30
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Tekstur tanah
Hasil analisis tekstur tanah disajikan pada Tabel 3 dan Lampiran 2. Tabel 3. Hasil analisa tekstur tanah
Fraksi Persentase
Tekstur tanah Pasir
54,56 Lempung liat berpasir
Debu 13,84
Liat 31,60
C-organik 0,49
Tabel 3 menunjukkan bahwa berdasarkan perbandingan kandungan pasir, debu, dan liat tanah latosol bertekstur lempung liat berpasir yang dapat ditentukan
dengan segitiga USDA United State Department of Agiculture. Tekstur tanah dapat didefinisikan sebagai penampilan visual suatu tanah
berdasarkan komposisi kualitatif dari ukuran butiran tanah dalam suatu massa tanah tertentu. Tekstur tanah menunjukkan derajat kehalusan dan keseragaman
suatu butiran tanah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hakim, dkk 1986 yang menyatakan bahwa
Menurut Hasibuan 2011 tekstur tanah penting diketahui karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut pasir, debu, dan liat akan
menentukan sifat fisik tanah. Partikel-partikel tanah yang besar dengan beberapa partikel kecil akan terlihat kasar atau disebut partikel yang bertekstur kasar.
Gabungan partikel yang lebih kecil akan memberikan bahan yang bertekstur sedang dan gabungan partikel yang berbutir halus akan menghasilkan tanah yang
bertekstur halus. tekstur tanah ialah perbandingan relatif dalam persen fraksi-
fraksi pasir, debu, dan liat.
Tekstur suatu tanah memiliki pengaruh yang sangat penting pada
Universitas Sumatera Utara
aliran air, sirkulasi udara, dan besarnya transformasi kimia yang terjadi didalam tanah.
2. Kerapatan Massa Tanah, Kerapatan Partikel Tanah dan Porositas
Hasil analisa kerapatan massa tanah, kerapatan partikel tanah dan porositas pada tanah latosol dapat dilihat pada Tabel 4 dan perhitungannya pada
Lampiran 5 Tabel 4. Hasil Analisa Kerapatan Massa Tanah, Kerapatan Partikel Tanah dan
Porositas
Parameter Fase Awal 5 bulan
Fase Akhir 6 bulan Kerapatan massa tanah gcm
3
1,06 1,06
Kerapatan pertikel tanah gcm
3
2,67 2,50
Porositas 60,30
57,6
Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai kerapatan massa tanah pada fase awal dan akhir yaitu sebesar 1.06 gcm
3
. Berdasarkan nilai tersebut tanah latosol yang digunakan dalam penelitian berstruktur halus. Hal ini sesuai dengan pernyataan
dari Hakim, dkk 1986 yaitu kerapatan massa lapisan olah berstruktur halus biasanya berkisar antara 1,0 gcm
3
-1,3 gcm
3
Nilai kerapatan massa tanah ini lebih kecil dari nilai kerapatan massa tanah latosol ketika diambil dilapangan, yaitu sebesar 1.3 gcm
.
3
. Hal ini dikarenakan kepadatan tanah dilapangan lebih padat daripada kepadatan tanah di
rumah kaca. Tanah yang digunakan dirumah kaca merupakan tanah yang telah terganggu dan memerlukan waktu dalam mengkondisikan kembali untuk
pemantapannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Islami dan Utomo 1995 bahwa nilai kerapatan massa dipengaruhi oleh tekstur tanah, kandungan bahan
organik tanah dan tingkat kemantapan suatu tanah.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat bahwa nilai kerapatan partikel tanah pada fase awal sebesar 2,67 gcm
3
dan fase akhir 2,5 gcm
3
. Kerapatan partikel tanah yaitu massa tanah kering dengan volume padatan tanah. Kerapatan partikel
tanah pada fase akhir lebih kecil daripada fase awal karena pada fase akhir bagian-bagian tanah sudah banyak diisi akar-akar tanaman. Akar-akar tanaman
mengisi ruang diantara partikel-partikel tanah yang mengakibatkan kerapatan partikel tanah menjadi kecil. Besarnya kerapatan partikel tanah ini dipengaruhi
oleh kandungan bahan organik yang terkandung dengan kepadatan jenis partikel penyusunnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Islami dan Utomo 1995
yaitu besarnya kerapatan partikel tanah pertanian bervariasi diantara 2,2 gcm
3
sampai 2,8 gcm
3
Bahan organik memiliki berat yang lebih kecil dari berat benda padat tanah mineral yang lain dalam volume yang sama. Adanya bahan organik dalam
tanah sangat mempengaruhi kerapatan partikel tanah. Semakin tinggi bahan organik maka akan semakin rendah pula kerapatan partikel tanahnya. Hal ini
disebabkan karena berat bahan organik yang lebih ringan dan bahan organik mampu memperkecil berat isi tanah. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Hillel
1987 yang menyatakan bahan organik member pengaruh besar terhadap particle density disebabkan karena bahan organik memperkecil berat isi tanah.
, dipengaruhi terutama oleh kandungan bahan organik tanah dan kepadatan jenis partikel penyusun tanah.
Berdasarkan hasil penelitian, nilai porositas pada tanah latosol tergolong sedang yaitu pada fase awal sebesar 60,3 dan fase akhir sebesar 57,6.
Porositas adalah persentase ruang pori total ruang kosong yang terdapat dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara. Porositas penting
Universitas Sumatera Utara
untuk menyediakan ruang pori untuk pergerakan air dan udara masuk-keluar tanah secara leluasa. Berdasarkan hasil penelitian, porositas tanah latosol ini tergolong
baik karena tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Islami dan Utomo 1995 yang menyatakan jika strukturnya baik
dapat mempunyai porositas 60. Nilai porositas pada fase akhir lebih kecil daripada fase awal karena dari
rumus porositas n = �1 −
ρ
b
ρ
p
� x 100, maka diketahui bahwa nilai porositas ditentukan oleh nilai kerapatan massa dan kerapatan partikel tanah. Jika semakin
besar perbedaan nilai kerapatan massa dengan nilai kerapatan partikel, maka nilai porositas juga akan semakin besar. Nilai porositas berbanding lurus dengan nilai
kerapatan partikel tanah dan berbanding terbalik dengan nilai kerapatan massa tanah. Jadi semakin kecil nilai kerapatan partikelnya maka semakin kecil pula
nilai porositasnya. Hal ini sesuai dengan literatur dari Hansen, dkk 1992 yang menyatakan bahwa
3. Kapasitas Lapang