a. Dana yang bersumber dari dana itu sendiri Dana yang bersumber dari bank itu sendiri adalah dana yang berbentuk
modal disetor yang berasal dari para pemegang saham dan cadangan- cadangan serta keuntungan bank yang belum dibagikan kepada para
pemegang saham. Dana ini adalah dana murni dimiliki oleh bank yang telah ada sejak bank tersebut memulai kegiatan usahanya, bahkan sejak bank
memperoleh izin usaha dari Bank Indonesia.
Modal disetor yang berasal dari pemegang saham dapat dikatakan bersifat tetap, dalam arti selamanya akan tetap mengendap dalam bank dan tidak akan
mudah ditarik begitu saja oleh penyetornya. Dalam Undang-undang No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan terbatas ditentukan bahwa untuk pengurungan
modal setor suatu perusahaan haruslah melalui Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Pelaksanaan rapat Umum Pemegang Saham tersebut haruslah
mematuhi ketentuan dan persyaratan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Dana yang bersumber dari masyarakat Dana yang berasal dari masyarakat luas adalah dana yang berhasil
dihimpun dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang diwujudkan dalam berbagai bentuk seperti giro, deposito, dan tabungan.
Dana yang berasal dari masyarakat tersebut pada prinsipnya merupakan dana yang harus diolah atau dikelola oleh bank dengan sebaik-baiknya agar
memperoleh profit. Sedang yang dimaksud dengan simpanan dari masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro,
deposito, sertifikat deposito,tabungan dan atau bentuk lainnya dipersamakan dengan itu.
c. Dana yang bersumber dari Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Dana yang bersumber dari Bank Indosenesia adalah dana yang dikucurkan
oleh Bank Indonesia melalui fasilitas kredit kepada bank-bank yang mengalami kesulitan pendanaan jangka pendek dan dijamin dengan agunan
yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan.
2.1.5 Aset Produktif
Sebagai lembaga pemberi jasa-jasa keuangan dalam lalu lintas pembayaran, maka bank memberikan berbagai fasilitas kepada nasabah,
penanaman dana dari bank terbesar diberikan dalam bentuk fasilitas kredit. Akan tetapi, sebagian dana itu disisihkan dalam bentuk penanaman lain, yaitu surat-
surat berharga, penempatan dana pada bank lain, dan penyertaan modal dalam keuangan yang bukan bentuk bank atau perusahaan lain.
Universitas Sumatera Utara
Aset yang produktif sering juga disebut dengan earning assets atau Aset yang menghasilkan karena penempatan dana pada bank tersebut adalah untuk
mencapai tingkat penghasilan yang diharapkan. Aset produktif atau earning assets adalah semua penanaman dana dalam
rupiah atau valuta asing yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya Siamat, 2004:134.
Aset produktif adalah penanaman dana bank, baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, efek surat berharga, efek yang dibeli dengan
janji dijual kembali reverse revo, tagihan derivatif, tagihan akseptasi, penempatan dana pada bank lain, penyertaan dan lain-lain PSAK No.31 paragraf
11. Aset produktif adalah semua Aset dalam rupiah dan valuta asing yang
dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya Dendawijaya, 2005:61.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Aset produktif adalah bentuk pengalokasian dana baik dalam rupiah maupun valuta asing yang
dapat memberikan penghasilan atau Aset yang menghasilkan kontribusi pendapatan bagi bank.
a. Penanaman dana dalam Aset produktif Aset produktif adalah penyediaan dana bank untuk memperoleh
pengahasilan dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antarbank, tagihan akseptasi, tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan
janji dijual kembali reverse repurchase agreement, tagihan derivatif, penyertaan, transaksi rekening administratif serta bentuk penyediaan dana
lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Peraturan Bank Indonesia No.72PBI2005, pasal 1
Universitas Sumatera Utara
b. Penanaman dana dalam bentuk aset tidak produktif Aset tidak produktif adalah penanaman dana bank ke dalam bentuk aset yang
tidak memberikan hasil bagi bank. Komponen dana dalam bentuk aset tidak produktif terdiri dari alat-alat likuid atau cash asset serta aset tetap dan
inventaris. Komponen aktiva produktif terdiri dari:
1
Kredit adalah penyediaan uang atau yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga Dendawijaya 2001:67.
Kredit
Kredit adalah penyediaan uang tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau bagi hasil keuntungan
termasuk pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan NPA Note Purchase Agreement dan pengambilalihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak
piutang factoring Siamat 2004:134
Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa adanya kontraprestasi yang
akan diterima kreditur dimasa yang akan datang berupa jumlah bunga, imbalan atau hasil keuntungan. Kredit adalah sumber penghasilan terbesar bank. Oleh
karena itu pihak bank sangat berupaya sekonservatisme mungkin dalam menyalurkan kredit, dan sangat menghindari sikap yang spekulatif dalam
pemberian kredit. Adapun tujuan dari pemberian kredit ini adalah Kasmir, 2002:96:
a. Mencari keuntungan
Keuntungan diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada
nasabah.
Universitas Sumatera Utara
b. Membantu usaha nasabah
Bank memberikan fasilitas kredit untuk membantu usaha nasabah yang membutuhkan dana, baik untuk investasi maupun untuk modal kerja.
Dengan dana ini maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.
c. Membantu pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti
adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.
Adapun unsur kredit menurut Ismail,2009:190 adalah sebagai berikut: a.
Debitur dan kreditor Kedua pihak yang melakukan transaksi kredit yaitu debitur dan kreditor.
Debitur atau disebut juga nasabah adalah pihak yang mendapat pinjaman dari kreditor dan kreditor adalah pihak yang mendapat pinjaman atau
menyalurkan pinjaman yaitu bank.
b. Perjanjian
Setiap kredit yang diberikan oleh bank harus didasari adanya perjanjian antara bank dan debitur berupa perjanjian kredit. Perjanjian kredit akan
mengikat kedua pihak yaitu bank dan debitur untuk memenuhi ketentuan- ketentuan sebagaimana yang tertuang dalam perjanjian kredit.
c. Jangka waktu
Setiap kredit harus ditentukan jangka waktu pemberian kredit, yaitu jangka waktu mulai dari kredit dicairkan sampai dengan kredit lunas.
d. Balas jasa
Bank memberikan kredit dengan tujuan agar memperoleh pendapatan atau balas jasa, yaitu berupa bunga untuk bank konvensional.
e. Kepercayaan
Bank memberikan kredit kepada debitur karena bank percaya bahwa dana yang disalurkan kepada debitur akan dapat dikembalikan. Bank percaya
bahwa debitur dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian.
f. Risiko
Setiap penyalurkan dana pasti mengandung risiko bahwa dana ini tidak kembali. Kredit yang diberikan oleh bank kepada debitur akan
mengandung risiko adanya kemungkinan debitur tidak dapat mengembalikan dana pinjamannya. Oleh karena itu, bank harus
melakukan analisis kredit sebelum memutuskan untuk memberikan kredit kepada debitur.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi kredit sebagaimana menurut Kasmir,2008:101 adalah : 1.
Untuk meningkatkan daya guna uang Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang, yang berarti
jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna.
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga, suatu daerah yang kekurangan uang
dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
3. Untuk meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang menjadi berguna atau bermanfaat.
4. Untuk meningkatkan peredaran barang
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah
jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat.
5. Sebagai stabilitas ekonomi
Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah
barang yang diperlukan oleh masyarakat.
Prinsip-prinsip pemberian kredit Adapun salah satu prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan adalah
dengan analisis 5 C menurut Manurung, 2004:193 dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Karakter Character Karakter character mencakup keinginan kuat calon debitur untuk
memenuhi janji atau melunasi kewajiban sesuai jadwal, dalam kondisi baik dan buruk.
b. Kapasitas Capacity Kapasitas capacity adalah berkaitan dengan kemampuan calon
debitur untuk melunasi kredit sesuai jadwal. Penilaian kemampuan ini dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, misalnya pendekatan
materiil, yaitu melakukan penilaian terhadap keadaan neraca, laporan laba-rugi, dan arus kas cash flow usaha dari beberapa tahun terakhir.
c. Modal Capital Penilaian atas modal capital yang dimiliki calon debitur, dimana
bank ingin melihat kekuatan permodalan, juga komitmen dalam usaha.
Universitas Sumatera Utara
d. Jaminan Collateral Jaminan collateral amat dibutuhkan oleh bank untuk menghindari
atau mengurangi risiko kerugian, bila terjadi hal-hal yang buruk dari usaha yang dikelola nasabah.
e. Kondisi Condition Dalam pemberian kredit oleh bank, kondisi ekonomi secara umum dan
kondisi sektor usaha pemohon kredit perlu memperoleh perhatian dari bank memperkecil risiko yang mungkin terjadi yang diakibatkan oleh
kondisi ekonomi tersebut.
2
Penempatan dana dalam bentuk pembelian surat-surat berharga disebut juga sekuritas atau efek-efek adalah salah satu alternatif penempatan dana
jangka pendek dan tergolong likuid. Bank dapat menjual dengan segera surat- surat berharga yang dimiliki. Pada saat perekonomian dalam suatu negara tidak
stabil, maka pilihan penempatan dana dalam bentuk surat-surat berharga akan berisiko karena tidak stabilnya harga efek-efek yang dimiliki.
Surat-surat berharga
Menurut Undang - Undang No.10 Tahun 1998 surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit atau setiap
derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar uang dan pasar
modal. Sebagai cadangan sekunder, surat dijadikan sebagai pelengkap atau
cadangan pengganti bagi cadangan primer. Karena sifatnya yang dapat menghasilkan pendapatan bagi bank selain berfungsi sebagi cadangan, secondary
reserve dapat memberikan manfaat bagi bank, yaitu untuk menjaga likuiditas dan meningkatkan profitabilitas bank.
Universitas Sumatera Utara
3
Penempatan dana pada bank lain adalah penanaman dana bank pada bank lainnya berupa giro, call money, deposito berjangka, kredit yang diberikan
dan penempatan lainnya, yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya Dendawijaya, 2001:67
Penempatan pada bank lain
Kegiatan penempatan pada bank lain umumnya dilakukan melalui pasar uang. Bagian yang melakukan transaksi penempatan dana antarbank dan
atau peminjaman dana antarbank adalah dealing room yang berada di pusat bank. Dealing room yang berfungsi untuk menempatkan dana dengan cepat pada saat
bank kelebihan dana dan melakukan pinjaman dengan cepat kepada bank lain pada saat bank membutuhkan dana untuk memenuhi likuiditas bank.
4
Penyertaan merupakan penanaman dana bank dalam bentuk saham perusahaan lain untuk tujuan investasi jangka panjang. Penyertaan adalah
penanaman dana bank dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan yang tidak melalui pasar modal, serta dalam bentuk penyertaan
modal sementara pada perusahaan debitor untuk mengatasi akibat kegagalan kredit Dendawijaya, 2001:67.
Penyertaan modal
Keterlibatan bank dalam penyertaan dapat diakibatkan oleh adanya pengalihan kredit, bila debitur dipandang berisiko tinggi sementara kredit
tersebut maka bank dapat melakukan inisiatif untuk menyelamatkan kredit tersebut melalui pengalihan kredit menjadi penyertaan bank dalam perusahaan
tersebut. Bank umum hanya diperkenankan melakukan penyertaan modal pada
Universitas Sumatera Utara
perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan
dengan memenhi ketentuan yang ditetapkan.
2.1.6 Profitabilitas Bank