KARBON AKTIF TINJAUAN PUSTAKA

6 Salak pada umumnya merupakan tanaman berumah dua contohnya jenis Salaccawallichiana C. Martius dengan sinonim Salacca rumphii Wallich ex Blume, tanaman salak ini tersebar di Thailand, dan Salacca sumatrana Becc.dari Sumatra. Salacca zalacca berumah satu atau dua, salak ini mempunyai 2 varietas yaitu Salacca zalacca var. zalacca berumah dua dari Jawa dan Salacca zalacca var. amboinensis Becc.[16]. Buah salak mempunyai bentuk bulat lebih atau kurangdari2,5-10cmx5 - 8cm. Buahberkembangdalam ketat, tandan bulat. Merekaditutupi dengan sisikdiatursecara rutinberasaldari kulitbuahpericarp memberikanbuahpenampilankulit ular.Buaharomatikmelampirkanlembut, pulp transculentdenganrasasebanding dengankombinasiapel, nenas danpisang.Buahmengandung1 sampai 3benihkehitaman, yang diameter sekitar 1cm. Pohonsalaksawithanya1,5-5m, sangatberduri, daunberkembang daripermukaan tanah. Salakmerupakantanaman di bawahlantaikhasyang tumbuh direndahtanahhutan hujan tropis dinegara-negara AsiaTenggaraIndonesia danlainnya [17]. Kulit yang masih segar atau yang baru dilepas umumnya mengandung air, karbohidrat, mineral dan protein. Kadar air dalam kulit salak cukup tinggi sedangkan karbohidrat dan protein sangat sedikit.Tabel 2.2 merupakan data kandungan salak. Tabel 2.2 Kandungan Salak[3] No Jenis Salak Kadar Air Karbohidrat Protein 1 Salak Pondok 74,67 3,8 0,565 2. Salak Gading 30,06 5,5 1,815 Komposisi tersebut menyebabkan kulit mudah rusak, oleh karena itu perlu diawetkan dulu sebelum proses pengolahan. Proses pengawetan secara umum bertujuan untuk mengubah kulit yang mudah rusak oleh aktivitas mikroorganisme, kimiawi atau fisik menjadi kulit yang lebih tahan [3].

2.2 KARBON AKTIF

Karbon berpori merupakan karbon dalam bentuk amorf yang mempunyai luas permukaan yang besar dan daya serap yang tinggi.Luas permukaan merupakan sifat fisis yang paling penting dari karbon berpori, sehingga memungkinkan dijadikan sebagai bahan adsorben.Material ini dibuat dari pirolisis Universitas Sumatera Utara 7 prekursor karbon organik, polimer alam maupun polimer sintetis yang kemudian diaktifkan untuk memperbesar surface areanya [18].Karbon aktif sangat banyak digunakan dalam skala industri sebagai adsorben dalam purifikasi atau pemisahan gas dan cairan dan juga sebagai katalis dan katalis pedukung [19].Karbon aktif tersedia dalam bentuk bubuk dan granular. Karbon aktif merupakan mikrokristal, tidak berbentuk seperti grafit pada material karbon yang disiapkan dari jenis karbon amorf material dasar menjadi proses industri yang tinggi dalam kadar porositas. Karbon aktif terutama terdiri dari atom karbon yang berbentuk silang tidak beraturan menghubungkan lembaran aromatik menggantikan yang acak dengan heteroatom yang lain, diantaranya oksigen yang tergantung kepada bahan dasarnya. Klasifikasi pada ukuran pori direkomendasikan oleh IUPAC sering digunakan jarak pada gambaran ukuran pori seperti pada gambar 2.1 dibawah ini. Mikropori d 2 nm Mesopori 2 nm d 50 nm Makropori d 50 nm Gambar 2.1 Struktur Karbon Aktif [20] Sruktur pori karbon aktif umunya dikombinasi antara mikropori, mesopori dan kombinasi makropori yang sama[22]. Karbon aktif sering digunakan untuk mengurangi kontaminan organik, partikel kimia organik sintetis, tapi karbon aktif juga efektif untuk mengurangi kontaminan inorganik seperti radon-222, merkuri, dan logam beracun lainnya.Ukuran partikel dan luas permukaan merupakan hal yang penting dalam karbon aktif.Ukuran partikel karbon aktif mempengaruhi Universitas Sumatera Utara 8 kecepatan adsorpsi, tetapi tidak mempengaruhi kapasitas adsorpsi yang berhubungan dengan luas permukaan karbon. Luas permukaan total mempengaruhi kapasitas adsorpsi total sehingga meningkatkan efektifitas karbon aktif dalam penyisihan senyawa organik dalam air buangan. Ukuran partikel tidak terlalu mempengaruhi luas permukaan total sebagian besar meliputi pori-pori partikel karbon. Struktur pori-pori karbon aktif mempengaruhi perbandingan antara luas permukaan dan ukuran partikel. Struktur pori adalah faktor utama dalam proses adsorpsi. Distribusi ukuran pori menentukan distribusi molekul yang masuk dalam partikel karbon untuk di adsorp [10]. Tabel 2.2 dibawah ini merupakan standar kualitas karbon aktif menurut SNI 06-3730-1995. Tabel 2.3 Standar kualitas karbon aktif menurut SNI 06-3730-1995[21,23] Uraian Persyaratn Kualitas Butiran Serbuk Bagian yang hilang pada pemanasan 950 °C Maks. 15 Maks. 25 Konsentrasi air Maks. 4,5 Maks. 15 Konsentrasi abu Maks. 2,5 Maks. 15 Daya serap terhadap Larutan I 2 ≥760 mgg ≥760 mgg Luas permukaan 300 sampai 3500 m 2 g 300 sampai 3500m 2 g

2.3 Adsorpsi