1
Anisya Syahril, 2014 Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,
Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang sangat penting, baik bagi siswa maupun bagi pengembangan bidang keilmuan yang lain.
Kedudukan matematika dalam dunia pendidikan sangat besar manfaatnya, karena matematika adalah sarana untuk meningkatkan kecerdasan siswa.
Tanpa matematika, akan sulit sekali untuk mempelajari dan menemukan berbagai macam ilmu pengetahuan dan teknologi. Pentingnya peranan
matematika menjadikan matematika diajarkan pada setiap jenjang pendidikan.
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006, tentang standar isi pada lampirannya menegaskan bahwa tujuan pembelajaran
matematika adalah: 1.
Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma. Secara luwes, akurat,
efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 2.
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3.
Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh. 4.
Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Mengingat matematika merupakan pelajaran yang tiap materinya saling berkaitan dan berkesinambungan antara materi yang satu dengan yang
lain, pengembangan kemampuan-kemampuan dalam pembelajaran perlu diperhatikan. Seiring dengan National Council of Teachers of Mathematics
2000 yang juga menyatakan bahwa terdapat enam kemampuan penting yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika, yaitu pemahaman
Anisya Syahril, 2014 Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,
Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
konsep conceptual understanding, pemecahan masalah problem solving, penalaran
dan pembuktian
reasoning and
proof ,
komunikasi communication, koneksi connection, representasi representation.
Kemampuan pembelajaran matematika yang perlu dikembangkan tersebut yaitu kemampuan pemahaman matematis merupakan salah satu
tujuan penting dalam pembelajaran yang memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan,
namun lebih dari itu. Siswa yang dapat memahami suatu materi pelajaran dengan baik dapat mentransfer pengetahuannya daripada siswa yang hanya
menghafalkan rumus-rumus dan langkah-langkah algoritma. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Depdiknas 2003 yaitu pemahaman konsep
merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran bermatematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika, dengan menjelaskan
keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Siswa dikatakan
memahami ketika mereka menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama.
Siswa harus belajar matematika dengan kemampuan pemahaman, secara aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan
sebelumnya NCTM, 2000. Hal ini disebabkan konsep matematika disusun secara berurutan sehingga konsep sebelumnya akan digunakan untuk
mempelajari konsep selanjutnya. Oleh karena itu, pemahaman terhadap suatu konsep sangat penting, apabila siswa sudah menguasai konsep materi
prasyarat maka siswa akan mudah untuk memahami konsep materi selanjutnya, siswa yang menguasai konsep juga dapat mengidentifikasi dan
mengerjakan soal baru yang lebih bervariasi. Selain kemampuan pemahaman matematis, salah satu kompetensi
yang harus dimiliki siswa adalah menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan dan mengkomunikasikan gagasan dan informasi serta untuk
berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan komunikasi dalam matematika merupakan keterampilan siswa dalam mengkespresikan ide-ide matematika
Anisya Syahril, 2014 Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,
Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
atau simbol matematika, kemampuan memahami, dan menjelaskan istilah- istilah dan notasi matematika baik secara lisan maupun tulisan Fitri, 2014.
Komunikasi dalam matematika merupakan kemampuan mendasar yang harus dimiliki siswa dan guru dalam proses pembelajaran karena melalui
komunikasi siswa memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan dan mengekspresikan pemahaman tentang konsep dan proses matematika yang
mereka pelajari. Sejalan dengan pendapat Kimberly 2008 yang menyatakan bahwa komunikasi memiliki kaitan erat dengan proses pembelajaran. Siswa
yang dapat mengkomunikasikan ide-ide dan pemikiran mereka, maka guru akan lebih mudah memahami tentang apa yang tidak dimengerti oleh siswa.
Baroody Ansary, 2003 juga menyatakan bahwa paling tidak ada dua alasan penting mengapa komunikasi dalam pembelajaran matematika perlu
ditumbuhkembangkan. Pertama, matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir, alat untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah atau
mengambil kesimpulan, akan tetapi matematika juga merupakan suatu alat yang tidak ternilai untuk mengkomunikasikan berbagai ide dengan jelas,
tepat, dan ringkas. Kedua, pembelajaran matematika merupakan aktivitas sosial dan juga sebagai wahana interaksi antara siswa dengan siswa dan siswa
dengan guru. Komunikasi dalam matematika membantu guru memahami
kemampuan siswa
dalam menginterpretasi
dan mengekspresikan
pemahamannya tentang konsep dan proses matematika yang mereka pelajari. Menurut Ansari 2003 kemampuan pemahaman matematis
merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi matematik. Siswa yang sudah mempunyai kemampuan
pemahaman matematis yang lebih baik dituntut juga untuk bisa mengkomunikasikannya. Mengkomunikasikannya baik secara lisan maupun
tulisan supaya pamahamannya tersebut dapat dimengerti oleh guru ataupun siswa lainnya karena dengan mengkomunikasikan ide-ide matematisnya
kepada orang lain, seorang siswa bisa meningkatkan pemahaman matematisnya. Dengan adanya fasilitas untuk mengembangkan kemampuan
Anisya Syahril, 2014 Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,
Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
komunikasi dapat memberikan kesempatan kepada siswa dan mendengarkan ide-ide siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis siswa masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini
dapat dilihat dari hasil studi yang dilakukan oleh Priatna 2003 mengenai pemahaman matematis diperoleh temuan bahwa kualitas kemampuan
pemahaman siswa masih rendah yaitu sekitar 50 dari skor ideal. Hal yang sama juga terjadi pada kemampuan komunikasi matematis siswa, rendahnya
kemampuan komunikasi matematis dapat terlihat dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, seperti
penelitian yang dilakukan oleh Rohaeti 2003 menujukkan bahwa rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa berada pada kualifikasi kurang.
Sejalan dengan hasil penelitian oleh Qahar 2010 bahwa kemampuan komunikasi matematikas siswa masih kurang, baik dalam melakukan
komunikasi secara lisan ataupun tulisan. Berdasarkan beberapa studi yang dilakukan oleh peneliti di atas,
memberikan gambaran bahwa kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis perlu ditingkatkan melalui proses pembelajaran matematika. Salah
satu faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis yaitu kurangnya kesempatan yang diberikan kepada
siswa untuk mengembangkan kemampuan-kemapuannya tersebut. Menurut Silver Turmudi, 2009 siswa-siswa dalam pembelajarannya masih
menggunakan pembelajaran yang bersifat informative. aktivitas siswa sehari- hari dalam pembelajaran matematika di kelas terdiri atas “menonton”
gurunya, menyelesaikan soal-soal di papan tulis, kemudian bekerja sendiri dengan masalah-masalah atau persoalan yang disediakan dalam buku kerja
tradisional. Hal ini mengakibatkan konsep-konsep yang diberikan tidak membekas dalam ingatan siswa sehingga siswa mudah lupa dan sering
merasa kebingungan dalam memecahkan masalah. Guru yang hanya bertindak sebagai penyampai informasi sedangkan
siswa hanya pasif mendengarkan dan menyalin informasi yang diberikan guru
Anisya Syahril, 2014 Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,
Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menyebabkan tidak adanya variasi model pembelajaran yang dilakukan, maka kurang maksimalnya aktivitas pembelajaran yang menjadi salah satu faktor
penyebab kurang berkembangnya kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis. Aktivitas pembelajaran seperti itu nantinya akan membuat siswa
cenderung hanya menghafal rumus dan algoritma langkah-langkah pengerjaan soal tanpa memahami suatu konsep sehingga kemampuan
pemahaman siswa menjadi rendah. Siswa yang hanya mengandalkan hafalan daripada
pemahaman konsep
akan mengalami
kesulitan dalam
mengkomunikasikan gagasan ataupun ide-ide matematisnya. Hal ini juga menyebabkan siswa kurang berani menyatakan pendapatnya dan takut salah
dengan apa yang disampaikannya. Kemampuan pemahaman siswa yang rendah
juga mengakibatkan
siswa mengalami
kesulitan dalam
mengkomunikasikan pengetahunannya. Aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas siswa dalam matematika itu
sendiri maupun dalam upaya memecahkan masalah yang dihadapi siswa dalam matematika atau kehidupan sehari-hari. Beberapa siswa sering
mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pendapatnya, walaupun sebenarnya ide atau gagasan tentang materi yang diajarkan sudah ada dalam
pikiran mereka. Guru menduga bahwa siswa kurang percaya diri dan takut salah dalam mengungkapkan gagasan-gagasanya, di samping itu siswa juga
kurang terbiasa dengan mengkomunikasikan gagasannya secara lisan. Ketika siswa berpikir, merespon, berdiskusi, menjelaskan, menulis, membaca,
mendengarkan dan mengkaji tentang konsep-konsep matematika, mereka mendapat keuntungan ganda yaitu mereka berkomunikasi untuk mempelajari
matematika, dan mereka belajar untuk berkomunikasi secara matematika NCTM, 2000. Jonker 2001 juga menyatakan dalam pembelajaran
matematika, pemahaman memberikan peran yang lebih penting dibandingkan hafalan. Siswa harus mempelajari matematika dengan pemahaman, dengan
aktif membangun pengetahuan dari pengalaman dan pengetahuan terdahulu. Proses pembelajaran yang kurang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi
Anisya Syahril, 2014 Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,
Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
matematisnya, ternyata berdampak juga pada sikap yang harus dimiliki siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu kemandirian belajar siswa.
Kemandirian belajar siswa merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Keadaan tersebut cenderung membuat
siswa tidak menganalisis kebutuhan belajar matematika, merumuskan tujuan belajarnya dan merencanakan program belajar yang sesuai dengan kebutuhan
siswa itu sendiri. Siswa juga kurang memanfaatkan dan menggunakan berbagai sumber pelajaran yang tersedia.
Kemandirian memerlukan kemampuan siswa untuk bertindak secara mandiri dalam pembelajaran. Salah satu tujuan pembelajaran mematika
sekolah menengah pertama menurut Depdiknas 2006, adalah “Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Hal ini dapat dilihat
dari studi yang dilakukan oleh Pape, Bell dan Yetkin 2003 menemukan bahwa pada siswa kelas VII seventh grade yang memiliki kemandirian
belajar mempunyai pengaruh positif terhadap pengembangan kemampuan matematisnya, salah satunya yaitu kemampuan komunikasi.
Darr dan Fisher 2004 juga menyatakan bahwa seorang siswa mandiri adalah seseorang yang aktif terlibat dalam memaksimalkan kesempatan dan
kemampuannya untuk
belajar, mengontrol
aktivitas kognitif,
mengembangkan keterampilan pengaturan terhadap sikap, lingkungan dan prilaku meningkatkan hasil belajar yang positif. Jika kemandirian belajar
siswa rendah maka siswa tidak menganalisis kebutuhan belajar matematika, merumuskan tujuan belajarnya dan merencanakan program belajar yang
sesuai dengan kebutuhan siswa itu sendiri. Siswa juga kurang memanfaatkan dan menggunakan berbagai sumber pelajaran yang tersedia.
Hasil studi yang dilakukan oleh Borkowski dan Thorpe Izzati, 2012 menyatakan bahwa siswa yang memiliki kemandirian belajar yang rendah
dalam proses pembelajaran menjadi penyebab utama dari rendahnya prestasi. Seiring dengan pendapat Harris dan Graham Zumbrunn, 2011 yang
Anisya Syahril, 2014 Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,
Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menyatakan kemandirian belajar menjadi penentu utama dari hasil belajar siswa. Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memiliki
kemandirian belajar yang tinggi, siswa akan memperlihatkan prestasi akademik, motivasi, dan pembelajaran yang lebih baik.
Oleh karena itu pengembangan kemandirian belajar siswa sangat diperlukan oleh individu
yang belajar matematika. Seseorang yang mempunyai kemandirian belajar memliki kemampuan untuk mengatur motivasi dirinya, tidak saja motivasi
eksternal tetapi juga motivasi internal serta mereka mampu tetap menekuni tugas jangka panjang sampai tugas tersebut terselesaikan. Kemandirian
belajar mengacu pada cara spesifik seorang siswa dalam mengontrol belajarnya.
Menyadari akan pentingnya keaktifan siswa dalam upaya
meningkatkan kemampuan pemahaman, komunikasi serta kemandirian belajar siswa, guru dalam proses pembelajaran perlu mengupayakan dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengkomunikasikan ide-ide matematisnya.
Sumarmo Fitri, 2014 menyatakan agar pembelajaran dapat memaksimalkan proses dan hasil belajar matematika, guru perlu mendorong siswa untuk
terlibat secara aktif dalam diskusi, bertanya serta menjawab pertanyaan , berpikir secara kritis, menjelaskan setiap jawaban yang diberikan serta
mengajukan alasan untuk setiap jawaban yang diajukan. Cara yang dapat dilakukan dengan menggali dan mengembangkan kemampuan matematis dan
siswa tersebut dengan menciptakan suasana belajar yang mendorong siswa melatih kemampuan matematis serta sikapnya sehingga pembelajaran
matematika diharapkan dapat dibangun dengan pemahaman dan komunikasi. Guru juga perlu mengupayakan pemilihan strategi pembelajaran dan media
yang tepat dan efesien. Salah satu strategi pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara
aktif adalah strategi active learning. Strategi active learning merupakan strategi yang diyakini dapat mendorong siswa lebih aktif. Menurut Bonwell
Suyadi, 2013 salah satu karakteristik dari pembelajaran aktif yaitu siswa
Anisya Syahril, 2014 Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,
Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
tidak boleh pasif tetapi harus aktif mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Seiring dengan pendapat McConnel Salman,
2009 yang menyatakan bahwa konsep pembelajaran aktif sebagai sebuah proses dalam melibatkan siswa dalam proses pembelajaran melalui membaca,
menulis, berdiskusi, bertindak, dan memecahkan masalah. Strategi pembelajaran aktif yang di kembangkan oleh Silberman
terdiri dari 101 tipe, salah satu diantaranya yaitu “Active Knowledge Sharing
Berbagi Pengetahuan secara Aktif”. Silberman 2004 mengemukakan bahwa strategi active knowledge sharing merupakan suatu cara yang baik
untuk mengenalkan siswa pada materi pelajaran yang akan diajarkan. Strategi ini menuntut siswa untuk tidak sekedar mengingat materi pelajaran. Mereka
juga diajak untuk menguasai dan memahami materi pelajaran secara penuh. Selain itu diyakini juga dapat menjadikan siswa lebih aktif semenjak awal
terjadinya proses pembelajaran, ini dimaksudkan agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran selanjutnya.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Silberman 2006 bahwa guru mengetahui pentingnya menjadikan siswa aktif sejak awal, yaitu: “Dalam
memulai pelajaran apapun, kita sangat perlu menjadikan siswa aktif semenjak awal, jika tidak kemungkinan besar kepasifan siswa akan melekat seperti
semen yang butuh waktu untuk mengeringkannya”. Strategi ini didesain untuk mengenalkan siswa terhadap mata pelajaran, menimbulkan minat dan
merangsang mereka untuk berpikir. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan fisik dan kesiapan mental siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Pembelajaran dengan strategi active knowledge sharing siswa diperintahkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah disediakan
oleh guru. Untuk menerapkan strategi ini di dalam kelas, peneliti menggunakan lembar aktivitas siswa yang berupa konstruksi dari konsep.
Penggunaan lembar aktivitas untuk memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas dan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Pengerjaan lembar aktivitas ini dilakukan secara kelompok dengan tujuan untuk memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas dan untuk meningkatkan
Anisya Syahril, 2014 Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,
Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Dengan menggunakan lembar aktivitas juga dapat membantu meningkatkan keterampilan berkomunikasi
siswa dengan mengungkapkan dan mejelaskan ide-ide secara detail melalui tulisan. Pada tahap berbagai pengetahuan memungkinkan semua siswa
mengungkapkan pendapat dan saling tukar informasi dengan temannya, sehingga mereka dapat terlibat aktif dan saling bekerja sama.
Dalam pembelajaran siswa dibentuk dalam suatu kelompok, yang bertujuan untuk memungkinkan semua siswa mengungkapkan pendapat dan
berbagai pengetahuan dengan siswa lainnya. Selanjutnya masing-masing perwakilan kelompok akan menyebar ke kelompok lain untuk saling berbagi
informasi ataupun pengetahuan dengan anggota kelompoknya. Dengan adanya diskusi kelompok dapat mengembangkan kemampuan pemahaman
dan komunikasi matematis. Membuat kelompok-kelompok kecil dalam diskusi, akan membuat intensitas seorang siswa dalam mengemukakan
pendapatnya akan semakin tinggi. Hal ini akan memberi peluang yang besar bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi
matematisnya. Pembelajaran matematika diharapkan dapat dibangun dengan
pemahaman dan komunikasi ide dan gagasan bersama dalam suatu kelompok. Turmudi 2009 juga menyatakan bahwa proses komunikasi matematika
dapat difasilitasi dengan adanya kerja kelompok, baik komunikasi matematika tertulis maupun komunikasi lisan. Selain itu dengan adanya kerja
kelompok dapat secara langsung melihat bagaimana siswa berargumentasi terhadap konsep matematika yang sedang dipelajarinya. Dengan kata lain
dalam pembelajaran matematika siswa harus terlihat aktif baik fisik maupun mental selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa belajar atas
kemauannya sendiri, misalnya melalui kerja kelompok, pemecahan masalah, diskusi dan saling bertukar ide dengan harapan terjadi interaksi, baik interaksi
antara siswa itu sendiri maupun dengan guru. Siswa dapat belajar melaui kemauannya sendiri, misalnya melalui kerja kelompok, diskusi dan saling
bertukar ide.
Anisya Syahril, 2014 Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,
Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Kegiatan dalam pembelajaran active knowledge sharing di dalam
kelas tidak hanya didominasi oleh siswa yang pintar saja, tetapi siswa sama- sama dapat saling membantu dan berbagi pengetahuan dalam usahanya
memahami materi yang sedang dipelajari. Berdasarkan latar belakang di atas
penelitian ini berjudul “Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman, Komunikasi serta
Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama ”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah peningkatan kemampuan
pemahaman, komunikasi serta kemandirian belajar matematis siswa yang memperoleh pembelajaran active knowledge sharing lebih baik daripada
siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?. Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Apakah peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran active knowledge sharing lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?
2. Apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran active knowledge sharing lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?
3. Apakah kemandirian belajar siswa yang memperoleh pembelajaran active
knowledge sharing lebih baik daripada siswa yang memperoleh
pembelajaran konvensional? 4.
Bagaimana aktivitas siswa yang memperoleh pembelajaran active knowledge sharing
?
1.3 Tujuan Penelitian