Teori Sinyal Pecking Order Theory

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

1.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori Sinyal

Tearney 2000 dalam Estiyanti dan Yasa 2012 menyatakan teori sinyal menunjukkan adanya hubungan asimetri antara manajemen dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap informasi perusahaan. Asimetri informasi terjadi dikarenakan salah satu pihak memiliki informasi yang lebih baik dibanding dengan pihak lainnya. Manajemen selaku pihak intern perusahaan memiliki informasi yang lebih baik dibanding dengan pihak yang lain. Informasi tersebut bisa berupa laporan keuangan, informasi kebijakan perusahaan maupun informasi lain yang dilakukan secara sukarela oleh manajemen perusahaan . Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada obligasi suatu perusahaan, pihak eksternal perusahaan seperti calon investor tentu sangat membutuhkan informasi tentang kondisi obligasi. Untuk itu dengan teori sinyal diharapkan manajemen dapat memberikan sinyal berupa informasi mengenai kualitas atau kondisi obligasi, apakah obligasi berpotensi gagal bayar atau tidak. Salah satu sinyal tersebut ditunjukkan dengan peringkat obligasi.

2.1.2 Pecking Order Theory

Disebut Pecking Order Theory karena menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hirarki sumber dana yang paling disukai. Teori ini dikemukakan oleh Myers dan Manjluf 1984 teori ini mencoba menjelaskan keputusan pendanaan yang diambil oleh perusahaan yang berbeda dengan pemikiran balanching theory. Balamching theory yaitu menekankan pada keseimbangan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan utang. Sejauh manfaatnya lebih besar, utang akan ditambah. Tetapi apabila pengorbanan karena penggunaan utang lebih besar, maka utang tidak boleh ditambah lagi. Dalam Pecking Order Theory dijelaskan hal-hal sebagai berikut : 1 Perusahaan menyukai internal financing pendanaan dari hasil operasi perusahaan 2 Perusahaan berupaya menyesuaikan rasio pembagian deviden yang ditargetkan dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran dividen secara drastis. 3 Kebijakan deviden yang relatif cenderung kaku disertai dengan fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak bisa diduga mengakibatkan bahwa hasil operasi kadang-kadang melebihi kebutuhan dana untuk investasi meskipun pada kesempatan lain kurang. Apabila dana hasil operasi kurang dari kebutuhan investasi maka perusahaan akan mengurangi saldo kas atau menjual skuritas yang dimiliki. 4 Apabila pendanaan dari luar eksternal finanching diperlukan,maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu. Artinya dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi seperti obligasi konversi dan akhirnya apabila masih belum mencukupi saham baru diterbitkan. Pecking Order Theory tidak ada struktur modal yang optimal yang diperoleh dari pertimbangan utang dan modal sendiri. Manajer cenderung menentukan keputusan pendanaan perusahaan berdasarkan hirarki sumber dana yang paling disukai yaitu mulai dari penggunaan sumber dana internal dan diikuti sumber dana eksternal yaitu utang dan terakhir yaitu menerbikan saham. Pecking Order Theory menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan yang profitable umumnya meminjam dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan karena perusahaan- perusahaan tersebut mampu menghasilkan kas internal yang memadai untuk keperluan investasinya, sehingga tidak ada penggunaan hutang lagi. Demikian sebaliknya perusahaan yang tidak profitable akan cenderung menggunakan hutang yang lebih besar. Alasanya karena dana internal tidak mencukupi dan pembiayaan dengan hutang lebih disujai dibandingkan pembiayaan eksternal.

2.1.3 Peringkat obligasi

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Maturity, Financial Leverage, Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 49 112

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Peringkat Obligasi (Studi kasus pada Obligasi sektor non Keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011

0 8 113

PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN JAMINAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2 14 94

PENDAHULUAN Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Leverage, Umur Obligasi dan Reputasi KAP Terhadap Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015.

0 5 11

PENGARUH PROFITABILITAS,RASIO SOLVABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PADA SEKTOR PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 8 16

Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Leverage Dan Jaminan Terhadap Peringkat Obligasi Pada Sektor Keuangan Di Bursa Efek Indonesia.

8 17 42

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Likuiditas, Dan Maturity Terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia.

3 2 22

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,OPERATING LEVERAGE, DAN PERINGKAT OBLIGASI TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 16

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Maturity, Financial Leverage, Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 4 13

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Maturity, Financial Leverage, Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 13