PENGARUH ANGKAT ANGKUT TERHADAP KELELAHAN ``OTOT TANGAN KARYAWAN UNIT LOGISTIK PT INDO ACIDATAMA TBK KEMIRI KEBAKKRAMAT DI KARANGANYAR

(1)

commit to user

PENGARUH ANGKAT - ANGKUT TERHADAP KELELAHAN

``OTOT TANGAN KARYAWAN UNIT LOGISTIK PT INDO

ACIDATAMA TBK KEMIRI KEBAKKRAMAT

DI KARANGANYAR

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Oleh:

Mursid Wahyu Santoso R.0207039

PROGRAM DIPLOMA IV KESEHATAN KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta


(2)

(3)

commit to user PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustakaan.

Surakarta, 21 Juni 2011


(4)

commit to user ABSTRAK

Pengaruh Angkat-Angkut Terhadap Kelelahan Otot Tangan Karyawan Unit Logistik PT Indo Acidatama Tbk, Kemiri Kebakkramat di Karanganyar

Mursid Wahyu S1, Sumardiyono2, Lusi Ismayenti 3.

”Pengaruh Angkat-Angkut Terhadap Kelelahan Otot Tangan Karyawan Unit

Logistik PT Indo Acidatama Tbk, Kemiri Kebakkramat di Karanganyar”. Program Studi Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan : Angkat-angkut adalah mengangkat, menurunankan, mendorong,

menarik, mengangkut, dan memindahkan barang. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, semua dampak dari angkat-angkut yang melebihi batas akan menimbulkan kelelahan otot tangan karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Angkat-Angkut Terhadap Kelelahan Otot Tangan Karyawan Unit Logistik PT Indo Acidatama Tbk, Kemiri Kebakkramat di Karanganyar.

Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah 20 orang tenaga kerja laki-laki yang bekerja di unit logistik. Sample diambil secara purposive sampling. Teknik pengumpulan datanya yaitu dengan melakukan obsevasi dan pengukuran dengan alat Hydraulic Hand Dynamometer. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji statistik Paired t Test dengan menggunakan program komputer SPSS versi 17.0.

Hasil : Dari perhitungan angkat-angkut dan kelelahan otot tangan diperoleh hasil,

dimana dari 20 sampel yang mengalami beban angkat-angkut berlebih dengan kelelahan otot, terdapat 10% sampel dengan kelelahan otot tangan sedang, 75% sampel dengan kelelahan otot tangan kurang dan dari 15% sampel yang mengalami kelelahan otot tangan sangat kurang. Dari uji statistik dengan Paired t

Test menggunakan program komputer SPSS versi 17.0 diperoleh hasil (t) hitung

adalah 8,779 atau p = 0,000. Hasil uji statistik Paired t Test tersebut menunjukkan bahwa (t) hitung p ≤ 0,01 dan dinyatakan sangat signifikan.

Simpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada Pengaruh

Angkat-Angkut Terhadap Kelelahan Otot Tangan Karyawan Unit Logistik PT Indo Acidatama Tbk, Kemiri Kebakkramat di Karanganyar.

Kata Kunci : Angkat-Angkut, Kelelahan Otot Tangan. 1.

Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

2.

Magister Kesehatan, Universitas Sebelas Maret Surakarta 3.


(5)

commit to user ABSTRACT

Effect of Lift-Transport Employees Hand Against Muscle Fatigue Logistics Unit PT Indo Acidatama Tbk, Kemiri Kebakkramat in Karanganyar

Mursid Wahyu S1, Sumardiyono2, Lusi Ismayenti 3.

"The Effect of Lift-Transport Employees Hand Against Muscle Fatigue Logistics Unit Tbk PT Indo Acidatama, Kemiri Kebakkramat in Karanganyar". Study Program IV Diploma of Occupational Health Medical Faculty, State University of Surakarta Eleven March.

Objectives : Lift-haul is about how to lift, lowering, pushing, pulling, carrying,

and moving goods. In relation in work, all effects of lift-haul exceed the limit will cause muscle fatigue on employee’s hand.. This study aims to determine the influence of Lift-Transport Employees Hand Against Muscle Fatigue Logistics Unit Tbk PT Indo Acidatama, Pecan Kebakkramat in Karanganyar.

Methods: This research using observational analitic is a with cross sectional

approach. Research subjects were 20 men’s worker have been employed work in logistics unit. Sample has taken by purposive sampling. Data collection techniques by performing the observation and measurement with tool Hydraulic Hand Dynamometer. Processing techniques and data analysis performed by the statistical test Paired t Test using the computer program SPSS version 17.0.

Results: From the calculation of lift-transport and muscle hand’s fatigue obtained

results, which of the 20 samples had excessive weight lifting-transport by muscle fatigue, there were 10% of samples with fatigue being the hand muscles, 75% of samples with less muscle hand’s fatigue and 15 % of samples having very less hand fatigue muscles. From the statistical tests with Paired t test using SPSS version 17.0 computer program obtained the result (t) count is 8.779 or p = 0.000. The results of statistical test Paired t tests showed that (t) compute p ≤ 0.01 and highly significant otherwise.

Conclusion: From the statistical tests with Paired t test using SPSS version 17.0

computer program obtained the result (t) count is 8.779 or p = 0.000. The results of statistical test Paired t tests showed that (t) compute p ≤ 0.01 and highly significant otherwise.

Keywords: Lift-Transport, Hand Muscle Fatigue. 1

Diploma IV in Occupational Health Program Faculty of Medicine, University of Surakarta Eleven March.

2

Master in Health, University of Surakarta Eleven March. 3


(6)

commit to user

PRAKATA

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala karunia, kasih dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Angkat-Angkut Terhadap Kelelahan Otot Tangan Karyawan Unit Logistik PT Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat Karanganyar.” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Program Studi Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sadar sepenuhnya tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan.dr.,S.PD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Ipop Sjarifah, Dra.,M.Si. selaku Ketua Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, saran dan motivasi selama penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Lusi Ismayenti, ST, M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran dan motivasi selama penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Arsita Eka P.,dr, M.Kes selaku penguji yang telah memberikan masukan dalam skripsi ini.

5. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Ibu Vitri Widyaningsih, dr selaku tim skripsi yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian ini.

7. Bapak Setyo Budi selaku Safety Inspector PT Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat Karanganyar yang telah memberikan izinnya kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Diploma IV Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ilmu dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Staf dan karyawan Jurusan Diploma IV Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu penulis selama melakukan kuliah dan penyusunan skripsi.

10. Bapak, Ibu, dan semua keluarga yang penulis sayangi. Terima kasih atas doa, dorongan dan semua kasih sayang yang selama ini kalian berikan. Tidak ada kata yang bisa penulis ucapkan, tidak ada perbuatan yang sanggup penulis berikan untuk membalas segala cinta, kasih dan pengorbanan yang diberikan. 11. Bapak Khusnul Sumarso, yang telah memberikan doa, motivasi, dan

bimbingan spiritual.

12. Sahabat-sahabat Nisa, Tatik, Lisa, Dinar teman-teman seperjuangan, terima kasih atas semua bantuan, dukungan, doa dan terimakasih telah menjadi sahabat terbaikku.


(7)

commit to user

14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penyusunan skripsi ini. Tetapi besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya, serta penulis senantiasa mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.

Surakarta, 21 Juni 2011 Penulis,


(8)

commit to user DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan ... 4

D. Manfaat ... 5

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Angkat-Angkut ... 7

2. Kelelahan Otot ... 17

B. Pengaruh Angkat-Angkut dan Kelelahan Otot Tangan ... 26


(9)

commit to user

D. Hipotesis ... 29

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 30

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

C. Populasi Penelitian ... 30

D. Teknik Sampling ... 30

E. Sampel Penelitian ... 31

F. Desain Penelitian ... 32

G. Identifikasi Variabel Penelitian ... 33

H. Definisi Operasional Variabel penelitian ... 33

I. Alat dan Bahan Penelitian ... 34

J. Cara Kerja Penelitian ... 37

K. Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 41

B. Karakteristik Subjek Penelitian ... 42

1. Umur Responden ... 42

2. Masa Kerja ... 42

3. Jenis Kelamin ... 43

C. Hasil Pengukuran Angkat-Angkut ... 43

D. Hasil Pengukuran Kelelahan Otot Tangan... 44


(10)

commit to user BAB V. PEMBAHASAN

A.Karakteristik Subjek Penelitian ... 47

1. Umur ... 47

2. Masa Kerja ... 48

3. Jenis Kelamin ... 48

B.Analisis Univariat ... 49

C.Analisa Bivariat ... 51

D.Keterbatasan Penelitian ... 54

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 55

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57 LAMPIRAN


(11)

commit to user DAFTAR TABEL

Tabel 1. Batasan Pemindahan Material... 11

Tabel 2. Klasifikasi Kekuatan Otot Peras Tangan... 25

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Umur Responden ... 42

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Responden... 42

Tabel 5. Hasil Pengukuran Kelelahan Otot Tangan ... 44


(12)

commit to user DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran ... 28 Gambar 2. Desain Penelitian ... 32


(13)

commit to user DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Sampel Pengukuran Angkat-Angkut Terhadap Kelelahan Otot Lampiran 2. Hasil Pengukuran Kelelahan Otot Tangan

Lampiran 3. Hasil Pengukuran Angkat-Angkut

Lampiran 4. Hasil Pengukuran Angkat-Angkut Terhadap Kelelahan Otot Lampiran 5. Surat Persetujuan untuk Pengukuran Kelelahan Otot

Lampiran 6. Hasil Analisa Uji Statistik Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian Lampiran 8. Surat Keterangan Penelitian


(14)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini banyak pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan mesin, mulai dari mesin yang sangat sederhana sampai dengan penggunaan mesin dengan berbasis teknologi tinggi. Peningkatan di dalam mekanisasi dan otomatisasi sering meningkatkan kecepatan kerja, dimana hal tersebut akan dapat mengakibatkan suatu pekerjaan menjadi monoton dan kurang menarik untuk dikerjakan. Akibatnya beban kerja psikologis akan menjadi lebih dominan dialami para pekerja. Di sisi lain, ternyata di berbagai industri juga masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan secara manual yang memerlukan tuntutan dan tekanan secara fisik yang berat (Tarwaka, 2010).

Meskipun telah banyak mesin yang digunakan pada berbagai industri untuk mengerjakan tugas pemindahan, namun jarang terjadi otomasi sempurna di dalam industri. Disamping itu pula adanya pertimbangan ekonomis seperti tingginya harga mesin otomasi atau juga situasi praktis yang hanya memerlukan peralatan sederhana. Sebagai konsekuensinya adalah melakukan kegiatan angkat-angkut secara manual di berbagai tempat kerja (Bambang, 2008).

Menurut Tarwaka (2010), angkat-angkut sebagai suatu pekerjaan yang berkaitan dengan mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik, menahan,


(15)

commit to user

membawa atau memindahkan beban dengan satu tangan atau kedua tangan dan atau dengan pengerahan seluruh badan.

Kegiatan mengangkat dan mengangkut secara manual apabila dalam melakukan kegiatan tersebut tidak dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah ditentukan sesuai standar yang diperkenankan maka hal tersebut dapat menimbulkan masalah terhadap kenyamanan dalam melakukan pekerjaan dan bahkan dapat mengganggu kesehatan seseorang (Bambang, 2008).

Pada PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri kimia dan terdapat area kerja pada unit logistik dengan berbagai jenis pekerjaan salah satunya yang paling banyak adalah oleh aktivitas angkat-angkut yang mana dengan beban 30 kg pada jiregen dan 200 kg pada drum yang dilakukan oleh pekerja selama 8 jam dan 1 jam istirahat. Pada pekerjaan angkat-angkut ini terdapat tuntutan tugas dan performa yang diharuskan untuk dapat bekerja secara cepat dan tepat waktu, untuk memenuhi target dari pihak konsumen, seperti dari aktivitas mengangkat diregen dengan berat 30 kg yang berisi Ethanol 96,0%, Acetic Acid 99,80%, dan Ethyl Acetate 100%, dari bagian pengisian menuju ke gudang penyimpanan dan mengangkat dari gudang menuju ke truk. Selain itu pekerja di Unit logistik juga melakukan pekerjaan memindahkan dan menggeser drum yang berisi Ethanol 96,0%, Acetic Acid 99,80%, dan Ethyl Acetate 100% dari gudang ke bagian papan kayu untuk pengangkutan dari forklit menuju truk. Pekerja juga melakukan pekerjaan


(16)

commit to user

seperti menuang drum yang berisi Ethanol 96,0%, Acetic Acid 99,80%, dan

Ethyl Acetate 100% ke bak pengecekan. Namun, di sisi lain bahan yang

diangkat adalah bahan kimia berbahaya yang memiliki potensi bahaya yang tinggi, seperti tertumpah dan tercecer. Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan akibat bahan kimia, maka diperlukan sistem pencegahan secara dini yakni pada pekerjaan angkat-angkut pada unit logistik ini diperlukan kekuatan genggaman otot tangan dan tingkat kewaspadaan yang tinggi, agar potensi bahaya seperti menjatuhkan drum dan diregen berisi Ethanol 96,0%,

Acetic Acid 99,80%, dan Ethyl Acetate 100% tidak terjadi. Tetapi di sisi lain

karena beban kerja dan frekuensi pekerjaan angkat-angkut yang tinggi dapat menimbulkan kurangnya kekuatan genggaman tangan atau kelelahan otot tangan.

Pada saat survey pendahuluan hari Jumat, 25 Februari 2011 yang dilakukan di PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar, peneliti melakukan pengukuran kekuatan genggaman otot tangan terhadap 5 karyawan di unit logistik yakni pekerja sebelum dan sesudah bekerja terdapat perbedaan yang menunjukan penurunan kekuatan genggaman otot tangan karena kelelahan otot. Dan dari hasil pengukuran kelelahan otot dengan menggunakan alat ukur Hydraulic Hand Dynamometer, diperoleh hasil yakni sebelum bekerja dengan kemampuan otot tangan rata-rata 33 kg dan setelah bekerja dengan kemampuan otot tangan rata-rata 28 kg. Maka kekuatan otot tangan setelah bekerja tersebut, jika dibandingkan dengan standar kekuatan otot di Indonesia yang ditetapkan oleh Soekarno, tahun 1992 Departemen


(17)

commit to user

Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, yakni kekuatan otot tangan 27.50-36.00 Kg masuk dalam kategori kurang.

Peneliti kemudian melakukan wawancara dengan pekerja mengenai kelulan-keluhan subjektif yang dirasakan. Dari hasil wawancara dengan kuisoiner yang dilakukan pada 5 tenaga kerja, mengalami kelelahan subjektif seperti : mengalami keluhan otot seperti pegal, kram dan nyeri otot setelah melakukan kegiatan proses kerja.

Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh aktivitas angkat-angkut terhadap kelelahan otot tangan di unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar. Oleh karena itu, penulis mengadakan penelitian mengenai hal tersebut dengan judul “Pengaruh pekerjaan angkat-angkut terhadap kelelahan otot tangan karyawan unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar.

B. Perumusan Masalah

Adakah pengaruh kegiatan angkat angkut terhadap kelelahan otot tangan pada karyawan unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar ?

C. Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum

Untuk menguji pengaruh pekerjaan angkat-angkut terhadap kelelahan otot tangan tenaga kerja unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar.


(18)

commit to user 2.Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat angkat-angkut tenaga kerja unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar. b. Untuk mengetahui tingkat kelelahan otot tangan tenaga kerja unit

logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan pada penelitian sebelumnya bahwa kegiatan mengangkat dan mengangkut menyebabkan kelelahan atau kekuatan genggaman otot tangan pada tenaga kerja yang melakukan aktivitas mengangkat dan mengangkut.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan serta wawasan tentang pengaruh pekerjaan angkat-angkut terhadap kelelahan otot.

b. Bagi Program D.IV Kesehatan Kerja

Menambah kepustakaan di program studi Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam pengembangan ilmu Kesehatan Kerja khususnya mengenai angkat-angkut.

c. Bagi Perusahaan PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar. Dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam melakukan tindakan korektif dalam hal pencegahan dan pengendalian


(19)

commit to user

terjadinya gangguan kelelahan otot akibat pekerjaan angkat-angkut dan peningkatan sarana kerja yang menggunakan alat bantu angkat-angkut.


(20)

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Angkat-Angkut

a. Definisi Angkat dan Angkut

Angkat-angkut adalah suatu kegiatan transportasi yang dilakukan oleh satu pekerja atau lebih dengan melakukan kegiatan pengangkatan, penurunan, mendorong, menarik, mengangkut, dan memindahkan barang (Bambang, 2008).

Menurut Tarwaka (2010), angkat-angkut sebagai suatu pekerjaan yang berkaitan dengan mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik, menahan, membawa atau memindahkan beban dengan satu tangan atau kedua tangan dan atau dengan pengerahan seluruh badan.

b. Biomekanik Cara Angkat-Angkut

Boimekanika adalah studi tentang elemen tubuh manusia yang terstruktur tentang bagaimana fungsi-fungsi tubuh dan berapa banyak stress, akselerasi dan pengaruh yang terjadi. Secara sederhana dapat dijelaskan pada aplikasi prinsip mekanik untuk material biologis pada kehidupan manusia. Saat ini, kebutuhan energi dari seorang pekerja yang bekerja pada industri sering dapat dikurangi secara drastis


(21)

commit to user

melalui penerapan teknologi dan rekayasa teknik yang lebih baik. Untuk itu seberapa ergonomi sebaiknya menerapkan prinsip biomekanik untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan pekerjaan, khususnya yang berkaitan dengan manual handling dan untuk meningkatkan produktivitas (Tarwaka, 2010).

c. Klasifikasi Angkat-Angkut

Jenis-jenis cara mengangkat dan mengangkut menurut

Occupational Safety and Health Administration OSHA, dalam

Bambang (2008), diklasifikasikan menjadi lima yaitu : 1) Mengangkat atau menurunkan (Lifting atau Lowering)

Mengangkat adalah kegiatan memindahkan barang ke tempat yang lebih tinggi yang masih dapat dijangkau oleh tangan. Kegiatan lainya adalah menurunkan barang.

2) Mendorong atau menarik (Pus atau Pull)

Kegiatan mendorong adalah kegiatan menekan berlawanan arah tubuh dengan usaha yang bertujuan untuk memindahkan obyek. Sedangakan yang dimaksud kegiatan menarik merupakan kebalikan dari pengertian di atas.

3) Memutar (Twisting)

Kegiatan memutar merupakan kegiatan yang memutar tubuh bagian atas ke satu atau dua sisi, sementara tubuh bagian bawah berada dalam posisi tetap. Kegiatan memutar ini dapat dilakukan dalm keadaan tubuh yang diam.


(22)

commit to user 4) Membawa (Carrying)

Kegiatan membawa merupakan kegiatan memegang atau mengambil barang dan memindahkanya. Berat benda menjadi berat total pekerja.

5) Menahan (Holding)

Memegang obyek saat tubuh berada dalam posisi diam (statis). d. Metode Mengangkat dan Mengangkut Yang Benar.

Cara mengangkat dan mengangkut yang benar harus memenuhi prinsip kinetis yaitu : Beban diusahakan menekan pada otot-otot tungkai yang kuat dan sebanyak mungkin otot tulang belakang yang lebih lemah dibebaskan dari pembebanan (Suma’mur, 2009).

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan angkat-angkut yaitu semua rintangan hendaknya disingkirkan sebelum pekerjaa dimulai, tinggi maksimum tempat pengangan dari lantai tidak lebih dari 35cm, jika suatu beban harus diangkut dari permukaan lantai dianjurkan agar menggunakan alat mekanis atau katrol, beban yang akan diangkut harus berada sedekat mungkin dengan tubuh, punggung harus lurus aga bahaya kerusakan terhadap discus dapat dihindarkan (Suma’mur, 2009).

Dari berbagai masalah ergonomi dalam sistem kerja bongkar muat, yang paling dominan adalah aktivitas angkat. Untuk mencegah terjadinya efek cedera pada anggota tubuh yang rawan (seperti


(23)

commit to user

pinggang dan punggung), maka aktivitas tersebut harus dilakukan dengan teknik mengangkat yang benar. Secara garis besar teknik tersebut adalah sebagai berikut dibawah ini :

1) Pegangan terhadap bahan yang diangkat harus tepat

2) Lengan harus berada sedekat mungkin dengan badan dan dalam posisi lurus

3) Posisi tulang belakang harus tetap lurus

4) Dagu segera ditarik setelah kepala bisa ditegakkan

5) Posisi kaki meregang untuk membagi momentum dalam posisi mengangkat

6) Berat badan di manfaatkan untuk menarik dan mendorong sedangkan gaya untuk gerakan dan perimbangan

7) Beban diusahakan sedekat mungkin tehadap garis vertical yang melalui pusat gravitasi tubuh (Tarwaka, 2004).

Menurut Bambang (2008), cara untuk mengurangi resiko cedera yang mungkin timbul saat mengangkat beban yaitu :

1) Usahakan untuk tidak mengangkat beban melebihi batas kemampuan dan jangan mengangkat beban dengan gerakan cepat dan tiba-tiba.

2) Tempatkan beban sedekat mungkin dengan pusat tubuh. Karena makin dekat beban, makin kecil pengaruhnya dalam memberi tekanan pada punggung, bahu dan lengan. Makin dekat beban maka makin mudah untuk menstabilkan tubuh.


(24)

commit to user

3) Tempatkan kaki sedekat mungkin dengan beban saat mulai mengangkat dan usahakan beban seimbang. Tekuk lutut dalam posisi setengah jongkok sampai sudut paling nyaman.

4) Jaga sikap punggung dan bahu tetap lurus, artinya tidak membungkuk, menyamping atau miring.

5) Turunkan beban dengan menekuk lutut dalam posisi setengah jongkok dengan sudut paling nyaman.

e. Batasan Beban Angkat-Angkut

Berikut ini batasan menurut lembaga the National Occupational Health and Safety Commission (Worksafe Australia)

pada bulan Desember 1986 dalam Bambang (2008), membuat peraturan untuk pemindahan material secara aman.

Tabel 1. Batasan Pemindahan Material

Level Batasan angkat (kg) Tindakan

1 16

2 16-25

3 25-34

4 >34

Tidak perlu tindakan khusus Tidak perlu alat dalam

mengangkat, ditekankan pada metode angkat

Tidak perlu alat untuk mengangkut pilih job

redesign(rancangan ulang pada

tipe pekerjaan)

Harus dengan alat bantu mekanis

Sumber : The National Occupational Health and Safety

Commission (Worksafe Australia) pada bulan


(25)

commit to user

Menurut Kepemenaker No. Kep- 51/MEN/1999 yaitu untuk bekerja terus-menerus sehari-hari hanya boleh selama 8 jam/ hari atau 40 jam/ minggu. Dengan demikian untuk setengah jamnya atau selama 30 menit sebagian besar mengangkat 4 sampai 5 kali. Frekuensi angkut ini melebihi batas yang ditolerir menurut Eko Nurmianto (2003) bahwa untuk satu kali angkat dalam 30 menit hanya boleh mengangkat 95 kg.

Frekuensi mengangkat dan mengangkutpun telah diatur dan memiliki batasan-batasan, yaitu batasan fisiologi yang menggunakan metode mempertimbangkan rata-rata beban metabolisme dan aktivitas angkat-angkut (berat beban dan konsumsi oksigen), dan batasan psiko fisik yang menggunakan metode berdasarkan eksperimen yang berupaya untuk mendapatkan berat dan tinggi berbagai keadaan untuk mengangkat dan mengangkut (Suma’mur, 2009).

Batasan beban angkat-angkut dimaksudkan untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan sehat (Bambang, 2008). Berikut batasan angkat secara legal dari berbagai negara bagian benua Australia yang dipakai sebagai batasan angkat secara internasional, yaitu :

1) Pria dibawah usia 16 tahun, maksimum beban angkat adalah 14 kg. 2) Pria usia 16 – 18 tahun, maksimum beban angkat 18 kg.

3) Pria usia lebih dari 18 tahun, tidak ada batasan angkat. 4) Wanita usia 16 – 18 tahun, maksimum beban angkat 11 kg. 5) Wanita usia lebih dari 18 tahun, maksimum beban angkat 16 kg.


(26)

commit to user

Batasan angkat dapat membantu untuk mengurangi rasa nyeri, ngilu pada tulang belakang bagi para wanita (back injuries incidence to

women). Disamping itu akan mengurangi ketidaknyamanan kerja pada

tulang belakang, terutama untuk pekerjaan berat (Bambang, 2008). f. Gangguan Kesehatan Akibat Mengangkat dan Mengangkut

Menurut Amundson dakam Tarwaka (2010), apabila terjadi kesalahan dalam proses pengangkatan ataupun pengangkutan dapat terjadi berbagai keluhan ataupun cedera otot. Kekuatan otot dan keluhan otot merupakan salah satu indikator untuk evaluasi penerapan ergonomi, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan otot dan menimbulkan keluhan otot adalah : Posisi kerja yang tidak alamiah, pengulangan pekerjaan pada satu jenis otot, penggunaan tenaga yang berlebihan, posisi kerja yang statis, terjadi kontak langsung dengan lingkungan atapun peralatan kerja, metode/cara kerja yang digunakan, jam kerja yang terlalu panjang.

Sedangkan menurut Bambang (2008), faktor resiko diasosiasikan dengan jumlah tugas yang dapat menyebabkan cedera

musculoskeletal. Faktor resiko digunakan untuk menganalisa tugas

manual (manual task) Manual task atau manual material handling atau angkat-angkut memiliki interaksi yang kompleks antara pekerja dan lingkungan kerja. Faktor resiko kemudian dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu :


(27)

commit to user

1) Tekanan langsung kepada tubuh. Hal ini meliputi faktor seperti tingkat tekanan pada muscular, postur atau sikap kerja, pengulangan pekerjaan, getaran peralatan dan lama waktu kerja. 2) Kontribusi faktor resiko yang secara langsung mempengaruhi

tuntutan kerja. Hal ini meliputi layout area kerja, penggunaan alat, penangan beban. Jika komponen ini di desain ulang pengaruh dari tekanan dapat dikurangi.

3) Memodifikasi faktor resiko dapat memberi masukan pada perubahan sikap kerja sehingga akibat dari faktor resiko dapat dikurangi.

g. Penanganan Resiko Kerja Oleh Angkat-Angkut

Kondisi berbahaya yang diakibatkan oleh sikap kerja angkat-angkut yang tidak tepat tentunya harus dicegah dan ditangani dengan baik. Penanganan dan pencegahan akan lebih mudah dilakukan setelah mengetahui faktor resiko dari angkat-angkut di atas. Menurut laporan NIOSH dalam Bambang (2008), ada enam prosedur umum dalam menangani resiko kecelakaan/cedera akibat tindakan angkat-angkut yang tidak tepat, yaitu :

1) Identifikasi pekerjaan dengan kejadian yang menyebabkan cedera

musculoskeletal tinggi dan rata-rata kepelikan tinggi dengan

analisa statistik dari data medis.

2) Observasi pekerjaan yang dicurigai da n untuk tiap beban yang akan diangkat harus diketahui berat serta metode pengangkatan.


(28)

commit to user

3) Evaluasi tingkat resiko pengangkatan dengan menghitung nilai AL dan MPL dan membandingkannya dengan berat beban yang diangkat.

4) Mengembangkan pengendalian keteknikan dengan peralatan angkat-angkut mengemas ulang beban dalam berat yang lebih ringan, mengatur ulang area kerja.

5) Mengajukan pengendalian administratif. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan menambah pekerja untuk mengurangi frekuensi pengangkatan, melakukan penjadwalan kerja, mengembangkan pelatihan untuk mensosialisasikan teknik pengangkatan yang tepat, serta meningkatkan prosedur seleksi dan penempatan pekerja dengan lebih baik.

6) Mengimplementasikan solusi paling mungkin dan mengevaluasi efektifitas dengan pengecekan kesehatan.

h. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan mengangkat dan mengangkut

Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan mengangkat dan mengangkut adalah sebagai berikut : Beban yang diperkenankan, jarak angkut, dan intensitas pembebanan, kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik, turun, ketrampilan bekerja, peralatan kerja, ukuran beban yang akan diangkat (Suma’mur, 2009).

Menurut Bambang (2008), semua aktivitas angkat angkut secara manual melibatkan faktor-faktor sebagai berikut :


(29)

commit to user 1) Karakteristik pekerja

Karakteristik pekerja masing-masing berbeda dan mempengaruhi jenis dan jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan. Karekteristik tersebut seperti fisik, kemampuan sensorik, kemampuan motorik, psikomotorik, personal, training, status kesehatan, aktivitas dalam waktu luang.

2) Karateristik material

Karakteristik material atau bahan, seperti : beban, dimensi, distribus beban, kopling, dan stabilitas beban.

3) Karakteristik tugas atau pekerjaan

Karakteristik tugas ini meliputi kondisi pekerjaan angkat-angkut manual yang akan dilakukan. Terdiri dari : geometri tempat kerja, frekuensi, kompleksitas pekerjaan (ketepatan penempatan, tujuan aktivitas, dan komponen pendukung), lingkungan kerja (suhu, pencahayaan, kebisingan, getaran, bau-bauan, dan daya tarik kaki).

4) Sikap kerja

Penanganan aktivitas angkat-angkut secara manual juga melibatkan metode kerja atau sikap dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas. Pengamatan tersebut meliputi pada : individu ukuran metode operasional seperti : kecepatan, ketepatan, cara atau postur saat memindahkan, organisasi dan administrasi.


(30)

commit to user

Aktivitas angkat-angkut manual banyak digunakan karena memiliki fleksibilitas yang tinggi, murah dan mudah diaplikasikan. Akan tetapi berdasar data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas angkat–angkut secara manual juga diikuti dengan resiko apabila diterapkan pada kondisi lingkungan kerja yang kurang memadai, alat yang kurang mendukung, dan sikap kerja yang salah (Bambang, 2008).

2. Kelelahan Otot.

a. Pengertian Kelelahan Otot

Kelelahan adalah merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri pada otot Gradjean dalam Fisioterapi (2010). Secara umum gejala kelelahan dapat dimulai dari yang sangat ringan sampai perasaan yang sangat melelahkan. Menurut Astrand, Rodalh dan Pulat dalam Tarwaka (2010), Kelelahan subjektif biasanya terjadi pada akhir jam kerja, apabila rata-rata beban kerja melebihi 30-40% dari tenaga aerobik maksimal. Kontraksi kuat otot yang berlangsung lama mengakibatkan keadaan yang dikenal sebagai kelelahan otot Guyton, dalam Suma’mur (2009) sedangkan menurut (Clarisa VS, 2010), mengatakan bahwa kelelahan otot adalah suatu kondisi yang dihasilkan dari kontraksi otot yang kuat dan berkepanjangan. Menurut A.M. Sugeng Budiono, dkk. (2000), gejala kelelahan otot dapat terlihat dan tampak dari luar (external signs). Dalam beberapa pekerjaan, kelelahan otot ditandai dengan:


(31)

commit to user

1) Menurunnya ketinggian beban yang mampu diangkat 2) Merendahnya kontraksi dan relaksasi

3) Interval antara stimuli dan awal kontraksi menjadi lebih lama. Selain gejala tersebut di atas, kelelahan otot juga ditandai dengan melemahnya kemampuan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaanya dan meningkatnya kesalahan dalam melakukan kegiatan kerja dan akibat fatalnya adalah terjadinya kecelakaan kerja (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2000).

Menurut Anies (2002), dalam upaya menghadapi kelelahan otot dapat dilakukan beberapa cara yaitu:

1) Seleksi yang baik (dipilih tenaga kerja yang berkondisi prima) 2) Pengaturan jadwal dan istirahat

3) Ruang istirahat (agar tenaga kerja tidak beristirahat di sembarang tempat)

b. Teori-teori tentang Kelelahan Otot.

Sampai saat ini masih berlaku dua teori kelelahan otot yaitu teori kimia dan teori syaraf pusat. terjadinya Pada teori kimia yaitu berkurangnya cadangan energi dan bertambahnya produk metabolit di dalam serat otot, yang merupakan penyebab hilangnya efisiensi pada otot yang mengalami kelelahan dan bahwa perubahan fisik listrik yang teramati di otot dan saraf merupakan masalah nomor dua. Sedangkan pada teori Saraf Pusat yaitu melihat perubahan kimia pada otot yang mengalami kelelahan hanyalah sebagai pemicu (trigger) bagi proses.


(32)

commit to user

Perubahan kimia itu mengakibatkan dihantarkannya impuls-impuls saraf melalui saraf sensoris ke otak yang disadari sebagai kelelahan otot. Impuls-impuls aferen ini menghambat pusat-pusat di otak yang bertanggung jawab bagi pengendalian gerakan yang menyebabkan frekuensi potensial kegiatan pada sel-sel saraf menjadi berkurang. Menurut Guyton dalam Tarwaka (2010), bahwa berkurangnya frekuensi ini lebih lanjut menurunkan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot serta perlambatan gerakan-gerakan atas perintah kemauan.

c. Tanda-tanda Kelelahan Otot Tanda-tanda tersebut meliputi:

1) Berkurangnya kemampuan untuk berkontraksi. 2) Bertambahnya waktu kontraksi dan relaksasi.

3) Memanjangnya waktu laten, yaitu waktu diantara perangsangan dan saat mulai kontraksi Grandjean dalam Fisioterapi (2010). d. Faktor Penyebab Kelelahan Otot

Dalam suatu kegiatan yang membutuhkan kontraksi otot, dimana kontraksi otot rangka yang lama dan kuat dan proses metabolisme tidak mampu lagi meneruskan supplay energi yang dibutuhkan serta untuk membuang metabolisme, khususnya asam laktat. Jika asam laktat yang banyak (dari penyediaan ATP) terkumpul, otot akan kehilangan kemampuannya. Terbatasnya aliran darah pada otot (ketika berkontraksi), otot menekan pembuluh darah dan


(33)

commit to user

membawa oksigen juga semakin memungkinkan terjadinya kelelahan (Gempur Santoso, 2004). Kelelahan otot di sebabkan oleh menurunya kekuatan otot itu tersendiri, selain itu faktor kondisi sakit fisik atau kurangnya kepercayaan diri Suma’mur (2009). Selain itu faktor-faktor terjadinya kelelahan otot diantaranya: penurunan glikogen otot, berkurangnya aliran darah ke otot, dan lain - lain. Kontraksi otot secara garis besar terjadi melalui dua mekanisme, yaitu aerob dan anaerob. Mekanisme anaerob pada kontraksi otot berlangsung pada dua menit pertama sedangkan mekanisme aerob berlangsung setelah mekanisme anerob (Clarisa VS, 2010).

Sedangkan menurut Jefri (2010), banyak faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan otot diantaranya: penurunan glikogen otot, berkurangnya aliran darah ke otot. Namun sebagian besar kelelahan otot disebabkan oleh ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolik serat-serat otot untuk terus memberikan hasil kerja yang sama. Kontraksi otot secara garis besar terjadi melalui dua mekanisme, yaitu: aerob dan anaerob. Mekanisme anaerob pada kontraksi otot berlangsung pada dua menit pertama sedangkan mekanisme aerob berlangsung setelah mekanisme anerob.

Waters dan Bhattacharya dalam Tarwaka (2004), berpendapat lain, bahwa kontraksi otot baik statis maupun dinamis dapat menyebabkan kelelahan otot setempat. Kelelahan tersebut terjadi pada waktu ketahanan otot terlampaui. Waktu ketahanan otot tergantung


(34)

commit to user

pada jumlah tenaga yang dikembangkan oleh otot sebagai suatu prosentase tenaga maksimum yang dapat dicapai oleh otot. Kemudian pada saat kebutuhan metabolisme dinamis dan aktivitas melampaui kapasitas energi yang dihasilkan oleh tenaga kerja, maka kontraksi otot akan terpengaruh sehingga kelelahan seluruh badan terjadi

Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kelelahan otot karena komponen lain disebabkan oleh :

1) Hipoglikemia

2) Penipisan glikogen hati 3) Dehidrasi

4) Kehilangan elektrolit 5) Hipertermia

6) Kebosanan atau psikologis (Pusat Informasi Ilmu Fisioterapi, 2010).

Pekerjaan angkat-angkut akan dapat menyebabkan penurunan kondisi fisik pekerja yang menimbulkan kelelahan karena pengerahan tenaga, sikap tubuh yang dipaksakan dan gerakan berulang yang dapat mengakibatkan cedera, energi terbuang secara percuma dan waktu kerja tidak efisien. Namun demikian, secara umum kemampuan pekerja untuk melakukan pekerjaanya sangat bervariasi karena adanya perbedaan, seperti :


(35)

commit to user

Usia perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi kondisi fisik, mental, kemampuan kerja dan tanggung jawab seseorang (Malayu Hasibuan, 2000). Usia yang bertambah tua akan diikuti oleh kekuatan dan ketahanan otot yang menurun (Tarwaka, 2004). Pada usia muda proses-proses di dalam tubuh sangat besar dan kemudian menurun lambat-lambat menurut umur (Suma’mur P.K., 1996). Karyawan muda umumnya mempunyai fisik yang lebih kuat, dinamis dan kreatif, tetapi cepat bosan. Karyawan yang umurnya lebih tua kondisi fisiknya kurang, tetapi bekerja ulet (Malayu Hasibuan, 2000). Bertambahnya umur akan diikuti penurunan: Volume O2 max, tajam penglihatan, pendengaran, kecepatan membedakan sesuatu, membuat keputusan dan mengingat jangka pendek (Tarwaka, 2004).

b) Jenis Kelamin

Pria dan wanita berbeda dalam kemampuan fisiknya, kekuatan kerja ototnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat melalui ukuran tubuh dan kekuatan otot dari wanita relatif kurang jika dibandingkan pria. Kemudian pada saat wanita sedang haid yang tidak normal (dysmenorrhoea), maka akan dirasakan sakit sehingga akan lebih cepat lelah (Suma’mur P.K., 1996).

c) Masa Kerja

Masa kerja dapat mempengaruhi pekerja baik positif maupun negatif. Akan memberikan pengaruh positif bila semakin


(36)

commit to user

lama seseorang bekerja maka akan berpengalaman dalam melakukan pekerjaannya. Sebaliknya akan memberikan pengaruh negatif apabila semakin lama bekerja akan menimbulkan kelelahan dan kebosanan. Semakin lama seseorang dalam bekerja maka semakin banyak dia telah terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut. Secara garis besar masa kerja dapat dikategorikan menjadi tiga (Budiono, 2003), yaitu :

a. Masa kerja < 6 tahun b. Masa kerja 6-10 tahun c. Masa kerja >10 tahun

Faktor-faktor lain yang menimbulkan kelelahan otot juga disebabkan oleh :

a) Tekanan

Terjadinya tekanan langsung pada jaringan otot yang lunak. b) Getaran

Getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kontraksi otot bertambah. Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran darah tidak lancar, penimbunan asam laktat meningkat dan akhirnya timbul nyeri otot Suma’mur, dalam Tarwaka (2004). c) Mikroklimat

Paparan suhu dingin yang berlebihan dapat menurunkan kelincahan, kepekaan dan kekuatan pekerja sehingga gerakan pekerja menjadi lamban, sulit bergerak yang disertai dengan


(37)

commit to user

menurunya kekuatan otot Astrand dan Rodhl dan Pulat dan Wilson dan Corlett dalam Tarwaka dkk (2004). Beban kerja pada suatu waktu tertentu mengakibatkan berkurangnya kinerja otot, gejala yang ditunjukkan juga berupa pada makin rendahnya gerakan. Keadaaan ini tidak hanya disebabkan oleh suatu sebab tunggal seperti terlalu kerasnya beban kerja, namun juga oleh tekanan– tekanan yang terakumulasi setiap harinya pada suatu masa yang panjang.

d) Kondisi psikologis.

Tekanan–tekanan yang terakumulasi setiap harinya pada suatu masa yang panjang. Keadaan seperti ini yang berlarut–larut mengakibatkan memburuknya kesehatan, yang disebut juga kelelahan klinis atau kronis. Perasaan lelah pada keadaan ini kerap muncul ketika bangun di pagi hari, justru sebelum saatnya bekerja, misalnya berupa perasaan kebencian yang bersumber dari perasaan emosi (Sugeng Budiono, dkk, 2002).

e. Pengukuran Kelelahan Otot Tangan

Timbulnya kelelahan otot bersumber dari penurunan kekuatan otot itu sendiri Suma’mur (2009). Dan ada beberapa cara yang telah diperkenalkan dalam melakukan evaluasi ergonomi untuk mengetahui hubungan antara tekanan fisik dengan resiko kemampuan mengenggam. Pengukuran terhadap tekanan fisik ini cukup sulit karenan melibatkan berbagai faktor subjektif seperti kinerja, motivasi,


(38)

commit to user

harapan dan toleransi kelelahan Waters dan Anderson dalam Tarwaka (2010) mengelompokan alat ukur yang digunakan secara ergonomik seperti berikut :

1) Hydraulic hand dynamometer dengan merk jamar dimana

digunakan sesuai standar dalam dunia industri selama 35 tahun terakhir (Preston,1992). Pengukuran dilakukan pada tenaga kerja sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan angkat-angkut di unit logistik, untuk mengetahui perbedaan tingkat kelelahan otot sebelum dan sesudah bekerja, dengan cara memegang dan ditekan pada handle logam Hydraulic hand dynamometer yang mana ketika ditekan dengan tangan, jarum angka bergerak menunjuk sesuai tingkatan kekuatan otot pada angka dengan satuan Kg. Dengan norma dan klasifikasi kekuatan peras otot tangan sebagai berikut :

Tabel 2. Klasifikasi Kekuatan Otot Peras Tangan

No Nilai Satuan Klasifikasi

1 55.50 > Kg Baik Sekali

2 46.5-55.00 Kg Baik

3 36.50-46.00 Kg Sedang

4 27.50-36.00 Kg Kurang

5 <27 Kg Sangat Kurang

Sumber : Soekarno,1992. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi. 2) Metode analitik Nordic Body Map (NBM) yakni pengukuran

kelelahan pada sistem otot rangka dalam bidang ergonomi mengalami satu kesulitan dalam satu kendala yang cukup serius yang sampai saat ini tidak ada cara pengukuran langsung terhadap


(39)

commit to user

luasnya aspek kelelahan. Tidak ada pengukuran yang bersifat mutlak terhadap kelelahan (Tarwaka, 2004). Menurut Kroemer dalam Indra (2007), kuesioner nordic merupakan kuisioner yang paling sering digunakan untuk mengetahui ketidaknyamanan atau kesakitan pada tubuh. Kuesioner ini sudah cukup terstandarisasi dan tersusun rapi. Kuesioner ini dikembangkan oleh Kourinka dan Dickinson dalam Indra (2007), dan dimodifikasi oleh Survei ini menggunakan banyak pilihan jawaban yang terdiri dari 2 bagian yaitu bagian umum dan terperinci. Bagian umum menggunakan gambar dari tubuh yaitu dilihat dari bagian depan dan belakang, kemudian dibagi menjadi 9 area utama. Responden yang mengisi kuesioner diminta untuk memberikan tanda ada tidaknya gangguan pada bagian area tubuh tersebut Kroemer dalam Indra (2007). Suatu bagian yang spesifik dalam daftar pertanyaan

nordic terpusat pada area tubuh dimana gejala gangguan bagian

area tubuh tersebut paling umum dijumpai seperti leher atau punggung. Pertanyaan lain yang biasa ditanyakan adalah sifat alamiah keluhan, jangka waktu dan kebiasaan manusia Kroemer, dalam Indra (2007).

3. Pengaruh Beban Angkat-Angkut terhadap Kelelahan otot

Penyebab utama kelelahan adalah faktor pekerjaan. Pada pekerjaan yang terlalu berat dan berlebihan akan mempercepat kontraksi otot tubuh.


(40)

commit to user

Oleh karena itu aliran darah akan menurun, maka asam laktat akan terakumulasi dan mengakibatkan kelelahan otot (Suma’mur, 2009).

Menurut Barnes dalam Setyawati (2010), kelelahan dapat sebagai akumulasi asam laktat di otot-otot di samping zat ini juga berada dalam aliran darah. Akumulasi asam laktat dapat menyebabkan penurunan kerja otot-otot dan kemungkinan faktor syaraf tepi dan sentral berpengaruh terhadap proses terjadinya kelelahan. Pada saat otot berkontraksi, glikogen diubah menjadi asam laktat dan asam ini merupakan produk yang dapat menghambat kontinuitas kerja otot sehingga terjadi kelelahan. Dalam stadium pemulihan terjadi proses yang mengubah sebagian asam laktat kembali menjadi glikogen sehingga memungkinkan otot-otot dapat berfungsi normal kembali. Penyediaan oksigen berpengaruh terhadap pemulihan fungsi otot. Bila beban kerja otot tidak terlampau besar maka otot dapat mempertahankan keseimbangan. Asam laktat yang berlebih tidak terakumulasi dan otot tidak mengalami “oxigen debt” sehingga kapasitas kerja otot kembali normal, tidak menurun. Akibat cara mengangkat dan mengangkut yang tidak sesuai dengan prosedur dan standar yang telah ditentukan seperti peregangan otot yang berlebihan (pengerahan tenaga melampaui kekuatan optimum otot), aktivitas berulang (otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus-menerus), sikap kerja yang tidak alamiah (gerakan tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat), posisi bagian tubuh jauh dari pusat


(41)

commit to user

gravitasi tubuh maka timbullah kelelahan otot Peter Vi dalam Tarwaka (2004).

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran Aktivitas Angkat-angkut

Penurunan kadar oksigen Peningkatan kadar asam laktat

Peregangan otot yang berlebihan Aktivitas angkat angkut berulang Sikap kerja tidak alamiah

Penurunan kekuatan dan kecepatan kontrasksi otot

Faktor eksternal a. Tekanan b. Getaran c. Mikroklimat d. Kondisi psikologis Kelelahan otot

Faktor internal a. Usia

b. Jenis Kelamin c. Masa Kerja

Habisnya cadangan energi Penurunan kadar glikogen


(42)

commit to user C. Hipotesis

Adakah pengaruh angkat-angkut terhadap kelelahan otot tangan pada pekerja Unit Logistik PT. Indo Acidatama, Tbk. di Karanganyar.


(43)

commit to user BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik yaitu penelitian yang berupaya mencari hubungan antar variabel yang kemudian dilakukan analisis terhadap data yang telah terkumpul. Berdasarkan pendekatannya, maka penelitian ini menggunakan pendekatan

cross sectional karena variabel sebab dan akibat yang terjadi pada objek

penelitian diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan dan dilakukan pada situasi saat yang sama (Soekidjo Notoatmojo, 2010).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar pada bulan Februari-Juni 2011.

C. Populasi Penelitian

Anggota populasi adalah tenaga kerja di unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar 25 orang.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah Nonprobability Sampling yaitu teknik sampling yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sumardiyono, 2010). Pendekatan yang digunakan adalah Purposive Sampling, yang merupakan teknik yang mengambil sampel dari populasi yang


(44)

commit to user

mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (quota) yang diinginkan. (Sumardiyono, 2010).

E. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah tenaga kerja di unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk. Berdasarkan teknik sampling yang digunakan maka diperoleh sampel sebanyak 20 orang tenaga kerja secara Purposive

Sampling. Dengan pertimbangan 5 orang tenaga kerja dari 25 orang, hanya

melakukan kegiatan adsministrasi di unit logistik. Dengan pertimbangan sesuai dengan kriteria : 1. Kriteria Inklusi

a. Tenaga kerja laki-laki b. Umur 25 – 50 Tahun c. Masa kerja > 5 tahun

d. Kesehatan fisik baik (tidak sedang sakit) e. Bekerja angkat-angkut

2. Kriteria eksklusi

a. Subjek mengundurkan diri atau tidak kooperatif. b. Subjek sedang sakit.


(45)

commit to user F. Desain Penelitian

Gambar 2. Bagan Desain Penelitian Populasi (N)

Subjek (n)

Purposive Sampling

Angkat- Angkut

Kelelahan Otot tangan Sebelum Bekerja

Kelelahan Otot tangan Setelah Bekerja


(46)

commit to user G. Identifikasi Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah angkat-angkut. b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kelelahan otot tangan. c. Variabel Pengganggu

Variabel pengganggu dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

1) Variabel pengganggu terkendali : usia, jenis kelamin, dan masa kerja. 2) Variabel pengganggu tidak terkendali : tekanan, getaran, mikroklimat

dan kondisi psikologis.

H. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Angkat - Angkut

Angkat-Angkut adalah aktivitas mengangkat diregen yang berisi

Ethanol 96,0%, Acetic Acid 99,80%, dan Ethyl Acetate 100% dari

bagian pengisian menuju ke gudang penyimpanan, mengangkat dari gudang menuju ke truk saat pengangkutan, dan melakukan pekerjaan memindahkan dan menggeser drum yang berisi Ethanol 96,0%, Acetic

Acid 99,80%, dan Ethyl Acetate 100% dari gudang ke bagian papan

kayu untuk pengangkutan dari forklit menuju truk. Sekaligus melakukan pekerjaan seperti menuang drum yang berisi Ethanol 96,0%, Acetic Acid 99,80%, dan Ethyl Acetate 100% ke bak pengecekan.


(47)

commit to user Alat Ukur : Observasi

Satuan : Kg

Skala pengukuran : Rasio 2. Kelelahan otot tangan

Kelelahan otot tangan adalah keluhan sebelum dan setelah bekerja mengangkat, mengangkut, menggeser dan menuang jerigen dan drum dari pengisian ke gudang dan dari gudang ke truk pengangkutan, keluhan nyeri tangan, kram dan kesemutan pada bagian – bagian tangan seperti yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit sampai menurunanya kekuatan otot tangan.

Alat Ukur : Hydraulic Hand Dynamometer

Satuan : Kg

Skala pengukuran : Rasio

I. Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang digunakan untuk pengambilan data beserta pendukungnya adalah :

1. Angkat-Angkut

a. Observasi, yaitu peneliti mengamati secara langsung proses kerja seperti dari aktivitas mengangkat diregen yang berisi acid dari bagian pengisian menuju ke gudang penyimpanan, dan mengangkat dari gudang menuju ke truk saat pengangkutan. Dan melakukan pekerjaan memindahkan dan menggeser drum yang berisi alkohol


(48)

commit to user

dari gudang ke bagian papan kayu untuk pengangkutan dari forklit menuju truk. Sekaligus melakukan pekerjaan seperti menuang drum yang berisi alkohol ke bak pengecekan alkohol.

b. Kuesioner, yaitu berupa pertanyaan untuk mengetahui adanya keluhan muskuloskeletal. Kuesioner Nordic Body Map berupa lembaran berisi pertanyaan-pertanyaan yang diisi pada responden yang telah dipilih, dengan harapan akan dikembalikan, Skoring pada kuesioner ini sebagai berikut :

1) Tidak sakit, apabila tidak ada rasa nyeri atau keluhan otot-otot skeletal pada bagian tubuh tertentu.

2) Agak sakit, apabila timbul rasa nyeri atau keluhan otot-otot skeletal pada bagian tubuh tertentu, tetapi gejala yang timbul tidak terlalu parah dan masih dapat menjalankan pekerjaan. 3) Sakit, apabila mengalami rasa nyeri atau keluhan otot-otot

skeletal pada bagian tubuh tertentu dan terasa sakit untuk beraktifitas.

4) Sakit sekali, apabila mengalami rasa nyeri atau keluhan otot-otot skeletal yang amat sangat sakit pada bagian tubuh tertentu dan mengganggu dalam beraktifitas.

Kemudian di nilai dengan skoring sehingga bisa digolongkan tentang keluhan muskuloskeletalnya dengan kriteria tidak sakit (28 -49), agak sakit (50 - 70), sakit (71 - 91), sakit sekali (92 - 112).


(49)

commit to user 2. Kelelahan otot tangan.

Untuk mengetahui tingkat kekuatan genggaman tangan yang menunjukan tingkat kelelahan otot tangan dengan menggunakan alat

Hydraulic Hand Dynamometer, yaitu berupa alat untuk mengetahui

tingkat kelelahan otot tangan. Pengukuran dilakukan pada tenaga kerja sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan angkat-angkut di unit logistik, seperti dari aktivitas mengangkat diregen yang berisi Ethanol,

Acetic Acid dan Ethyl Acetat, dari bagian pengisian menuju ke gudang

penyimpanan, dan mengangkat dari gudang menuju ke truk saat pengangkutan. Dan melakukan pekerjaan memindahkan dan menggeser drum yang berisi alkohol dari gudang ke bagian papan kayu untuk pengangkutan dari forklit menuju truk. Sekaligus melakukan pekerjaan seperti menuang drum yang berisi alkohol ke bak pengecekan alkohol. Untuk mengetahui perbedaan tingkat kelelahan otot sebelum dan sesudah bekerja, dengan cara memegang dan ditekan pada handle logam Hydraulic hand dynamometer yang mana ketika ditekan dengan tangan, jarum angka bergerak menunjuk sesuai tingkatan kekuatan otot pada angka dengan satuan ponds atau kg.

J. Cara Kerja Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut :


(50)

commit to user

Tahapan ini terdiri dari : survei awal, penyusunan proposal dan ujian proposal. Dengan rincian sebagai berikut :

a. Melakukan survei awal di PT. Indo Acidatama, Tbk Kemiri Kebakkramar di Karanganyar.

Yaitu bertujuan untuk melihat kondisi tempat kerja, sikap kerja dan tingkat kelelahan, dengan dua cara yakni observasi dan pengukuran kelelahan otot tangan. Cara mendapatkan data kelelahan otot dilakukan dengan pengukuran awal dengan alat Hydraulic Hand

Dynamometer dengan merk Jamar .

b. Mempersiapkan lembar pertanyaan data responden untuk penjaringan sampel.

c. Melakukan observasi, dan didokumentasikan sikap kerja angkat-angkut dengan kamera digital merk canon.

d. Wawancara dengan menggunakan kuesioner, dilakukan secara langsung oleh peneliti kepada pekerja untuk mendapatkan data pekerja dan penentuan sampel.

2. Tahap Pelaksanaan :

Tahap pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Setelah mendapat izin penelitian dari PT Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar, peneliti menjelaskan tentang tujuan dari penelitian serta mengkonfirmasikan mengenai instrumen yang dipakai dalam penelitian ini.


(51)

commit to user

b. Mengisi lembar pertanyaan data responden penjaringan sampel dan mewawancarai satu persatu tenaga kerja yang bekerja di bagian unit logistik tersebut mengenai identitas diri serta hal-hal yang berhubungan dengan angkat-angkut dan kelelahan otot.

c. Menentukan sampel penelitian sesuai dengan lembar pertanyaan data responden penjaringan sampel yang telah diisi oleh tenaga kerja. d. Melakukan pengukuran kelelahan otot tangan terhadap sampel

menggunakan alat Hydraulic Hand Dynamometer dengan merk Jamar yakni sebagai berikut :

1) Siku tertekuk di 90 derajat. 2) Lengan tidak didukung.

3) Tangan memegang handle, kemudian ditekan semaksimal mungkin.

4) Jarum akan menunjukan pada angka dengan satuan Kg. e. Merekap data perolehan hasil penelitian.

3. Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian terdiri dari : a. Pengumpulan semua data.

b. Melakukan pengolahan dan analisis data penelitian yang diperoleh. c. Analisa Data

Analisis data yang di gunakan adalah paired t test. d. Penyusunan laporan skripsi.


(52)

commit to user K. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

a. Pengolahan Data

Setelah melakukan pengumpulan data, selanjutnya bagaimana proses mengolah data menjadi informasi yang benar yang dapat digunakan untuk menjawab tujuan penelitian. Agar analisis menghasilkan informasi yang benar, ada empat tahapan dalam mengolah data, yaitu (Sumardiyono, 2010) :

1) Editing

Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isi kuesioner apakah kuesioner sudah diisi dengan lengkap dan jelas jawaban dari responden, relevan jawaban dengan pertanyaan, dan konsistensi.

2) Coding

Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi berbentuk angka/bilangan. Kegunaan koding adalah mempermudah kita pada saat analisis data dan juga pada saat entry data.

3) Processing

Setelah data di koding, maka langkah selanjutnya melakukan entry data dari kuesioner ke dalam program komputer. Salah satu paket program yang digunakan adalah SPSS for Window

4) Cleaning

Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak.


(53)

commit to user b. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan dengan uji statistik Uji Paired T-test dengan menggunakan program komputer SPSS versi 17.0, dengan interpretasi hasil sebagai berikut :

1) Jika p value  0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan. 2) Jika p value > 0,01 tetapi  0,05 maka hasil uji dinyatakan

signifikan.

3) Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan. (Handoko, 2008).


(54)

commit to user BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar terletak + 15 km ke arah timur laut dari Surakarta atau 110 Km sebelah selatan ibu kota Jawa Tengah Semarang tepatnya di Kebakkramat.

PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar mulai beroperasi tahun 1989 dengan peralatan yang serba modern dan canggih, sehingga mampu mengolah tetes tebu (molasses) sebagai hasil samping pabrik gula menjadi produk-produk kimia yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Produk utama yang dihasilkan di PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar antara lain Ethanol 96,0%, Acetic Acid 99,80%, dan Ethyl Acetate 100%.

Penelitian ini dilaksanakan di unit logistik yang merupakan salah satu area kerja, dengan berbagai jenis pekerjaan salah satunya adalah aktivitas angkat-angkut. Mulai dari dengan mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik, menahan, membawa atau memindahkan drum dan jerigen yang berisi Ethanol 96,0%, Acetic Acid 99,80%, dan Ethyl Acetate 100%. Karena aktifitas tersebut terdapat tuntutan tugas dan performa yang diharuskan untuk dapat bekerja secara cepat dan tepat waktu, dapat menimbulkan kelelahan otot tangan karyawan unit logistik di PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar.


(55)

commit to user B. Karakteristik Subjek Penelitian

1. Umur Responden

Distribusi responden berdasarkan umur pada tenaga kerja bagian unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar digambarkan pada tabel berikut :

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Umur Responden

Umur (tahun) Frekuensi Prosentase (%)

25 – 30 2 10 %

35- 50 18 90 %

Total 20 100 %

Sumber : Data Primer Februari 2011

Berdasarkan tabel diketahui bahwa umur tenaga kerja paling banyak pada umur 35 - 50 tahun dengan frekuensi 18 orang tenaga kerja (90%), sedangkan frekuensi umur tenaga kerja pada umur 25 - 30 tahun lebih sedikit yaitu dengan frekuensi 2 orang tenaga kerja (10 %).

2. Masa Kerja

Distribusi responden berdasarkan masa kerja pada tenaga kerja unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar digambarkan pada tabel berikut :

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Responden

Masa Kerja Frekuensi Prosentase (%)

5 – 10 tahun 2 10%

11-14 tahun 8 40%

15 – 20 tahun 10 50%

Sumber : Data Primer Februari 2011

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa masa kerja karyawan 5-10 tahun adalah 2 orang (5-10%), masa kerja karyawan 11-14 tahun adalah 8


(56)

commit to user

orang (40%) dan masa kerja karyawan 15-20 tahun adalah 10 orang (50%).

3. Jenis Kelamin

Tenaga kerja unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar, semuanya 20 tenaga kerja berjenis kelamin laki-laki dengan Frekuensi 20 dan Prosentase 100%.

C. Hasil Pengukuran Angkat-angkut

Jumlah pengangkatan yang dilakukan oleh semua tenaga kerja sebanyak 20 orang selama 8 jam adalah 320 kali atau 1 jam adalah 40 kali, atau selama 30 menit 20 kali.

Berdasarkan dari hasil pengukuran dapat diketahui bahwa 20 orang (100 %) berada dalam kategori melebihi batas frekuensi angkat-angkut.

D. Kelelahan Otot Tangan

Kelelahan otot tangan diukur dengan alat Hydraulic Hand

Dynamometer yang menunjukan terjadinya penurunan kekuatan otot tangan.

Hasil Pengukuran dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5. Pengukuran kekuatan otot tangan sebelum dan sesudah bekerja. No. Responden Kekuatan

Otot Sebelum Bekerja (Kg) Kriteria Sebelum Bekerja Kekuatan otot Setelah Bekerja (Kg) Kriteria Setelah Bekerja

1 H

30

Kurang

26

Sangat Kurang

2 U 36 Kurang 30 Kurang

3 B 38 Sedang 30 Kurang

4 T 32 Kurang 28 Kurang

5 S 38 Sedang 32 Kurang


(57)

commit to user

7 P 36 Kurang 32 Kurang

8 S 30 Kurang 26 Kurang

9 N

20

Sangat

Kurang 18

Sangat Kurang

10 N 32 Kurang 28 Kurang

11 M 36 Kurang 30 Kurang

12 S 38 Sedang 36 Kurang

13 Y

30

Kurang

24

Sangat Kurang

14 I 38 Sedang 36 Sedang

15 A 40 Sedang 34 Kurang

16 S 34 Kurang 32 Kurang

17 S 36 Kurang 34 Kurang

18 S 32 Kurang 30 Kurang

19 P 32 Kurang 30 Kurang

20 D 40 Sedang 38 Sedang

Jumlah 683 606

Rata-rata 34,1 30,3

Sumber : Data Primer Februari 2011.

Catatan : Kriteria adalah berdasarkan hasil pengukuran kekuatan otot tangan sesudah bekerja.

Tabel 5 menunjukkan bahwa dari hasil pengukuran kelelahan otot tangan diketahui bahwa karyawan unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar yang berjumlah 20 responden, menunjukkan terjadinya penurunan kekuatan otot tangan rata-rata sebelum bekerja yakni 34,1 Kg dan setelah bekerja mengalami penurunan kekuatan otot tangan yakni 30,3 Kg.

Distribusi responden berdasarkan penilaian tingkat kelelahan otot tangan karyawan dapat dilihat pada tabel berikut :


(58)

commit to user

Tabel 6. Distribusi Data Hasil Kelelahan Otot Setelah Bekerja.

Nilai Klasifikasi Kelelahan otot

Sebelum kerja Sesudah kerja Frekuensi Prosentase (%) frekuensi Prosentase

(%)

36.50-46.00 Sedang 6 65% 2 10%

27.50-36.00 Kurang 13 30% 15 75%

<27 Sangat

Kurang

1 5% 3 15%

20 100% 20 100

Sumber : Data Primer Februari 2011.

Berdasarkan table 6 dapat diketahui bahwa kelelahan otot tangan sebelum bekerja dengan kriteria sedang sebanyak 6 orang (65%) dan yang mengalami penurunan sesudah bekerja sebanyak 2 orang (10%). Sedangkan kelelahan otot tangan sebelum bekerja dengan kriteriai kurang sebanyak 13 orang (30%) dan yang mengalami kenaikan sesudah bekerja sebanyak 15 orang (75%). Untuk kelelahan otot tangan dengan kriteria sangat kurang sebelum bekerja sebanyak 1 orang (5%) dan kelelahan otot tangan dengan kriteria sangat kurang setelah bekerja sebanyak 3 orang (15%)

E. Uji Hubungan Angkat-Angkut dengan Kelelahan Otot

Berdasarkan uji statistik Paired t Test dengan program SPSS 16.0 di dapatkan hasil uji statistik hubungan angkat-angkut dengan kelelahan otot karyawan unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk dengan harga paired t test hitung 8,779 dan nilai p 0,000 yang berarti bahwa nilai p  0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.


(59)

commit to user BAB V PEMBAHASAN

A. Karakteristik Subjek Penelitian

1. Umur

Dalam penelitian ini usia yang diambil adalah usia antara 25 – 50 tahun, Seluruh populasi yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini yang berumur 25-30 tahun, sebanyak 2 tenaga kerja dengan presentase 10%, yang berumur 35-50 tahun sebanyak 18 tenaga kerja dengan presentase 90 %.

Menurut Malayu Hasibuan (2000), usia perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi kondisi fisik, mental, kemampuan kerja dan tanggung jawab seseorang. Usia yang bertambah tua akan diikuti oleh kekuatan dan ketahanan otot yang menurun (Tarwaka, 2004). Pada usia muda proses-proses di dalam tubuh sangat besar dan kemudian menurun lambat-lambat menurut umur (Suma’mur P.K., 1996). Karyawan muda umumnya mempunyai fisik yang lebih kuat, dinamis dan kreatif, tetapi cepat bosan. Karyawan yang umurnya lebih tua kondisi fisiknya kurang, tetapi bekerja ulet (Malayu Hasibuan, 2000). Bertambahnya umur akan diikuti penurunan: volume O2 max, tajam penglihatan, pendengaran, kecepatan membedakan sesuatu, membuat keputusan dan mengingat jangka pendek (Tarwaka, 2004).


(60)

commit to user 2. Masa Kerja

Dari hasil penelitian masa kerja responden antara 15 – 20 tahun sebanyak 10 tenaga kerja dengan presentase 50 %, masa kerja 11 – 14 tahun sebanyak 8 tenaga kerja dengan presentase 40 %, sedangkan masa kerja 5-10 tahun sebanyak 2 tenaga kerja dengan presentase 10%.

Masa kerja dapat mempengaruhi pekerja baik positif maupun negatif. Akan memberikan pengaruh positif bila semakin lama seseorang bekerja maka akan berpengalaman dalam melakukan pekerjaannya. Sebaliknya akan memberikan pengaruh negatif apabila semakin lama bekerja akan menimbulkan kelelahan dan kebosanan. Semakin lama seseorang dalam bekerja maka semakin banyak dia telah terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut. Secara garis besar masa kerja dapat dikategorikan menjadi tiga (Budiono, 2003), yaitu :

d. Masa kerja < 6 tahun e. Masa kerja 6-10 tahun f. Masa kerja >10 tahun 3. Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian seluruh sampel adalah laki-laki, tenaga kerja unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar, semuanya 20 tenaga kerja berjenis kelamin laki-laki dengan frekuensi 20 dan Prosentase 100%. Dari beberapa hasil penelitian secara signifikan menunjukan bahwa jenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat resiko keluhan otot. Hal ini terjadi secara fisiologis, kemampuan otot


(61)

commit to user

wanita memang lebih rendah dari pada pria Tarwaka (2010). Astrand & Rodalh dalam Tarwaka (2010), menjelaskan bahwa kekuatan otot wanita hanya sekitar dua per tiga dari kekuatan otot pria, sehingga daya tahan otot pria pun lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Pria dan wanita berbeda dalam kemampuan fisiknya, kekuatan kerja ototnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat melalui ukuran tubuh dan kekuatan otot dari wanita relatif kurang jika dibandingkan pria. Kemudian pada saat wanita sedang haid yang tidak normal (dysmenorrhoea), maka akan dirasakan sakit sehingga akan lebih cepat lelah (Suma’mur P.K., 1996).

B. Analisa Univariat

1. Angkat-angkut

Dari hasil diketahui bahwa karyawan unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar, yang berjumlah 20 responden, frekuensi pengangkatan selama 8 jam adalah 320 kali atau 1 jam adalah 40 kali atau selma 30 menit adalah 20 kali yang jika dbandingkan berdasarkan penilaian beban angkat-angkut menurut Kepemenaker No. Kep- 51/MEN/1999 yaitu untuk bekerja terus -menerus sehari-hari hanya boleh selama 8 jam/ hari atau 40 jam/ minggu, atau selama 30 menit sebagian besar mengangkat 4 sampai 5 kali maka sebanyak 20 orang (100 %) berada dalam kategori melebihi batas frekuensi angkat-angkut.

Menurut Tarwaka (2010), angkat-angkut sebagai suatu pekerjaan yang berkaitan dengan mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik,


(62)

commit to user

menahan, membawa atau memindahkan beban dengan satu tangan atau kedua tangan dan atau dengan pengerahan seluruh badan.

Menurut Bambang (2008), angkat-angkut adalah suatu kegiatan transportasi yang dilakukan oleh satu pekerja atau lebih dengan melakukan kegiatan pengangkatan, penurunan, mendorong, menarik, mengangkut, dan memindahkan barang.

2. Kelelahan otot tangan.

Dari hasil pengukuran kelelahan otot tangan diketahui bahwa karyawan unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar yang berjumlah 20 responden, menunjukkan bahwa terjadinya penurunan kekuatan otot tangan rata-rata yakni sebelum bekerja 34,1 Kg dan setelah bekerja mengalami penurunan kekuatan otot tangan 30,3 Kg. Hal ini disebabkan oleh kegiatan angkat-angkut yang melebi

Menurut Soekarno,1992 tentang kriteria kekuatan otot peras tangan seperti pada tabel berikut :

Tabel 7. Klasifikasi Kekuatan Otot Peras Tangan

No Nilai Satuan Klasifikasi

1 55.50 > Kg Baik Sekali

2 46.5-55.00 Kg Baik

3 36.50-46.00 Kg Sedang

4 27.50-36.00 Kg Kurang

5 <27 Kg Sangat Kurang

Bahwa responden dengan tingkat kekuatan otot tangan sebanyak 2 orang (10%) , tingkat kekuatan otot tangan kurang sebanyak 15 orang


(63)

commit to user

(75%) dan tingkat kekuatan otot tangan sangat kurang sebanyak 3 orang ( 15%).

Menurut Suma’mur (2009), juga menyebutkan bahwa kelelahan otot bersumber dari menurunnya kekuatan otot itu sendiri.

C. Analisa Bivariat

Dari hasil penelitian terhadap 20 sampel yang telah dipilih dilakukan perhitungan secara silang antara angkat-angkut dan kelelahan otot tangan untuk mengetahui hubungan antara angkat-angkut dan kelelahan otot tangan. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa keseluruhan sampel ada 20 orang yang mana setelah diteliti ada semua tenaga kerja mengalami kelelahan otot tangan dengan berbagai tingkatan. menunjukkan bahwa terjadinya penurunan kekuatan otot rata-rata yakni sebelum bekerja 34,1 Kg dan setelah bekerja mengalami penurunan kekuatan otot tangan 30,3 Kg. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara antara angkat-angkut dan kelelahan otot tangan, dimana semua tenaga kerja melebihi batasab frekuensi angkat-angkut dan mengalami kelelahan otot tangan kategori berbeda-beda yakni kategori sedang, kurang dan sangat kurang.

Perbedaan hasil perhitungan hubungan antara angkat-angkut dan kelelahan otot tangan yang terjadi pada tenaga kerja unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar, kemungkinan disebabkan oleh cara memegang yang kurang tepat karena pegangan yang


(64)

commit to user

licin, lama mengangkat yang melebihi batasan mengangkat dan disebabkan oleh faktor-faktor yang dikendalikan dan tidak dikendalikan.

Dari hasil uji stastistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara angkat-angkut dengan kelelahan otot tangan karyawan unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar. Hal ini ditunjukkan dari uji korelasi Paired t Test yang telah dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17.0, dengan hasil besarnya harga paired t test hitung 8,779 dan nilai p 0,000 yang berarti bahwa nilai p  0,01 maka nilai p sangat signifikan maka dinyatakan sangat signifikan (Handoko, 2008).

Dalam penelitian ini juga sejalan dengan pendapat, A.M. Sugeng Budiono, dkk. (2000) yang menyatakan bahwa akibat angkat-angkut berlebihan yang merupakan bagian dari pembebanan kerja yang berlebihan maka dapat mengakibatkan kelelahan otot yang menimbulkan dampak kelelahan kerja. Semakin meningkatnya beban kerja, maka konsumsi oksigen akan meningkat secara proporsional sampai didapat kondisi maksimumnya. Beban kerja yang lebih tinggi yang tidak dapat dilaksanakan dalam kondisi aerobik, disebabkan oleh kandungan oksigen yang tidak mencukupi untuk suatu proses aerobik. Akibatnya adalah manifestasi rasa lelah yang ditandai dengan meningkatnya kandungan asam laktat (Eko Nurmianto, 2003) dan juga sependapat dengan Gempur Santoso (2004), bahwa setiap beban kerja harus disesuaikan dengan kemampuan tubuh seseorang. Apabila beban kerja lebih besar daripada kemampuan tubuh maka akan terjadi rasa tidak nyaman,


(65)

commit to user

kelelahan, kecelakaan, cedera, rasa sakit, penyakit dan produktivitas menurun.

Akibat buruk yang disebabkan oleh beban kerja, yaitu terjadinya kelelahan otot dapat dicegah dengan adanya kesadaran dari karyawan itu sendiri dan kerja sama dari perusahaan, misalnya saja karyawan agar dibiasakan untuk berolah raga ringan seperti menggerakkan kepala, tangan dan kakinya di sela–sela pekerjaanya ataupun saat istirahat. Olahraga dapat membuat alat tubuh menjadi lancar sehingga pikiran menjadi lebih segar dan karyawan tidak merasa bahwa beban kerjanya saat itu lebih berat sehingga dapat mengurangi rasa kelelahan. Karyawan sebaiknya membiasakan diri untuk mempergunakan waktu istirahat yang telah diberikan perusahaan, yaitu 1 jam dengan sebaik–baiknya. Saat istirahat, waktu yang telah disediakan jangan hanya untuk mengobrol namun harus betul–betul digunakan untuk beristirahat.

Selain kesadaran dari karyawan itu sendiri, dibutuhkan juga kerja sama dari perusahaan yaitu, perusahaan sebaiknya memberikan hiburan berupa musik pada waktu istirahat, sehingga karyawan bisa menjadi lebih santai pada waktu istirahat dan segar pada waktu akan bekerja kembali. Musik yang dipilih sebaiknya musik yang lembut. Karena salah satu cara agar beban kerja karyawan menjadi lebih ringan apalagi kerja yang monoton sehingga menimbulkan rasa bosan adalah hiburan

Penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan bahwa angkat-angkut juga merupakan, beban kerja yang mana bahwa beban kerja


(66)

commit to user

pada suatu waktu tertentu mengakibatkan berkurangnya kinerja otot, gejala yang ditunjukkan juga berupa pada makin rendahnya gerakan. Keadaaan ini tidak hanya disebabkan oleh suatu sebab tunggal seperti terlalu kerasnya beban kerja, namun juga oleh tekanan–tekanan yang terakumulasi setiap harinya pada suatu masa yang panjang. Keadaan seperti ini yang berlarut– larut mengakibatkan memburuknya kesehatan, yang disebut juga kelelahan klinis atau kronis. Perasaan lelah pada keadaan ini kerap muncul ketika bangun di pagi hari, justru sebelum saatnya bekerja, misalnya berupa perasaan kebencian yang bersumber dari perasaan emosi Sugeng Budiono (2002).

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian Pengaruh kegiatan angkat angkut terhadap kelelahan otot tangan pada karyawan unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar, ini tidak lepas dari adanya keterbatasan peneliti. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini antara lain adalah: 1. Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan pendekatan cross

sectional dimana data yang diambil pada waktu yang sesaat dan

bersamaan sehingga hanya menggambarkan keadaan pada waktu dilaksanakannya penelitian saja.

2. Didalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi angkat-angkut dan kelelahan otot tangan tidak semuanya dikendalikan, sehingga mempengaruhi hasil penelitian.


(67)

commit to user

3. Penelitian angkat-angkut dan kelelahan otot tangan masih kesulitan dalam memperoleh alat ukur yang memungkinkan meminjam alat dari instansi lain.

4. Ketelitian dan kejujuran karyawan dalam mengisi lembar data pertanyaan, sehingga tidak menutup kemungkinan adanya jawaban yang tidak mewakili keadaan sebenarnya dan hal ini dapat mempengaruhi hasil penelitian.


(1)

commit to user

licin, lama mengangkat yang melebihi batasan mengangkat dan disebabkan oleh faktor-faktor yang dikendalikan dan tidak dikendalikan.

Dari hasil uji stastistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara angkat-angkut dengan kelelahan otot tangan karyawan unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar. Hal ini ditunjukkan dari uji korelasi Paired t Test yang telah dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17.0, dengan hasil besarnya harga paired t test hitung 8,779 dan nilai p 0,000 yang berarti bahwa nilai p  0,01 maka nilai p sangat signifikan maka dinyatakan sangat signifikan (Handoko, 2008).

Dalam penelitian ini juga sejalan dengan pendapat, A.M. Sugeng Budiono, dkk. (2000) yang menyatakan bahwa akibat angkat-angkut berlebihan yang merupakan bagian dari pembebanan kerja yang berlebihan maka dapat mengakibatkan kelelahan otot yang menimbulkan dampak kelelahan kerja. Semakin meningkatnya beban kerja, maka konsumsi oksigen akan meningkat secara proporsional sampai didapat kondisi maksimumnya. Beban kerja yang lebih tinggi yang tidak dapat dilaksanakan dalam kondisi aerobik, disebabkan oleh kandungan oksigen yang tidak mencukupi untuk suatu proses aerobik. Akibatnya adalah manifestasi rasa lelah yang ditandai dengan meningkatnya kandungan asam laktat (Eko Nurmianto, 2003) dan juga sependapat dengan Gempur Santoso (2004), bahwa setiap beban kerja harus disesuaikan dengan kemampuan tubuh seseorang. Apabila beban kerja lebih besar daripada kemampuan tubuh maka akan terjadi rasa tidak nyaman,


(2)

commit to user

kelelahan, kecelakaan, cedera, rasa sakit, penyakit dan produktivitas menurun.

Akibat buruk yang disebabkan oleh beban kerja, yaitu terjadinya kelelahan otot dapat dicegah dengan adanya kesadaran dari karyawan itu sendiri dan kerja sama dari perusahaan, misalnya saja karyawan agar dibiasakan untuk berolah raga ringan seperti menggerakkan kepala, tangan dan kakinya di sela–sela pekerjaanya ataupun saat istirahat. Olahraga dapat membuat alat tubuh menjadi lancar sehingga pikiran menjadi lebih segar dan karyawan tidak merasa bahwa beban kerjanya saat itu lebih berat sehingga dapat mengurangi rasa kelelahan. Karyawan sebaiknya membiasakan diri untuk mempergunakan waktu istirahat yang telah diberikan perusahaan, yaitu 1 jam dengan sebaik–baiknya. Saat istirahat, waktu yang telah disediakan jangan hanya untuk mengobrol namun harus betul–betul digunakan untuk beristirahat.

Selain kesadaran dari karyawan itu sendiri, dibutuhkan juga kerja sama dari perusahaan yaitu, perusahaan sebaiknya memberikan hiburan berupa musik pada waktu istirahat, sehingga karyawan bisa menjadi lebih santai pada waktu istirahat dan segar pada waktu akan bekerja kembali. Musik yang dipilih sebaiknya musik yang lembut. Karena salah satu cara agar beban kerja karyawan menjadi lebih ringan apalagi kerja yang monoton sehingga menimbulkan rasa bosan adalah hiburan

Penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan bahwa angkat-angkut juga merupakan, beban kerja yang mana bahwa beban kerja


(3)

commit to user

pada suatu waktu tertentu mengakibatkan berkurangnya kinerja otot, gejala yang ditunjukkan juga berupa pada makin rendahnya gerakan. Keadaaan ini tidak hanya disebabkan oleh suatu sebab tunggal seperti terlalu kerasnya beban kerja, namun juga oleh tekanan–tekanan yang terakumulasi setiap harinya pada suatu masa yang panjang. Keadaan seperti ini yang berlarut– larut mengakibatkan memburuknya kesehatan, yang disebut juga kelelahan klinis atau kronis. Perasaan lelah pada keadaan ini kerap muncul ketika bangun di pagi hari, justru sebelum saatnya bekerja, misalnya berupa perasaan kebencian yang bersumber dari perasaan emosi Sugeng Budiono (2002).

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian Pengaruh kegiatan angkat angkut terhadap kelelahan otot tangan pada karyawan unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar, ini tidak lepas dari adanya keterbatasan peneliti. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini antara lain adalah: 1. Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan pendekatan cross

sectional dimana data yang diambil pada waktu yang sesaat dan bersamaan sehingga hanya menggambarkan keadaan pada waktu dilaksanakannya penelitian saja.

2. Didalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi angkat-angkut dan kelelahan otot tangan tidak semuanya dikendalikan, sehingga mempengaruhi hasil penelitian.


(4)

commit to user

3. Penelitian angkat-angkut dan kelelahan otot tangan masih kesulitan dalam memperoleh alat ukur yang memungkinkan meminjam alat dari instansi lain.

4. Ketelitian dan kejujuran karyawan dalam mengisi lembar data pertanyaan, sehingga tidak menutup kemungkinan adanya jawaban yang tidak mewakili keadaan sebenarnya dan hal ini dapat mempengaruhi hasil penelitian.


(5)

commit to user

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat diambil kesimpulan bahwa hasil analisis dengan statistik Paired t Test besar nilai p = 0,001. Dengan nilai 0,001 ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara angkat-angkut dengan kelelahan otot tangan karyawan unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar.

2. Hasil pengamatan kegiatan angkat-angkut menunjukkan bahwa dapat diketahui bahwa dari sampel penelitian yang berjumlah 20 (100%) responden melebihi batas frekuensi angkat-angkut.

3. Hasil pengukuran kelelahan otot tangan menunjukkan bahwa responden berjumlah 20 responden, menunjukkan terjadinya penurunan kekuatan otot tangan rata-rata sebelum bekerja yakni 34,1 Kg dan setelah bekerja mengalami penurunan kekuatan otot tangan yakni 30,3 Kg.


(6)

commit to user

B. Saran

1. Bagi perusahaan sebaiknya memberikan alat bantu angkat-angkut yang lebih memadai untuk mengurangi kelelahan otot tangan karyawan. 2. Bagi perusahaan melakukan desain yang nyaman pada pegangan drum

sehingga dapat mengurangi rasa nyeri saat mengangkat.

3. Bagi perusahaan sebaiknya melakukan pengaturan waktu kerja, sehingga ada batasan sesuai dengan nilai ambang batas yang ditentukan.

4. Bagi peneliti selanjutnya, dapat melakukan penelitian dengan lebih teliti dengan sampel penelitian lebih banyak dan dengan metode yang berbeda.


Dokumen yang terkait

ANALISIS PEMAPARAN INTENSITAS KEBISINGAN DI UNIT COMPRESSOR DAN UNIT COOLING TOWER PT. INDO ACIDATAMA TBK, KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

0 6 55

IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. INDO ACIDATAMA Tbk, KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

13 60 79

PENGARUH PEKERJAAN ANGKAT ANGKUT TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA WAKTU AKTIVITAS PENGISIAN ACETIC ACID KEDALAM JERIGEN DI UNIT FILLING PT. INDO ACIDATAMA Tbk, KEMIRI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

0 5 50

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN TEKANAN DARAH PADA KARYAWAN DI UNIT FERMENTASI PT. INDO ACIDATAMA. Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

0 5 60

HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN TEKANAN DARAH PADA KARYAWAN UNIT COMPRESSOR PT.INDO ACIDATAMA. Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

0 2 75

PENGARUH IKLIM KERJA TERHADAP DEHIDRASI PADA KARYAWAN UNIT WORKSHOP PT. INDO ACIDATAMA Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Dehidrasi Pada Karyawan Unit Workshop Pt. Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

0 2 15

PENDAHULUAN Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Dehidrasi Pada Karyawan Unit Workshop Pt. Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

0 2 5

PENGARUH IKLIM KERJA TERHADAP DEHIDRASI PADA KARYAWAN UNIT WORKSHOP PT. INDO ACIDATAMA Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Dehidrasi Pada Karyawan Unit Workshop Pt. Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

0 3 17

PENDAHULUAN Pengaruh Musik Kerja Terhadap Tingkat Kelelahan Dan Produktivitas Kerja Karyawan Unit Filling Pt. Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakramat, Karanganyar.

0 3 6

PENGARUH CAHAYA SILAU DAN SINAR UV LAS LISTRIK TERHADAP KELELAHAN MATA PADA MEKANIK PENGELASAN UNIT WORKSHOP PT. INDO ACIDATAMA Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR.

1 1 12