Perhitungan Power Link Budget

43 = 0,15 + −0,0005592 + 0 + 0,2 = 0.251 Sesuai dengan Persamaan 3.4. 0,251 0,562 Karena t sys t r maka dapat disimpulkan bahwa sistem uplink layak memenuhi persyaratan rise time budget.

4.3 Perhitungan Power Link Budget

Perhitungan power link budget bertujuan untuk menghitung anggaran daya yang diperlukan sehingga level daya terima tidak kurang dari sensitivitas minimum. Untuk perhitungan power link budget dalam penelitian ini, diambil pelanggan dengan jarak terjauh seperti yang terlihat di Gambar 4.1. Perhitungan dimulai dari OLT yang berada di STO Simpang Limun sampai ke ONT pelanggan terjauh dengan jarak 3 km. Pada Gambar 4.1, link dari STO kepelanggan mempunyai 1 splice, 8 konektor dari OLT sampai ke ONT, tiga splitter OTB 1:2, ODC 1:4, dan ODP 1:8. Kabel serat optik adalah pembeda perhitungan downlink dan uplink. Dimana parameter – parameter pendukung perhitungan power link budget adalah : 1. Daya keluaran transmitter : 3,37 dBm 2. Sensitivitas receiver : -29 dBm 3. Redaman G.652 : 0,25 dB 1490 nm dan 0,33 dB 1310 nm 4. Redaman Splitter : 4 dB 1:2, 6 dB 1:4, dan 11 dB 1:8 5. Redaman splice : 0,02 dBsplice 6. Redaman konektor : 0,5 dBkm Universitas Sumatera Utara 44 7. Panjang serat optik jarak : 3 km 8. Redaman Instalasi : 0,5 dBkm 9. Jumlah splice : 1 splice 10. Jumlah konektor : 8 buah Agar perhitungan Persamaan 3.6 lebih mudah, total redaman dihitung permata kali, maka total redaman untuk downlink adalah : = . + . + . + + = 3.0,25 + 8.0,5 + 1.0,02 + 6 + 11 + 3.0,5 = 23,27 Sehingga = − = 3,37 − 23,27 = −19,9 Dari hasil persamaan 3.6 untuk downlink, terlihat bahwa P rx ≥sesitivitas receiver. Setelah Redaman dihitung, maka power margin sudah dapat dihitung karena power margin merupakan besarnya daya tersisa dari daya pancar setelah dikurangi loss selama pentransmisian dan sensitivitas receiver. Akan tetapi margin daya diisyaratkan harus memiliki nilai lebih dari nol, sesuai dengan Persamaan 3.7 dan 3.8. Power budget = transmitter output power – receiver sensitivity Power budget = 3,37 – -29 Power budget = 32,37 dB Sehingga = − Universitas Sumatera Utara 45 = 32,37 − 23,27 = 9,1 Nilai Margin yang diperoleh dari hasil perhitungan downlink menghasilkan nilai 9,1 dB masih diatas nol dB bahkan jauh dari nol. Maka hal ini mengindikasikan bahwa link di atas memenuhi kelayakan link power budget. Untuk perhitungan uplink, total redamannya adalah = . + . + . + + = 3.0,33 + 8.0,5 + 1.0,02 + 6 + 11 + 3.0,5 = 23,69 Sehingga = − = 3,37 − 23,69 = −20,32 Dari hasil persamaan 3.6 untuk downlink, terlihat bahwa P rx ≥sesitivitas receiver. Seperti perhitungan power link budget untuk downlink, maka untuk Persamaan 3.7 dan 3.8 uplink adalah Power budget = transmitter output power – receiver sensitivity Power budget = 3,37 – -29 Power budget = 32,37 dB Sehingga = − = 32,37 − 23,69 = 8,68 Universitas Sumatera Utara 46 Nilai Margin yang diperoleh dari hasil perhitungan uplink menghasilkan nilai 8,95 dB masih diatas nol dB. Maka hal ini mengindikasikan bahwa link di atas memenuhi kelayakan link power budget. Hasil dari analisis perhitungan didapat bahwa sistem dari rancangan ini adalah layak, data analisis dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil analisis perhitungan No. Parameter Gelombang Hasil Standar Layak Tidak Layak 1 Rise Time Budget 1310 nm uplink 0,251 ns 0,562 ns Layak 2 Rise Time Budget 1490 nm downlink 0,2534 ns 0,281 ns Layak 3 Power Link Budget 1310 nm uplink 8,68 dB 0 dB Layak 4 Power Link Budget 1490 nm downlink 9,1 dB 0 dB Layak Universitas Sumatera Utara 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa perhitungan power link budget dan rise time budget, dapat disimpulkan bahwa: 1. Rise time total sistem untuk downlink dan uplink masih di bawah waktu total bit rates masing masing sehingga sistem dari rise time budget sistem dalam rancangan ini dikategorikan layak dengan pengkodean NRZ. 2. Parameter power link budget dan power margin berada dikategori layak atau bagus karena mayoritas memiliki level daya terima yang berada pada range -18 dBm sampai -22 dBm serta margin daya yang dihasilkan tidak bernilai negatif M 0. 3. Dalam perhitungan redaman, spesifikasi perangkat dan jarak sangat berpengaruh karena dapat membebani daya yang dipancarkan OLT sehingga daya yang diterima ONT masih didalam rentang sensitivitas receiver serta margin daya di atas nol.

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan untuk Tugas Akhir ini adalah: 1. Diharapkan pada saat penentuan studi kasus, pilih STO yang sudah mengimplementasikan GPON lebih dari dua daerah sehingga dapat menganalisis perbandingan tiap daerah sesuai jarak daerah tersebut. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Percancangan Jaringan Fiber To The Home (Ftth) Berbasis Teknologi Gigabit Passive Optical Network(Gpon)

2 49 42

Studi Perancangan Jaringan Akses Fiber To TheHome (ftth) Dengan MenggunakanTeknologi Gigabit Passive Optical Network (Gpon) di Perumahan Cbd Polonia Medan

0 0 10

Studi Perancangan Jaringan Akses Fiber To TheHome (ftth) Dengan MenggunakanTeknologi Gigabit Passive Optical Network (Gpon) di Perumahan Cbd Polonia Medan

0 0 1

Studi Perancangan Jaringan Akses Fiber To TheHome (ftth) Dengan MenggunakanTeknologi Gigabit Passive Optical Network (Gpon) di Perumahan Cbd Polonia Medan

0 0 4

Studi Perancangan Jaringan Akses Fiber To TheHome (ftth) Dengan MenggunakanTeknologi Gigabit Passive Optical Network (Gpon) di Perumahan Cbd Polonia Medan

0 0 20

Studi Perancangan Jaringan Akses Fiber To TheHome (ftth) Dengan MenggunakanTeknologi Gigabit Passive Optical Network (Gpon) di Perumahan Cbd Polonia Medan

0 0 2

PERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI PERUMAHAN BUMI ADIPURA, CLUSTER CEMPAKA

0 0 5

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) MENGGUNAKAN GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) UNTUK PERUMAHAN JINGGA BANDUNG DESIGN OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK USING GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) FOR JINGGA RESIDENCE BANDUNG

0 1 9

Perancangan Jaringan Akses Fiber To The Home (FTTH) dengan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) di Private Village, Cikoneng Design of Fiber to The Home Access Network Using Gigabit Passive Optical Network Technology at Private Village, Cikone

0 0 9

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) UNTUK TOWER A BANDUNG TECHNOPLEX LIVING DESIGN OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK WITH GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) FOR TOWER A APARTMENT BAND

0 1 6