Bahan organik juga merupakan cadangan fosfor dan belerang yang penting. Nisbah C:N:P:S dalam humus adalah 120:10:1:1. Bahan organik dapat menghasilkan gugus karboksil
dan fenol yang bermuatan negatif sehingga K dapat diikat dan tidak tercuci. Meskipun K diikat oleh bahan organik akan tetapi K akan dilepaskan kembali secara perlahan sehingga
dapat digunakan oleh tanaman Foth, 1994.
2. Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik atau pupuk buatan merupakan pupuk hasil industri atau hasil pabrik yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman dengan kadar yang tinggi, dan praktis
dalam pemakaian. Pupuk buatan juga disebut pupuk kimia karena pembuatannya menggunakan campuran bahan kimia. Pupuk kimia dibedakan menjadi pupuk kimia tunggal
dan pupuk kimia majemuk. Pupuk kimia tunggal mengandung satu macam unsur hara sedangkan pupuk kimia majemuk mengandung unsur hara yang lengkap. Pupuk kimia yang
sering digunakan antara lain Urea dan ZA untuk hara N; pupuk TSP, DSP, dan SP-36 untuk hara P, KCl atau MOP Muriate of Potash untuk hara K. Sedangkan pupuk majemuk
biasanya dibuat dengan mencampurkan pupuk-pupuk tunggal. Komposisi haranya bermacam- macam, tergantung produsen dan komoditasnya Isroi, 2008.
Kelebihan pemakaian pupuk anorganik antara lain dapat disesuaikan dengan kondisi hara dalam tanah dan tanaman, meringankan ongkos angkut, mudah didapat, dapat disimpan
lama, dan mudah larut menyebabkan pupuk ini cepat tersedia bagi tanaman. Pupuk ini biasanya mengandung sedikit unsur hara mikro atau bahkan tidak ada Sutedjo, 2002.
Selain memiliki kelebihan, pupuk anorganik juga memiliki kelemahan diantaranya pengaruhnya terhadap lingkungan. Pemberian pupuk anorganik pada lahan-lahan pertanian
secara intensif dan jangka panjang akan menyebabkan struktur tanah rusak dan pencemaran bahan-bahan air. Kondisi ini berlanjut akan menurunkan kualitas tanah dan kesehatan
lingkungan Winarso, 2005. Fosfor berperan penting dalam sintesa protein, pembentukkan bunga, buah dan biji
serta mempercepat pemasakan. Kekurangan P dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman
menjadi kerdil, anakan sedikit, lambat pemasakan dan produksi tanaman rendah. Kebutuhan tanaman akan hara P dapat dipenuhi dari berbagai sumber antara lain TSP, SP-36, DAP, P-
alam, NPK yang pada umumnya diberikan sekaligus pada awal tanam. Agar pupuk yang diberikan efisien, pupuk P harus diberikan dengan cara, waktu, serta takaran yang tepat
jumlah dan jenisnya Rauf et al., 2000. Pupuk Ammonium Sulfat ZA sering dikenal dengan nama Zwavelzure amoniak
ZA. Umumnya berupa kristal putih dan hampir seluruhnya larut air. Kadar N sekitar 20-21 yang diperdagangan mempunyai kemurnian sekitar 97 . Kadar asam bebasnya maksimum
0.4 . Sifat pupuk ini : larut air, dapat dijerap oleh koloid tanah, reaksi fisiologisnya masam, mempunyai daya mengusir Ca dari kompleks jerapan, mudah menggumpal tetapi dapat
dihancurkan kembali, kandungan asam bebas yang tinggi dapat meracun tanaman Engelstad, 1997.
Kalium klorida KCl atau muriate of potash MOP merupakan pupuk sumber K terbesar yang digunakan dalam pertanian, mengandung 60 hingga 62 K
2
O dan larut air. Sebagian besar KCl dibuat dari sylvinite dan sebagian dari brine. Pemurnian dalam
pembuatan pupuk KCl dari bahan-bahan tambang tersebut dapat melalui proses flotasi atau proses kristalisasi, akan tetapi pupuk KCl untuk pertanian sebagian besar dibuat melalui
flotasi pemisahan berdasarkan berat jenis. Grade pupuk KCl tersedia dalam lima ukuran partikel, yaitu 1 larut bewarna putih, 2 standart khusus, 3 standart, 4 kasar, dan 5 granular.
Granular sangat sesuai untuk campuran pupuk lain, saedangkan larut berwarna putih merupakan cairan Winarso, 2005.
3. Pupuk Berimbang