commit to user 40
– 60 60
0,6 0,4
40 – 80
80 - 150 Sumber : TPGJAK No 038TBM1997
1. Lengkung vertikal cembung
Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangent berada di atas permukaan jalan
Gambar. 2.17 Lengkung Vertikal Cembung Keterangan :
PLV = Titik awal lengkung parabola PV1
= Titik perpotongan kelandaian
1
g dan
2
g g
= Kemiringan tangen : + naik, - turun A
= Perbedaan aljabar landai
1
g -
2
g EV
= Pergeseran vertikal titik tengah besar lingkaran PV1 – m meter
Jh = Jarak pandang
1
h = Tinggi mata pengaruh
2
h = Tinggi halangan
2. Lengkung vertikal cekung
Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangent berada di bawah permukaan jalan.
PLV d
1
d
2
g
2
PVI 1 Ev
m g
1
h
2
h
1
J
h
PTV L
commit to user Gambar 2.18. Lengkung Vertikal Cekung.
Keterangan : PLV = Titik awal lengkung parabola
PV1 = Titik perpotongan kelandaian
1
g dan
2
g g
= Kemiringan tangen : + naik, - turun A
= Perbedaan aljabar landai
1
g -
2
g EV
= Pergeseran vertikal titik tengah besar lingkaran PV1 – m meter
Lv = Panjang lengkung vertikal
V = Kecepatan rencana kmjam
Rumus-rumus yang digunakan pada lengkung parabola cekung sama dengan rumus-rumus yang digunakan pada lengkung vertikal cembung.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan Alinemen Vertikal 1
Kelandaian maksimum. Kelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan penuh
mampu bergerak dengan kecepatan tidak kurang dari separuh kecepatan semula tanpa harus menggunakan gigi rendah.
Tabel 2.11 Kelandaian Maksimum yang diijinkan
PLV
EV g
2
EV g
1
PV1 J
h
PTV LV
commit to user Landai maksimum
3 3
4 5
8 9
10 10
Vr kmjam 120
110 100
80 60
50 40
40 Sumber : TPGJAK No 038TBM1997
2 Kelandaian Minimum
Pada jalan yang menggunakan kerb pada tepi perkerasannya, perlu dibuat kelandaian minimum 0,5 untuk keperluan kemiringan saluran samping, karena
kemiringan jalan dengan kerb hanya cukup untuk mengalirkan air kesamping. 3
Panjang kritis suatu kelandaian Panjang kritis ini diperlukan sebagai batasan panjang kelandaian maksimum agar
pengurangan kecepatan kendaraan tidak lebih dari separuh Vr. Tabel 2.12 Panjang Kritis m
Kecepatan pada awal tanjakan kmjam
Kelandaian 4
5 6
7 8
9 10
80 630
460 360
270 230
230 200
60 320
210 160
120 110
90 80
Sumber : TPGJAK No 038TBM1997
2.6 Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
Perencanaan konstruksi lapisan perkerasan lentur disini untuk jalan baru dengan Metoda Analisa Komponen, yaitu dengan metoda analisa komponen SKBI
– 2.3.26. 1987.
Surface Course Base Course
commit to user
Gambar 2.19. Susunan Lapis Konstruksi Perkerasan Lentur
Adapun untuk perhitungannya perlu pemahaman Istilah-istilah sebagai berikut :
2.6.1
Lalu lintas 1. Lalu lintas harian rata-rata LHR
Lalu lintas harian rata-rata LHR setiap jenis kendaraan ditentukan pada awal umur rencana, yang dihitung untuk dua arah pada jalan tanpa median atau masing-
masing arah pada jalan dengan median. -
Lalu lintas harian rata-rata permulaan LHR
P
1
1
1
n S
P
i LHR
LHR
................................................................ 51 -
Lalu lintas harian rata-rata akhir LHR
A
2
2
1
n P
A
i LHR
LHR
............................................................... 52
2. Rumus-rumus Lintas ekivalen