Kelapa sawit yang dibudidayakn terdiri dari dua jenis: E.guineensis dan E.oleifera. Jenis pertama yang terluas dibudidayakan orang dari kedua spesies
kelapa sawit ini memiliki keunggulan masing-masing. E.guineensis memiliki produksi yang sangat tinggi dan E.oleifera memiliki tinggi tanaman yang rendah.
Banyak orang sedang menyilangkan kedua spesies ini untuk mendapatkan spesies yang tinggi produksi dan gampang dipanen. E.oleifera sekarang mulai
dibudidayakan pula untuk menambah keanekaragaman sumber daya genetik.
2.2 Sejarah Singkat Kelapa Sawit Masuk di Indonesia
2.2.1 Daerah Asal Kelapa Sawit
Mengenai daerah asal kelapa sawit terdapat beberapa pendapat. Pendapat pertama menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Afrika, sedangkan pendapat
yang kedua menyebut Amerika Selatan sebagai daerah asal. Pendapat pertama didukung oleh alasan-alasan yang sangat kuat. Penyelidikan Zeven 192 terhadap
fosil tepung sari pollen yang terdapat dalam lapisan-lapisan arkeologis dari zaman Miocene maupun lapisan-lapisan yang lebih muda, memberikan indikasi
bahwa kelapa sawit telah tumbuh sejak lama sekali di kawasan Afrika. Selanjutnya catatan-catatan sejarah penjelajahan orang-orang Eropa ke benua
Afrika pada abad ke-15 dan ke-16 turut memperkuat pendapat tersebut. Don Mosto dalam penjelajahannya antara tahun 1435 dan 1460 menemukan sejumlah
besar pohon hitam di kawasan Afrika Barat. Dalam kisah perjalanan Duarte Peraria disebutkan adanya pohon-pohon kelapa sawit di pantai Liberia dan
perdagangan minyak kelapa sawit di Nigeria. Penjelajahan-penjelajahan kemudian oleh pengelana bangsa Portugis, Belanda, dan Inggris juga menyebutkan adanya
minyak kelapa sawit dan anggur wine kelapa sawit. Sedangkan perjalanan
Universitas Sumatera Utara
Broecke menjelang akhir abad ke16 di antaranya mengemukakan adanya bahan- bahan yang diperkirakan berasal dari pohon kelapa sawit.
Telaah linguistic juga mendukung pendapat bahwa kelapa sawit berasal dari afrika. Di Suriname misalnya, nama-nama yang dipakai untuk kelapa sawit
merupakan modifikasi kata “Afrika” dalam bahasa-bahasa Yoruba, Fanti-Twi, dan Ki
kongo. Demikian pula nama “dede” yang dipakai di Brazil diperkirakan berasal dari kata “ndende” yang memberikan petunjuk bahwa kelapa sawit dibawa ke
benua Amerika dalam abad ke-16 bersama-sama dengan budak belian, dan tumbuh dengan baik di Brazil.
Pendapat kedua, yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan, didukung antara lain oleh Cook, yang mengemukakan dua
alasan sebagai berikut: 1 Kelapa sawit tumbuh secara alamiah di pantai Brazil, dan 2 Marga-marga palma lainnya kebanyakan berasal dari Amerika Selatan.
Tetapi alasan-alasan ini dianggap kurang meyakinkan, karena 1 sifat mudah tumbuh dan cepat berkembang biak memang merupakan karakteristik dari
keluarga palma, dan 2 suatu jenis palma yang berasal dari Afrika Selatan, yaitu Jubaeopsis caffra
ternyata juga merupakan anggota dari suku tribe Cocoinae.
2.2.2 Upaya Pembudidayaan Kelapa Sawit