Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Jurusan IPS dalam Pelaksanaan PPKT di Sekolah

(1)

PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK

MAHASISWA JURUSAN IPS DALAM PELAKSANAAN PPKT

DI SEKOLAH

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh : FUZI NOVIYANTI NIM : 1111015000035

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2015


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Fuzi Noviyanti (NIM: 1111015000035). Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Mahasiwa Jurusan IPS dalam Pelaksanaan PPKT di Sekolah. Skripsi. Jakarta: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa jurusan IPS dalam pelaksanaan PPKT di sekolah. Penulis hanya membatasi pada permasalahan yang terkait dengan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa jurusan IPS dalam pelaksanaan PPKT. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa jurusan IPS dalam pelaksanaan PPKT di sekolah.

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang disajikan dengan tabel persentase untuk memberikan gambaran tentang suatu keadaan tertentu, kemudian dijelaskan, dianalisis dan disajikan sedemikian rupa sehingga menjadi gambaran yang jelas dan sistematis. Penelitian ini dilakukan di SMP N 37 Jakarta, SMP N 87 Jakarta dan SMP N 178 Jakarta. Adapun prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data, menganalisis data dengan menentukan nilai harapan dan nilai skor sehingga didapat nilai rata-rata kemudian menyimpulkan data atau menginterprestasikan data. Tehnik pengumpulan data yang digunakan yaitu angket, wawancara dan dokumentasi.

Tehnik analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif persentase dengan menentukan nilai harapan, nilai skor dan menghitungnya menjadi nilai rata-rata. Penelitian menunjukkan dengan perolehan nilai skor angket yaitu 78,65%. Adapun perolehan masing-masing sub variabel, yaitu pemahaman terhadap peserta didik sudah baik yakni 80,2%. Perancangan dan pelaksanaan pembelajaran sudah baik yakni 83,25%. Merancang dan melaksanakan proses belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode cukup baik yakni 73,9%. Mengembangkan potensi peserta didik sudah baik yakni 76,67%. Berkomunikasi secara baik dengan peserta didik sudah baik 83,5%. Dan pelaksanaan evaluasi hasil belajar cukup baik yakni 78,62%. Dari hasil perhitungan data diperoleh 78,65% nilai rata-rata suluruh sub variabel. Sehingga dapat disimpulkan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa jurusan IPS dalam pelaksanaan PPKT dikategorikan baik


(6)

ii

of Tarbiyah and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. 2015.

The problem of this research is how students perception concering of pedagogical competence who has social students department in PPKT implementation at school. Author only define on the problems which related to the students perception concering of pedagogical competence who has social students department in PPKT implementation. The purpose of this research is to know the students perception concering of pedagogical competence who has social students department in PPKT implementation at school.

This research uses descriptive analysis with quantitative approach is presented with percentages table to provide a snapshot of a particular situation, later described, analyzed and presented in such a way that it becomes a clear and systematic. This research was conducted in SMPN 37 Jakarta, SMPN 87 Jakarta and SMP N 178 Jakarta. The procedure adopted of this research include collecting data, analyzing the data to determine the expected value and the value of the score in order to get the average value then conclude the data or interpret the data. The data collection techniques were used are questionnaires, interviews and documentation.

Technique of data analysis used in this research percentage descriptive with defining prospects value, score value and count it to be average value. Research shows with the acquisition value of a score questionnaire is 78.65%. The acquisition of each sub variables, namely the understanding of both the learners already 80.2%. The design and implementation of learning is good 83.25%. Designing and implementing a continuous learning process with different methods good enough 73.9%. Developing the potential of learners are already well 76.67%. Communicate well with learners already good 83.5%. And the evaluation of learning results good enough 78.62%. The calculation of the data acquired 78.65 % average value suluruh sub variable. It can be concluded students perception concering of pedagogical competence who has social students department in PPKT implementation considered good.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohiim Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW serta keluarga, sahabat dan pengikutnya.

Skripsi ini yang berjudul “Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi

Pedagogik Mahasiswa Jurusan IPS dalam Pelaksanaan PPKT di Sekolah” disusun

sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian skripsi ini bukanlah hasil usaha penulis semata, melainkan banyak pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, petunjuk, motivasi, dan arahan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Muhammad Arif, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan


(8)

iv

dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Bapak Moch. Noviadi Nugroho, M.Pd, selaku dosen Penasehat Akademik yang senantiasa memberikan bimbingannnya kepada penulis dan juga selaku Sekretaris UPT Labatorium pengembangan profesi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang senantiasa memberikan data-data tentang pelaksanaan PPKT tahun 2015.

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah yang telah memberikan pengetahuan yang berguna bagi penulis.

8. Bapak Ahmad Royani, M.Hum, selaku Ketua UPT Laboratorium Pengembangan Profesi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang senantiasa memberikan informasi dan data-data tentang pelaksanaan PPKT tahun 2015.

9. Bapak Drs. Rusdi, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP N 37 Jakarta yang telah memberikan izin dan bantuannya kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

10. Ibu Hj. Neneng Junaisih, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP N 87 Jakarta yang telah memberikan izin dan bantuannya kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

11. Bapak Susmulyadi, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP N 178 Jakarta yang telah memberikan izin dan bantuannya kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

12. Seluruh guru dan staf dari SMP N 37 Jakarta, SMP N 87 Jakarta dan SMP N 178 Jakarta yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan segala informasi sehingga terselesaikannya skripsi ini


(9)

v

13. Kedua orang tua tercinta, Bapak Ahmad, S.Pd dan Ibu Darojah yang senantiasa memberikan doa, motivasi, dan dukungan baik moril dan materil yang tak terhitung kepada penulis, terimaksih atas cinta, kasih sayang dan pengorbanan yang telah diberikan.

14. Kepada kakak dan adik, Abdurrahman Mutaqien, S.E dan Mauludin Al-Faridzy yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan yang tak terhingga, terimakasih selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

15. Sahabatku, Ayni Infar (Calon S.Pd) dan Desi Damayanti, S.Pd.i yang senantiasa menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terimakasih atas waktu, tenaga, pikiran dan bahkan menjadi tempat curhat penulis. 16. Sahabatku seperjuangan “geng hedon” Ika Nurjannah yang suka dibilang

kembaran, Tuti Anisa penyemangat terampuh, Siti Alfi Syahrin bagaikan Ibu tercinta, dan Annisa Fitriah Nurhasana sang inspirator untuk menjadi wirausaha, terimakasih atas semua kebaikan yang tak terhingga selama kuliah.

17. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, khususnya Ade Ulan Dari, teman pertama kali kuliah, yang selalu menemani penulis untuk mencari referensi dan menyelesaikan skripsi ini. Kepada semua pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu, terima

kasih semuanya dan penulis berdo’a semoga Allah yang membalas segala

kebaikan yang telah diberikan.

Jakarta, 28 September 2015


(10)

vi

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Persepsi ... 9

1. Pengertian Persepsi ... 9

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 10

3. Persepsi Siswa ... 11

B. Kompetensi Pedagogik ... 14

1. Pengertian Kompetensi ... 14

2. Kompentensi Pedagogik ... 15

C. Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) ... 23

1. Pengertian Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) ... 23


(11)

vii

3. Tujuan dan Manfaat Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) ... 29

4. Waktu Pelaksanaan PPKT ... 30

5. Aspek-Aspek Penilaian PPKT ... 31

D. Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial ... 33

E. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 37

F. Kerangka Berpikir ... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

B. Metode Penelitian ... 44

C. Populasi dan Sampel ... 45

D. Tehnik Pengumpulan Data ... 49

E. Tehnik Analisis Data ... 50

F. Instrumen Penelitian ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 64

1. Angket ... 64

2. Wawancara ... 90

3. Dokumentasi ... 93

B. Pembahasan ... 94

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 101

B. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 103 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(12)

viii

Tabel 3.2 Populasi ... 46

Tabel 3.3 Sampel ... 48

Tabel 3.4 Skor penelitian jawaban angket ... 55

Tabel 3.5 Kisi-kisi instrumen penelitian ... 55

Tabel 3.6 Kisi-Kisi instrumen yang valid ... 58

Tabel 3.7 Tabel Intreprestasi nilai r ... 61

Tabel 4.1 Memahami bahwa setiap siswa mempunyai pengetahuan yang berbeda-beda ... 64

Tabel 4.2 Mahasiswa PPKT tidak membeda-bedakan siswa pada saat proses Pembelajaran ... 64

Tabel 4.3 Memberi saran pada siswa untuk selalu memelihara lingkungan ... 65

Tabel 4.4 Membantu siswa dalam menghadapi masalah yang dihadapi siswa .. 66

Tabel 4.5 Memberi saran untuk meningkatkan prestasi baik yang berkaitan dengan mata pelajaran ataupun kegiatan ekstrakulikuler ... 66

Tabel 4.6 Membuat siswa menjadi lebih cepat dan terampil dalam menghadapi Masalah ... 67

Tabel 4.7 Membimbing semua siswa baik yang nilainya bagus ataupun jelek ... 68

Tabel 4.8 Memberikan anjuran untuk belajar baik di sekolah maupun di rumah 69

Tabel 4.9 Saya menjadi lebih baik karena mahasiswa PPKT memberikan contoh perilaku yang baik ... 69


(13)

ix

Tabel 4.10 Menerangkan materi pembelajaran dikelas dan memberikan contoh nyata (kehidupan sehari-hari) ... 70 Tabel 4.11 Memberikan tugas diinternet yang berkaitan dengan materi

pembelajaran ... 71 Tabel 4.12 Mengajar dikelas menggunakan Laptop ataupun LCD ... 72 Tabel 4.13 Mengajar dengan berbagai metode sehingga siswa dapat aktif untuk

belajar ... 72 Tabel 4.14 Menyuruh siswa untuk berdiskusi dengan temannya pada saat

pembelajaran dikelas ... 73 Tabel 4.15 Menyuruh untuk mengemukakan pendapat sesuai kemampuan siswa . 74 Tabel 4.16 mendorong siswa untuk mengembangkan bakat yang dimiliki setiap

siswa ... 74 Tabel 4.17 Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong

bakat siswa, termasuk kreativitasnya ... 75 Tabel 4.18 Selain mengajar juga melatih keterampilan siswa ... 76 Tabel 4.19 Membalas sapaan setiap saat diluar kelas ... 76 Tabel 4.20 Saya mudah memahami kata-kata mahasiswa PPKT saat

pembelajaran dikelas ... 77 Tabel 4.21 Gaya bicara sopan dan menyenangkan diluar kelas maupun dalam

proses pembelajaran ... 78 Tabel 4.22 Menjelaskan materi dengan bahasa yang dapat dimengerti ... 79 Tabel 4.23 Memberikan tugas rumah atau PR tentang materi yang sudah

dipelajari di sekolah ... 79 Tabel 4.24 Menanyakan apa yang kurang pada saat pembelajaran, dan

memperbaiki cara mengajarnya ... 80 Tabel 4.25 Di awal pembelajaran, mengulang kembali materi sebelumnya ... 81 Tabel 4.26 Menyuruh siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari ... 81


(14)

x

Tabel 4.29 Memberikan tes lisan ataupun tertulis diakhir pembelajaran ... 84

Tabel 4.30 Deskripsi data skor per subvariabel kompetensi pedagogik mahasiswa jurusan IPS dalam Pelaksanaan PPKT disekolah ... 86

Tabel 4.31 Nilai skor per sub variabel ... 86

Tabel 4.32 Nilai rata-rata skor penelitian ... 88


(15)

xi

DAFTAR GAMBAR


(16)

xii Lampiran 2 Lembar Instrumen Penelitian

Lampiran 3 Instrumen Penelitian Pedoman Wawancara untuk Siswa Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5 Tabulasi Data

Lampiran 6 Skor per sub variabel

Lampiran 7 Mean, Modus, Median, Varian dan Standar Deviasi Lampiran 8 Hasil Wawancara

Lampiran 9 Transkip Dokumentasi Profil Sekolah Lampiran 10 Daftar Peserta Didik

Lampiran 11 Jadwal Pelaksanaan PPKT Tahun 2015

Lampiran 12 Foto-Foto Kegiatan Belajar Mengajar Mahasiswa Lampiran 13 Absensi Mahasiswa

Lampiran 14 Kunjungan Dosen

Lampiran 15 Sertifikat mahasiswa PPKT Lampiran 16 Surat bimbingan skripsi Lampiran 17 Surat keterangan penelitian


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab1.

Salah satu faktor tercapainya tujuan pendidikan nasional adalah seorang guru, karena guru merupakan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya kualitas pendidikan. Hasil pendidikan yang berkualitas tidak lepas dari proses pendidikan yang juga berkualitas.

Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1, Ayat 1, “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah”2 .

Guru dapat dikatakan sebagai orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa, maka dari itu keberadaan guru diperlukan. Tidak semua orang dapat mudah melakukannya karena guru merelakan sebagian hidupnya untuk mengabdi kepada masyarakat.

1

Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departeman Agama RI, 2006), h. 6.

2


(18)

Menurut Martinis dan Maisah, “Dalam proses pembelajaran guru mempunyai tugas mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu

proses perkembangan siswa”3 .

Berdasarkan pendapat tersebut, proses pembelajaran bisa dikatakan gagal atau berhasil tergantung pada guru. Guru mempunyai peranan yang menentukan dalam mencapai tujuan pendidikan, karena guru adalah pengelola pelaksanaan kegiatan belajar mengajar bagi siswa.

Guru diharapkan dapat menjalankan tugasnya secara profesional dengan memiliki dan menguasai keempat kompetensi diantaranya kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Guru harus selalu belajar dengan tekun disela-sela menjalankan tugasnya4.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan menjadi salah satu lembaga yang menghasilkan calon-calon guru yang memiliki kompetensi pada bidangnya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Pasal 8 tentang Guru dan Dosen, “guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional”5

. Kompetensi tersebut dijelaskan Pasal 10, Ayat 1 tentang Guru dan Dosen, “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

3

Martinis Yamin dan Maisah, Orientasi Baru Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Ciputat Mega Mall, 2012), h. 28.

4

Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, (Jakarta : Kencana, 2011), h. 30.

5

Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departeman Agama RI, 2006), h. 88.


(19)

3

sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan

profesi”6 .

Kompetensi yang dipaparkan di atas merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang guru. Salah satu pogram yang dijalankan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk menghasilkan calon-calon guru yang kompeten melalui Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT).

Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) merupakan kegiatan intrakurikuler yang mencakup kegiatan praktik mengajar, penelitian kependidikan, dan pengelolaan kependidikan di sekolah. Sebagai mata kuliah, PPKT berbobot 6 sks yang dilaksanakan sepenuhnya di sekolah. Program ini untuk mempersiapkan mahasiswa agar memiliki kemampuan dan keterampilan dunia kependidikan. Sehingga melalui kegiatan ini mahasiswa memiliki empat kompetensi seperti seorang guru yang profesional7.

Melalui PPKT ini mahasiswa dapat melatih dirinya untuk menerapkan teori-teori dan pengetahuan serta keterampilan yang telah diperoleh selama kuliah. Pada program mata kuliah PPKT ini, mahasiswa mendapatkan gambaran dan pengalaman serta mengetahui bagaimana kondisi yang sebenarnya untuk menjadi tenaga kependidikan atau seorang guru.

Kegiatan PPKT dilakukan mahasiswa FITK dalam rangka menerapkan dan mengembangkan empat kompetensi guru yaitu kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial. Kegiatan dalam pelaksanaan PPKT di sekolah berbentuk kegiatan praktik keguruan, penelitian, dan pengelolaan pendidikan, kinerja mahasiswa praktikan dalam aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku keguruan yang dialami secara nyata di sekolah8.

6

Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departeman Agama RI, 2006), h. 88.

7

Tim Penyusun, Buku Pedoman Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT), (Ciputat, 2015), h. 5.

8


(20)

Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28, Ayat 3 butir a,b,c, dan d. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik, yang terdiri dari kemampuan memahami peserta didik, kemampuan merancang dan melaksanakan pembelajaran, kemampuan melakukan evaluasi pembelajaran, kemampuan

membantu pengembangan peserta didik dan kemampuan

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dipunyai peserta didik. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional. Kompetensi sosial adalah kemampuan berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali serta masyarakat sekitar. Kompetensi kepribadian adalah kepribadian yang harus melekat pada pendidik yang merupakan pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, berakhlak mulia serta dapat dijadikan teladan bagi peserta didik9.

Kompetensi dasar ini diperlukan dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar dapat melaksanakan tugas mengajar dan mendidik dengan berhasil. Guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu proses pembelajaran, serta menilai kelancaran pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Semua itu dilakukan berdasarkan kerjasama yang baik dengan siswa, tetapi guru memberikan pengaruh dalam setiap semua aspek. Sehingga guru memiliki berbagai hak dan tanggungjawab dalam setiap proses pembelajaran yang direncanakan dan dilaksanakannya.

Menurut Marselus R. Payong, ”Kompetensi pedagogik nampaknya kompetensi yang tertua dan bahkan menjadi tuntutan mutlak bagi manusia

9

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet III, h. 75.


(21)

5

sepanjang zaman, karena kompetensi ini melekat dalam martabat manusia sebagai pendidik, khususnya pendidik asli yakni orang tua”10.

Berdasarkan pendapat diatas kompetensi pedagogik penting dimiliki oleh seorang guru, calon guru bahkan orang tua sekalipun. Kompetensi pedagogik dapat membedakan antara guru yang satu dengan yang lainnya dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tidak hanya mentransfer ilmu dari guru ke siswa tetapi harus membutuhkan kompetensi untuk mengelola pembelajaran supaya peserta didik dapat menerima materi dengan maksimal. Maka semakin tinggi kompetensi pedagogik seorang guru, tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Hal itulah yang menjadi dasar bagi guru untuk memiliki kompetensi pedagogik yang tidak setiap orang bisa dan memilikinya, akan tetapi tidak melupakan kompetensi lainnya seperti kompetensi sosial, profesional dan kepribadian yang harus dimiliki juga.

Berdasarkan pengalaman pelaksanaan PPKT, tidak semua mahasiswa PPKT memperhatikan dan melaksanakan kompetensi pedagogik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, merancang dan melaksanakan proses belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode, mengembangkan potensi peserta didik, berkomunikasi secara baik dengan peserta didik dan pelaksanaan evaluasi hasil belajar.

Dari pengamatan yang peneliti lakukan terhadap mahasiswa yang sedang melaksanakan PPKT ditemukan minimnya kompetensi seorang mahasiswa PPKT dalam proses pembelajaran yang ditandai (1) Kompetensi Kepribadian: kurangnya kesiapan mental menghadapi tingkah laku siswa dengan menerapkan selayaknya kepribadian seorang guru. (2) Kompetensi Sosial: kurang mampu memposisikan diri dan bergaul dengan siswa, guru dan staf. (3) Kompetensi Profesional: kurangnya kemampuan Mahasiswa PPKT dalam hal menjelaskan materi pelajaran dalam proses

10

Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya, (Jakarta: PT indeks, 2011), h. 29.


(22)

pembelajaran. (4) Kompetensi Pedagogik: kurang maksimalnya dalam hal perancanaan pembelajaran seperti kesiapan materi dalam mengajar dan kurang dalam menyiapkan media yang akan di gunakan. Proses pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah saja. Hal ini berdampak pada siswa sehingga kurangnya minat dan keseriusan siswa untuk belajar dengan Mahasiswa PPKT. Sehingga dari sebagian siswa ada yang merasa kurang senang diajar mahasiswa PPKT dikarenakan mereka kurang puas dengan proses pembelajaran mahasiswa PPKT, dan ketidakpuasaan siswa dengan kompetensi pedagogik mahasiswa PPKT karena mahasiswa PPKT kurang menyiapkan media dan metode yang akan di gunakan, hanya ceramah saja. Pada umumnya siswa yang memiliki persepsi positif terhadap pembelajaran yang dilakukan mahasiswa PPKT akan merasa senang dalam mengikuti pelajaran, sehingga siswa akan memperhatikan guru ketika menyampaikan materi pelajaran dan ikut serta secara aktif. Jika siswa memiliki persepsi negatif terhadap cara mengajar guru, maka siswa kurang memperhatikan materi dan sulit untuk memahami apa yang diajarkan guru.

Berdasarkan pembahasan diatas peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Jurusan IPS dalam Pelaksanaan PPKT di Sekolah”.

B. Identifikasi Masalah

Sebagaimana telah dikemukakan diatas, maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Kurangnya kesiapan mental menghadapi tingkah laku siswa dengan menerapkan selayaknya kepribadian seorang guru.

2. Kurang mampu memposisikan diri dan bergaul dengan siswa, guru dan pegawai.

3. Kurangnya kemampuan Mahasiswa PPKT dalam hal menjelaskan materi pelajaran dalam proses pembelajaran.


(23)

7

4. Kompetensi pedagogik mahasiswa PPKT masih kurang ditandai kurang maksimal dalam hal perancanaan pembelajaran seperti kesiapan materi dalam mengajar dan kurang dalam menyiapkan media yang akan di gunakan.

5. Kurangnya minat dan keseriusan siswa untuk belajar dengan Mahasiswa PPKT.

6. Sebagian siswa ada yang merasa kurang senang diajar mahasiswa PPKT dikarenakan mereka kurang puas dengan proses pembelajaran mahasiswa PPKT

7. Ketidakpuasaan siswa dengan kompetensi pedagogik mahasiswa PPKT karena mahasiswa PPKT kurang menyiapkan media dan metode yang akan di gunakan, hanya ceramah saja

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah terdapat ketidakpuasaan siswa dengan kompetensi pedagogik mahasiswa PPKT karena mahasiswa PPKT kurang menyiapkan media dan metode yang akan di gunakan, hanya ceramah saja.

Mengingat keterbatasan peneliti dalam hal waktu, biaya, dan tenaga, maka penelitian difokuskan pada masalah ketidakpuasaan siswa dengan kompetensi pedagogik mahasiswa PPKT.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan masalah yang akan di teliti sebagai berikut: Bagaimanakah persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa jurusan IPS dalam pelaksanaan PPKT di sekolah?.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa jurusan IPS dalam pelaksanaan PPKT di sekolah.


(24)

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara teoritis

a. Sebagai sumbangan atau memperkaya ilmu yang berhubungan dengan kompetensi guru.

b. Sebagai sarana dalam menerapkan teori yang di perkenalkan di dalam perkuliahan kedalam praktik yang nyata.

2. Manfaat praktis

a. Sebagai tambahan arsip penelitian terkini yang dapat memperkaya kepustakaan Universitas.

b. Dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang kondisi dan kompetensi pedagogik mahasiswa PPKT.

c. Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat dijadikan bahan mengevaluasi diri untuk mempersiapkan diri sebagai calon tenaga pendidik yang berkompetensi.

d. Bagi pihak jurusan Pendidikan IPS diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dalam mempersiapkan dan meningkatkan kompetensi pedagogik mahasiswanya.


(25)

9 BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Menurut Bimo Walgito, persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses pengindraan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus atau informasi oleh individu melalui alat indera. Namun proses itu tidak berhenti pada tahap ini, melainkan stimulus atau informasi di teruskan oleh syaraf sensoris ke otak sebagai pusat susunan syaraf dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi, yaitu orang menyadari apa yang diinderanya1.

Pendapat ini menekankan bahwa persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi dari luar ke dalam otak manusia.

Kehidupan seseorang selalu berhubungan dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Sejak seseorang dilahirkan, sejak itu pula secara langsung berhubungan dengan dunia sekitarnya. Mulai saat itu pula secara langsung sesorang menerima stimulus dari luar dirinya, individu mengenali stimulus dari luar. Hal ini berkaitan dengan persepsi2.

Menurut Sarlito, “Persepsi adalah proses perolehan, penafsiran, pemilihan, dan pengetahuan informasi indrawi”3. Menurut Agus Abdul Rahman, “Persepsi adalah proses pemaknaan terhadap stimulus. Jika stimulusnya berupa benda disebut object perception dan jika stimulusnya berupa manusia disebut social perception”4. Pendapat ini menekankan terjadinya persepsi dari stimulus atau informasi dari luar

1

Bimo Walgito, Psikologi Kelompok, (Yogyakarta : Andy, 2010), h. 25.

2

Bimo Walgito, Psikologi Sosial, (Yogyakarta : Andy, 2003), h. 53.

3

Sarlito W. Sarwono, Psikologi Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), h. 24.

4

Agus Abdul Rahman, Psikologi Sosial Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan Empirik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 79.


(26)

diri yaitu benda atau manusia. Jika dari manusia maka dikatakan persepsi sosial.

Jadi dapat dikatakan persepsi masuknya informasi dari luar ke tubuh manusia yaitu otak melalui alat indera, setelah apa yang ditangkap indra maka terjadilah hasil persepsi seperti tanggapan, perhatian, pendapat, maupun penilaian. Hal serupa juga dikatakan Fattah, “Persepsi adalah sejenis aktivitas pengelolaan informasi yang menghubungkan seseorang dengan lingkungannya”5.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses yang didahului oleh penginderaan tentang suatu pesan atau informasi dari sekitarnya, dimana pengiriman pesan diproses terlebih dahulu diotak sehingga menimbulkan rangsangan positif maupun negatif yang dapat mempengaruhi perilaku individu. Rangsangan itu berupa tanggapan, perhatian, pendapat, maupun penilaian.

Pengertian persepsi yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan suatu proses siswa dalam menilai dan memberi tanggapan terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa jurusan IPS dalam pelaksanaan PPKT dengan kemampuan masing-masing siswa.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Bimo Walgito ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi diantaranya:

a) Objek yang dipersepsi

Objek yang menimbulkan stimulus atau informasi yang mengenai alat indera atau resptor. Stimulus atau informasi datang dari luar individu yang mempersepsi yaitu objek yang dipersepsi seperti manusia atau benda.

b) Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

5


(27)

11

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran.

c) Perhatian

Untuk menyadari atau mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek6. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu objek yang dipersepsi yaitu kompetensi pedagogic mahasiswa yang ditangkap alat indera, diteruskan ke syaraf dan diolah pusat susunan syaraf, dan menimbulkan perhatian siswa terhadap mahasiswa PPKT. Dalam penelitian ini adanya perbedaan objek yang dipersepsi, alat indera, syaraf dan pusat susunan syaraf, dan perhatian masing-masing siswa tentang kompetensi pedagogik mahasiswa jurusan IPS akan menimbulkan persepsi yang berbeda pula antara siswa satu dengan siswa yang lainnya.

3. Persepsi Siswa

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, Ayat 4, ”Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu”7.

Menurut Barnawi dan Muhammad Arifin, “Peserta didik adalah individu yang unik. Ia memiliki segudang potensi yang

6

Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: ANDI, 2002), h. 70.

7

Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departeman Agama RI, 2006), h. 5


(28)

beda“8

. Jadi peserta didik memerlukan guru untuk bisa memanfaatkan kelebihan dan menutupi kekurangannya. Peserta didik mempuyai karakteristik dan keunikan tertentu.

Berdasarkan dengan pengertian diatas, bahwasanya peserta didik adalah orang yang memerlukan guru sebagai pembimbing dalam proses pembelajaran agar dapat memaksimalkan kelebihan dan menimalkan kekurangan peserta didik. Peserta didik merupakan subjek dan objek dalam proses pembelajaran. Sebagai subjek peserta didik berperan sebagai tokoh utama dalam proses belajar dan pembelajaran, sebaliknya siswa dikatakan sebagai objek karena yang berperan lebih banyak adalah guru. Sementara itu sekarang peserta didik lebih sering di kenal dengan julukan siswa. Disekolah siswa berinteraksi langsung dengan guru, teman sebaya dan masyarakat lingkungan sekolah, sehingga mereka akan melakukan persepsi terhadap guru mereka, yaitu mereka akan membentuk kesan dan membuat kesimpulan tentang guru mereka.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, persepsi merupakan proses yang didahului oleh penginderaan tentang suatu pesan atau informasi yang diterima oleh seseorang, dimana pengiriman pesan itu menimbulkan rangsangan positif maupun negatif yang dapat mempengaruhi perilaku individu. Selanjutnya proses itu, kita membentuk kesan tentang orang lain. Kesan yang kita bentuk didasarkan pada informasi yang tersedia dilingkungan.

Menurut Agus Abdul Rahman, “Persepsi adalah proses pemaknaan terhadap stimulus. Jika stimulusnya berupa benda disebut object perception dan jika stimulusnya berupa manusia disebut social perception”9. Pendapat ini menekankan terjadinya persepsi dari

8

Barnawi dan Muhammad Arifin, Etika & Profesi Kependidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), Cet 1, h. 102.

9

Agus Abdul Rahman, Psikologi Sosial Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan Empirik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 79.


(29)

13

stimulus atau informasi dari luar diri yaitu benda atau manusia. Jika dari manusia maka dikatakan persepsi sosial.

Menurut Sarlito, ”Persepsi sosial adalah proses perolehan, penafsiran, pemilihan, dan pengaturan informasi indrawi tentang orang lain”10. Jadi persepsi sosial adalah aktivitas sesorang untuk menilai orang lain berdasarkan ekspresi wajah, tekanan suara, gerak-gerik tubuh, kata-kata, tingkah laku orang lain. Kita biasa menilai orang yang berpakaian tidak rapi, mempunyai rambut tidak rapih dan acak-acakan, serta cara bicara yang kasar dan tidak sopan sebagai orang yang tidak baik atau tidak berpendidikan.

Siswa bertemu dengan guru setiap harinya, mereka akan menilai dan mengambil kesimpulan yang ditampilkan seorang guru dari dirinya. Siswa telah memiliki kecenderungan berpersepsi bahwa guru yang baik adalah guru yang dapat menampilkan kepribadian yang baik dari segala aspek kehidupannya, misalnya dalam tindakan dan ucapannya. Siswa yang berpersepsi guru yang tidak baik biasanya guru yang tidak arogan, kasar, dan tidak berpenampilan semestinya seorang guru. Persepsi siswa dimulai dari tingkah laku yang ditampilkan oleh seorang guru, saat itu mereka telah memiliki penilaian dan kesimpulan-kesimpulan terhadap guru tersebut. Kemudian ucapan yang ditampilkan guru melengkapi makna persepsi mereka. Dari tingkah laku dan ucapan yang ditampilkan oleh guru, siswa dapat membentuk kesan-kesan tentang guru tersebut, apakah guru tersebut dapat memberi contoh yang baik terhadap anak didiknya ataukah sebaliknya.

Hal ini terkait dengan kemampuan siswa dalam menerima informasi yang masuk, sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda berkaitan dengan kompetensi pedagogik mahasiswa jurusan IPS dalam pelaksanaan PPKT.

10


(30)

B. Kompetensi Pedagogik 1. Pengertian Kompetensi

Berdasarkan pasal 1, Ayat 10 Undang-Undang Republik Indonesia tentang Guru dan Dosen, “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang harus di miliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”11. Menurut Undang-Undang yang dimaksud kompetensi adalah kemampuan yang harus di miliki oleh guru dan dosen dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik

Menurut Jejen Musfah, “Kompetensi merupakan kemampuan seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat diwujudkan dalam hasil kerja nyata yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Ketiga aspek ini saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain” 12 . Pendapat ini menekankan bahwa kompetensi adalah kemampuan seseorang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap. Ketiga aspek ini dapat berkembang dengan cara pelatihan, praktik dan belajar secara mandiri untuk memberikan manfaat bagi orang lain.

Sedangkan menurut Trianto, “Kompetensi adalah kemampuan seseorang baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Kompetensi juga diartikan sebagai kemampuan, kecakapan, dan keterampilan yang dimiliki seseorang berkenaan dengan tugas, jabatan, maupun profesi”13. Jadi kompetensi adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seorang individu berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan standar atau sesuai dengan tugas, jabatan ataupun profesi yang dilakukan seorang individu.

Dengan demikian kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut

11

Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departeman Agama RI, 2006), h. 84

12

Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, (Jakarta : Kencana, 2011), cet. 1, h. 29.

13

Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2011),Cet II, h. 21.


(31)

15

akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru.

Menurut Syaiful Sagala, “Kompetensi adalah merupakan gabungan dari kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi dan harapan yang mendasari karakteristik seseorang untuk berunjuk kerja dalam menjalankan tugas atau pekerjaan guna mencapai standar kualitas dalam pekerjaan nyata”14. Jadi kompetensi adalah kemampuan untuk mencapai kinerja yang baik dalam menjalankan tugas.

Dari beberapa pengertian kompetensi guru di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya diantaranya dalam mendidik, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa.

2. Kompetensi Pedagogik

Secara etomologis, kata pedagogi berasal dari kata Yunani, paedos dan

agogos (paedos = anak dan agoge = mengantar atau membimbing). Karena itu pedagogi berarti membimbing anak, tugas membimbing ini melekat dalam tugas seorang pendidik, apakah guru atau orang tua15. Jadi kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan sorang guru untuk membimbing siswa di sekolah.

Menurut Barnawi dan Muhammad Arifin, ”Pedagogis merupakan ilmu yang bukan saja menelaah objeknya untuk mengetahui keadaan atau hakikat suatu objek itu, melainkan mempelajari pula betapa hendaknya

perlu bertindak”16

. Jadi pendapat ini menekankan bahwa pedagogik adalah tidak hanya memahami siswa akan tetapi tahu bagaimana caranya

14

Syaiful Sagala, Kemampuan Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 23.

15

Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya, (Jakarta: PT indeks, 2011), h. 28.

16

Barnawi dan Muhammad Arifin, Etika & Profesi Kependidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 121.


(32)

mengembangkan siswa agar dapat memanfaatkan kelebihannya dan menutupi kekurangganya.

Menurut Syaiful Sagala mengatakan bahwa: kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik meliputi (1) pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan (2) guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga dapat didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing-masing peserta didik, (3) guru mampu mengembangkan kurikulum atau silabus baik dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar , (4) guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompentensi dan kompetensi dasar, (5) mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis dan interaktif. Sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan, (6) mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yang dipersyarakan dan (7) mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakulikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimillikinya17.

Kompetensi Pedagogik Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional pasal 28, Ayat 3, butir a

“Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya”18.

Sedangkan Menurut Mulyasa, kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolahan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut : (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, (b) pemahaman terhadap peserta didik, (c) pengembangan kurikulum, (d) perancangan pembelajaran, (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (f) pemanfaatan teknologi pembelajaran,

17

Syaiful Sagala, Kemampuan Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 32.

18

Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departeman Agama RI, 2006), h. 230.


(33)

17

(g) evaluasi hasil belajar, (h) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai petensi yang dimilikinya19.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Kompetensi pedagogik guru mata pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK meliputi :

a. Menguasai karakteristik peseta didik dari aspek fisik, moral, spritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual

b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.

d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik .

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran20.

Dalam beberapa pengertian diatas dapat dirumuskan, bahwa kompetensi pedagogik kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, merancang dan melaksanakan proses belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode,

19

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet III, h. 75.

20

Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya, (Jakarta: PT indeks, 2011), h. 276.


(34)

mengembangkan potensi peserta didik, berkomunikasi secara baik dengan peserta didik dan pelaksanaan evaluasi hasil belajar.

a. Pemahaman terhadap peserta didik

Siswa yang dilayani guru adalah individu-individu yang unik, tidak mudah didikte, diarahkan atau diperintah berdasarkan kemauan guru. Siswa adalah subjek yang memiliki latar belakang, karakteristik, keunikan, kemampuan yang berbeda-beda. Hal ini menyebabkan guru harus bisa memahami karakteristik siswa dan berbagai aspek perkembangannya dan faktor-faktor yang mempengaruhinya agar dapat berhasil dalam proses pembelajaran. Guru harus memahami bahwa siswa mempunyai pengatahuan yang berbeda-beda sehingga guru tidak boleh membeda-bedakan siswa satu dengan yang lain. Faktor seperti agama, etnis, dan ras, guru tidak boleh membeda-bedakannya21.

Guru harus memahami karakter murid dari segi gaya belajar siswa, sikap, dan kemampuan dalam menangkap pelajaran. Dasar pengetahuan tentang keragaman sangat penting, dan termasuk perbedaan dalam kecerdasaan, emosional, bakat dan bahasa. Guru harus belajar mengenai karakter siswa, karena siswa itu unik, beragam dan berbeda-beda dari segi pengetahuan, kecerdasan sikap dan lain sebagainya.

Menurut Sukmadinata yang dikutip oleh Jejen Musfah

“Pemahaman tentang peserta didik adalah pemahaman seorang

guru tentang siswa dengan baik, memahami tahap perkembangan yang telah dicapainya, kemampuannya, keunggulannya, dan kekurangannya, hambatan yang dihadapi serta faktor dominan

yang mempengaruhinya”22

. Jadi pemahaman peserta didik adalah guru harus bisa memanfaatkan kelebihan siswa dan menutupi

21

Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya, h. 30.

22

Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, (Jakarta : Kencana, 2011), cet. 1, h. 31


(35)

19

kekurangannya. Guru harus memahami perkembangan siswa sehingga dapat mengarahkan perkembangan anak kearah yang positif. Setiap siswa memiliki kapasitas untuk sukses disekolah dan dalam kehidupan. Semua siswa mampu sukses melalui dorongan dan bantuan yang tepat yaitu seorang guru yang dapat memahami siswa. Guru memberikan pengaruh positif agar siswa lebih maju dan guru juga bisa membantu siswa dalam menghadapi masalah, dari segi pelajaran atau yang lainnya.

Tugas guru adalah berusaha menciptakan proses pembelajaran yang memberikan harapan, bukan menakutkan. Dalam proses mengajar dan mendidik itu, setiap guru perlu memiliki kesabaran dan kasih sayang terhadap para siswanya, hingga mereka benar-benar telah menjadi pribadi yang dewasa. Proses pembelajaran yang memberikan harapan bisa di wujudkan dengan guru memberi saran kepada siswa untuk meningkatkan prestasi baik yang berkaitan dengan mata pelajaran ataupun dengan kegiatan ekstrakurikuler, sehingga siswa dapat memaksimalkan kelebihan yang dimilikinya.

b. Perancangan dan pelaksanaan pembelajaran

Menurut Mulyasa, perancangan pembelajaran adalah salah satu kompetensi pedagogik yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran adalah kegiatan dimana merealisasikan sebuah perencanaan, apakah pembelajaran itu akan menyenangkan atau membosankan dalam proses pelaksanaannya. Proses pembelajaran akan efektif atau tidak efektif23. Jadi guru telah mempersiapkan apa yang ia harus lakukan dikelas, yaitu guru sudah mengetahui apa yang siswa lakukan dan bagaimana harus dilakukan.

23

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet III, h. 100.


(36)

Guru memberi tahu siswa sejak awal bagaimana guru mengaharapkan mereka bersikap dalam proses pembelajaran agar berjalan efektif dan guru bersikap tegas sehingga siswa akan serius dalam belajar. Guru menyiapkan metode dan media pembelajaran setiap akan mengajar. Karena perancangan pembelajaran menimbulkan dampak positif misalnya siswa akan mendapat pengetahuan baru dan tidak terjadi pengulangan materi selain penguatan agar proses pembelajaran tidak membosankan, senang dan giat belajar. Belajar menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh siswa.

Guru merancang proses pembelajaran yang akan terjadi sesuai dengan kebutuhan siswa, kompetensi yang akan dimiliki siswa. Hal ini dilakukan dengan membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Dalam RPP guru dapat menentukan bagaimana pendekatan, strategi, metode dan tehnik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, kompetensi yang di tuju. Selanjutnya guru juga harus memperhatikan prinsip pembelajaran dan teori pembelajaran.

c. Merancang dan melaksanakan proses belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode

Guru dalam proses pembelajaran dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran dapat menjadikan kegiatan pembelajaran yang mudah dan efektif.

Komputer dan internet adalah suatu paket yang dapat digunakan untuk mengakses informasi terbaru untuk memperkaya wawasan dan bahan ajar. Guru dituntut agar tidak gagal teknologi, melainkan harus bisa memanfaatkan secara positif kemajuan teknologi sekarang ini. Hal ini terjadi karena zaman sekarang informasi dan teknologi berperan penting dalam menentukan kualitas kehidupan.


(37)

21

Merealisasikan strategi pembelajaran dalam pembuatan RPP dibutuhkan beberapa metode pembelajaran. Strategi merunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi24. Jadi strategi pembelajaran tidak akan mencapai tujuannya apabila tidak mengetahui bagaimana metode atau cara yang akan dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran tersebut.

d. Mengembangkan potensi peserta didik

Menurut Barnawi dan Muhammad Arifin, “Pengembangan peserta didik adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat sesuai dengan

kondisi sekolah”25 .

Guru mempunyai peranan penting diantaranya guru sebagai fasilator, motivator, pemacu dan pemberi inspirasi belajar bagi siswa. Guru harus bisa menjadi motivator bagi siswa, sehingga potensi mereka berkembang maksimal. Maka dari itu guru dituntut menjadi pribadi yang memiliki pengetahuan yang luas, keterampilan yang beragam, dan moral yang tinggi.

Guru mendorong siswa untuk mengembangkan bakat yang di miliki siswa, misalnya dengan menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong bakat siswa. Selain mengajar, guru juga bisa melatih keterampilan siswa.

e. Berkomunikasi secara baik dengan peserta didik

Guru harus bisa berkomunikasi secara baik dengan peserta didik dan memahami bagaimana strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun. Berbicara secara sopan santun dengan siswa, karena guru adalah seseorang yang dapat dicontoh bagi

24

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 187.

25

Barnawi dan Muhammad Arifin, Etika & Profesi Kependidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 137.


(38)

siswanya disekolah. Misalnya membalas sapaan setiap siswa saat di luar kelas, gaya bicara sopan dan menyenangkan apabila di dengarkan, dan menjelaskan materi pelajaran dengan bahasa yang dapat dimengerti.

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang tersampaikan dengan jelas dan diterima dengan baik. Komunikasi secara empatik adalah komunikasi yang dapat mengetahui tujuan dari masing-masing pihak. Guru tahu kebutuhan siswa sehingga dapat memenuhi kebutuhan siswa dengan tepat26. Guru menggunakan bahasa yang mudah di mengerti dalam menjelaskan materi sehingga siswa mudah memahaminya. Sedangakan komunikasi yang sopan adalah komunikasi menggunakan bahasa yang baik dan tidak menyombongkan diri. Berbicara secara santun dan lemah lembut.

f. Pelaksanaan evaluasi hasil belajar

Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir suatu pendidikan dan sertifikasi, serta penilaian program27. Jadi guru harus bisa menilai proses dan hasil pembelajaran. Penilaian proses dilakukan berkesinambungan karena dapat membantu meningkatakan prestasinya. Penilaian hasil dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian tujuan-tujuan pembelajaran. Hasil ini dilakukan untuk perbaikan, menganalisis kesulitan siswa. Misalnya mengadakan ulangan harian, ulangan umum dan ulangan akhir. Setelah melakasanakn tes guru biasanya memberitahukan hasil yang di capai siswa, apabila ada hasil yang

26

Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya, h. 39.

27

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet III, h. 108.


(39)

23

kurang memuaskan, siswa di bantu untuk belajar kembali atau melakukan remedial.

Sebagai seorang guru, ia tidak hanya percaya bahwa semua siswa dapat belajar, tetapi harus benar-benar ingin setiap siswa merasakan kebahagian sukses disekolah dan diluar sekolah. Tujuan seorang guru adalah agar siswa merasakan kebebasan melalui kegiatan akademik dan kehangatan individu disekolah28. Maka dari itu guru harus kreatif dalam melakukan penilaian. Karena penilaian bagian penting dalam proses pembelajaran. Guru memberikan evaluasi hasil belajar berbentuk tes lisan atau tulisan. Misalnya guru memberikan pekerjaan rumah, memberikan pengulangan sebelum melanjutkan materi, menanyakan apa yang kurang pada saat pembelajaran, menyuruh siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan menanyakan kembali materi yang telah di pelajari.

C. Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT)

1. Pengertian Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT)

Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) adalah kegiatan akademik yang dilakukan seluruh mahasiswa FITK dalam rangka menerapkan dan mengembangkan empat kompetensi dasar seorang guru yaitu kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial yang berwujud dalam kegiatan praktik keguruan, penelitian, dan pengelolaan pendidikan, kinerja mahasiswa praktikan dalam aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku keguruan yang dilaksanakan di sekolah yang sudah memenuhi syarat dalam pelaksanaan PPKT, kegiatan ini dilaksanakan selama 4 bulan yang

28

Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, (Jakarta : Kencana, 2011), cet. 1, h. 40.


(40)

dibimbing oleh dosen masing-masing jurusan dan minimal terdapat 4 mahasiswa di setiap sekolah29.

“Praktik Profesi Keguruan Terpadu merupakan kegiatan intrakurikuler yang mencakup kegiatan praktik mengajar, penelitian kependidikan, dan pengelolaan kependidikan di madrasah/sekolah. Sebagai mata kuliah, PPKT berbobot 6 sks yang dilaksanakan sepenuhnya di madrasah/sekolah praktik”30. Jadi kegiatan PPKT ini tidak hanya kegiatan mengajar saja akan tetapi mahasiswa dituntut untuk melakukan suatu penelitian kependidikan dan pengabdian. Kegiatan PPKT memberikan pengalaman sebelum terjun ke dunia pendidikan setelah menyelesaikan pendidikannya.

Menurut Hamalik, Pengalaman lapangan adalah salah satu kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang mencakup, baik latihan mengajar maupun tugas-tugas kependidikan diluar mengajar secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukan profesi kependidikan. Tingkat kemampuan yang diperoleh oleh calon guru merupakan indikator hasil dari pengalaman lapangan. Guru yang kompeten adalah guru yang mampu melaksanakan tugas-tugas kependidikan dengan berhasil, dilihat dari produk yang tercapai oleh siswanya. Pengalaman mengerahkan calon guru untuk mengembangkan kemampuan profesional, kemampuan personal, dan kemampuan sosial. Dan proses kegiatan lapangan mahasiswa calon guru bertindak aktif, bimbingan berfungsi membantu calon guru agar mampu mengarahkan dan memperbaiki diri sendiri31.

Jadi PPKT adalah program yang mempunyai tujuan dimana mahasiswa diharapkan memiliki empat kompetensi selayaknya seorang guru yaitu kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian

29

Tim Penyusun, Buku Pedoman Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT), (Ciputat, 2015), h. 5.

30

Ibid.

31

Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. (Jakarta : Bumi Aksara, 2004), h. 171.


(41)

25

serta mahasiswa diharapakan setelah mengikuti program ini tidak asing lagi dengan masalah kependidikan seperti menjadi guru piket, melakukan penelitian kependidikan, membuat RPP dan lain sebagainya. Mahasiswa PPKT mendapatkan pengalaman langsung untuk mengembangkan apa yang didapat di tempat kuliah untuk diterapkan disekolah.

2. Ruang Lingkup Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) Ruang lingkup kegiatan PPKT terdiri atas:

a. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas 1) Praktik mengajar terbimbing

Kegiatan ini bertujuan untuk melatih mahasiswa bertanggung jawab melaksanakan tugas sebagai guru. Kegiatan ini dibawah bimbingan penuh guru pamong dan dosen pembimbing. Pendekatan yang digunakan dalam pembimbingan adalah supervise klinis (pendamping yang terkait dengan perbaikan kualitas rancangan dan pelaksanaan pembelajaran). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa antara lain adalah: Merencanakan dan menyusun RPP atau pembuatan perangkat lainnya dalam pembelajaran; Melaksanakan kegiatan latihan mengajar di kelas; Melakukan penilaian terhadap kegiatan belajar siswa; dan Menganalisis dan mendiskusikan pelaksanaan praktik pembelajaran dengan guru pamong dan dosen pembimbing32.

Jadi kegiatan ini adalah kegiatan awal sebelum mahasiswa praktikan mengajar dikelas secara mandiri, mahasiswa di bimbing guru pamong dan dosen pembimbing terlebih dahulu Frekuensi latihan terbimbing minimal 4 kali dipantau menggunakan format penilaian. Fokus dalam latihan ini adalah pada persiapan proses pembelajaran dan keterampilan dasar mengajar/membimbing. Persyaratan untuk boleh pindah ke

32

Tim Penyusun, Buku Pedoman Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT), (Ciputat, 2015), h. 27.


(42)

tahap latihan mengajar mandiri adalah bila rata-rata nilai sekurang-kurangnya 70.

2) Praktik mengajar mandiri

Kegiatan ini bertujuan melatih mahasiswa untuk bertangung jawab penuh sebagai seorang guru. Dalam kegiatan ini guru pamong dan dosen pembimbing sudah semakin mengurangi peranan supervisinya, tetapi dalam waktu-waktu tertentu (satu atau tiga kali seminggu) pertemuan balikan masih perlu dilakukan untuk membimbing mahasiswa agar dapat melakukan refleksi secara lebih mendalam atas pengalaman-pengalamannya dalam latihan. Latihan mengajar mandiri dipantau minimal 3 kali menggunakan format penilaian. Hasilnya menjadi pertimbangan bagi mahasiswa untuk mengikuti ujian akhir PPKT33.

Jadi kegiatan ini adalah tahap kedua setelah praktik mengajar terbimbing. Mahasiswa praktikan mengajar sendiri tanpa dosen pembimbing atau guru pamong, akan tetapi sewaktu-waktu guru pamong dan dosen pembimbing memantaunya.

b. Kegiatan pengabdian kependidikan

Kegiatan pengabdian kependidikan terdiri atas : 1) Kegiatan kependidikan

Pengabdian kependidikan diimplementasikan dalam bentuk

“Pengembangan Kompetensi Sosial” yakni pengembangan

kemampuan mahasiswa praktikan sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Dimaksud berkomunikasi dan bergaul secara efektif dapat dilakukan dalam dua hal34.

Kegitan ini merupakan keterlibatan mahasiswa praktikan dalam

“kegiatan pengabdian kependidikan”, seperti:

a) Melaksanakan kegiatan kokurikuler

33

Ibid., h. 28.

34


(43)

27

b) Melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler madrasah/sekolah, OSIS, kesenian, pramuka, PMR, olah raga, dan lain-lain. c) Merencakan, melaksanakan dan melibatkan diri secara aktif

dalam kegiatan ekstrakurikuler madrasah/sekolah seperti: kegiatan pramuka, palang merah remaja, UKS, olahraga, upacara bendera, senam, laboratorium, kepustakaan, kegiatan keagamaan dan upacara peringatan hari besar nasional.

d) Membantu pelaksanaan BK.

e) Melaksanakan pengembangan dan pendayagunaan media atau sumber belajar.

f) Merancang dan mengembangkan kerjasama dengan pihak lain.

g) Membantu penyelenggaraan peringatan hari-hari besar islam.

h) Membantu mewujudkan lingkungan pendidikan yang islami.

2) Kegiatan administrasi kependidikan

Kegiatan pengelolaan kependidikan merupakan kegiatan mahasiswa PPKT selama berada di madrasah/sekolah di luar kegiatan pembelajaran dikelas. Ruang lingkup kegiatan pengelolaan kependidikan:

a) Memberi bimbingan kepada siswa yang menemui kesulitan dalam kegiatan belajar, jika perlu melaksanakan konsultasi dengan orang tua/wali siswa. b) Mengerjakan tugas administrasi kelas dan

madrasah/sekolah, misalnya merekap daftar hadir, mengisi nilai, buku induk, daftar mutasi guru, mutasi siswa, dll.

c) Melibatkan diri dalam beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran


(44)

(MGMP), Kelompok Kerja Guru (KKG) dan atau

Musyawarah Guru Pembimbing (MGP) di

madrasah/sekolah tempat praktik.

d) Keterlibatan mahasiswa praktikan dalam “kegiatan pengelolaan administrasi seperti: administrasi kesiswaan, administrasi pembelajaran/kurikulum, administrasi bimbingan dan konseling, administrasi sarana dan prasarana, administrasi perpustakaan, administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat35. Beberapa kegiatan tersebut masing-masing wajib dilaksanakan oleh praktikan sekurang-kurangnya 1 kali dalam satu bulan selama empat bulan. Masing-masing kegiatan tersebut, setiap bulannya tidak dalam jenis kegiatan yang sama. Langkah-langkah kegiatan itu meliputi perencanaan, pendiskusian dengan pimpinan pamong dan dosen pembimbing. Surat-menyurat yang diperlukan untuk kegiatan kependidikan lainnya diluar sekolah dikeluarkan oleh pimpinan pamong.

c. Kegiatan penelitian kependidikan

Kegiatan ini merupakan kegiatan latihan untuk mengembangkan, menemukan, atau menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilaksanakan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam penelitian lapangan bagi mahasiswa. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan mampu mengelola kegiatan penelitian lapangan tentang pendidkan, mampu mengungkap berbagai permasalahan kependidikan sekolah dan diharapakan memiliki motivasi tinggi untuk melaksanakan penelitian-penelitian berikutnya sebagai sikap kreatif dan inovatif terhadap pengembangan ilmu kependidikan dan keguruan36.

35

Ibid., h. 28.

36


(45)

29

Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang akan dijadikan laporan penelitian oleh mahasiswa untuk mendapatkan nilai akhir dari pelaksanaan PPKT. Kegiatan ini diharapkan mahasiswa PPKT mampu menganalisiz masalah kependidikan untuk dijadikan motivasi yang tinggi untuk meneliti penelitian kependidikan lainnya.

3. Tujuan dan Manfaat Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) a. Tujuan PPKT

Tujuan umum kegiatan PPKT adalah mahasiswa memiliki kompetensi pedagogik profesional, kepribadian dan sosial. Tujuan khusus kegiatan PPKT adalah agar mahasiswa:

1) Dapat menerapkan berbagai keterampilan dasar kegunaan/kependidikan secara utuh dan terpadu dalam situasi sebenarnya;

2) Dapat mengenal secara cermat lingkungan sosail, fisik, administrasi, dan akademik madrasah/sekolah;

3) Dapat menarik pelajaran dari pengalaman dan penghayatannya, yang direflesikan dalam perilakunya sehari-hari;

4) Terampil dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran administrasi sekolah/madrasah, kegiatan kependidikan, dan penelitian kependidikan.

b. Manfaat PPKT

Manfaat PPKT, antara lain sebagai berikut:

1) Bagi mahasiswa, kegiatan ini memberi pengalaman langsung untuk mengembangkan keterampilannya menjalankan profesi sesuai dengan bidang keilmuannya, serta melatih berpikir kritis, kreatif, dan menggunakan prosedur ilmiah dalam memecahkan masalah.

2) Bagi FITK, kegiatan ini merupakan media untuk mengaplikasikan teori-teori kependidikan dalam kegiatan nyata


(46)

di lapangan dalam usaha menyiapkan lulusan yang profesional di bidang kependidikan dan pengajaran. Melalui kegiatan ini FITK juga memperoleh umpan balik dan sekaligus dapat mengevaluasi diri dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran di FITK.

3) Pemerintah dan masyarakat, melalui kegiatan ini dapat memperoleh sumbangan berharga dalam bentuk partisipasi aktif mahasiswa dalam upaya pengembangan kelembagaan, dan akan memperoleh calon tenaga kependidikan yang profesional37.

4. Waktu Pelaksanaan PPKT

PPKT merupakan mata kuliah kompetensi umum (MKKU) dengan bobot 6 sks. Mata kuliah ini wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa FITK yang telah memenuhi persyaratan dan wajib memperoleh standar kelulusan minimal skor nilai 70 atau B. Lama waktu perkuliahan lapangan ini wajib diikuti mahasiswa praktikan sekurang-kurangnya 5 (lima) hari dalam satu minggu selama satu semester atau 4 bulan. PPKT dilaksanakan minimal selama 4 bulan (16 Minggu), dengan rincian kegiatan sebagai berikut:

a. Observasi/orientasi (termasuk penyusuan program) yaitu 2 minggu pertama.

b. Kegiatan asistensi mengajar dan pengelolaan kependidikan yaitu selama minggu efektif.

c. Kegiatan mengajar, penelitian dan kependidikan lainnya selama 10 minggu efektif.

d. Ujian praktik mengajar 2 minggu terakhir.

e. Pengalokasian waktu tersebut disesuaikan dengan sistem yang berlaku di madrasah/sekolah.

f. Selama pelaksanaan PPKT mahasiswa peserta diwajibkan hadir

37


(47)

31

dan berpartisipasi aktif di madrasah/sekolah setiap hari jam kerja. g. Bagi mahasiswa yang sedang menulis skripsi mendapat izin 1 hari

perminggu untuk konsultasi dengan dosen pembimbing di kampus disertai dengan bukti berupa surat keterangan dari Laboratorium FITK.

h. Jumlah penampilan praktik mengajar selama kegiatan PPKT minimal 16 kali atau 8 RPP (disesuaikan dengan kondisi jadwal sekolah/madrasah).

i. Sampai dengan dua jam pelajaran (JP) untuk satu kali pertemuan di satu kelas dihitung satu penampilan

j. Materi pelajaran yang diajarkan lebih dari dua jam pelajaran dalam satu kali pertemuan digunakan perhitungan sebagai berikut

1) 34 jam pelajaran = 2 kali pertemuan 2) 56 jam pelajaran = 3 kali pertemuan

3) Ujian praktik mengajar dilaksanakan setelah mahasiswa bersangkutan telah melakukan 80% (dari 16 kali) penampilan praktik mengajar38.

5. Aspek-Aspek Penilaian PPKT

Penilaian kegiatan PPKT terdiri dari penilaian yang terkait dengan kompetensi keguruan (pedagogik, professional, kepribadian dan sosial), kompetensi pengelolaan kependidikan, penelitian, dan penulisan laporan. Penilaian dilakukan oleh guru pamong praktik, mengajar, pamong pengelolaan pendidikan, teman sejawat, dan dosen pembimbing. Aspek-aspek yang di nilai dalam kegiataan praktik mengajar ini adalah sebagai berikut :

1. Kompetensi Pedagogik

a) Persiapan Mengajar yaitu: Kualitas pengembangan indikator; Kualitas pengembangan materi; Kualitas pemilihan metode/tehnik pembelajaran; Kualitas pengembangan skenario

38


(48)

pembelajaran; Ketepatan pemilihan madia/alat bantu; dan Ketepatan pemilihan alat evaluasi.

b) Keterampilan Membuka Pelajaran yaitu :Mengkondisikan kesiapan kelas dan kesiapan siswa; Apersepsi; Menimbulkan rasa ingin tahu siswa (motivasi); danMenyampaikan tujuan/indikator yang ingin dicapai.

c) Penggunaan variasi metode dan tehnik pembelajaran yaitu: Menunjukkan keterampilan dalam menggunakannya; dan Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.

d) Kualitas Variasi Performansi Diri yaitu: Gerak tubuh; Intonasi; Gesture; Gaya interaksi; dan Pemusatan perhatian terhadap siswa.

e) Keterampilan bertanya yaitu: Kejelasan substansi pertanyaan;

Pemberian acuan; Tehnik membimbing; Pemberian

kesempatan berpikir dan pemindahan giliran; Mengembangkan ide; dan Sambutan dan antusias terhadap jawaban siswa.

f) Penggunaan media/alat bantu pembelajaran yaitu:

Menunjukkan keterampilan dalam menggunakannya;

Menampilkan pesan yang menarik; dan Kesesuaian dengan indikator dan bahan ajar.

g) Keterampilan menutup pelajaran yaitu: Merangkum kembali bahan pelajaran yang disampaikan; Menyuruh siswa membuat ringkasan atau member kegiatan tidak lanjut lainnya; dan Merumuskan katakata kunci terkait dengan pokok bahasan. h) Implementasi Evaluasi Pembelajaran yaitu: Ketepatan alat

evaluasi dan Kesesuaian dengan indikator. 2. Kompetensi profesional

a) Kualitas penguasaan materi yaitu: Substansi materi; Hubungan dengan pengetahuan yang relevan atau dengan realita; dan Menggunakan dalil, rumus atau generalisasi.


(49)

33

a) Kualitas penjelasan materi yaitu: Bahasa; Sistematika; dan Penggunaan contoh/ilustrasi.

3. Kompetensi Kepribadian

Nilai kompetensi kepribadian ini diambil dari semua perilaku mahasiswa praktikan baik ia di dalam ataupun di luar lingkungan madrasah/sekolah, antara lain:

1) Tanggung jawab praktikan terhadap tugas dari guru pamong atau dari madrasah/sekolah.

2) Tanggung jawab praktikan terhadap aturan yang berlaku dalam PPKT dan madrasah/sekolah.

Perilaku yang dinilai dari praktikan PPKT terkait dengan kompetensi kepribadian adalah sebagai berikut: Kepemimpinan; Tanggung jawab; Kematangan emosi; Sosialisasi diri; Disiplin; Kerjasama; Kreativitas dan inovasi; Penampilan berbusana; Kebersihan dan kerapihan; dan Tata karma39.

D. Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial

Mata Pelajaran IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. IPS dirumuskan dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial40. Jadi materi pelajaran IPS adalah sejumlah ilmu seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, hukum dan budaya. Biasanya materi IPS dalam jenjang SMP adalah cabang ilmu dari geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi.

Standar Kompetensi IPS di tingkat SMP meliputi kajian sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi. Mata Pelajaran IPS bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala

39

Ibid.. 33

40


(50)

ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun menimpa kehidupan masyarakat41.

Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan minat, bakat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan tujuan tampaknya dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu menjembatani tercapainya tujuan tersebut. Kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan model, metode dan strategi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan, agar pembelajaran IPS benar-benar mampu mengondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dari mahasiswa untuk menjadi manusia dan warga Negara yang baik. Hal ini dikarenakan pengondisian iklim belajar merupakan aspek penting bagi tercapainya tujuan pendidikan42.

Mata pelajaran IPS adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa. Mata pelajaran IPS secara umum memiliki tujuan yaitu peserta didik dapat memiliki keahlian atau kompetensi pada setiap kompetensi dasar yang diberikan dalam lingkup mata pelajaran IPS. Dalam proses belajar sangat diharapkan akan adanya suatu keberhasilan belajar yang merupakan tingkat pencapaian pengetahuan pada mata pelajaran IPS.

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial secara historis didirikan pada tahun 1980 dengan nama Jurusan Tadris. Jurusan Tadris terdiri dari bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Setelah beberapa tahun Program Studi IPS tidak menerima mahasiswa, maka pada saat ini di Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) mengalami kekurangan guru IPS. Akibat kekurangan guru IPS pada lembaga

41

Ibid., h. 193.

42


(51)

35

pendidikan tersebut, maka bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, baik Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Geografi, Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Sosiologi/Antropologi diajarkan oleh guru yang bukan lulusan pendidikan bidang Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut (mismatch). Untuk mengatasi mismatch dan memenuhi kekurangan guru Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Geografi, Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Sosiologi/Antropologi pada MTs dan MA, maka Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dibuka kembali dengan nama Jurusan Pendidikan IPS43.

Jurusan Pendidikan IPS yang merupakan salah satu bagian dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mempunyai visi dan misi sebagai berikut:

1. Visi

Visi Program Studi Pendidikan IPS adalah: “Menjadi program studi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang unggul, kompetitif, profesional, dan berwawasan Islam-an, kemanusiaan, dan ke-Indonesia-an”.

2. Misi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Menyelenggarakan pendidikan jenjang S1 Program Studi Pendidikan IPS untuk mewujudkan guru IPS yang memiliki kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial, yang berwawasan ke-Islam-an, kemanusiaan, dan ke-Indonesia-an. b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan untuk kemajuan

ilmu-ilmu sosial dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial.

c. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dengan

menyebarluaskan hasil kajian keilmuan dan inovasi bidang sosial dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial melalui program seminar,

43

Latar Belakang, Visi dan Misi (http://is.fitk.uinjkt.ac.id/prodi_ips.php), di akses 30 Juni 2015.


(1)

KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-019

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

FITK No. Revisi: : 01

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

LAMPIRAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Suasana Belajar dikelas VII-1


(2)

ffi-459181

FORM

(FR)

KEMENTERIAN AGAMA

UIN

JAKARTA

FITK

"

Jl. k. H. Juada No go Ciputat 15412 lndonesia

1

Maret 2010

tt-o.

Re-evisi:

:

01

Nomor :

un'0l/F'

1/KM'01'31$4A12015

Lamp.

:

-Hal

: Bimbingan SkriPsi

KePada Yth.

Dr. Muhammad

Arif,

M'Pd

Tri

Harjawati,

M'Si

Pembimbing SkriPsi

Fakultas

Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan

UIN

SYarif HidaYatullah Jakarta'

A s s al amu' al aikum wr'w b'

Dengan

ini

diharapkan kesediaan Saudara

(materi/tek;is)

penulisan skripsi mahasiswa:

Jakarta;|l SePtember 20 1 5

untuk

menjadi Pembimbing

Fuzi NoviYanti 1111015000035

Pendidikan

Ilmu

Pengetahuan Sosial

VIII

(DelaPan)

Persepsi

Siswa

Terhadap Kornpetensi

Pedagogik

Mahasiswa Jurusan

IpS

dalam

Pelaksanaan

PPKT

di

Sekolah Nama

NIM

Jurusan Semester Judul SkriPsi

W as s al amu' alaikum wr.w b'

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal

.07

oktober

zol4,abstraksi iutlineterlampir.

"suua*u

dapat melakukan perubahan

redaksional puAu

jrarffutJrt.

Apabila perubahan substansial dianggap perlu'

;;il

p"*6imbing

menghubungi Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan skripsi

ini

diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan' dan dapat

diperpanj ang

r.tu*;L--i.r"1nl

bulan berikutnya tanpa surat perpanj angan.

Tembusan:

l.

DekanFITK

2.

Mahasiswa Ybs.

"-il


(3)

T:

PE,hffiRINTAH PROFIN$I DAERAH

KHUST-}S.

IBI}KOTA JAKARTA

DINAS

PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

( SMP

)

NEGERI

87

Jalan Ciputat Raya Pondok Pinang Kebayoran Lama Jakarta Selatan

Telepon : 7657687

-

7661378

Yang

bertanda tangan

di

bawah

dengan

ini

menerangkan bahwa :

Nama

NIM

Fakultas Institusi

ST]RAT

IGTERANGAN

NO:010

11.851.322

ini

Kepala

Sekolah Menengah Pertama

(SI!P) Negeri

87

Jakarta,

: Fuzi

Noviyanti

: 1111015000035

: Pendidikan

Ilmu

Pengetahuan Sosial

: Universitas Islam Negeri

(Im\f)

Telah mengadakan penelitian dengan

judul

:

'

Persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa jurusan IPS dalam pelaksanaan PPKT

di

sekolah'

Demikiafllah Surat Ketemngan

ini

kaflli

buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

F

t


(4)

PEMERINTAH

PROVINSI

DAERAH

KHUSUS

IBUKOTA

JAKARTA

DINAS

PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

(SMP)

NEGERI I78

JAKARTA

Jln. Mawar 6,4., Bintaro, Kec. Pesanggrahan, JakirtaSelatan

Telp./ Fax. (021) -73883379,(021) -7375644

Website

:

www.smpn17.8-ikt.sch.id

Email

: iakartasmpnlTS@,glnail.com

SURAT

KETERANqAN

-Nomsr

:

1tr&/1-85LJ},2*-

-. --r-

:-Yang bertanda tangan dibawah

ini,

Kepala SMP Negeri 178 Jakarta menerangkan bahwa,

Nama

NIM

Jurusan Semester Universitas

FUZI

NOVIYANTI

l

I 1 101s00003s

Pendidikan

Ilmu

Pengetahuan Sosial

VIII

(Delapan)

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Benar nama tersebut

di

atas telah melaksanakan

penelitian

(Riset) dengan Judul Persepsi

siswa terhadap kopetensi pedagogik mahasiswa jurusan IPS dalam pelaksanaan

PPKT

di

SMP Negeri 178 Jakarta. Waktu

penelitian

dari tanggal TAgustus 2015

Demikian Surat

Keterangan

ini

dibuat

untuk

diketahui dan

dipergunakan sebagaimana mestinya.

ULYADI,

M.Pd

95610t2198 I 03 I 008

s?


(5)

T:

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS

IBUKOTA JAKARTA

DINAS

PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

( SMP )

NEGERI3T

JAKARTA

Jl. Taman Wijaya Kusuma Raya, Cilandak Jakarta Selatan

Telepon :021

-7695272

SURAT KETERANGAN

Nomor :152/1851.522

Merujuk

surat

dari

Ketua

Program

Studi

Pendidikan

IPS

Universitas Islam

Hidayatullah Jakarta

Nomor

:

Un.01/F.l/KM.0l

.31.../2015. prihal permohonan

dengan ini Kepala SMP

Negeri3T

Jakata. menerangkan bahwa :

Negeri

Syarif

Izin Penelitian,

Nama

NIM

Program Studi

Semester

Tahun Akademik

FuziNoviyanti

I I I 101s000035

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

8

201#mfi

-

*

Telah melaksanakan Penelitian

di

Sekolah kami dari tanggal 2 Februari

sld2l

Mei

2015, dalam

rangka penulisan

skripsi

dengan

judul

o'Persepsi

Siswa

Terhadap

Kompetensi

pedagogik

Mahasiswa Jurusan

IPS

dalam

Pelaksanaan

PPKT

di

Sekolah,,. Demikiaan

Surat

Keterangan ini di buat agar diryatdipergunakan sebagaimana semestinya.

j*

;

20ls

/.t

iYr

z, l dI ?*\


(6)

Nama : Fuzi Noviyanti

TTL : Bogor, 02 November 1993

Fakultas : FITK UIN Syarif

Hidayatullah

Jur/Prodi : Pendidikan

IPS/Ekonomi

Angkatan : 2011

Media Sosial :

Twitter @fuzinoviyanti

Blog :fuzinoviyanti.blogspot.com

Wordpress : fuzinoviyanti.wordpress.com

Moto Hidup

: “Lebih Baik Terlambat daripada

Tidak Sama Sekali”

Suka baca novel “Tere Liye”

Pertama kali masuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan di Jurusan Pendidikan IPS pada tanggal 12

September 2011 dan lulus 13 Oktober 2015 jadi kira-kira 4 tahun 1

bulan 1 hari. (anak IPS suka mengingat Sejarah) hihihiw. Ga penting

banget yaa? Tapi kali ajah terpacu setelah baca biodata saya buat

lulus tepat waktu, bukan tepat waktu si sebenarnya waktu yang

tepat dan itu akan indah pada waktunya.

Menjadi seorang guru adalah pilihan, pilihan untuk memberikan

suatu kebaikan, setidaknya ketika menjadi guru, secara tidak

langsung perilakupun terjaga.

Teacher is Suri Tauladan

.


Dokumen yang terkait

Hubungan antara persepsi siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dengan minat belajar siswa: studi kasus di MTs Nur Asy-Syafi’iyah (YASPINA), Rempoa Ciputat, Tangerang Selatan.

1 50 115

Persepsi Siswa Terhadap Mahasiswa Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) Dalam Pelaksanaan Pembelajaran IPS di SMPN 10 Kota Tangerang Selatan

0 9 159

Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Pedagogik Guru Bahasa dan Sastra Indonesia di Komunitas Homeschooling Kak Seto

1 10 89

PELAKSANAAN MICROTEACHING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK MAHASISWA PGSD FKIP Pelaksanaan Microteaching Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Pgsd Fkip Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2014 / 2015.

0 1 15

PELAKSANAAN MICROTEACHING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK MAHASISWA PGSD FKIP Pelaksanaan Microteaching Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Pgsd Fkip Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2014 / 2015.

0 3 14

PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK DOSEN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK DOSEN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI FKIP UM

0 2 19

PERSEPSI GURU PAMONG TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK MAHASISWA PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO.

5 27 36

Kompetensi pedagogik guru dan persepsi siswa tentang kompetensi tersebut dalam pembelajaran : studi kasus tentang tiga guru di dua sekolah.

0 0 265

Penguatan Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Jurusan PB Jerman

0 0 5

PERSEPSI DAN SIKAP MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN IPS TERHADAP PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER DI FIS UN ARTIKEL SOCIA

0 0 13