homogenitas data dilakukan dengan uji Lavens’s Test dengan bantuan
program IBM SPSS Statistic 22.0. Data dikatakan homogen jika memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Jika
–Ftabel Fhitung Ftabel, pada α = 5 dan nilai probabilitas level of significant sebesar 0,05 maka dikatakan
kedua populasi memiliki varians yang berbeda, dan untuk uji hipotesis akan digunakan asumsi varians populasi yang berbeda
equal variance not assumed. b.
Jika –Ftabel Fhitung Ftabel, pada α = 5 dan nilai
probabilitas level of significant sebesar 0,05 maka dikatakan kedua populasi memiliki varians yang sama, dan untuk uji
hipotesis juga akan digunakan asumsi varians populasi yang sama equal variance assumed.
3.6.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t atau uji beda rata-rata. Tujuan uji-t dua variabel bebas adalah untuk
membandingkan membedakan apakah kedua variabel tersebut sama atau berbeda.
Tujuannya yaitu
untuk menguji
kemampuan generalisasi
signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan dua rata-rata sampel. Berdasarkan bentuk sampel yang tidak terdapat korelasi antar
kedua variabel, maka pengujian hipotesis ini menggunakan uji beda dua rata-rata independent sample t-test dengan hipotesis statistik sebagai
berikut:
Ho: µ
1
= µ
2
. Tidak terdapat perbedaan antara kinerja reksa dana
campuran dan reksa dana saham dengan menggunakan metode indeks sharpe.
Ho: µ
1 ≠
µ
2
. Terdapat perbedaan antara kinerja reksa dana campuran
dan reksa dana saham dengan menggunakan metode indeks sharpe. Dengan rumus :
� =
� − � √
��
[
�
−
�
]
Sumber: Anwar Sanusi, 128:2011 Dimana: t = Nilai distribusi t
X
1
= nilai rata-rata sampel pertama X
2
= nilai rata-rata sampel kedua
�� 2
= taksiran varians gabungan populasi n
1
= jumlah sampel populasi pertama n
2
= jumlah sampel populasi kedua Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis
adalah: a.
Jika –t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
, maka Ho diterima b.
Jika –t
tabel
≥ t
hitung
≥ t
tabel
, maka Ho ditolak. Uji beda dua rata-rata independent sample t-test juga dapat
dilakukan dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22.0 dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Input data total skor yang menjadi tolak ukur penelitian dari seluruh
reksa dana yang dinilai dibagi kedalam dua kelompok, yaitu kelompok reksa dana campuran dan kelompok reksa dana saham.
2.
Menggunakan fungsi Analysis Independent Samples untuk mengolah kedua kelompok data tersebut.
3.
Menginterpretasikan hasil pengolahan data ke dalam bentuk analisis deskriptif.
Annya Tri Andina S etiarsih, 2014 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA CAMPURAN
DAN REKSA DANA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS SHARPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap reksa dana campuran dan reksa dana saham untuk mengetahui perbandingan kinerja
masing-masing reksa dana tersebut dengan menggunakan metode indeks Sharpe sebagai alat ukurnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap nilai aktiva bersih NAB
seluruh reksa dana campuran yang dijadikan tolak ukur awal kinerjanya, dapat disimpulkan bahwa gambaran reksa dana campuran di Indonesia
mencatatkan kinerja yang fluktuatif di sepanjang tahun 2011 hingga tahun 2013. Total NAB di tahun 2013 tercatat lebih rendah yaitu 2.848.758,87
dibandingkanpada tahun 2011 sebesar 2.985.506,51 dan jauh menurun dari tahun 2012 dengan total 3.002.932,84. Namun reksa dana campuran
ini tetap menghasilkan NAB yang cukup tinggi. Sehingga reksa dana campuran dapat dijadikan sarana investasi yang baik bagi para calon
investor. 2.
Gambaran kinerja reksa dana saham di Indonesia berdasarkan Nilai Aktiva Bersih NAB dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal
tersebut dihasilkan
atas kepiawaian
manajer investasi
dalam