Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Inflamatory bowel disease IBD mewakili suatu kondisi inflamasi kronik usus yang idiopatik. IBD terdiri atas dua jenis penyakit, yaitu Crohns disease CD dan kolitis ulserativa KU. Patogenesis dari kedua penyakit ini masih belum sepenuhnya dipahami. Faktor genetik dan faktor lingkungan seperti bakteri usus dan perubahan permeabilitas usus memegang peranan penting dalam disregulasi imunitas usus yang menyebabkan trauma pada saluran cerna Bernstein et al., 2009. KU merupakan bentuk yang paling sering ditemukan pada pasien IBD. KU adalah penyakit yang mengenai mukosa, dapat disembuhkan dan jarang terjadi komplikasi karena tingkat keparahan penyakit ini umumnya sedang. Insidensi KU di seluruh dunia mencapai 1,2 - 20,3 kasus per 100.000 orang per tahun, sedangkan insidensi CD hanya 0,03 - 15,6 kasus per 100.000 orang per tahun. Insidensi dan prevalensi dari IBD tertinggi didapatkan di Amerika dan Eropa Utara, sedangkan insidensi dan prevalensi terendah terdapat di Asia, akan tetapi berdasarkan data yang ada, terdapat peningkatan angka kejadian IBD di Asia. Hal ini berhubungan dengan keadaan lingkungan dan gaya hidup di negara barat yang dapat mencetuskan terjadinya IBD seperti, merokok, diet tinggi lemak, gula, stress, obat-obatan tertentu, dan tingginya status sosio-ekonomi Danese Fiocchi, 2011; da Silva et al., 2014. Data dari unit endoskopi pada beberapa rumah sakit di Jakarta didapatkan kasus IBD dengan diare kronik sebanyak 12,2, IBD dengan hematochezia sebanyak 3,9, IBD dengan nyeri perut sebanyak 2,8, dan IBD dengan diare kronik, hematochezia dan nyeri perut sebanyak 25,9 Rani et al., 2011. Patogenesis KU sering dikaitkan dengan adanya peningkatan mediator inflamasi, stress oksidatif, adanya ketidakseimbangan flora normal colon, abnormalitas glycosamionglicans pada mukosa usus, peningkatan permeabilitas Universitas Kristen Maranatha 2 mukosa usus, dan peningkatan metilasi Head Jurenka., 2003. Pada CD, terdapat lesi genetik pada gen NOD2 yang mengaktivasi jalur nuclear factor- kappa B NF- ĸB dan mitogen activated protein MAP sebagai respon terhadap peptidoglikan dari bakteri Nagahori et al., 2010. NF- ĸB merupakan regulator sitokin dan kemokin pro inflamasi. Salah satu kemokin utamanya adalah interleukin 8 IL-8 Roebuck, 1999. Penelitian yang dilakukan Mahida et al, mengemukakan bahwa kadar IL-8 pada mukosa usus pasien KU lebih tinggi dibandingkan dengan pada pasien CD Mahida et al., 1992. Peningkatan IL-8 sesuai dengan tingkat keparahan penyakit secara histopatologi Mazzucchelli et al., 1994. IL-8 merupakan kemoatraktan utama pada CD dan KU Mitsuyama et al., 1994; Banks et al., 2003; Atreya Neurath, 2010. Brokoli Brassica oleracea var. Italica termasuk dalam famili Brassicaceae. Brokoli mengandung zat fitokimia tipikal yang merupakan senyawa mengandung sulfur seperti glucosinolate, dithiolthiones, senyawa indol, glucoraphanin, isothiocyanate, S-methyl cysteine sulfoxide, dan indole-3-carbinol. Sulforaphane SFN yang terdapat pada brokoli memiliki manfaat proteksi terhadap bakteri, kanker, dan diabetes. Jahan et al., 2010. Penelitian di New Zealand menunjukkan konsumsi sayuran dari famili Brassicaceae memberikan dampak positif terhadap kesehatan seperti peningkatan sistem imun, kekuatan dan kesehatan tulang, juga efek anti inflamasi dan anti kanker terutama pada pasien dengan CD. Salah satu jenis sayuran dari famili Brassicaceae yang sering dikonsumsi adalah brokoli Campbell et al., 2012. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pemberian brokoli kepada mencit dapat memberikan efek preventif terhadap induksi kolitis oleh DSS berupa perbaikan derajat diare dan clinical score Khiong et al., 2011. SFN yang terkandung dalam brokoli dapat menurunkan konsentrasi sitokin proinflamasi yang dihasilkan oleh makrofag pada model mencit yang diinfeksi bakteri Mueller et al,. 2013. Berdasarkan hal-hal di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peranan sari kukusan brokoli dalam mengurangi reaksi inflamasi pada model mencit kolitis. Universitas Kristen Maranatha 3

1.2 Identifikasi Masalah