Tanaman serai Cymbopogon nardus Metode Penyarian

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menentukan aktivitas antibakteri dan Kadar Bunuh Minimal ekstrak etanol tanaman serai Cymbopogon nardus L. Rendle terhadap Staphylococcus aureus dan Shigella dysenteriae. 2. Menentukan kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam ekstrak etanol tanaman serai Cymbopogon nardus L. Rendle yang mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Shigella dysenteriae.

D. Tinjauan Pustaka

1. Tanaman serai Cymbopogon nardus

a. Klasifikasi Tanaman Serai Kedudukan tanaman serai dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut: Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Anak Kelas : Commelinidae Bangsa : Cyperales Suku : Poaceae Gramineae Marga : Cymbopogon Jenis : Cymbopogon nardus L. Rendle Backer dan Van den Brink, 1965; Cronquist, 1981 b. Deskripsi Tanaman Tanaman serai Cymbopogon nardus L. Rendle merupakan tumbuhan sebangsa rumput dengan tinggi 50-100 cm. Batangnya tidak berkayu, beruas-ruas pendek, dan berwarna putih. Serai memiliki daun tunggal, lanset, berpelepah, pangkal pelepah memeluk batang, ujung runcing, tepi rata, panjang 25-75 cm, Iebar 5-15 mm, pertulangan sejajar, dan hijau. Bunga majemuk, karangan bunga berseludang, terletak dalam satu tangkai, bulir kecil, benang sari berlepasan, kepala putik muncul dari sisi, dan putih. Buah berbentuk padi, bulat panjang, pipih, serta putih kekuningan. Biji tanaman serai berbentuk bulat, panjang, dan coklat. Akar berbentuk serabut dan berwarna putih kekuningan Hutapea, 1991. c. Kandungan Kimia Daun dan akar tanaman serai mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol, di samping itu daunnya juga mengandung minyak atsiri Purwanti, 2007. Komponen utama minyak atsiri dalam serai adalah sitronellal dan geraniol Agusta, 2000; Suprianto, 2008. d. Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologi Sifat tanaman serai berbau khas aromatik, rasa agak pedas aromatik. Daun tanaman serai berkhasiat sebagai peluruh angin karminatif, pereda kejang antispasmodik, penurun panas antipiretik, penambah nafsu makan, dan obat kumur Hutapea, 1991. Selain itu, serai bermanfaat sebagai antiradang, menghilangkan rasa sakit, dan melancarkan sirkulasi darah Hariana, 2006. Serai juga digunakan sebagai parfum serta penolak serangga Agusta, 2000.

2. Metode Penyarian

Penyarian atau ekstraksi merupakan proses penarikan zat pokok yang diinginkan dari bahan mentah dengan menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat yang diinginkan larut. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan sehingga didapat massa bahan aktif yang kental Ansel, 2005. Terdapat berbagai metode dasar ekstraksi yang dapat dipakai untuk penyarian antara lain metode infundasi, maserasi, perkolasi, dan sokhletasi Anonim, 1986. Biasanya metode ekstraksi dipilih berdasarkan beberapa faktor seperti sifat dari bahan mentah simplisia dan daya penyesuaian dengan tiap macam metode ekstraksi serta kepentingan dalam memperoleh ekstrak yang sempurna atau mendekati sempurna dari simplisia Ansel, 2005. Maserasi adalah metode yang paling tepat dipilih untuk dilakukan dalam uji dimana merupakan proses merendam simplisia yang telah dihaluskan dalam pelarut sampai meresap dan melunakkan susunan sel sehingga zat-zat yang mudah larut akan melarut. Maserasi biasanya dilakukan pada temperatur 15-20 ° C selama 3-5 hari sampai bahan-bahan yang larut melarut Ansel, 2005. Keuntungan dari cara ini adalah cara kerja dan peralatan yang digunakan sederhana serta mudah diusahakan. Sedangkan kerugiannya adalah membutuhkan banyak pelarut dan dibutuhkan waktu yang lama Voight, 1995. Pemilihan cairan penyari harus mempertimbangkan beberapa faktor. Cairan penyari yang baik harus memenuhi kriteria yaitu murah dan mudah diperoleh, stabil fisika dan kimia, bereaksi netral, tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar, selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat, dan diperbolehkan oleh peraturan Anonim, 1986. Umumnya yang digunakan sebagai cairan pengekstraksi adalah campuran bahan pelarut yang berlainan, khususnya campuran etanol-air sangat efektif dalam menghasilkan bahan aktif yang optimal Voight, 1995. Hidroalkohol merupakan gabungan pelarut air dan alkohol, karena keduanya mudah bercampur memungkinkan kombinasi yang fleksibel dari kedua bahan tersebut membentuk campuran pelarut yang paling sesuai untuk mengekstraksi bahan aktif Ansel, 2005.

3. Staphylococcus aureus

Dokumen yang terkait

Penentuan Bobot Jenis dari Minyak Atsiri Daun Sereh (Cymbopogon nardus L)

9 180 35

Keragaan Beberapa Varietas Pak Choi (Brassicarapa L.ssp.Chinensis (L.)) pada Konsentrasi Larutan Hara Yang Berbeda dengan Metode Hidroponik Terapung

1 70 87

Uji Penolak Nyamuk Dari Minyak Atsiri Daun Tumbuhan Sereh Wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) Pada Sediaan losion

2 69 79

EFEK NEFROPROTEKTIF EKSTRAK TAUGE (Vigna radiata (L.)) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KREATININ SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK

0 7 11

EFEK NEFROPROTEKTIF EKSTRAK TAUGE (Vigna radiata (L.)) TERHADAP PENINGKATAN KADAR UREA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK

0 5 11

PENGARUH JENIS DAN KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.)) R. Wilczek VARIETAS VIMA-1

6 36 49

PEMBUATAN EKSTRAK SEREH (Cymbopogon nardus L.) DALAM SEDIAAN LOTIO Nurjannah Bachri, Nursalma, Natalia Nora Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mega Rezky Makassar Email : netcappucinoyahoo.co.id ABSTRACT - PEMBUATAN EKSTRAK SEREH (Cymbopogon nardus L.) DALAM S

0 0 7

EFEKTIVITAS OBAT KUMUR EKSTRAK DAUN SERAI 3 (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) DALAM MENURUNKAN AKUMULASI PLAK PADA MAHASISWA FKG USU ANGKATAN 2014

1 1 15

Keragaan Beberapa Varietas Pak Choi (Brassicarapa L.ssp.Chinensis (L.)) pada Konsentrasi Larutan Hara Yang Berbeda dengan Metode Hidroponik Terapung

0 0 14

Pengaruh Lama Pengeringan Bahan Baku dan Metode Penyulingan Rebus dan Uap terhadap Kualitas Minyak Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L.)

0 1 10