Putusan Analisis hukum Penegakan Hukum terhadap dalam Kasus Tindak Pidana Pencabulan

tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak telah terpenuhi dari perbuatan Terdakwa; Bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 82 ayat 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang- undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak telah terpenuhi, maka terdakwa haruslah dinyatakan telah terbukti sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebgaimana didakwakan dalam dakwaan alternatif Kesatu; Bahwa dalam perkara ini terhadap Terdakwa telah dikenakan penangkapan dan penahanan yang sah, maka masa penangkapan dan penahanan tersebut harus dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; Bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa, maka perlu dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan yang meringankan Terdakwa; Keadaan yang memberatkan: 1. Perbuatan terdakwa bertentangan dengan nilai susila dalam masyarakat; 2. Terdakwa sudah pernah dihukum; Keadaan yang meringankan: 1. Terdakwa berterus terang dan mengakui perbuatannya serta menyesali perbuatannya; 2. Bersikap sopan dipersidangan;

5. Putusan

Memperhatikan, Pasal 82 ayat 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 Universitas Sumatera Utara tentang Perlindungan Anak dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan; 1. Menyatakan Terdakwa Edi Syahputra Panjaitan als Dedek terebut di atas, terbukti secraa sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Melakukan ancaman kekerasan memaksa anak melakukan perbuatan cabul” sebagaimana dalam dakwaan alternatif kesatu; 2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 6 enam tahun dan 8 delapan bulan serta denda sebesar Rp. 1.000.000.000.00 satu milyar rupiah dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama 3 tiga bulan; 3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang di jatuhkan; 4. Menetapkan terdakwa tetap ditahan; 5. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah Rp. 2.000.00 dua ribu rupiah.

6. Analisis hukum

Berdasarkan analisis penulis serta wawancara Liansah Rangkuti selaku Ketua Komisi Perlindungan Anak Tanjung Balai dalam perkara ini, maka penulis berkesimpulan bahwa dakwaan penuntut umum yang menggunakan dakwaan alternatif yaitu dakwaan pertama Pasal 82 Undang-Undang No.23 Tahun 2002 jo Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak Jo. Pasal 64 ayat Universitas Sumatera Utara 1 KUHP atau dakwaan kedua Pasal 292 KUHP Jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP. Namun dalam putusan perkara hakim menerapkan Pasal 292 KUHP sehingga penjatuhan pidana terhadap terdakwa tidak sesuai dengan tindak pidana yang di lakukan terdakwa dan penjatuhan hukuman terhadap terdakwa lebih ringan dibandingkan dengan sanksi pidana Pasal 82 Undang-undang No.23 Tahun 2002 dan penjatuhan hukuman terhadap terdakwa lebih ringan dari tuntutan penuntut umum, dimana tuntutan selama sepuluh tahun dan hakim menjatuhkan putusan terhadap terdakwa selama enam tahun delapan bulan. Seharusnya hakim memperhatikan alasan pemberatan pidana pada Pasal 64 ayat 1 karena tindak pidana tersebut dikalukan secara berlanjut dan dalam Pasal 64 ayat 1 dijelaskan bahwa jika antara beberapa perbuatan meskipun masing-masing merupakan kejahatan atau pelanggaran, ada hubungannya sedemikian rupa sehingga harus di pandang sebagai satu perbuatan berlanjut, maka hanya diterapkan satu aturan pidana, bila berbeda-beda maka yang diterapkan adalah yang memuat ancaman pidana pokok yang paling berat. Meskipun pidananya stelsel absorpsi tapi setidaknya tidak dijatuhkan ancaman pidana minimal dari Pasal 292 KUHP, yang menurut sistem stelsel absorpsi bahwa hanya dijatuhkan satu pidana saja yaitu pidana yang terberat walaupun orang tersebut melaksanakan beberapa delik. Universitas Sumatera Utara 83 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridi Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Anak Yang Menyebabkan Kematian (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Simalungun No.791/Pid.B/2011/PN.SIM)

5 130 108

Perlindungan Hukum terhadap Anak Korban Tindak Pidana Hubungan Seksual Sedarah (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Binjai

7 146 111

Hak Asuh Anak Dibawah Umur Akibat Perceraian Orangtua(Studi Kasus 4 (empat) Putusan Pengadilan di Indonesia)

18 243 107

Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Sikap Anak (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Kelompok oleh Lembaga Obor Sahabat terhadap Sikap Anak di Daerah Pembuangan Sampah Akhir Simpang Kongsi Medan)

0 28 102

Pelacuran Anak Di Bawah Umur Dalam Penegakan Hukum Oleh Kepolisian Republik Indonesia (Studi Kasus Di Polsek Medan Baru)

1 49 134

Penegakan Hukum Dalam Tindak Pidana Pencabulan (Sodomi) Terhadap Anak Di Bawah Umur Yang Menyebabkan Anak Menjadi Trauma (Studi Di Pengadilan Negeri Tanjung Balai)

0 0 7

Penegakan Hukum Dalam Tindak Pidana Pencabulan (Sodomi) Terhadap Anak Di Bawah Umur Yang Menyebabkan Anak Menjadi Trauma (Studi Di Pengadilan Negeri Tanjung Balai)

0 0 1

Penegakan Hukum Dalam Tindak Pidana Pencabulan (Sodomi) Terhadap Anak Di Bawah Umur Yang Menyebabkan Anak Menjadi Trauma (Studi Di Pengadilan Negeri Tanjung Balai)

0 0 14

Penegakan Hukum Dalam Tindak Pidana Pencabulan (Sodomi) Terhadap Anak Di Bawah Umur Yang Menyebabkan Anak Menjadi Trauma (Studi Di Pengadilan Negeri Tanjung Balai)

0 0 22

Penegakan Hukum Dalam Tindak Pidana Pencabulan (Sodomi) Terhadap Anak Di Bawah Umur Yang Menyebabkan Anak Menjadi Trauma (Studi Di Pengadilan Negeri Tanjung Balai)

0 0 4