ANALISIS PENDEKATAN DAN KONSEP PERENCANAAN DAN BERAU YOUTH CENTER SEBAGAI SARANA SOSIALISASI DAN PENYALURAN BAKAT BAGI REMAJA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR LAMIN.

(1)

48

BAB V

ANALISIS PENDEKATAN DAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5.1 Analisa Site

5.1.1 Alternatif 1

Terletak di Jl. Raya Rinding, lokasi alternatif 1 dengan pertimbangan : 1. Masih Termasuk dalam Wilayah WP 4 Sebagai Wilayah untuk

Karakteristik Kawasan Olahraga, Rekreasi dan pusat Kawasan Pendidikan.

2. Mudah di jangkau dengan transportasi baik umum maupun pribadi 3. Berada di samping Sungai Segah, dapat mendukung kegiatan

olahraga tradisional air seperti mendayung 4. Dekat dengan Terminal Regional

5. Dekat dengan sebuah fasilitas pendidikan (SMU) 6. Luas site kurang lebih 5 hektar


(2)

49 Gambar 5.1Gambar lokasi alternatif 1

Sumber :RTRK Kota Tanjung Redeb & dokumen Pribadi

5.1.2 Alternatif 2

Lokasi alternatif 2berada di jalan Gatot Subroto dengan pertimbangan : 1. Termasuk dalam Wilayah WP 4 Sebagai Wilayah untuk

Karakteristik Kawasan Olahraga, Rekreasi dan pusat Kawasan Pendidikan.

2. Berada Dekat Dengan Pasar induk dan mudah dicapai.

3. Berada di samping Sungai Segah, dapat mendukung kegiatan olahraga tradisional air seperti mendayung

4. Lokasi masih berupa persawahan dan hutan 5. Luas Lokasi Sekitar 5 hektar


(3)

50 Gambar 5.2.gambar lokasi alternatif 2

Sumber :RTRK Kota Tanjung Redeb & dokumen Pribadi

5.1.3 Alternatif 3

Lokasi alternatif 3berada di jalan Raya Rinding dengan pertimbangan : 1. Termasuk dalam Wilayah WP 4 Sebagai Wilayah untuk

Karakteristik Kawasan Olahraga, Rekreasi dan pusat Kawasan Pendidikan.

2. Berada Dekat Dengan Bandara Kalimarau

3. Berada di samping Sungai Segah, dapat mendukung kegiatan olahraga tradisional air seperti mendayung

4. Lokasi sekarang masih berupa lahan terbuka dan persawahan 5. Luas Lokasi Sekitar 5 hektar


(4)

51 Gambar 5.3.gambar lokasi alternatif 3

Sumber :RTRK Kota Tanjung Redeb & dokumen Pribadi

5.2Pemilihan site

5.2.1 Analisa Pemilihan site

Sesuai dengan fingsi utama yang akan diwadahi dalam bangunan yaitu sebagai bangunan saran sosialisasi dan penyaluran bakat bagi remaja, maka pemilihan site yang akan digunakan untuk bangunan Berau Youth Center

harus mempertimbangkan peraturan tata kota Tanjung Redeb sesuai dengan bagian wilayah yang sesuai dengan fungsi bangunan.

Sebagai pertimbangan lanjutan dalam pemilihan site yaitu dengan memperhatikan beberapa pertimbangan yang berhubungan dari segi kendala dan potensi site yang akan ditempati dan harus memiliki akses yang mudah dicapai. Mempertimbangkan kondisi lingkungan site yang sesuai untuk didirikan bangunan tersebut. Lahan yang dipilih juga harus


(5)

52 memiliki cakupan yang luas sehingga dapat menampung berbagai aktivitas yang dilakukan di dalam bangunan.

Alternatif site 1 berada di Jl. Raya Rinding dengan sarana tranfortasi yang memadai ,berada dekat dengan terminal Regional dan dekat dengan SMU N 1 Rinding. Alternatif site 2 berada di JL.Gatot Subroto berada dekat dengan Pasar induk dgn saran transportasi yang memadai.Sedangkan alternatife site 3 berada di Jl. Raya Rinding juga tetapi lebih dekat dengan bandara Kalimarau dan sarana transportasi yang memadai karena berada dijalur transportasi darat regional.

Setelah mengetahui dari 3 alternatif site yang akan digunakan sebagai Berau Youth Center dengan penyesuaian RTRK Kota Tanjung Redeb tahun 2008, maka alternatif lokasi yang sudah ada dianalisis agar mendapatkan lokasi yang sesuai dengan pembanguan Berau Youth Center. Analisa site menggunakan sistem tabel, sehingga dapat menunjukkan penilaian potensi-potensi yang ada dari 3 alternatif site.

Tabel 5.1 Hasil Analisa Site

No Kriteria Alternatif 1

(JL. Raya Rinding)

Alternatif 2 (Jl. Gatot

Subroto)

Alternatif 3 (Jl. Raya Rinding)

1. Tata Guna Lahan 3 3 3

2. Fungsi kawasan 3 3 3

3. Terletak pada jalan

arteri 3 2 3

4. Sarana Transportasi 3 2 3

5. Ketersediaan lahan 3 3 3

6. Keterdekatan dengan fasilitas pendukung

3 3 3

7. Ekspose bangunan 3 2 3

8. Kedekatan dengan sungai


(6)

53

Jumlah 24 21 23

Sumber : Analisa Penulis, 2011 Keterangan Pemilihan Bobot :

1. Tata guna lahan sebagai Berau Youth Center yang terletak di fasilitas pendidikan dan pariwisata , dengan kriteria bobot :

Nilai 1 = tidak mendukung Nilai 2 = kurang mendukung Nilai 3 = mendukung

2. Fungsi kawasan menurut ketentuan RTRK Kota Tanjung Redeb2008, dengan kriteria bobot :

Nilai 1 = tidak sesuai dengan pengembangan tata ruang kotaTanjung Redeb sebagai kegiatan pendidikan dan pariwisata.

Nilai 2 = kurang dengan pengembangan tata ruang kotaTanjung Redeb sebagai kegiatan pendidikan dan pariwisata.

Nilai 3 = sesuai dengan pengembangan tata ruang kota Tanjung Redeb sebagai kegiatan pendidikan dan pariwisata.

3. Ketersediaan infrastruktur berupa jalan arteri (jalan utama) yang menunjang keberadaan bangunan, dengan kriteria bobot :

Nilai 1 = tidak memadai Nilai 2 = kurang memadai Nilai 3 = memadai

4. Kemudahan pencapaian terhadap lokasi dengan spesifikasi :

Memiliki jalur transportasi umum dalam dan luar kota, dengan kriteria bobot :

Nilai 1 = tidak memiliki jalur transportasi umum dalam dan luar kota Nilai 2 = hanya memiliki jalur transportasi umum dalam kota


(7)

54 5. Ketersediaan lahan yang cukup luas dan cukup untuk menampung berbagai ruang dan aktivitas yang menunjang fungsi-fungsi di dalamnya, dengan kriteria bobot :

Nilai 1 = kurang luas Nilai 2 = cukup luas Nilai 3 = luas

6. Ketersediaan infrastruktur berupa fasilitas publik sebagai fasilitas pendukung, dengan kriteria bobot :

Nilai 1 = tidak memadai Nilai 2 = kurang memadai Nilai 3 = memadai

7. Ketersediaan infrastruktur berupa jalan arteri (jalan utama) yang menunjang keberadaan bangunan, dengan kriteria bobot :

Nilai 1 = tidak memadai Nilai 2 = kurang memadai Nilai 3 = memadai

8. Fasade bangunan di sekitar lokasi yang mendukung fasade bangunan, dengan kriteria bobot :

Nilai 1 = tidak mendukung Nilai 2 = kurang mendukung Nilai 3 = mendukung

9. Site berada dekat dengan sungai untuk mendukung olahraga air seperti Mendayung.

Nilai 1 = berada langsung di pinggir sungai

Nilai 2 = berada dekat tapi tidak langsung dengan sungai Nilai 3 = berada jauh dari sungai

Berdasarkan analisa di atas maka site yang paling tepat untuk dibangun suatu fasilitas Berau Youth Center yaitu site yang berada di Jl.. Dalam RTRK kota Tanjung Redeb 2008 kawasan tersebut berada dalam


(8)

55 bagian wilayah kota yang diperuntukkan bagi fasilitas pendidikan dan rekreasi.

5.2.2 Site Terpilih a. Lokasi

Lokasi berada di JL. Raya Rinding yang merupakan jalan arteri penghubung bagi transportasi darat luar kota yang menghubungkan antara kabupaten Berau dengan ibukota Samarinda. Selain itu site ini berada diantara terminal regional dan Bandara kalimarau sehingga menjadi lokasi yang sangat strategis. Dengan adanya potensi ini bangunan Berau Youth Center diharapkan dapat memenuhi segala fungsi dan aktivitas yang ada di dalamnya.

Gambar 5.4Gambar lokasi Site Terpilih Sumber :RTRK Kota Tanjung Redeb

b. Kondisi Site

Site Berada di JL. Raya Rinding dan berbatasan dengan : Utara : Sungai Segah

Selatan : JL. Raya Rinding Lokasi Site Terpilih


(9)

56 Timur : Jalan kampung pemukiman

Barat : SPBU Rinding

Gambar 5.5Foto Udara Lokasi Site Sumber :www.googlemaps.com , 2011

5.3Analisa dan Konsep Ruang

5.3.1 Analisa Jumlah Pengguna Bangunan A. Pengunjung

Berau Youth Center berskala nasional.Pengunjung Berau Youth Centeradalah remaja Berusia 15-21 tahun, yang berjumlah 29.328 orang.Di asumsikan 40% nya setiap minggunya berkunjung ke BYC. Berarti, jumlah remaja yang berkunjung setiap harinya adalah :(29.328 x 40%) ÷ 7 = 1676 orang

Sedangkan pengunjung non remaja diasumsikan 15% dari jumlah pengunjung remaja :1676 x 15% = 252 orang

Maka asumsi Jumlah total Pengunjung baik dari kalangan remaja maupun kalangan non remaja yang diasumsikan adalah :1676 + 252 = 1928 orang.


(10)

57

B. Pengelola

Jumlah pengelola dihitung berdasarkan struktur organisasi Berau

Youth Center ditambah dengan asumsi jumlah staff tiap-tiap bagian pengelolaan, dari hasil perhitungan didapat jumlah pengelola pada BYCadalah :62 orang.

Tabel 5.2Asumsi Jumlah Pengelola BYC

Pengelola umum 20

Pengelola kegiatan pendidikan 28 Pengelola pusat informasi 5 Pengelola kegiatan servis 9

Jumlah 62

Sumber : Analisa Penulis, 2011

Maka jumlah total pengguna bangunan Berau Youth Center adalah : 1928 + 62 = 1990 orang

5.3.2 Analisa Pendekatan Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang

Dasar pertimbangan

1) Pola kegiatan dan macam kegiatan

Dari pola dan macam kegiatan akan diketahui suatu tuntutan kebutuhan ruang yang diperlukan bagi pelaku kegiatan.

2) Standart besaran ruang sebagai dasar perhitungan

 Neufert Architect Data, Ernst Neufert jilid 1 dan 2 (N)  Perhitungan Asumsi (A)

3) Standart besaran flow gerak (Data Arsitek, 1996)  10%-20% untuk kebutuhan keleluasaan sirkulasi  20%-30% untuk kebutuhan kenyamanan fisik  30%-40% untuk kenyamanan psikologis


(11)

58

5.4Pola Kegiatan dan Kebutuhan Ruang

Tabel 5.3 Pola Kegiatan dan Kebutuhan Ruang

Jenis

Kegiatan Pengguna Aktivitas Kebutuhan Ruang

Pengelola Direktur Rapat R. Rapat

Menerima Tamu R. Tamu Kerja/ Aktivitas Rutin R. Direktur

Sholat Mushola

Buang Air Toilet

Sekertaris Rapat R. Rapat

Kerja/ Aktivitas Rutin R. Sekertaris Dokumentasi R. Arsip

Sholat Mushola

Buang Air Toilet

Bendahara Rapat R. Rapat

Kerja/ Aktivitas Rutin R. Bendahara

Sholat Mushola

Buang Air Toilet

Staf Informasi Memberikan Informasi R. informasi Pendaftaran Loket Pendaftaran

Sholat Mushola

Buang Air Toilet

Staf Pengajar Mengajar R. Kelas / Studio

Konseling R. konseling

Ganti pakaian dan Menyimpan Barang

R. Locker

Istirahat R. Pengajar

Sholat Mushola

Buang Air Toilet

Staf Teknis Mengatur Elekrikal dan mechanical

R. Resevoir dan pompa air Melakukan

Mainterance

R. AHU R. MEE R. Genset Penyimpanan Barang Gudang


(12)

59 R. kerja

Sholat Mushola

Buang Air Toilet

Staf Pemeliharaan Memelihara Gedung Gudang Membersihkan R. Kebersihan

R. sampah Mengganti Pakaian dan

meyimpan barang

R. Ganti + locker Menyiapkan Makanan

dan minuman

Dapur dan Pantri

Sholat Mushola

Buang Air Toilet

Staf Keamanan Menjaga Keamanan Pos Keamanan

Sholat Mushola

Buang Air Toilet

Pelayanan Pelajar/ Remaja Menyimpan kendaraan Tempat Parkir Olahraga Mendayung Sungai

Menyimpan perahu Garasi Perahu

Menyumpit Area Menyumpit

Bermain Gasing Area Gasing

Bermain Sepak Takrau Lapangan Sepak Takrau

Bermain Behadang Area Permainan Behadang

Bermain Tambi Area Bermain Tambi Belajar Tari Tradisonal Studio Tari

Belajar Seni Ukir Studio Ukir Olah Vokal Studio Vokal Belajar seni musik

Tradisional

Studio Musik Belajar Seni Lukis Studio Gambar Belajar Seni Peran Studio Peran Bimbingan Belajar Kelas


(13)

60 Membaca Buku dan

Internet

Perpustakaan + internet Pentas Seni Panggung Terbuka Seminar dan Diskusi Auditorium

Bersantai / istirahat Cafe & Food court Menyimpan Alat-alat

Permainan dan alat Olahraga

R. Peyimpanan

Menonton pameran Exbition hall

Sholat Mushola

Buang Air Toilet

Pengunjung Menyimpan Kendaraan Tempat Parkir Membaca buku Perpustakaan Menonton Pertunjukan Panggung Terbuka Melihat Seminar dan

Diskusi

Auditorium Berwisata kuliner Food court & cafe Membeli souvenir Toko Souvenir Menonton pameran Exbition hall

Sholat Mushola

Buang Air Toilet

Sumber : Analisa Penulis, 2011

5.5Konsep Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang 5.5.1 Kegiatan Utama

A.Pengelola

Tabel 5.4 Pola Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Pengelola

Kebutuhan Ruang Kapasitas Standart Sumber Luas

(m2) Flow

Total (m2)

Lobby 100 orang 0.8 m2/org N 80 15% 92

R. Informasi Asumsi : meja info : 1 buah, kursi : 2 buah


(14)

61

R. Rapat 25 orang 2.5 m2/org N 62.5 62.5

R. Direktur 1 orang 30 m2/org N 30 30

R. Tamu 3 m2 x4 m2 A 12 12

R. Sekertaris 1 orang 12 m2/org A 12 12

R. Arsip 3x3 m A 9 9

R. Fotocopy 1 unit 3x3 m A 9 9

Dapur & pantri 3x3m A 9 9

Gudang 3x3 m A 9 9

Toilet 6 orang 5.5x 3 m N 16.5 16.5

Total 240 Sumber : Analisa Penulis, 2011

B.Pendidikan

Tabel 5.5 Pola Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Pendidikan

Kebutuhan Ruang Kapasitas Standart Sumber Luas

(m2) Flow

Total (m2)

lobby 20 orang 0.8 m2/org N 36 36

Studio Tari 20 orang 6 m2/org N 120 120

Studio Vokal 10 orang 2.5m2/org N 25 25

Studio Musik 20 orang 8 m2/org N 160 160

Studio Peran 20 orang 6 m2/org N 120 120

Studio Ukir 20 orang 8 m2/org N 160 160

R. Kelas 2x 20 orang 2.5 m2/org A 50 100

R. Konseling 2 orang 2.5 m2/org A 5 25

Perpustakaan 100 orang 100 m2

N 100 100

Gudang 3x3 m A 9 9

Kantin 7x6 m A 42 42

Toilet 10 orang 30 m2 N 30 30

Total 927 Sumber : Analisa Penulis, 2011


(15)

62 C.Arena Olahraga Dan Permainan

Tabel 5.6 Pola Kegiatan dan Kebutuhan Arena olahraga & permainan

Kebutuhan Ruang Kapasitas Standart Sumber

Luas

(m2) Flow

Total (m2)

R. tiket 3 orang 1.2 m2/org N 3.6 3.6

Arena Menyumpit 25x5 A 125 125

Arena permainan Gasing

10x10 A 100 100

Arena Permainan Behadang

9x4 A 36 36

Arena Permainan Tambi

Lingkaran diameter 4m

A 50.2 50.2

Lapangan Sepak Takrau

13,5x6,1 A 82.3 82.3

R. Garasi Perahu

1,5x20 (4 perahu)

30

m2/perahu A 120 120

Total 442.1 Jumlah 2 unit 885 Sumber : Analisa Penulis, 2011

D.Panggung Terbuka

Tabel 5.7 Pola Kegiatan dan Kebutuhan Panggung Terbuka

Kebutuhan Ruang Kapasitas Standart Sumber Luas

(m2) Flow

Total (m2)

Panggung A 100 100

Tribun Penonton 600 orang 0.5 m2/org N 300 20% 360

R. Rersiapan A 16 16

R. Alat A 15 15

Total 491 Sumber : Analisa Penulis, 2011


(16)

63 E.Auditorium

Tabel 5.8 Pola Kegiatan dan Kebutuhan RuangAuditorium

Kebutuhan Ruang Kapasitas Standart Sumber Luas

(m2) Flow

Total (m2)

R. Seminar& diskusi 100 orang 0.8 m2/org N 80 80

Stage/panggung 2.5x8 m A 20 20

R. persiapan A 16 16

R. audio A 12 12

Toilet 10 orang 30 m2 N 30 30

Total 158 Sumber : Analisa Penulis, 2011

F. Exbition hall

Tabel 5.9 Pola Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Exbition hall

Kebutuhan Ruang Kapasitas Standart Sumber Luas

(m2) Flow

Total (m2)

Exbition hall 800 0.5 m2/org N 400 400

R. Alat A 15 15

Gudang 3x5 m A 15 15

Toilet 10 orang 30 m2 N 30 30

Total 460 Sumber : Analisa Penulis, 2011

G.Service dan Pelayanan

Tabel 5.10 Pola Kegiatan dan Kebutuhan Arena olahraga & permainan

Kebutuhan Ruang Kapasitas Standart Sumber Luas (m2)

Flo w

Tota l (m2)

R. tiket parkir 2 ruang 4 m2/ruang A 8 8


(17)

64

Gudang & loker A 20 20% 24

Pos satpam 2 buah 4 m2/bh N 8 8

R. MEE A 40 40

R. genset 6x6 m N 36 36

R. AHU A 40 40

Reservoir A 40 40

R. sampah A 20 20

Toilet 4 orang 4x 3 m A 12 12

Total 240 Sumber : Analisa Penulis, 2011

5.5.2 Kegiatan Penunjang

A. Toko souvenir &

Tabel 5.11 Pola Kegiatan dan Kebutuhan ruang toko Souvenir

Kebutuhan Ruang Kapasitas Standart Sumber Luas

(m2) Flow

Total (m2)

kasir 2 orang 3x3 m A 9 9

R. penitipan 4x4 m A 16 16

Rak Souvenir 150 m2 A 150 150

Gudang 24 m2 A 24 24

Loker 10 orang 0.5 m2/org N 5 20% 6

Toilet 10 orang 30 m2 N 30 30

Total 237 Sumber : Analisa Penulis, 2011

B. Kafe Tradisional

Tabel 5.12 Pola Kegiatan dan Kebutuhan Ruang kafe

Kebutuhan Ruang

Kapasitas Standart Sumber Luas (m2)

Flow Total (m2)

kasir 2 orang 3x3 m A 9 9

R. makan 100 orang 5.75 m2/4 org

N 144 15% 164


(18)

65

Gudang 24 m2 A 24 24

Toilet 10 orang 30 m2 N 30 30

Total 269

Jumlah unit 2 buah 538 Sumber : Analisa Penulis, 2011

C. Mushola

Tabel 5.13 Pola Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Mushola

Kebutuhan

Ruang Kapasitas Standart Sumber

Luas

(m2) Flow

Total (m2)

R. ibadah 40 orang 1.6 m2/org N 64 64

T. wudhu 10% r.

ibadah N 6.4 6.4

R. Sound 12 m2/unit A 12 12

Toilet 10 orang 30 m2 N 30 30

Total 115 Sumber : Analisa Penulis, 2011

D. Kebutuhan Parkir

Tabel 5.14 Pola Kegiatan dan Kebutuhan Parkir

Kebutuhan

Ruang Kapasitas Standart Sumber

Luas

(m2) Flow

Total (m2)

Parkir pengunjung 2000 orang asumsi 50% mobil (4 orang/mobil) 50% motor (2

orang/motor)

22.5 m2/mobil 1.5 m2/motor

N 5625

750

5625

750 Parkir pengelola

dan penyewa

62 orang asumsi 50% mobil (4 orang/mobil) 50 % motor (2

orang/motor)

22.5 m2/mobil 1.5 m2/mobil

N 174.3

23.5

174.3 23.5


(19)

66 Sumber : Analisa Penulis, 2011

5.5.3 Rekapitulasi Besaran Ruang

Tabel 5.15Rekapitulasi Besaran Ruang

Kelompok Kegiatan Luas Ruang

(M2)

Jumlah Unit

Luas Total (M2) KEGIATAN UTAMA

a. Pengelola b. Pendidikan

c. Area Olahraga Dan Permainan d. Panggung Terbuka

e. Auditorium f. Exbition hall

g. Service dan Pelayanan

KEGIATAN PENUNJANG

a. Toko souvenir b. Cafe c. Mushola 240 927 442.1 491 158 460 240 237 269 115 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 240 927 885 491 158 460 240 237 538 115

TOTAL LUAS RUANG 4940

TOTAL LUAS PARKIR 6573

TOTAL LUAS

KESELURUHANBANGUNAN

11.513

Sumber : Analisa Penulis, 2011

5.5.4 Perhitungan Jumlah Lantai

Berdasarkan RUTRK kota Tanjung Redeb tentang peraturan bangunan, maka jumlah lantai dapat diketahui sebagai berikut :

Building Coverage (BC) : 60%

Luas Site : 50.000 m2

Luas maksimal lahan terbangun : 0.6 x 50.000 = 30.000 m2


(20)

67 Jumlah lantai minimal PSA : 11.513 /30.000 = 1 lt

5.6Pola Hubungan Makro

5.7Organisasi Ruang

A. Pengelola

B. Remaja

Parkir

Pengelola

Bangunan Pendidikan

Panggung terbuka

Auditorium

Exbition Hall

Toko Souvenir

Cafe

Mushola

Servis


(21)

68 C. Servis

5.8Analisa dan Konsep Site

5.8.1Analisa dan Konsep Sirkulasi Eksternal Analisa Pendekatan

Tujuan : mengetahui pola pergerakan lalu lintas di sekitar site sehingga didapatkan konsep sirkulasi eksternal yang maksimal dan efisien.

Dasar pertimbangan

Pola pergerakan lalu lintas di sekitar site Pencapaian terdekat ke lokasi (site)

Kemudahan pengunjung untuk mengakses ke lokasi site

Hall Parkir

Loker

Studio R. Kelas R. Konseling

Arena Permainan

Cafe

Auditorium Panggung

Terbuka Perpustakaan

Toilet Exbition Hall

Masjid Gudang

: Pelatihan : Non Pelatihan

Parkir

Pos Keamanan

Loker & gudang R. Teknisi R. MEE

R. Genset Toilet R. Sampah

Resevoir R. AHU


(22)

69 Jl. Raya Rinding merupakan jalan arteri sekunder dengan jalur dua arah dengan lebar 20m

Jl. Kampung merupakan jalur pemukiman dengan jalur dua arah dengan lebar 8 m

Konsep Perencanaan

Gambar 5.6analisa sirkulasi Eksternal Sumber :analisis Penulis 2011

Secara garis besar konsep sirkulasi eksternal tidak mengubah pola sirkulasi yang sudah ada.

Pemberian tanda penunjuk arah (sign) pada titik simpul jalan apabila terjadi salah jalan dengan tujuan untuk memandu pengunjung untuk mencapai lokasi.

5.8.2Analisa dan Konsep Pencapaian Analisa pendekatan

Tujuan : memperoleh letak pintu masuk utama (main entrance) dan letak pintu untuk kegiatan service (side entrance).

Site Sungai

JL. kampung

JL. Raya Rinding U

Pemukiman SPBU

Hutan Hutan


(23)

70 Dasar pertimbangan :

Main entrance (ME)

Mudah dijangkau oleh kendaraan umum maupun pribadi dan mudah dikenali dari jalur utama.

Menghadap langsung ke arah jalur utama agar mendapatkan nilai ekspos terbesar.

Menyesuaikan dengan arah pergerakan lalu lintas. Jauh dari titik kemacetan.

Side entrance (SE)

Tidak mengganggu main entrance (ME).

Letak side entrance tidak diharuskan melalui jalur utama karena hanya berfungsi sebagai sirkulasi service dan karyawan.

Beberapa macam cara pencapaian ke bangunan menurut Ching (2000 : 231) yaitu :

a. Langsung, yang mengarah langsung ke tempat yang di tuju melalui jalan yang segaris lurus dengan sumbu bangunan sebagai penjelas arah suatu bangunan.

b. Tersamar, pencapaian dengan arah jalan yang diubah untuk memperpanjang urutan pencapaian. Hal ini dapat mempertinggi efek perspektif pada fasade dan bentuk bangunan.

c. Berputar, pencapaian dengan jalan yang berputar, memperpanjang urutan pencapaian dan mempertegas bentuk tiga dimensi suatu bangunan sewaktu bergerak mengelilingi bangunan.

Konsep Perencanaan

Merespon dari pergerakan lalu lintas pada Jl. Kol. Sutarto, ME dan SE dibuat dua agar memudahkan pencapaian ke dalam maupun keluar site.


(24)

71 Memaksimalkan jalur lambat yang terdapat di Jl. Kol. Sutarto dengan tujuan menghindari kemacetan dan juga mempermudah alur kendaraan yang masuk maupun keluar site.

Gambar 5.7Konsep Letak ME dan SE Sumber :analisis Penulis 2011

5.8.3Analisa dan Konsep Penzoningan Analisa pendekatan

Tujuan : untuk mengetahui zona tingkat kebisingan dalam tapak (site) sehingga dapat ditentukan perletakkan zona-zona kegiatan berdasarkan karakter dari kegiatan tersebut.

Dasar pertimbangan :

Kegiatan dalam tapak yang beraneka ragam Kebutuhan kenyamanan dalam berkegiatan

Tingkat kebisingan pada lingkungan sekitar tapak.

Penzoningan secara horizontal didasarkan pada sifat kegiatan, yaitu :

Zona publik, ruang-ruang yang bersifat umum ditempatkan pada zona yang mudah dicapai pengunjung dari pintu masuk.

Site Sungai

JL. kampung

JL. Raya Rinding U

Pemukiman SPBU

Hutan Hutan

Pemukiman

ME


(25)

72 Zona semi publik, ruang-ruang yang membutuhkan privasi lebih sedikit.

Zona private, ruang-ruang yang membutuhkan privasi atau ketenangan yang lebih.

Zona service, ruang-ruang service di letakkan jauh dari zona yang sulit dijangkau oleh para pengunjung, namun tetap mempertimbangkan kemudahan pencapaian bagi pengelolanya. Penzoningan secara vertikal didasarkan pada tingkat kebisingan dari banyaknya kegiatan, yaitu :

Zona bawah, merupakan zona yang memiliki tingkat kebisingan tertinggi karena adanya kegiatan yang melibatkan para pengunjung. Zona transisi, merupakan zona peralihan antara zona bawah dan zona tenang.

Zona atas, zona paling atas dan merupakan zona tenang karena membutuhkan banyak privasi dan ketenangan yang tinggi.

Konsep Perencanaan

Pemisahan antara zona publik, semi publik, dan private ke dalam bentuk penzoningan horizontal dan vertikal.

Zona publik di letakkan di lantai satu dan dua dengan kegiatan olahraga, pameran, pentas seni, diskusi, seminar dan kegiatan penunjang lainnya yang melibatkan pengunjung.

Zona semi publik merupakan area penerimaan, parkir dan open space.

Zona private, merupakan area yang digunakan sebagai fungsi kegiatan utama.

Zona service, merupakan area yang digunakan kegiatan pelayanan maupun perawatan bangunan.


(26)

73 Gambar 5.8Konsep Penzoningan

Sumber :analisis Penulis 2011

5.8.4Analisa dan Konsep Tata Massa Bangunan Analisa pendekatan

Dasar pertimbangan :

Efisiensi dan efektifitas lahan.

Kesesuaian dengan bentuk tapak, konsep orientasi, dan view. Kebutuhan ruang kegiatan yang ditampung.

Intergritas terhadap lingkungan sekitar.

Kondisi bentuk tapak bangunan Berau Youth Center yang tidak berkontur memungkinkan pengaplikasian semua bentuk tata masa dasar dapat diaplikasi.

Sungai

JL. kampung

JL. Raya Rinding U

Pemukiman SPBU

Hutan Hutan

Pemukiman

Publik

semi publik

Privat

servis Area


(27)

74

Konsep Perencanaan

Gambar 5.9Konsep Tata massa Sumber :analisis Penulis 2011

5.8.5Analisa dan Konsep Sirkulasi Internal Analisa pendekatan

Tujuan : memperoleh pola sirkulasi internal yang nyaman dan tidak membingungkan bagi pengguna bangunan serta tidak terjadi crossing antara jalur sirkulasi pengunjung dan jalur sirkulasi service.

Dasar pertimbangan :

Kelancaran, kenyamanan dan keamanan.

Pemisahan jalur sirkulasi pengunjung dan jalur sirkulasi service.

Konsep Perencanaan

Penambahan area parkir di luar gedung (fast parking) selain parkir di dalam basement.

Pemisahan area sirkulasi antara sirkulasi pengunjung dan sirkulasi service.

Pemukiman SPBU

Massa 1

Hutan Hutan

Pemukiman Sungai

U

Massa 2 Area Terbuka

Arena Permainan

Massa 3


(28)

75 Perletakan area bongkar muat barang diletakkan di area sirkulasi service dengan tujuan efisiensi tapak.

Gambar 5.10Konsep Sirkulasi Internal Sumber :analisis Penulis 2011

5.8.6Analisa dan Konsep Orientasi Bangunan Analisa pendekatan

Tujuan : menentukan arah orientasi bangunan agar didapatkan nilai view yang optimal sehingga dapat menjadikan bangunan sebagai daya tarik bagi para pengunjung dan pengguna jalan.

Dasar pertimbangan :

Orientasi bangunan diarahkan keseluruh arah yang strategis yang memudahkan pengenalan dan menangkap massa.

Sebagai focal point pada awal ruas jalan.

Site Sungai

JL. kampung

JL. Raya Rinding U

Pemukiman SPBU

Hutan Hutan

Pemukiman

Drop In Sirkulasi Pengunjung

Bongkar Muat Barang Sirkulasi Servis Dan Karyawan, Sirkulasi Pelatihan


(29)

76 Letak ME dan SE.

Orientasi tertinggi dapat dilihat dari arah Jl. Raya Rinding

Konsep Perencanaan

Secara garis besar, orientasi utama bangunan diarahkan ke Jl. Raya Rinding dan Sungai segahuntuk alternative orientasi bangunan jika dilihat dari Sungai Segah.

Gambar 5.11Konsep Orientasi Sumber :analisis Penulis 2011

5.8.7Analisa dan Konsep View Analisa pendekatan

Tujuan : mendapatkan arah pandang (view) yang terbaik, baik view dari dalam keluar atau dari luar ke dalam sehingga dapat menjadikan point of interest kawasan.

Dasar pertimbangan : View dari dalam site View dari luar site

Site Sungai

JL. kampung

JL. Raya Rinding U

Pemukiman SPBU

Hutan Hutan


(30)

77 Situasi lingkungan sekitar site

Gambar 5.12analisa View Sumber :analisis Penulis 2011

Konsep Perencanaan

View keluar bangunan merespon tuntutan dari analisa konsep yaitu ke arah jalan arteri dan ke arah sungai sehingga diharapkan nilai ekspose bangunan dapat menarik perhatian pengunjung.

Pada bagian belakang diberikan pagar pembatas antara tapak bangunan dengan permukiman dan juga sebagai batas site.

Site Sungai

JL. kampung

JL. Raya Rinding U

Pemukiman SPBU

Hutan Hutan


(31)

78 Gambar 5.13Konsep View

Sumber :analisis Penulis 2011

5.8.8Analisa dan Konsep Kebisingan Analisa pendekatan

Tujuan : mereduksi tingkat kebisingan yang berasal dari luar site dengan tujuan mendapatkan kenyamanan dalam berkegiatan di dalam bangunan. Dasar pertimbangan :

Sumber bunyi yang berasal dari luar site dan dalam Site Intergritas terhadap konsep view.

Site Sungai

JL. kampung

JL. Raya Rinding U

Pemukiman SPBU

Hutan Hutan


(32)

79 Gambar 5.14 Analisa kebisingan

Sumber :analisis Penulis 2011

Konsep Perencanaan

Gambar 5.15Konsep Kebisingan Sumber :analisis Penulis 2011

Site Sungai

tingkat Kebisigan berasal dari kendaraan

bermotor U

SPBU

tingkat Kebisigan jg berasal dari kendaraan air yang bermotor

Site Sungai

JL. kampung

JL. Raya Rinding U

Pemukiman SPBU

Hutan Hutan


(33)

80

5.8.9Analisa dan Konsep Klimatologi Analisa pendekatan

Tujuan : bagaimana memanfaatkan potensi alam (iklim) guna menunjang kegiatan dalam bangunan dan juga sebagai upaya mendukung konsep green building.

Dasar pertimbangan : Arah edar matahari. Arah edar tiupan angina. Curah hujan

Gambar 5.16Analisa Klimatalogi Sumber :analisis Penulis 2011

Site Sungai

JL. kampung

JL. Raya Rinding U SPBU


(34)

81

Konsep Perencanaan

Gambar 5.17Konsep iklim Sumber: analisis penulis. 2011

Penggunaan sun shading sebagai pereduksi sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan.

Penggunaan over hang pada bangunan dengan tujuan mengurangi tampiasan air hujan. Selokan berfungsi mengalirkan air hujan ke riol. Penggunaan vegetasi sebagai upaya membelokkan arah angin dengan tujuan mengurangi beban angin pada bangunan dan juga sebagai upaya memberikan kenyamanan dalam berkegiatan di dalam bangunan.

5.8.10 Analisadan Konsep Lanscape Analisa pendekatan

Tujuan : menentukan jenis vegetasi dan menempatkan vegetasi sesuai dengan fungsinya agar tercipta nilai estetika pada bangunan.


(35)

82 Dasar pertimbangan :

Vegetasi sebagai fungsi estetis

Vegetasi yang mampu memberikan nilai tersendiri sebagai vegetasi yang dapat memberikan keindahan.

Vegetasi sebagai fungsi teknis

Vegetasi yang berfungsi melindungi bangunan dari pengaruh iklim yang berlebihan.

Vegetasi sebagai fungsi pendukung

Vegetasi yang berfungsi sebagai pengarah jalan dan juga sebagai batas pandang.

Tanaman hias

Sifat dan fungsinya : sebagai penambah faktor estetika pada bangunan, dapat menyerap sinar matahari dan sebagai pengarah jalan (pohon palm, cemara, bunga-bungaan).

Tanaman peneduh

Sifat dan fungsinya : sebagai penghalang pandangan, pereduksi panas dan juga sebagai peneduh dengan karakteristik berdaun lebat.(pinus, cemara, hibiscus).

Tanaman penutup tanah/ground cover

Sifat dan fungsinya : sebagai penutup tanah ruang luar, berkesan hijau dan sejuk, mudah tumbuh dan tahan terhadap cuaca kering (carpet grass, zaysia, begonia, bougenville).

5.9Konsep Estetika Bangunan Dengan Pendekatan Arsitektur Lamin

Konsep Berau Youth Center dengan pendekatan Arsitektur Lamin dibatasi pada pengolahan visualisasi bentuk bangunan/ eksterior. Konsep bentuk dasar bangunan menggunakan bentuk rumah panggung suku dayak. Arsitektur Lamin


(36)

83 dapat dilihat dari pengaplikasian ukiran khas suku Dayak sebagai ornamen pada bangunan.

5.9.1Konsep Bentuk Dasar Bangunan

Konsep bentuk dasar bangunan Berau Youth Center mengacu pada bentuk dasar rumah Laminyaitu bentukan yang linear, terdiri dari ruang-ruang persegi panjang yang saling berhubungan.Bentuk persegi panjang inilah yang akan dijadikan konsep bentuk dasar bangunan.

Gambar 5.18 Konsep Bentuk Dasar Bangunan Sumber: analisis penulis. 2011

5.9.2Konsep tampilan eksterior a. Tampak

Tampak dari bangunan mengacu pada bentuk Lamin suku Dayak Kenyah dengan beberapa penambahan dibeberapa bentukan. Bentukan yang diterapkan didalam rancangan adalah bentuk yang menarik.

Agar main entrance memberikan kesan yang ramah, diletakkan ornamen

Keleubet yaitu perisai khas suku Dayak dan ukiran Dayak yang biasa Menhiasi dinding luar ruamh Lamin.Agar terlihat seperti rumah panggung maka lantai paling atas di buat lebih menjorok keluar dari lantai dibawahnya.

Persegi Panjang menjadi konsep bentuk dasar bangunan


(37)

84 Gambar 5.19 Konsep tampak

Sumber: analisis penulis. 2011

b. Atap

Bentuk atap mengacu pada bentuk asli dari lamin, lengkap dengan ornamen atap berupa ukiran dayak kenyah. Motif ukiran naga diletakkan pada sisi sudut atap kiri dan kanan sedangkan untuk bagian tengah atap bermotif manusia, burung Enggang dan harimau. Bahan yang diaplikasikan pada atap berbeda dengan atap rumah lamin yang menggunakan sirap, pada bangunan akan diaplikasikan atap multiroof.

Gambar 5.20 Konsep Atap Sumber: analisis penulis. 2011

c. Dinding

Pada dinding Lamin dihias dengan ukiran. Biasanya Lamin yang dipenuhi dengan ukiran yang indah dihuni oleh bangsawan dan kepala adat. Tetapi


(38)

85 ukiran ini disini digunakan untuk

menujukkan keterbukaan dan pesamaan derajat.

Gambar 5.21 Konsep Dinding Sumber: analisis penulis. 2011

d. Kolom

Bentukan kolom akan diberi ukiran khas dayak seperti pada rumah Lamin pada umumnya.

Gambar 5.22 Konsep Kolom Sumber: analisis penulis. 2011

e. Tugu Blawing

Blawing selalu ada pada Halaman Lamin untuk menujukkan keindahan sebuah Lamin sebagai tanda maupun tugu berdirinya sebuah Lamin. Tugu ini akan diterapkan kedalam rancangan rancangan sebagai Gapura Selamat datang datang.


(39)

86 Gambar 5.23Gapura selamat datang

Sumber: analisis penulis. 2011

5.9.3Analisa dan Konsep Interior Bangunan Analisa Pendekatan

Dasar pertimbangan :

Karakter masing-masing ruang. Suasana yang ingin ditampilkan. Luasan tiap ruang.

Pemakaian bahan dalam ruang.

Pemilihan ruang untuk masing-masing ruang.

Bentuk interior pada bangunan akan sangat berpengaruh pada suasana yang ingin ditampilkan. Tujuan yang ingin dicapai adalah memberi suasana yang nyaman bagi pengunjung. Factor-faktor yang berpengaruh terhadap interior bangunan adalah :

a. Warna, yang dapat memberikan efek psikologi terhadap suasana yang diinginkan. Penerapan pada lantai, dinding, plafon, furniture, ornament dan lainnya.


(40)

87 Tabel 5.16 Karakter Psikologis warna

Warna Karakter

merah Menggairahkan (memacu ekspresi),kuat, menonjol biru Tentram, nyaman, damai, bersih

putih Riang, netral, bercahaya, mengandung harapan, ringan kuning Menghibur, gembira

hijau Alami, sehat, pembaharuan orange Energi, keseimbangan, harapan Sumber : Tugas akhir Titto Wijawa

b. Elemen ruangan, sebagai penambah daya tarik dan kelengkapan ruangan diantaranya lantai, furniture, kusen pintu dan jendela, serta tata cahaya dan sebagainya.

Konsep perencanaan

a. Warna

Konsep warna disesuaikan dengan fungsi karakter ruang, secara global menggunakan warna dasar putih yang memiliki karakter bersih dan luas. b. Lantai

Area parkir kendaraan menggunakan material keramik dengan tekstur kasar.

Area umum menggunakan material keramik dengan pemberian motif-motif agar lebih terlihat atraktif.

Area private seperti kantor pengelola, studio menggunakan material keramik berwarna putih.

c. Dinding

Padadinding lamin akan dihias dengan ukiran tradisional untuk memperkuat karakter arsitektur Lamin.


(41)

88 Perbedaan ketinggian plafond yang diberi efek lampu sehingga terkesan seperti melayang.

5.10 Pendekatan Struktur Analisa pendekatan

Lamin Suku Dayak tidak jauh dengan berbeda dengan Lamin Dayak lainnya, hanya perbedaanya pada meriahnya ukiran yang menghiasi Lamin tersebut dengan ornamen yang khasn dan dinamis. Lamin umumnya menggunakan kayu Ulin sebagai bahan kolom karena sangat kuat dan tahan terhadap kondisi cuaca apapun. Selain itu pada dinding biasanya menggunakan kayu meranti atau kayu kapur.Sedangkan pada atap terbuat dari sirap kayu.Tiang-tiang lamin ditanamkan kedalam tahan hingga mencapai 2 meter dari permukaan tanah.

Pendekatan struktur

Pada bangunan nantinya direncanakan akan mirip dengan struktur pada rumah Lamin akan tetapi bahan yang digunakan akan berbeda untuk menyesuaikan kebutuhan luasan ruang yang diperlukan untuk mewadahi suatu fingsi kegiatan.

Sedangkan untuk bangunan yang membutuhkan luasan ruang yg cukup luas strukturnya seperti auditorium dan exbition hall akan menerapkan sistem struktur bangunan bentang panjang modern.

5.11 Analisa dan Konsep Utilitas 5.11.1 Transportasi vertical

Analisa pendekatan

Dasar pertimbangan : Kemudahan pemakai

Efisiensi dan efektifitas dalam penggunaan waktu Estetika


(42)

89 Di dalam transportasi vertical terdapat beberapa bagian dalam penerapannya terhadap bangunan, diantaranya :

a. Elevator (lift)

Merupakan alat transportasi vertical yang digunakan untuk mengangkut manusia maupun barang.

b. Tangga

Tangga adalah sistem transportasi vertical pada bangunan yang mempunyai pijakan dan ketinggian yang dipergunakan untuk mencapai ketinggian tertentu.

Tangga statis ada dua macam, yaitu tangga umum dan tangga darurat. Tangga berjalan, yaitu tangga yang bisa bergerak dengan bantuan mesin. c. Ramp

Adalah jalan melintas miring (8°-10°) untuk gerak manusia pada bangunan kurang dari lima lantai, yang memadukan jarak horizontal dan vertical, dipergunakan untuk mempermudah gerakan melintas pada bangunan umum, agar mudah dalam aksesibilitas.

Fungsi dari ramp adalah :

1. mengurangi kepadatan pengguna.

2. mengangkut dalam jumlah besar dengan cepat dan mudah. Jenis ramp ada dua macam, yaitu :

1. Ramp mekanik, yaitu ramp yang digerakkan oleh mesin 2. Ramp statis, yaitu ramp tanpa bantuan alat penggerak.

Konsep transportasi vertical

Pada bangunan Berau Youth Center ini menggunakan sistem transportasi vertical berupa lift baik diperuntukkan memundahkan pengunjung berpindah tempat dari lantai ke lantai berikutnya dan juga diperuntukkan memudahkan perpindahan barang. Selain sistem transportasi lift, bangunan ini menggunakan sistem transportasi berupa ramp dan tangga.


(43)

90

5.11.2 Sistem air bersih Analisa pendekatan

Dasar pertimbangan :

Standar peraturan plumbing Standar kebutuhan air bersih Sumber air bersih

Sistem pendistribusian Sistem suplai air

Sistem suplai air bersih adalah air bersih yang berasal dari ground reservoir (tangki bawah tanah) dimana airnya disuplai dari PDAM dan sumur pompa.

Sistem distribusi air adalah sistem distribusi down feed (down feed sistem).

Konsep suplai air bersih

Sistem suplai air bersih adalah air bersih berasal dari ground reservoir (tangki bawah tanah) dimana airnya disuplai dari PDAM dan air bawah tanah.


(44)

91 Gambar 5.24Distribusi Air Bersih

Sumber: Azizah, Ronim, TKA 215 Utilitas, 2007

5.11.3 Sistem Drainase Analisa pendekatan

Dasar pertimbangan :

Pembuangan air kotor tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan dan tidak mengurangi keindahan lingkungan.

Jarak dari sumber air bersih dan air kotor tidak kurang dari 10 m.

Konsep drainase

Utilitas air kotor dibedakan menjadi 2, air kotor dalam bangunan yang berasal dari limbah rumah tangga (dapur, KM/WC, dan wastafel). Yang dialirkan melalui saluran shaft yang selanjutnya dialirkan ke luar bangunan.

Air kotor dari luar bangunan yang berasal dari air hujan, dialirkan dari talang menuju selokan ke bak kontrol yang selanjutnya mengalir ke riol kota.

Meteran Air Air sumur Air PAM

Tangki Air Ground Reservoir PAM

Ground Reservoir

Air PAM

Air PAM 2.50


(45)

92

5.11.4 Jaringan Listrik Analisa pendekatan

Sumber aliran listrik pada bangunan berasal dari : Aliran listrik dari PLN.

Aliran listrik dari genset sebagai sumber listrik cadangan.

Konsep jaringan listrik

Sumber tenaga listrik yang digunakan adalah dari PLN dengan generator (genset) sebagai sumber listrik cadangan dalam keadaan darurat. Dalam penggunaannya menggunakan sistem automatic Switch yang berfungsi secara otomatis menghidupkan genset pada waktu listrik yang berasal dari PLN mengalami pemadaman. Sedangkan untuk jaringan listrik yang berhubungan dengan komputer, dilengkapi dengan UPS.

5.11.5 Pencahayaan

Analisa pendekatan

Dasar pertimbangan : Pencahayaan alami

Pencahayaan alami melalui bukaan jendela ataupun atap (sky light). Pencahayaan buatan

Pencahayaan buatan dengan lampu yang penggunaannya sesuai dengan kebutuhan ruang, untuk area pameran pencahayaan buatan dipakai untuk menimbulkan kesan tertentu.

Konsep pencahayaan

Jenis pencahayaan yang digunakan : Fluorescense

Digunakan pada ruang-ruang yang menuntut kuat penerangan tinggi. Sehingga dipilih fluorescence jenis daylight atau white deluxe

dengan berbagai kuat penerangansesuai dengan kebutuhan, seperti koridor, ruang pameran, hall, ruang perpustakaan, café.


(46)

93 Lampu pijar

Digunakan pada ruang-ruang yang menuntut kuat penerangan sedang, seperti lavatory, shaft, sanitor.

Special lighting (spot light, armature arcilite)

Digunakan pada ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan khusus untuk menciptakan suasana khusus, seperti ruang pameran, ruang seminar dan hall.

5.11.6 Sistem Penangkal Petir Analisa pendekatan

Petir merupakan gejala listrik. Bila proses kondensi di angkasa dan udara naik ke atas pada kecepatan angina tertentu akan melahirkan titik-titik air yang bergesekan dan menimbulkan muatan-muatan listrik. Sambaran petir mempunyai kemampuan merusak yang sangat berat dan merugikan bagi obyek-obyek di bumi :

1. Merusak secara mekanik berupa hancurnya bangunan-bangunan tinggi maupun bangunan-bangunan rendah.

2. Meledakkan, membakar dan memanaskan pada tangki minyak atau gas maupun bahan peledak serta kebakaran hutan.

Macam-macam sistem penangkal petir : 1. sistem Franklin (sistem konvensional)

sebuah batang runcing dari bahan cooper spit yang dipasang pada paling atas bangunan, dan dihubungkan dengan batang tembaga menuju elektroda tanah (mencapai permukaan air). Daerah yang dilindungi dari sambaran petir berbentuk segitiga kerucut dengan ujung penyalur petir pada puncaknya. Sistem ini hanya


(47)

94 menggunakan sebuah spit penangkal petir yang dipasang pada tempat tertinggi.

2. sistem Faraday (sangkar faraday)

pada prinsipnya seperti franklin tetapi dibuat memanjang atau berbentuk sangkar sehingga jangkauan lebih luas. Sistem ini dipakai pada bangunan yang mempunyai atap yang luas. Dalam satu bangunan menggunakan lebih dari 4 spit sebagai penangkal petir. 3. sistem Radio Aktif

sistem ini sangat cocok jika digunakan pada bangunan tinggi. Satu bangunan cukup menggunakan sebuah penangkal petir. Alatnya disebut preventor, yang bekerja berdasarkan reaksi netralisasi ion dengan menggunakan bahan radio aktif.

Konsep penangkal petir

Sistem penangkal petir yang digunakan adalah sistem Faraday, yang terdiri dari :

alat penerima setinggi 30cm pada jarak setiap 8 m di atas bangunan. Kawat horizontal dan vertikal menuju tanah.

5.11.7 Sistem Pencegahan Kebakaran Analisa pendekatan

Tujuan adanya sistem pencegahan kebakaran adalah : a. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung.

b. Memberikan proteksi dan peringatan dini terhadap bahaya kebakaran bagi pemakai bangunan.

c. Memberikan sistem penyelamatan yang efektif bila terjadi kebakaran.

d. Melindungi alat-alat maupun barang-barang di dalam bangunan dari bahaya kebakaran.


(48)

95 a. Alat deteksi asap (Smoke Detector)

Mempunyai kepekaan yang tinggi dan akan membunyikan alarm bila terjadi asap di ruang tempat alat itu terpasang.

b. Alat deteksi nyala api (Flame Detector)

Dapat mendeteksi adanya nyala api yang tidak terkendali dengan cara menangkap sinar ultra violet yang dipancarkan nyala api tersebut.

c. Alat deteksi panas (Heat Detector)

Dapat membedakan adanya bahaya kebakaran dengan cara membedakan kenaikan temperatur yang terjadi di ruangan.

Sistem deteksi awal bahaya (Early Warning Fire Detection), yang secara otomatis memberikan alarm bahaya atau langsung mengaktifkan alat pemadam, dibagi atas 2 bagian yaitu sistem otomatis dan sistem semi otomatis. Cara kerja pemadam kebakaran instalasi tetap :

1. Sistem otomatis

2. Sistem Manual

Konsep pemadam kebakaran

Sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran Sistem pengamanan yang digunakan adalah :

Fire alarm sistem Splinker sistem

Api Alat deteksi Panel alarm Sistem start Alat pemadam

aktif

Api Alat

deteksi

Panel alarm

Sistem start

Alat pemadam aktif Manusia


(49)

96 Exhauser

Fire extinghuiser Hydrant


(1)

91 Gambar 5.24Distribusi Air Bersih

Sumber: Azizah, Ronim, TKA 215 Utilitas, 2007 5.11.3 Sistem Drainase

Analisa pendekatan Dasar pertimbangan :

Pembuangan air kotor tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan dan tidak mengurangi keindahan lingkungan.

Jarak dari sumber air bersih dan air kotor tidak kurang dari 10 m. Konsep drainase

Utilitas air kotor dibedakan menjadi 2, air kotor dalam bangunan yang berasal dari limbah rumah tangga (dapur, KM/WC, dan wastafel). Yang dialirkan melalui saluran shaft yang selanjutnya dialirkan ke luar bangunan.

Air kotor dari luar bangunan yang berasal dari air hujan, dialirkan dari talang menuju selokan ke bak kontrol yang selanjutnya mengalir ke riol kota.

Meteran Air Air sumur Air PAM

Tangki Air Ground Reservoir PAM

Ground Reservoir

Air PAM

Air PAM


(2)

92 5.11.4 Jaringan Listrik

Analisa pendekatan

Sumber aliran listrik pada bangunan berasal dari : Aliran listrik dari PLN.

Aliran listrik dari genset sebagai sumber listrik cadangan. Konsep jaringan listrik

Sumber tenaga listrik yang digunakan adalah dari PLN dengan generator (genset) sebagai sumber listrik cadangan dalam keadaan darurat. Dalam penggunaannya menggunakan sistem automatic Switch yang berfungsi secara otomatis menghidupkan genset pada waktu listrik yang berasal dari PLN mengalami pemadaman. Sedangkan untuk jaringan listrik yang berhubungan dengan komputer, dilengkapi dengan UPS.

5.11.5 Pencahayaan

Analisa pendekatan Dasar pertimbangan :

Pencahayaan alami

Pencahayaan alami melalui bukaan jendela ataupun atap (sky light). Pencahayaan buatan

Pencahayaan buatan dengan lampu yang penggunaannya sesuai dengan kebutuhan ruang, untuk area pameran pencahayaan buatan dipakai untuk menimbulkan kesan tertentu.

Konsep pencahayaan

Jenis pencahayaan yang digunakan : Fluorescense

Digunakan pada ruang-ruang yang menuntut kuat penerangan tinggi. Sehingga dipilih fluorescence jenis daylight atau white deluxe

dengan berbagai kuat penerangansesuai dengan kebutuhan, seperti koridor, ruang pameran, hall, ruang perpustakaan, café.


(3)

93 Lampu pijar

Digunakan pada ruang-ruang yang menuntut kuat penerangan sedang, seperti lavatory, shaft, sanitor.

Special lighting (spot light, armature arcilite)

Digunakan pada ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan khusus untuk menciptakan suasana khusus, seperti ruang pameran, ruang seminar dan hall.

5.11.6 Sistem Penangkal Petir Analisa pendekatan

Petir merupakan gejala listrik. Bila proses kondensi di angkasa dan udara naik ke atas pada kecepatan angina tertentu akan melahirkan titik-titik air yang bergesekan dan menimbulkan muatan-muatan listrik. Sambaran petir mempunyai kemampuan merusak yang sangat berat dan merugikan bagi obyek-obyek di bumi :

1. Merusak secara mekanik berupa hancurnya bangunan-bangunan tinggi maupun bangunan-bangunan rendah.

2. Meledakkan, membakar dan memanaskan pada tangki minyak atau gas maupun bahan peledak serta kebakaran hutan.

Macam-macam sistem penangkal petir : 1. sistem Franklin (sistem konvensional)

sebuah batang runcing dari bahan cooper spit yang dipasang pada paling atas bangunan, dan dihubungkan dengan batang tembaga menuju elektroda tanah (mencapai permukaan air). Daerah yang dilindungi dari sambaran petir berbentuk segitiga kerucut dengan ujung penyalur petir pada puncaknya. Sistem ini hanya


(4)

94 menggunakan sebuah spit penangkal petir yang dipasang pada tempat tertinggi.

2. sistem Faraday (sangkar faraday)

pada prinsipnya seperti franklin tetapi dibuat memanjang atau berbentuk sangkar sehingga jangkauan lebih luas. Sistem ini dipakai pada bangunan yang mempunyai atap yang luas. Dalam satu bangunan menggunakan lebih dari 4 spit sebagai penangkal petir. 3. sistem Radio Aktif

sistem ini sangat cocok jika digunakan pada bangunan tinggi. Satu bangunan cukup menggunakan sebuah penangkal petir. Alatnya disebut preventor, yang bekerja berdasarkan reaksi netralisasi ion dengan menggunakan bahan radio aktif.

Konsep penangkal petir

Sistem penangkal petir yang digunakan adalah sistem Faraday, yang terdiri dari :

alat penerima setinggi 30cm pada jarak setiap 8 m di atas bangunan. Kawat horizontal dan vertikal menuju tanah.

5.11.7 Sistem Pencegahan Kebakaran Analisa pendekatan

Tujuan adanya sistem pencegahan kebakaran adalah : a. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung.

b. Memberikan proteksi dan peringatan dini terhadap bahaya kebakaran bagi pemakai bangunan.

c. Memberikan sistem penyelamatan yang efektif bila terjadi kebakaran.

d. Melindungi alat-alat maupun barang-barang di dalam bangunan dari bahaya kebakaran.


(5)

95 a. Alat deteksi asap (Smoke Detector)

Mempunyai kepekaan yang tinggi dan akan membunyikan alarm bila terjadi asap di ruang tempat alat itu terpasang.

b. Alat deteksi nyala api (Flame Detector)

Dapat mendeteksi adanya nyala api yang tidak terkendali dengan cara menangkap sinar ultra violet yang dipancarkan nyala api tersebut.

c. Alat deteksi panas (Heat Detector)

Dapat membedakan adanya bahaya kebakaran dengan cara membedakan kenaikan temperatur yang terjadi di ruangan.

Sistem deteksi awal bahaya (Early Warning Fire Detection), yang secara otomatis memberikan alarm bahaya atau langsung mengaktifkan alat pemadam, dibagi atas 2 bagian yaitu sistem otomatis dan sistem semi otomatis. Cara kerja pemadam kebakaran instalasi tetap :

1. Sistem otomatis

2. Sistem Manual

Konsep pemadam kebakaran

Sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran Sistem pengamanan yang digunakan adalah :

Fire alarm sistem Splinker sistem

Api Alat deteksi Panel alarm Sistem start Alat pemadam

aktif

Api Alat

deteksi

Panel alarm

Sistem start

Alat pemadam aktif Manusia


(6)

96 Exhauser

Fire extinghuiser Hydrant