Analisis Hidrologi ANALISIS DATA

4.2 Analisis Hidrologi

Analisis hidrologi yang dilakukan pada penelitian ini meliputi kegiatan mengolah data mentah sampai didapatkan harga debit limpasan banjir. Curah hujan rencana menggunakan data curah hujan harian maksimum stasiun hujan disortir dan diambil 10 tahun data yang lengkap. Guna mendapatkan dimensi saluran drainase yang sesuai dengan kebutuhan, maka besar curah hujan sangat berpengaruh. Pada catchment yang kecil banyak terjadi hujan yang merata di seluruh daerah, tetapi pada catchment yang luas hujan terjadi merata di seluruh daerah jarang terjadi. Pada tugas akhir ini besar catchment tergolong kecil dan hanya berdekatan dengan satu daerah tangkapan curah hujan dari stasiun penakar hujan Polonia saja. Oleh karena itu, data curah hujan yang dipakai dalam perhitungan curah hujan rencana menggunakan data curah hujan dari stasiun penakar hujan Polonia. Universitas Sumatera Utara 4.2.1 Analisis Frekuensi Curah Hujan Tujuan dari analisis curah hujan ini adalah untuk memperoleh curah hujan dengan beberapa periode ulang. Terdapat bermacam-macam metode untuk menentukan intensitas hujan, terutama untuk intensitas hujan dalam waktu yang pendek. Dari pengolahan analisis data curah hujan di stasiun curah hujan berdasarkan curah hujan harian maksimum dari tahun 2004-2013, didapat ranking curah hujan regional yang terdapat dalam Tabel 4.4 di bawah ini. Tabel 4.4 Data Curah Hujan Tahunan Satu Harian Maksimum No Tahun Harian Maksimum 1 2004 120.0 2 2005 185.0 3 2006 126.0 4 2007 122.0 5 2008 108.0 6 2009 87.0 7 2010 114.0 8 2011 82.5 9 2012 93.0 10 2013 88.6 Sumber: Stasiun Curah Hujan Sampai saat ini cara yang dianggap paling baik untuk memperkirakan besar hujan dengan periode ulang tertentu adalah melakukan analisis frekuensi data hujan di tempat yang ditinjau. Dalam tugas akhir ini analisis frekuensi digunakan Log- Pearson III. Untuk perhitungan ini data hujan ditransformasikan kedalam nilai logaritma sehingga nilai-nilai Xi berubah menjadi Log Xi. Kemudian dihitung nilai rata-rata, simpangan baku dan Koefisien Skewness. Curah hujan rencana diambil untuk periode ulang 1, 2, 5, 10, dan 25 untuk keperluan menganalisis Universitas Sumatera Utara kapasitas penampang drainase kawasan kampus Universitas Darma Agung Medan analisis Hidrolika. 4.2.2 Analisa curah hujan rencana dengan metode Log Pearson III ………………………………………4.3 Sedangkan untuk mencari besaran koefisien diatas adalah sebagai berikut: ………………..……………………..…………4.4 ………………………….…………4.5 ………………………………………4.6 di mana: X = Curah hujan mm = Curah hujan rata-rata K = Variabel standar standardized variable untuk X yang besarnya tergantung koefisien kemencengan G. s = Harga simpangan baku G = Koefisien Kemencengan Skewness n = Jumlah Data s K X X T . log log   n X X n i i    1 log log   5 . 1 2 1 log log                  n X X s n i i      3 3 1 2 1 log log s n n X X n G n i i       X    g Universitas Sumatera Utara Untuk memudahkan dalam menganalisis data curah hujan yang ada pada stasiun hujan dengan Metode Log Pearson III, maka perhitungan dibuat dalam bentuk Tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Analisis Frekuensi Curah Hujan Metode Log Pearson III No. Tahun Ri Log Ri 4 - Log Ri 5 2 5 3 mm 1 2 3 4 5 6 7 1 2004 120.00 2.0792 0.0397 0.0016 0.0001 2 2005 185.00 2.2672 0.2276 0.0518 0.0118 3 2006 126.00 2.1004 0.0608 0.0037 0.0002 4 2007 122.00 2.0864 0.0468 0.0022 0.0001 5 2008 108.00 2.0334 -0.0061 0.0000 0.0000 6 2009 87.00 1.9395 -0.1000 0.0100 -0.0010 7 2010 114.00 2.0569 0.0174 0.0003 0.0000 8 2011 82.50 1.9165 -0.1231 0.0151 -0.0019 9 2012 93.00 1.9685 -0.0710 0.0050 -0.0004 10 2013 88.60 1.9474 -0.0921 0.0085 -0.0008 JUMLAH 1126.10 20.3953 0.0000 0.0983 0.0082 n = 10 Log Rr = 2.03953 S log R = 0.10451 Cs = 0.00007 Sumber : Hasil Perhitungan Universitas Sumatera Utara Kala Ulang PT K Log Rr Log RT RT Tahun mm 1 2 3 4 5 6 1 99 -2.326 2.0395 1.79643 62.57974 2 50 -0.0000289 2.03953 109.5285 5 20 0.8419898 2.12753 134.1309 10 10 1.282017 2.17352 149.1136 25 4 1.7510578 2.22254 166.9313 Sumber : Hasil Perhitungan Selanjutnya hasil Analisis Frekuensi Curah Hujan menggunakan Metode Log Pearson III dari stasiun hujan dapat dilihat dalam Tabel 4.6 dibawah ini: Tabel 4.6 Analisis Frekuensi Curah Hujan Metode Log - Pearson III No Kala Ulang Curah Hujan Tahun mm 1 1 62.5797 2 2 109.5285 3 5 134.1309 4 10 149.1136 5 25 166.9313 Sumber : Hasil Perhitungan 4.2.3 Analisis Debit Banjir Periodik Untuk menghitung debit rencana pada studi ini dipakai perhitungan dengan metode rasional. Metode rasional adalah salah satu metode untuk menentukan debit aliran permukaan yang diakibatkan oleh curah hujan, yang umumnya merupakan suatu dasar untuk merencanakan debit saluran drainase. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Q = 0.002778 C.I.A ………………………………..................…4.7 di mana : C = Koefisien limpasan berdasarkan tata guna lahan dari tabel I = Intensitas maksimum selama waktu konsentrasi mmjam A = Luas daerah aliran ha Q = Debit maksimum m 3 detik 4.2.4 Koefisien Pengaliran C Koefisien pengaliran merupakan nilai banding antara bagian hujan yang membentuk limpasan langsung dengan hujan total yang terjadi besaran ini dipengaruhi oleh tata guna lahan, kemiringan lahan, jenis dan kondisi tanah. Perhitungan koefisien pengaliran dapat dilihat pada persamaan 4.8 sebagai berikut: atau …4.8 di mana: C = Koefisien aliran A = Luas daerah Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Koefisien Pengaliran Untuk Setiap Penampang Saluran Universitas Sumatera Utara 4.2.5. Waktu Konsentrasi tc Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat keluaran titik kontrol setelah tanah menjadi jenuh dan depresi-depresi kecil terpenuhi. Salah satu metode untuk memperkirakan waktu konsentrasi adalah rumus yang dikembangkan oleh Kirpich 1940, yang dapat ditulis pada persamaan 4.9 sebagai berikut: ………………………………………4.9 di mana: t c = Waktu konsentrasi jam L = Panjang saluran utama km S = Kemiringan rata-rata saluran utama 385 , 2 1000 87 ,          S L tc Universitas Sumatera Utara 4.2.6 Analisis Intensitas Hujan Untuk mencari Intensitas hujan digunakan rumus Mononobe. Rumus Mononobe sering digunakan di Jepang, untuk menghitung intensitas curah hujan digunakan persamaan 4.10 sebagai berikut: ……………………….......………………4.10 di mana: I = Intensitas maksimum selama waktu konsentrasi mmjam R 24 = Curah Hujan maksimum dalam 24 jam mm tc = Waktu konsentrasi curah hujan jam Perhitungan dengan rumus Mononobe untuk berbagai periode ulang disajikan dalam bentuk Tabel 4.8 dan kurva pada Gambar 4.11. Tabel 4.8 Harga-harga Intensitas Hujan untuk Berbagai Durasi dan Periode Ulang Periode Durasi menit Ulang 5 10 15 30 45 60 120 180 360 720 1 113.71 71.64 54.67 34.44 26.28 21.70 13.67 10.43 6.57 4.14 2 199.03 125.38 95.68 60.28 46.00 37.97 23.92 18.26 11.50 7.24 5 243.73 153.54 117.17 73.82 56.33 46.50 29.29 22.36 14.08 8.87 10 270.96 170.69 130.26 82.06 62.62 51.69 32.57 24.85 15.66 9.86 25 303.33 191.09 145.83 91.87 70.11 57.87 36.46 27.82 17.53 11.04 3 2 24 24 24        c t R I Universitas Sumatera Utara Gambar 4.11 Kurva untuk Berbagai Periode Ulang Berdasarkan Rumus Mononobe

4.3 Analisis Hidrolika