Pembahasan Gambaran Karakteristik Ibu Hamil dengan Preeklampsi dan Eklampsi di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2013 sampai 2014

5.2. Pembahasan

Dari hasil penelitian Tabel 5.1. diketahui bahwa sampel terbanyak berumur 31-40 tahun sebanyak 43 orang 45,3, hasil ini tidak jauh berbeda dengan sampel berumur 20-30 tahun sebanyak 36 orang 37,9. Adapun kelompok umur 40 tahun memiliki jumlah sampel sebanyak 9 orang 9,5 dan kelompok umur 20 tahun sebanyak 7 orang 7,4. Dapat disimpulkan bahwa kelompok dengan rentang umur 20-40 tahun memiliki persentase yang paling tinggi terkena preeklampsi dan eklampsi. Pada penelitian ini tidak sesuai dengan teori faktor penyebab kejadian preeklampsi dan eklampsi dan pada penelitian Rozikhan 2007 umur 20 tahun dan 35 tahun mempunyai resiko menjadi eklampsia berat 3,58 dan 3,97 kali dibandingkan dengan umur ibu 20-35 tahun. Preeklamsi dan eklampsi di RSUP HAM tahun 2012-tahun 2014 berdasarkan kelompok umur ibu justru didominasi pada kelompok umur ibu 20-40 tahun. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Siti Oni Isnenti 2013 terhadap pasien-pasien di RSUD Dr. Adjidarmo dengan kriteria yang hampir sama yang menunjukkan kelompok umur 21-35 tahun 64,9 memiliki persentase yang paling tinggi dibandingkan kelompok umur lainnya. Berdasarkan tabel 5.2. di atas dapat diketahui bahwa sampel yang memiliki pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga memiliki jumlah yang perbedaannya cukup signifikan dengan ibu dengan pekerjaan yang lainnya yaitu sebanyak 76 orang 80.0. Ibu yang bekerja sebagai PNS dan Pegawai Swasta memiliki angka yang sama yaitu sebanyak 8 orang 8,4. Sedangkan ibu yang bekerja sebagai wiraswasta hanya berjumlah 3 orang 3,2. Dapat disimpulkan bahwa ibu hamil dengan status Ibu Rumah Tangga adalah kelompok sampel terbanyak dari pasien preeklampsi dan eklampsi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Siti Oni Isnenti 2013 terhadap pasien preeklampsi dan eklampsi, didapatkan hasil sebesar 96,8 dari jumlah pasien-pasien tersebut memiliki status pekerjaan Ibu Rumah Tangga. Universitas Sumatera Utara Dari hasil penelitian Tabel 5.3. diketahui bahwa ibu dengan tingkat pendidikan tamat SMA sebanyak 60 orang 63,2. Ibu dengan tingkat pendidikan tamat SD dan SMP memiliki nilai yang sama yaitu sebanyak 13 orang 13,7. Ibu yang tamat Perguruan Tinggi Tamat Sarjana sebanyak 8 orang 8,4 dan ibu yang tidak sekolah hanya berjumlah 1 orang 1,1. Dapat disimpulkan bahwa pasien yang terkena preeklampsi dan eklampsi terbanyak adalah pasien dengan tingkat pendidikan tamat SMA. Pendidikan seseorang berhubungan dengan kesempatan dalam menyerap informasi mengenai pencegahan dan faktor-faktor resiko preeklampsi dan eklampsi.Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rozikhan 2007 dimana sebanyak 65 65,0 ibu yang terkena preeklampsi dan eklampsi berpendidikan tamat SDSLTP. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Aris Retno Priyati 2008 terhadap pasien-pasien dengan kriteria yang hampir sama yang menunjukkan prevalensi pasien preeklampsi dan eklampsi terbanyak adalah pasien yang tamat SMA sebesar 46,67. Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sampel terbanyak berdasarkan sukunya adalah suku Jawa sebanyak 35 orang 36,8 , diikuti oleh suku Batak sebanyak 34 orang 35,8. Sementara itu, sampel dengan suku Melayu sebanyak 16 orang 16,8. Dan terakhir, sampel dengan suku Aceh sebanyak 10 orang 10,5. Dapat disimpulkan mayoritas ibu hamil yang dirawat di RSUP HAM bersuku Jawa dan Batak. Hasil penelitian ini sejalan dengan mayoritas pasien yang berobat rawat jalan rawat inap di RSUP HAM adalah suku Batak Jawa, dimana data ini dapat diketahui dengan pengecekan data di ruang rekam medik RSUP HAM. Berdasarkan tabel 5.5. dapat diketahui bahwa sampel dengan karakteristik hipertensi derajat 2 memiliki jumlah yang paling banyak yaitu sebanyak 80 84,2 orang. Sementara sampel yang karakteristiknya hipertensi derajat 1 berjumlah sebanyak 12 12,6 orang. Adapun sampel yang normal dan pre hipertensi berjumlah sangat sedikit yaitu berjumlah 2 2,1 orang dan 1 1,1 orang. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa mayoritas sampel memiliki tekanan darah yang Universitas Sumatera Utara sangat tinggi , yaitu hipertensi derajat 2 ≥160110. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas pasien terkena preeklampsi berat tekanan diastolik ≥110. Berdasarkan tabel 5.6. dapat diketahui sebanyak 63 orang 66,3 memiliki jumlah paritas multigravida. Sementara itu jumlah sampel yang jumlah paritasnya primigravida ada sebanyak 32 orang 33,7. Dapat disimpulkan bahwa jumlah paritas pasien preeklampsi dan eklampsi di RSUP HAM tahun 2013-2014 terbanyak adalah multigravida. Hasil peneltiain ini tidak sesuai dengan teori faktor penyebab preeklampsieklampsi dan tidak sesuai dengan penelitian Siti Nur Djanah di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada tahun 2007-2009 yang didapat kejadian preeklampsieklampsi pada primigravida sebanyak 82 ibu 69,5 Hal ini dimungkinkan ada faktor lain yang mempengaruhi kejadian seperti stres,kehamilan kembar, anomali kromosom, hipertensi kronispenyakit ginjal, infeksi saluran kemih, riwayat keluarga, penyakit sel sabit Billington, 2010; Sastrawinata, 2012;Benson,2009 yang belum diteliti. Selain itu juga pada penelitian ini hanya menggambarkan proporsinya saja. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan AB Simanjuntak 2013 terhadap 456 pasien preeklampsi dan eklampsi didapatkan hasil sebesar 63,1 dari jumlah pasien-pasien tersebut memiliki paritas multigravida. Dari hasil penelitian Tabel 5.7. diketahui bahwa penderita terbanyak berdasarkan kadar proteinnya adalah sampel yang kadar proteinnya +3, sebanyak 49 51,6 orang, diikuti oleh kelompok yang kadar proteinnya +4 yaitu sebanyak 23 24,2 orang dan kelompok dengan kadar protein +2 sebanyak 19 20,0 orang. Dan terakhir, sampel yang memiliki kadar protein +1 yaitu sebanyak 4 orang 4,2. Dapat disimpulkan sampel terbanyak yang memenuhi syarat memiliki kadar protein ≥+3. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa mayoritas sampel memiliki kadar protein ≥+3. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas pasien terkena preeklampsi dan eklampsi berat. Dari hasil penelitian Tabel 5.8. diketahui bahwa penderita mayoritas mendapatkan rawatan hanya selama 1-5 hari, sebanyak 63 66,3 orang, sedangkan Universitas Sumatera Utara penderita sebanyak 32 33,7 orang mendapatkan rawatan selama 5hari. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas pasien mendapatkan perawatan yang memadai untuk mengatasi gejala-gejala pada preeklampsi dan eklampsi, dengan contoh tekanan diastolik yang sudah turun sampai normal sehingga pasien dapat dipulangkan dengan catatan melakukan kontrol kembali selama 2 kali seminggu. Maka dapat disimpulkan, mayoritas pasien melanjutkan rawat jalan setelah gejala dapat diatasi. Dari hasil penelitian Tabel 5.9. diketahui bahwa dari 95 pasien preeklampsi dan eklampsi di RSUP HAM tahun 2013-2014 yang memenuhi kriteria menjadi sampel, mayoritas pasien berstatus preeklampsi 76.8 diikuti pasien yang berstatus eklampsi 23.2. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Nur Djannah dkk. 2010 tentang gambaran epidemiologi kejadian preeklampsieklampsi di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2007-2009 dimana didapati pasien eklampsi mendominasi sebanyak 99 orang 83,9. Dapat disimpulkan bahwa jumlah pasien preeklampsi-eklampsi di tiap RS berbeda-beda. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan