67 Jumlah lantai minimal PSA
: 11.513 30.000 = 1 lt
5.6 Pola Hubungan Makro
5.7 Organisasi Ruang
A. Pengelola
B. Remaja
Parkir Pengelola
Bangunan Pendidikan Panggung terbuka
Auditorium Exbition Hall
Toko Souvenir
Cafe Mushola
Servis
68 C. Servis
5.8 Analisa dan Konsep Site
5.8.1 Analisa dan Konsep Sirkulasi Eksternal
Analisa Pendekatan
Tujuan : mengetahui pola pergerakan lalu lintas di sekitar site sehingga didapatkan konsep sirkulasi eksternal yang maksimal dan efisien.
Dasar pertimbangan Pola pergerakan lalu lintas di sekitar site
Pencapaian terdekat ke lokasi site Kemudahan pengunjung untuk mengakses ke lokasi site
Hall Parkir
Loker Studio
R. Kelas R. Konseling
Arena Permainan Cafe
Auditorium Panggung
Terbuka Perpustakaan
Toilet Exbition Hall
Masjid Gudang
: Pelatihan : Non Pelatihan
Parkir Pos Keamanan
Loker gudang R. Teknisi
R. MEE R. Genset
Toilet R. Sampah
Resevoir R. AHU
Masjid
69 Jl. Raya Rinding merupakan jalan arteri sekunder dengan jalur dua
arah dengan lebar 20m Jl. Kampung merupakan jalur pemukiman dengan jalur dua arah
dengan lebar 8 m
Konsep Perencanaan
Gambar 5.6analisa sirkulasi Eksternal
Sumber :analisis Penulis 2011
Secara garis besar konsep sirkulasi eksternal tidak mengubah pola sirkulasi yang sudah ada.
Pemberian tanda penunjuk arah sign pada titik simpul jalan apabila terjadi salah jalan dengan tujuan untuk memandu pengunjung untuk
mencapai lokasi.
5.8.2 Analisa dan Konsep Pencapaian
Analisa pendekatan
Tujuan : memperoleh letak pintu masuk utama main entrance dan letak pintu untuk kegiatan service side entrance.
Site Sungai
JL. kampung JL. Raya Rinding
U
Pemukiman SPBU
Hutan Hutan
Pemukiman
70 Dasar pertimbangan :
Main entrance ME Mudah dijangkau oleh kendaraan umum maupun pribadi dan mudah
dikenali dari jalur utama. Menghadap langsung ke arah jalur utama agar mendapatkan nilai
ekspos terbesar. Menyesuaikan dengan arah pergerakan lalu lintas.
Jauh dari titik kemacetan. Side entrance SE
Tidak mengganggu main entrance ME. Letak side entrance tidak diharuskan melalui jalur utama karena
hanya berfungsi sebagai sirkulasi service dan karyawan. Beberapa macam cara pencapaian ke bangunan menurut Ching 2000 : 231
yaitu : a. Langsung, yang mengarah langsung ke tempat yang di tuju melalui
jalan yang segaris lurus dengan sumbu bangunan sebagai penjelas arah suatu bangunan.
b. Tersamar, pencapaian dengan arah jalan yang diubah untuk memperpanjang urutan pencapaian. Hal ini dapat mempertinggi efek
perspektif pada fasade dan bentuk bangunan.
c.
Berputar, pencapaian dengan jalan yang berputar, memperpanjang urutan pencapaian dan mempertegas bentuk tiga dimensi suatu
bangunan sewaktu bergerak mengelilingi bangunan.
Konsep Perencanaan
Merespon dari pergerakan lalu lintas pada Jl. Kol. Sutarto, ME dan SE dibuat dua agar memudahkan pencapaian ke dalam maupun
keluar site. ME sebisa mungkin diletakkan jauh dari titik kemacetan.
71 Memaksimalkan jalur lambat yang terdapat di Jl. Kol. Sutarto
dengan tujuan menghindari kemacetan dan juga mempermudah alur kendaraan yang masuk maupun keluar site.
Gambar 5.7Konsep Letak ME dan SE
Sumber :analisis Penulis 2011
5.8.3 Analisa dan Konsep Penzoningan
Analisa pendekatan
Tujuan : untuk mengetahui zona tingkat kebisingan dalam tapak site sehingga dapat ditentukan perletakkan zona-zona kegiatan berdasarkan
karakter dari kegiatan tersebut. Dasar pertimbangan :
Kegiatan dalam tapak yang beraneka ragam Kebutuhan kenyamanan dalam berkegiatan
Tingkat kebisingan pada lingkungan sekitar tapak. Penzoningan secara horizontal didasarkan pada sifat kegiatan, yaitu :
Zona publik, ruang-ruang yang bersifat umum ditempatkan pada zona yang mudah dicapai pengunjung dari pintu masuk.
Site Sungai
JL. kampung JL. Raya Rinding
U
Pemukiman SPBU
Hutan Hutan
Pemukiman
ME SE
72 Zona semi publik, ruang-ruang yang membutuhkan privasi lebih
sedikit. Zona private, ruang-ruang yang membutuhkan privasi atau
ketenangan yang lebih. Zona service, ruang-ruang service di letakkan jauh dari zona yang
sulit dijangkau
oleh para
pengunjung, namun
tetap mempertimbangkan kemudahan pencapaian bagi pengelolanya.
Penzoningan secara vertikal didasarkan pada tingkat kebisingan dari banyaknya kegiatan, yaitu :
Zona bawah, merupakan zona yang memiliki tingkat kebisingan tertinggi karena adanya kegiatan yang melibatkan para pengunjung.
Zona transisi, merupakan zona peralihan antara zona bawah dan zona tenang.
Zona atas, zona paling atas dan merupakan zona tenang karena membutuhkan banyak privasi dan ketenangan yang tinggi.
Konsep Perencanaan
Pemisahan antara zona publik, semi publik, dan private ke dalam bentuk penzoningan horizontal dan vertikal.
Zona publik di letakkan di lantai satu dan dua dengan kegiatan olahraga, pameran, pentas seni, diskusi, seminar dan kegiatan
penunjang lainnya yang melibatkan pengunjung. Zona semi publik merupakan area penerimaan, parkir dan open
space. Zona private, merupakan area yang digunakan sebagai fungsi
kegiatan utama. Zona service, merupakan area yang digunakan kegiatan pelayanan
maupun perawatan bangunan.
73 Gambar 5.8Konsep Penzoningan
Sumber :analisis Penulis 2011
5.8.4 Analisa dan Konsep Tata Massa Bangunan
Analisa pendekatan
Dasar pertimbangan : Efisiensi dan efektifitas lahan.
Kesesuaian dengan bentuk tapak, konsep orientasi, dan view. Kebutuhan ruang kegiatan yang ditampung.
Intergritas terhadap lingkungan sekitar. Kondisi bentuk tapak bangunan Berau Youth Center yang tidak berkontur
memungkinkan pengaplikasian semua bentuk tata masa dasar dapat diaplikasi.
Sungai
JL. kampung JL. Raya Rinding
U
Pemukiman SPBU
Hutan Hutan
Pemukiman
Publik semi publik
Privat servis
Area mendayung
74
Konsep Perencanaan
Gambar 5.9Konsep Tata massa
Sumber :analisis Penulis 2011
5.8.5 Analisa dan Konsep Sirkulasi Internal
Analisa pendekatan
Tujuan : memperoleh pola sirkulasi internal yang nyaman dan tidak membingungkan bagi pengguna bangunan serta tidak terjadi crossing antara
jalur sirkulasi pengunjung dan jalur sirkulasi service. Dasar pertimbangan :
Kelancaran, kenyamanan dan keamanan. Pemisahan jalur sirkulasi pengunjung dan jalur sirkulasi service.
Konsep Perencanaan
Penambahan area parkir di luar gedung fast parking selain parkir di dalam basement.
Pemisahan area sirkulasi antara sirkulasi pengunjung dan sirkulasi service.
Pemukiman SPBU
Massa 1
Hutan Hutan
Pemukiman
Sungai
U
Massa 2 Area
Terbuka Arena
Permainan Massa 3
Servis
75 Perletakan area bongkar muat barang diletakkan di area sirkulasi
service dengan tujuan efisiensi tapak.
Gambar 5.10Konsep Sirkulasi Internal
Sumber :analisis Penulis 2011
5.8.6 Analisa dan Konsep Orientasi Bangunan
Analisa pendekatan
Tujuan : menentukan arah orientasi bangunan agar didapatkan nilai view yang optimal sehingga dapat menjadikan bangunan sebagai daya tarik bagi
para pengunjung dan pengguna jalan. Dasar pertimbangan :
Orientasi bangunan diarahkan keseluruh arah yang strategis yang memudahkan pengenalan dan menangkap massa.
Sebagai focal point pada awal ruas jalan.
Site Sungai
JL. kampung JL. Raya Rinding
U
Pemukiman SPBU
Hutan Hutan
Pemukiman
Drop In
Sirkulasi Pengunjung Bongkar Muat
Barang
Sirkulasi Servis Dan Karyawan,
Sirkulasi Pelatihan
76 Letak ME dan SE.
Orientasi tertinggi dapat dilihat dari arah Jl. Raya Rinding
Konsep Perencanaan
Secara garis besar, orientasi utama bangunan diarahkan ke Jl. Raya Rinding dan Sungai segahuntuk alternative orientasi bangunan jika
dilihat dari Sungai Segah.
Gambar 5.11Konsep Orientasi
Sumber :analisis Penulis 2011
5.8.7 Analisa dan Konsep View
Analisa pendekatan
Tujuan : mendapatkan arah pandang view yang terbaik, baik view dari dalam keluar atau dari luar ke dalam sehingga dapat menjadikan point of
interest kawasan. Dasar pertimbangan :
View dari dalam site View dari luar site
Site Sungai
JL. kampung JL. Raya Rinding
U
Pemukiman SPBU
Hutan Hutan
Pemukiman
77 Situasi lingkungan sekitar site
Gambar 5.12analisa View
Sumber :analisis Penulis 2011
Konsep Perencanaan
View keluar bangunan merespon tuntutan dari analisa konsep yaitu ke arah jalan arteri dan ke arah sungai sehingga diharapkan nilai
ekspose bangunan dapat menarik perhatian pengunjung. Pada bagian belakang diberikan pagar pembatas antara tapak
bangunan dengan permukiman dan juga sebagai batas site.
Site Sungai
JL. kampung JL. Raya Rinding
U
Pemukiman SPBU
Hutan Hutan
Pemukiman
78 Gambar 5.13Konsep View
Sumber :analisis Penulis 2011
5.8.8 Analisa dan Konsep Kebisingan
Analisa pendekatan
Tujuan : mereduksi tingkat kebisingan yang berasal dari luar site dengan tujuan mendapatkan kenyamanan dalam berkegiatan di dalam bangunan.
Dasar pertimbangan : Sumber bunyi yang berasal dari luar site dan dalam Site
Intergritas terhadap konsep view.
Site Sungai
JL. kampung JL. Raya Rinding
U
Pemukiman SPBU
Hutan Hutan
Pemukiman
79 Gambar 5.14 Analisa kebisingan
Sumber :analisis Penulis 2011
Konsep Perencanaan
Gambar 5.15Konsep Kebisingan
Sumber :analisis Penulis 2011
Site Sungai
tingkat Kebisigan berasal dari kendaraan
bermotor
U
SPBU tingkat Kebisigan jg
berasal dari kendaraan air yang bermotor
Site Sungai
JL. kampung JL. Raya Rinding
U
Pemukiman SPBU
Hutan Hutan
Pemukiman
80
5.8.9 Analisa dan Konsep Klimatologi
Analisa pendekatan
Tujuan : bagaimana memanfaatkan potensi alam iklim guna menunjang kegiatan dalam bangunan dan juga sebagai upaya mendukung konsep green
building. Dasar pertimbangan :
Arah edar matahari. Arah edar tiupan angina.
Curah hujan
Gambar 5.16Analisa Klimatalogi
Sumber :analisis Penulis 2011
Site Sungai
JL. kampung JL. Raya Rinding
U
SPBU Hutan
81
Konsep Perencanaan
Gambar 5.17Konsep iklim Sumber: analisis penulis. 2011
Penggunaan sun shading sebagai pereduksi sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan.
Penggunaan over hang pada bangunan dengan tujuan mengurangi tampiasan air hujan. Selokan berfungsi mengalirkan air hujan ke riol.
Penggunaan vegetasi sebagai upaya membelokkan arah angin dengan tujuan mengurangi beban angin pada bangunan dan juga
sebagai upaya memberikan kenyamanan dalam berkegiatan di dalam bangunan.
5.8.10 Analisadan Konsep Lanscape
Analisa pendekatan
Tujuan : menentukan jenis vegetasi dan menempatkan vegetasi sesuai dengan fungsinya agar tercipta nilai estetika pada bangunan.
82 Dasar pertimbangan :
Vegetasi sebagai fungsi estetis Vegetasi yang mampu memberikan nilai tersendiri sebagai vegetasi
yang dapat memberikan keindahan. Vegetasi sebagai fungsi teknis
Vegetasi yang berfungsi melindungi bangunan dari pengaruh iklim yang berlebihan.
Vegetasi sebagai fungsi pendukung Vegetasi yang berfungsi sebagai pengarah jalan dan juga sebagai
batas pandang.
Tanaman hias
Sifat dan fungsinya : sebagai penambah faktor estetika pada bangunan, dapat menyerap sinar matahari dan sebagai pengarah jalan pohon palm,
cemara, bunga-bungaan.
Tanaman peneduh
Sifat dan fungsinya : sebagai penghalang pandangan, pereduksi panas dan juga sebagai peneduh dengan karakteristik berdaun lebat.pinus, cemara,
hibiscus.
Tanaman penutup tanahground cover
Sifat dan fungsinya : sebagai penutup tanah ruang luar, berkesan hijau dan sejuk, mudah tumbuh dan tahan terhadap cuaca kering carpet grass, zaysia,
begonia, bougenville.
5.9 Konsep Estetika Bangunan Dengan Pendekatan Arsitektur Lamin
Konsep Berau Youth Center dengan pendekatan Arsitektur Lamin dibatasi pada pengolahan visualisasi bentuk bangunan eksterior. Konsep bentuk dasar
bangunan menggunakan bentuk rumah panggung suku dayak. Arsitektur Lamin
83 dapat dilihat dari pengaplikasian ukiran khas suku Dayak sebagai ornamen pada
bangunan.
5.9.1 Konsep Bentuk Dasar Bangunan
Konsep bentuk dasar bangunan Berau Youth Center mengacu pada bentuk dasar rumah Laminyaitu bentukan yang linear, terdiri dari ruang-ruang
persegi panjang yang saling berhubungan.Bentuk persegi panjang inilah yang akan dijadikan konsep bentuk dasar bangunan.
Gambar 5.18 Konsep Bentuk Dasar Bangunan Sumber: analisis penulis. 2011
5.9.2 Konsep tampilan eksterior
a. Tampak
Tampak dari bangunan mengacu pada bentuk Lamin suku Dayak Kenyah dengan beberapa penambahan dibeberapa bentukan. Bentukan yang
diterapkan didalam rancangan adalah bentuk yang menarik. Agar main entrance memberikan kesan yang ramah, diletakkan ornamen
Keleubet yaitu perisai khas suku Dayak dan ukiran Dayak yang biasa Menhiasi dinding luar ruamh Lamin.Agar terlihat seperti rumah panggung
maka lantai paling atas di buat lebih menjorok keluar dari lantai dibawahnya.
Persegi Panjang menjadi konsep bentuk dasar
bangunan
84 Gambar 5.19 Konsep tampak
Sumber: analisis penulis. 2011
b. Atap
Bentuk atap mengacu pada bentuk asli dari lamin, lengkap dengan ornamen atap berupa ukiran dayak kenyah. Motif ukiran naga diletakkan pada sisi
sudut atap kiri dan kanan sedangkan untuk bagian tengah atap bermotif manusia, burung Enggang dan harimau. Bahan yang diaplikasikan pada atap
berbeda dengan atap rumah lamin yang menggunakan sirap, pada bangunan akan diaplikasikan atap multiroof.
Gambar 5.20 Konsep Atap Sumber: analisis penulis. 2011
c. Dinding
Pada dinding Lamin dihias dengan ukiran. Biasanya Lamin yang dipenuhi dengan ukiran yang indah dihuni oleh bangsawan dan kepala adat. Tetapi
85 ukiran ini disini digunakan untuk
menujukkan keterbukaan
dan pesamaan derajat.
Gambar 5.21 Konsep Dinding Sumber: analisis penulis. 2011
d. Kolom
Bentukan kolom akan diberi ukiran khas dayak seperti pada rumah Lamin pada umumnya.
Gambar 5.22 Konsep Kolom Sumber: analisis penulis. 2011
e. Tugu Blawing
Blawing selalu ada pada Halaman Lamin untuk menujukkan keindahan sebuah Lamin sebagai tanda maupun tugu berdirinya sebuah Lamin. Tugu
ini akan diterapkan kedalam rancangan rancangan sebagai Gapura Selamat datang datang.
86 Gambar 5.23Gapura selamat datang
Sumber: analisis penulis. 2011
5.9.3 Analisa dan Konsep Interior Bangunan
Analisa Pendekatan
Dasar pertimbangan : Karakter masing-masing ruang.
Suasana yang ingin ditampilkan. Luasan tiap ruang.
Pemakaian bahan dalam ruang. Pemilihan ruang untuk masing-masing ruang.
Bentuk interior pada bangunan akan sangat berpengaruh pada suasana yang ingin ditampilkan. Tujuan yang ingin dicapai adalah memberi suasana
yang nyaman bagi pengunjung. Factor-faktor yang berpengaruh terhadap interior bangunan adalah :
a. Warna, yang dapat memberikan efek psikologi terhadap suasana yang diinginkan. Penerapan pada lantai, dinding, plafon, furniture, ornament
dan lainnya.
87 Tabel 5.16 Karakter Psikologis warna
Warna Karakter
merah Menggairahkan memacu ekspresi,kuat, menonjol
biru Tentram, nyaman, damai, bersih
putih Riang, netral, bercahaya, mengandung harapan, ringan
kuning Menghibur, gembira
hijau Alami, sehat, pembaharuan
orange Energi, keseimbangan, harapan
Sumber : Tugas akhir Titto Wijawa b. Elemen ruangan, sebagai penambah daya tarik dan kelengkapan ruangan
diantaranya lantai, furniture, kusen pintu dan jendela, serta tata cahaya dan sebagainya.
Konsep perencanaan
a. Warna Konsep warna disesuaikan dengan fungsi karakter ruang, secara global
menggunakan warna dasar putih yang memiliki karakter bersih dan luas. b. Lantai
Area parkir kendaraan menggunakan material keramik dengan tekstur kasar.
Area umum menggunakan material keramik dengan pemberian motif- motif agar lebih terlihat atraktif.
Area private seperti kantor pengelola, studio menggunakan material keramik berwarna putih.
c. Dinding Padadinding lamin akan dihias dengan ukiran tradisional untuk
memperkuat karakter arsitektur Lamin. d. Plafond
88 Perbedaan ketinggian plafond yang diberi efek lampu sehingga
terkesan seperti melayang.
5.10 Pendekatan Struktur
Analisa pendekatan
Lamin Suku Dayak tidak jauh dengan berbeda dengan Lamin Dayak lainnya, hanya perbedaanya pada meriahnya ukiran yang menghiasi Lamin
tersebut dengan ornamen yang khasn dan dinamis. Lamin umumnya menggunakan kayu Ulin sebagai bahan kolom karena sangat kuat dan tahan
terhadap kondisi cuaca apapun. Selain itu pada dinding biasanya menggunakan kayu meranti atau kayu kapur.Sedangkan pada atap terbuat dari sirap
kayu.Tiang-tiang lamin ditanamkan kedalam tahan hingga mencapai 2 meter dari permukaan tanah.
Pendekatan struktur
Pada bangunan nantinya direncanakan akan mirip dengan struktur pada rumah Lamin akan tetapi bahan yang digunakan akan berbeda untuk
menyesuaikan kebutuhan luasan ruang yang diperlukan untuk mewadahi suatu fingsi kegiatan.
Sedangkan untuk bangunan yang membutuhkan luasan ruang yg cukup luas strukturnya seperti auditorium dan exbition hall akan menerapkan sistem
struktur bangunan bentang panjang modern.
5.11 Analisa dan Konsep Utilitas