat di rumah sakit.


(36)

IV. Pola Eliminasi

1. BAB

- Pola BAB : 1 x sehari

- Karakter fases : kadang keras dan kadang lembek. - Riwayat perdarahan : tidak memiliki riwayat perdarahan. - BAB terakhir : siang hari

- Diare : tidak ada

- Penggunaan laktasif : tidak ada

V. Mekanisme koping

Saat mengalami masalah, pasien lebih memilih untuk menyendiri dan tidak mau menceritakan dengan teman-teman diruangan.


(37)

2. ANALISA DATA

No. Data Penyebab Masalah

Keperawatan 1. Ds :

- Pasien mengatakan malas mandi

- Pasien mengatakan tidak perlu dan tidak berguna melakukan kebersihan dirinya. - Pasien mengatakan

sudah 2 hari tidak mandi.

DO :

- Pasien skizofrenia - Badan kotor dan

berbau

- Kulit kotor dan berdaki - Rambut acak-acakan

dan berketombe

- Kuku kotor dan panjang.

- Pasien harus dipaksa mandi dan diarahkan oleh perawat.

Skizofrenia

Penurunan motivasi

Malas mandi

Badan bau dan kotor

Defisi perawatan diri: Mandi

Defisit Perawatan Diri


(38)

2. DS :

- Pasien mengatakan tidak memiliki pakaian ganti. - Pasien mengatakan

sudah 3 hari tidak mengganti pakaian karena pakaian di rumah sakit tidak memadai.

DO :

- Pasien skizofrenia. - Pasien tampak

tidak rapi

- Pasien tampak kotor dan berbau. - Kancing baju tidak

sesuai

- Pasien memakai baju dan celana yang robek

- Rambut

acak-acakan dan

berketombe.

Keadaan lingkungan

Tidak memiliki pakaian ganti

Klien tampak kotor dan tidak rapi

Defisit perawatan diri : Berpakaian

Defisit Perawatan Diri


(39)

3. MASALAH KEPERAWATAN 1. Defisit Perawatan Diri : Mandi 2. Defisit Perawatan Diri : Berpakaian

DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)

1. Defisit Perawatan Diri : Mandi berhubungan dengan skizofrenia ditandai dengan penurunan motivasi kebersihan diri, pasien malas mandi dan mengatakan ia mandi satu kali dalam dua hari. Pasien tampak kotor dan berbau, rambut acak-acakan dan berketombe, kulit kotor dan berdaki, kuku kotor dan panjang. Pasien harus dipaksa mandi dan diarahkan oleh perawat.

2. Defisit Perawatan Diri : Berpakaian berhubungan dengan kendala lingkungan ditandai dengan pasien tidak memiliki pakaian ganti dan pasien mengatakan sudah tiga hari tidak mengganti pakaian. Pasien tampak kotor dan tidak rapi, kancing baju tidak sesuai, pasien memakai baju dan celana yang robek.


(40)

4. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Hari / tanggal

No.

Dx Perencanaan Keperawatan

Selasa, 19 Mei 2015

1 Tujuan dan Kriteria Hasil berdasarkan: NOC : Self care / Bantuan perawatan diri

- Menunjukkan kemampuan perawatan diri atau aktivitas sehari- hari secara mandiri dan klien terbebas dari bau badan.

- Mampu menunjukkan dalam kebersihan pribadi terutama mandi.

- Mampu menyediakan peralatan mandi pribadi yang diinginkan.

- Menyebutkan perasaan nyaman dan kepuasan yang berhubungan dengan kebersihan tubuh

- Klien menunjukkan indikator keberhasilan dengan skala 4 : sering menunjukkan keberhasilan

Rencana Tindakan Rasional

(Self care : bathing / Bantuan perawatan diri : mandi)

1. Bina hubungan saling percaya dengan pasien. 2. Pantau kebersihan diri pasien

dan perawatan diri.

3. Fasilitasi pasien untuk mandi secara mandiri.

4. Bantu pasien dalam kebersihan badan, mulut, rambut, dan kuku.

1. Mendekatkan diri pada pasien.

2. Mengetahui

kemampuan pasien dalam kebersihan diri 3. Memudahkan

pasien untuk melakukan aktivitas.

4. Mengarahkan pasien dalam kebersihan diri.


(41)

5. Tingkatkan motivasi klien dalam kebersihan badan, mulut, rambut, dan kuku.

5. Meningkatkan

kemauan pasien beraktivitas.

Hari / tanggal

No.

Dx Rencana Keperawatan

Selasa, 21 Mei 2015

2 Tujuan dan Kriteria Hasil berdasarkan : NOC : Self care / Bantuan perawatan diri

- Menunjukkan kemampuan perawatan diri atau aktivitas sehari- hari secara mandiri dan klien berpenampilan baik, bersih dan rapi.

- Mampu menunjukkan dalam perawatan diri berpakaian, dan menyisir rambut.

- Mampu menyediakan peralatan untuk berpakaian dan berdandan pribadi yang diinginkan.

- Klien menunjukkan indikator keberhasilan dengan skala 4 : sering menunjukkan keberhasilan.

Rencana Tindakan Rasional

(Self care : Dressing / Bantuan

perawatan diri :

Berpakaian/Berdandan)

1. Pantau penampilan pasien dan perawatan diri.

2. Bantu pasien menyediakan pakaian yang diinginkan.

3. Bantu klien cara berpakaian dan berdandan yang benar.

4. Tingkatkan motivasi klien untuk

1. Mengetahui

kemampuan klien dalam perawatan diri berpakaian/berdandan 2. meningkatkan kemandirian pasien. 3. Meningkatkan perilaku kesehatan. 4. Meningkatkan


(42)

berpakaian dan berdandan yang benar.

kemauan beraktivitas.

5. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Hari / tanggal

No.

Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi

Rabu, 20 Mei 2015

1 08.30 - 09.30

Self care : bathing / Bantuan perawatan diri : mandi 1. Membina hubungan saling

percaya dengan pasien dengan cara mendekatkan diri dengan pasien sehinggan dapat melakukan perawatan diri .

2. Memantau kebersihan diri pasien dan perawatan diri dengan cara mengajak pasien untuk mandi setiap hari.

3. Memfasilitasi pasien untuk mandi secara mandiri dengan cara menyediakan perlengkapan mandi seperti sabun, sikat gigi, odol. 4. Membantu pasien dalam

kebersihan badan, mulut dan kuku dengan cara

mengajarkan cara

membersihkan tubuh, menggunting kuku, dan menggosok gigi

S :

Pasien mengatakan merasa senang dan akan berusaha untuk melakukan perawatan diri: mandi.

O :

- Pasien tampak segar

- Pasien ada keinginan untuk melakukan

perawatan diri : mandi.

- Pasien mulai kooperatif

- Pasien mau mandi jika diarahkan oleh perawat.

A :

Pasien sudah

mau mandi


(43)

5. Meningkatkan motivasi pasien dalam kebersihan badan, mulut, rambut, dan kuku.

6. Melakukan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya kebersihan diri, pola kebersihan dan cara kebersihan diri.

masalah teratasi P :

Pasien belum bisa membersihkan mulut, Intervensi dilanjutkan.

Hari / tanggal

No.

Dx Pukul Implementasi Keperawatan

Evaluasi (SOAP) Rabu,

20 Mei 2015

2 10.00 -10.30

(Self care : Dressing /

Bantuan perawatan diri : Berpakaian/Berdandan) 1. Memantau penampilan

pasien dan perawatan diri dengan cara mengajari pasien untuk memakai pakaian yang sesuai.

2. Membantu pasien

menyediakan pakaian yang diinginkan.

3. Meningkatkan Motivasi pasien untuk berpakaian dan berdandan yang benar. 4. Membantu pasien cara

berpakaian dan berdandan yang benar.

5. Melakukan pendidikan S :

Pasien mengatakan merasa senang dan akan berusaha untuk melakukan perawatan diri : berpakaian/berdand an.

O :

- Pasien tampak rapi dan segar. - Pasien ada

keinginan untuk melakukan

perawatan diri : berpakaian/berda


(44)

kesehatan mengenai manfaat berpakaian dan berdandan yang baik.

ndan.

- Pasien dapat berpakaian rapi jika diarahkan oleh perawat. - Pasien mulai

kooperatif

A :

Pasien sudah bisa berpakaian dengan rapi masalah teratasi P :

Pasien belum bisa berdandan

Intervensi Dilanjutkan


(45)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. J dengan masalah Defisit Perawatan Diri di Rumah sakit Prof. Dr. Muhammad Idlem Provinsi Sumatera Utara Medan, khususnya di ruangan Pusuk Buhit yang dilakukan pada tanggal 18 Mei sampai 22 Mei 2015, maka penulis mendapatkan data sebagai berikut : pasien malas untuk merawat diri, penampilan tidak rapi, bau badan, kulit berdaki, rambut acak-acakan dan berketombe, gigi kotor dan bau, seta kuku panjang. Dari data tersebut penulis menyimpulkan bahwa pasien mengalami defisit perawatan diri.

Setelah penulis melakukan pengkajian, intervensi dan implementasi, hasilnya masalah keperawatan dengan defisit perawatan diri pada Tn. J dihentikan karena ia sudah mau melakukan perawatan diri. Walaupun demikian perawat ruangan harus tetap memantau dan membimbing pasien dalam merawat diri.


(46)

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis simpulkan adalah sebagai berikut : 1. Bagi rumah sakit

Agar perawat lebih mengoptimalkan dalam memberikan pelayanan terhadap kebutuhan dasar perawatan diri sehingga dapat mencegah dampak dari masalah kebutuhan dasar perawatan diri yang lebih buruk. 2. Bagi Institusi Pendidikan

Agar lebih meningkatkan penerapan dan pengajaran asuhan keperawatan pada mahasiswa, meningkatkan ilmu pengetahuan dan memberikan keterampilan yang lebih kepada mahasiswa dan menambah referensi tentang pemenuhan kebutuhan dasar perawatan diri.

3. Bagi Klien

Dengan adanya bimbingan dan bantuan asuhan yang dilakukan oleh perawat, diharapakan dapat meningkatkan kenyamanan dan kesehatan klien selama dirawat dirumah sakit.


(47)

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No.

Dx Hari / tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

1 Kamis, 21 Mei 2015

09.00 -09.30

Perawatan diri : mandi

1. Membina hubungan saling percaya dengan klien.

2. Memantau kebersihan diri klien dan perawatan diri.

3. Memfasilitasi klien untuk mandi secara mandiri.

4. Mengajarkan klien cara melakukan kebersihan badan, mulut rambut, dan kuku.

5. Meningkatkan motivasi klien dalam kebersihan badan, mulut, rambut, dan kuku.

6. Melakukan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya kebersihan diri, pola kebersihan dan cara kebersihan diri.

S :

Klien mengatakan kalau mandi badan jadi segar

O :

- Klien telihat rileks dan segar - Klien tidak lagi dipaksa untuk

mandi

A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan


(48)

No. Dx

Hari /

tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

2 Kamis, 21 Mei 2015

11.00 - 11.30

Perawatan diri : Berpakaian 1. Memantau penampilan klien

2. Memfasilitasi klien untuk mandi secara mandiri.

3. Mengajarkan klien cara melakukan kebersihan badan, mulut rambut, dan kuku.

4. Meningkatkan Motivasi klien untuk berpakaian dan berdandan yang benar 5. Membantu klien cara berpakaian dan

berdandan yang benar.

6. Melakukan pendidikan kesehatan mengenai manfaat berpakaian dan berdandan yang baik.

S : Klien mengatakan kalau berpakaian rapi jadi nyaman.

O : Klien tampak senang dan lebih segar A : Masalah teratasi sebagian


(49)

No.

Dx Hari / tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

1. Jumat, 22 Mei 2015

09.00 – 09.30

1. Memantau kebersihan diri dan perawatan diri klien.

2. Memfasilitasi klien untuk mandi secara mandiri

3. Mengevaluasi kemampuan klien dalam perawatan diri : mandi

S : Klien mengatakan bahwa kalau mandi badan menjadi bersih dan segar

O:

- Klien tampak bersih

- Klien mandi tanpa dipaksa oleh perawat.

A : Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dihentikan


(50)

No. Dx

Hari /

tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

2. Jumat, 22 Mei 2015

09.30 – 10.00 1. Memantau penampilan klien

2. Memfasilitasi klien untuk berpakaian dan berdandan secara mandiri

3. Mengevaluasi kemampuan klien dalam perawatan diri : berpakaian dan berdandan.

S : Klien mengatakan merasa nyaman setelah berpakaian rapi.

O : Klien tampak rapi dan bersih A : Masalah teratasi


(51)

(1)

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis simpulkan adalah sebagai berikut :

1. Bagi rumah sakit

Agar perawat lebih mengoptimalkan dalam memberikan pelayanan terhadap kebutuhan dasar perawatan diri sehingga dapat mencegah dampak dari masalah kebutuhan dasar perawatan diri yang lebih buruk. 2. Bagi Institusi Pendidikan

Agar lebih meningkatkan penerapan dan pengajaran asuhan keperawatan pada mahasiswa, meningkatkan ilmu pengetahuan dan memberikan keterampilan yang lebih kepada mahasiswa dan menambah referensi tentang pemenuhan kebutuhan dasar perawatan diri.

3. Bagi Klien

Dengan adanya bimbingan dan bantuan asuhan yang dilakukan oleh perawat, diharapakan dapat meningkatkan kenyamanan dan kesehatan klien selama dirawat dirumah sakit.


(2)

41 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No.

Dx Hari / tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

1 Kamis, 21 Mei

2015

09.00 -09.30

Perawatan diri : mandi

1. Membina hubungan saling percaya dengan klien.

2. Memantau kebersihan diri klien

dan perawatan diri.

3. Memfasilitasi klien untuk mandi secara mandiri.

4. Mengajarkan klien cara melakukan

kebersihan badan, mulut rambut, dan kuku.

5. Meningkatkan motivasi klien

dalam kebersihan badan, mulut, rambut, dan kuku.

6. Melakukan pendidikan kesehatan

mengenai pentingnya kebersihan diri, pola kebersihan dan cara kebersihan diri.

S :

Klien mengatakan kalau mandi badan jadi segar

O :

- Klien telihat rileks dan segar - Klien tidak lagi dipaksa untuk

mandi

A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan


(3)

No. Dx

Hari /

tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

2 Kamis, 21

Mei 2015

11.00 - 11.30

Perawatan diri : Berpakaian

1. Memantau penampilan klien

2. Memfasilitasi klien untuk mandi secara mandiri.

3. Mengajarkan klien cara melakukan

kebersihan badan, mulut rambut, dan kuku.

4. Meningkatkan Motivasi klien untuk

berpakaian dan berdandan yang benar 5. Membantu klien cara berpakaian dan

berdandan yang benar.

6. Melakukan pendidikan kesehatan

mengenai manfaat berpakaian dan berdandan yang baik.

S : Klien mengatakan kalau berpakaian rapi jadi nyaman.

O : Klien tampak senang dan lebih segar A : Masalah teratasi sebagian


(4)

43

1. Jumat, 22 Mei

2015

09.00 – 09.30

1. Memantau kebersihan diri dan perawatan diri klien.

2. Memfasilitasi klien untuk mandi secara mandiri

3. Mengevaluasi kemampuan klien

dalam perawatan diri : mandi

S : Klien mengatakan bahwa kalau mandi badan menjadi bersih dan segar

O:

- Klien tampak bersih

- Klien mandi tanpa dipaksa oleh

perawat.

A : Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dihentikan


(5)

No. Dx

Hari /

tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

2. Jumat, 22

Mei 2015

09.30 – 10.00 1. Memantau penampilan klien

2. Memfasilitasi klien untuk berpakaian dan berdandan secara mandiri

3. Mengevaluasi kemampuan klien dalam perawatan diri : berpakaian dan berdandan.

S : Klien mengatakan merasa nyaman setelah berpakaian rapi.

O : Klien tampak rapi dan bersih A : Masalah teratasi


(6)

Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan Pada Pada Pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Sumatera Utara

4 48 80

Asuhan Keperawatan Pada Pada Pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Sumatera Utara

0 0 7

Asuhan Keperawatan Pada Pada Pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Sumatera Utara

0 0 4

Asuhan Keperawatan Pada Pada Pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Sumatera Utara

0 0 2

Asuhan Keperawatan Pada Pada Pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Sumatera Utara

0 0 1

Asuhan Keperawatan Pada Pada Pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Sumatera Utara

0 0 11

Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Diri di RSJ Prof. Dr. Muhammad Ildrem Prov. Sumatera Utara

0 0 7

Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Diri di RSJ Prof. Dr. Muhammad Ildrem Prov. Sumatera Utara

0 0 4

Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Diri di RSJ Prof. Dr. Muhammad Ildrem Prov. Sumatera Utara

0 0 2

Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Diri di RSJ Prof. Dr. Muhammad Ildrem Prov. Sumatera Utara

0 0 5