39
Tabel 4.6 diatas memperlihatkan bahwa pada umumnya responden memiliki kondisi kesehatan dengan kategori “kurang” sebanyak 55 responden atau
57 dari seluruh jumlah responden, dan selebihnya dengan kategori “cukup” sebanyak 41 responden atau 43.
Ditinjau dari karakteristik masyarakat nelayan pada umumnya dianggap sebagai komunitas dengan kondisi kesehatan yang masih kurang. Berbagai factor
penyebabnya antara lain akibat masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang hidup bersih dan sehat serta kondisi sanitasi lingkunfan yang
kotor dan kumuh sehingga masyarakat sekitar sangat rentan menderita berbagai macam penyakit.
4.3.5 Indikator Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Berdasarkan
Kemudahan Mendapatkan Pelayan an Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 96 responden diperoleh data tingkat kesejahteraan responden berdasarkan kemudahan mendapatkan pelayanan
kesehatan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.9 Data Indikator Kemudahan Mendapatkan Pelayan an Kesehatan
No Kemudahan
Mendapatkan Pelayanan Kesehatan
Jumlah Responden Persentase
1. Sulit
96 100
2. Cukup
3. Mudah
Total 96
100
Sumber:DataDiolah
Universitas Sumatera Utara
40
Dengan melihat tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa semua masyarakat nelayan sulit mendapatkan pelayanan kesehatan yaitu sebanyak 96
responden atau 100. Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, ketersediaan sarana pelayanan kesehatan sangat berperan penting untuk memberikan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkannya. Kemudahan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehataan antara lain diukur berdasarkan jarak lokasi
sarana kesehatan dari lokasi tempat tinggal penduduk, keterjangkauan biaya pengobatan, dan tingkat pelayanan kesehatan.
Jauhnya jarak rumah sakit dari Kampung Nelayan Seberang serta hanya ada mantri yang datang berkunjung ke daerah tersebut sekitar seminggu sekali
menyebabkan sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan di Kampung Nelayan Seberang.
4.3.6 Indikator Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Berdasarkan Kondisi Tempat Tinggal
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 96 responden maka diperoleh data distribusi responden berdasarkan kondisi tempat tinggal atau rumah yang dapat
dilihat seperti tertera dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.10 Data Indikator Kondisi Tempat Tinggal
No Kondisi Tempat Tinggal
Jumlah Responden Persentase
1. Non Permanen
96 100
2. Semi Permanen
3. Permanen
Total 96
100
Sumber:DataDiolah
Universitas Sumatera Utara
41
Pada tabel 4.8 di atas diperoleh data bahwa masyarakat nelayan memiliki tempat tinggal non permanen. Untuk mengetahui kondisi tempat tinggal
masyarakat nelayan di Kampung Nelayan Seberang dalam hal ini dievaluasi berdasarkan bentuk bangunan rumah yang dibagi dalam 3 tiga kategori rumah
non permanen, semi permaneen dan permanen. Data hasil penelitian mebuktikan bahwa pada umumnya kondisi tempat tinggal masyarakat nelayan di Kampung
Nelayan Seberang memiliki bentuk rrumah non permanen. Ciri-ciri rumah non permanen antara lain diketahui dari jenis lantai, jenis dinding, jenis atap, dan
keadaan ruangan. Fakta dilapangan memperlihatkan bahwa kondisi tempat tinggal masyarakat nelayan pada umumnya berdinding papan dengan lantai papan, serta
keadaan ruangan yang panas dan pengap akibat berada diatas dilaut dan tidak menggunakan asbes sehingga panas dari matahari langsung masuk kedalam
ruangan. Untuk melihat secara jelas kondisi tempat tinggal masyarakat pesisir yang berkategori non permanen dapat dilihat melalui gambar berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
42
Gambar 4.1 Kondisi Rumah Masyarakat Nelayan
4.3.7 Indikator Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Berdasarkan Fasilitas Tempat Tinggal