Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Leverage Dan Jaminan Terhadap Peringkat Obligasi Pada Sektor Keuangan Di Bursa Efek Indonesia.

(1)

PENGARUH LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE DAN JAMINAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PADA SEKTOR

KEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh:

NI MADE SRI KRISTINA SARI NIM: 1215251148

PROGRAM EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2016


(2)

i

PENGARUH LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE DAN JAMINAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PADA SEKTOR

KEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh:

NI MADE SRI KRISTINA SARI NIM: 1215251148

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana Denpasar


(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN/PERSETUJUAN SKRIPSI

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh pembimbing, serta diuji pada tanggal : 10 Juni 2016

Tim Penguji : Tanda tangan

1. Ketua : Dr. I. B. Panji Sedana, SE., MSi ………

2. Sekretaris : Drs. Ida Bagus Badjra, MM ………

3. Anggota : Putu Vivi Lestari, SE., MM ..……….

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen

Dr. I Gst Ayu Ketut Giantari, SE., M.Si NIP. 19611002 198601 2 002

Pembimbing

Drs. Ida Bagus Badjra, MM NIP. 19580228 198601 1 003


(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.

Apabila ternyata didalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 10 Juni 2016

Ni Made Sri Kristina Sari NIM. 1215251148


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Jaminan Terhadap Peringkat Obligasi Pada Sektor Keuangan di Bursa Efek Indonesia” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan arahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. I Nyoman Mahendra Yasa, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE.,MS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Ibu Dr. I Gst Ayu Ketut Giantari., SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen dan Agoes Ganesha Rahyuda, SE. MT., Ph.D. selaku Sekretaris Jurusan Manjemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Bapak Drs. Ketut Suardika Natha, M.Si, selaku Ketua Program Ekstensi Fakultas Ekonomidan Bisnis Universitas Udayana.

5. Ibu Ni Made Rastini, SE.,MM., selaku Koordinator Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.


(6)

v

7. Bapak Drs. Ida Bagus Badjra, MM selaku Dosen Pembimbing atas bimbingan, masukan, serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 8. Ibu Putu Vivi Lestari SE., MM selaku Dosen Pembahas atas bimbingan,

masukan, serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik penulis selama ini sehingga

mampu menyelesaikan studi di Fakulas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

10.Orang tua (I Ketut Sudarna dan Ni Ketut Wartini) dan kakak (Ni Putu Desi Dewanti) yang telah banyak memberikan dorongan moril, materiil maupun spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11.Wahyu Langgeng Prastyo, Pradnya Wati, Opri Sani, Giri Kusuma, Dyah Purnama, Mikhy Novari, Tya Viant, Olivia, Diah Mahayuni, Diah Mentari dan Gek Tresna yang telah membantu dan memberikan saran, kritik, semangat dan motivasi.

12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas bantuan dan dukungan yang diberikan selama penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan serta pengalaman, namun demikian skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.

Denpasar, 10 Juni 2016 Penulis


(7)

vi

Judul : Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Leverage Dan Jaminan Terhadap Peringkat Obligasi Pada Sektor Keuangan Di Bursa Efek Indonesia

Nama : Ni Made Sri Kristina Sari NIM : 1215251148

ABSTRAK

Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menerbitkan obligasi. Pemeringkatan menjadi hal yang wajib bagi setiap obligasi yang diterbitkan dan ditawarkan pada penawaran umum karena peringkat yang diberikan merupakan salah satu acuan dari investor ketika akan memutuskan untuk membeli suatu obligasi. Sebelum diperdagangkan obligasi diperingkat terlebih dahulu oleh suatu lembaga pemeringkat yaitu PT. PEFINDO. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi pengaruh likuiditas, ukuran perusahaan, leverage dan jaminan terhadap peringkat obligasi sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id. Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 20 obligasi perusahaan sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014, dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah uji analisis regresi logistik dan pengolahan data menggunakan SPSS 13 for windows.

Hasil analisis menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Leverage berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. Jaminan berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi.

Perusahaan hendaknya lebih memperhatikan dan mampu meningkatkan nilai likuiditas perusahaan agar perusahaan memperoleh peringkat obligasi berkategori investment-grade karena para investor lebih tertarik untuk melakukan investasi pada obligasi di perusahaan yang berkategori investment-grade.

Kata kunci : peringkat obligasi, likuiditas,ukuran perusahaan, leverage dan jaminan.


(8)

vii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... . x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian ... 10

1.5 Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka ... 12

2.1.1 Pasar Modal ... 12

2.1.2 Obligasi ... 14

2.1.3 Peringkat Obligasi ... 17

2.1.3.1 Tujuan dan Manfaat Peringkat Obligasi ... 19

2.1.4 Likuiditas ... 21

2.1.5 Ukuran Perusahaan ... 23

2.1.6 Leverage ... 24

2.1.7 Jaminan ... 26

2.2 Hipotesis Penelitian ... 27

2.2.1 Pengaruh Likuiditas terhadap Peringkat Obligasi ... 27

2.2.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Peringkat Obligasi... 28

2.2.3 Pengaruh Leverage terhadap Peringkat Obligasi ... 28

2.2.4 Pengaruh Jaminan terhadap Peringkat Obligasi ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 31

3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Penelitian ... 31

3.3 Objek Penelitian ... 32

3.4 Identifikasi Variabel ... 32

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 32

3.6 Jenis Dan Sumber Data ... 35

3.7 Populasi, Sampel, Dan Metode Penentuan Sampel ... 35


(9)

viii

3.9 Teknik Analisis Data ... 36

3.9.1 Statistik Deskriptif ... 37

3.9.2 Nilai Model Fit ... 37

3.9.3 Uji Hipotesis ... 38

3.9.4 Uji Koefisien Determinasi ... 39

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Sektor Keuangan di BEI ... 40

4.2 Hasil Penelitian dan Pengujian Hipotesis ... 42

4.2.1 Deskripsi Variabel Penelitian ... 42

4.2.2 Menilai Model Fit ... 45

4.2.3 Uji Model Regresi Logistik ... 46

4.2.4 Uji Koefisien Determinasi ... 49

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 50

4.3.1 Pengaruh Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi ... 50

4.3.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi... 51

4.3.3 Pengaruh Leverage Terhadap Peringkat Obligasi... 52

4.3.4 Pengaruh Jaminan Terhadap Peringkat Obligasi ... 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 55

5.2 Saran ... 56

DAFTAR RUJUKAN ... 57


(10)

ix

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1 Rata-Rata Current Ratio (CR), Ukuran Perusahaan (SIZE) dan

Debt to Equity Ratio (DER) pada Perusahaan Sektor Keuangan

Di Bursa Efek Indonesia yang Menerbitkan Obligasi Periode

2012-2014 ... 7

3.1 Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ... 36

4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Independen (X1,X2 dan X3) . 43 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Dependen (Y) ... 44

4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Independen (X4) ... 44

4.4 Hasil Uji Hosmer and Lemeshow Test ... 46

4.5 Menilai Keseluruhan Model (Iteration History a,b,c ) ... 46

4.6 Menilai Keseluruhan Model (Iteration History a,b,c,d) ... 46

4.7 Analisis Regresi Logistik ... 47


(11)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Definisi Peringkat Obligasi PT. PEFINDO ... 62

2. Populasi Sektor Keuangan di Bursa Efek Indonesia 2012-2014 ... 64

3. Sampel Sektor Keuangan di Bursa Efek Indonesia 2012-2014 ... 65

4. Perhitungan Current Ratio (CR) Periode 2012-2014 ... 66

5. Perhitungan SIZE Periode 2012-2014 ... 68

6. Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) Periode 2012-2014 ... 70

7. Perhitungan Jaminan Periode 2012-2014 ... 72

8. Hasil Pengujian Deskriptif ... 73

9. Hasil Uji Kelayakan Model... 74

10. Hasil Penilaian Keseluruhan Model ... 75

11. Hasil Pengujian Regresi Logistik ... 76


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber pembiayaan merupakan salah satu faktor terpenting dalam menjalankan suatu usaha. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menerbitkan obligasi. Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisikan perjanjian antara pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi (Bursa Efek Surabaya, 2001).

Purwaningsih (2008) menyatakan bahwa, investasi pada obligasi banyak diminati oleh para investor karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap yang diperoleh dari bunga yang akan diterima secara periodik dan pokok obligasi pada saat jatuh tempo. Bagi para emiten, obligasi merupakan sekuritas yang relatif lebih aman dibandingkan dengan saham karena biaya emisinya lebih murah dibandingkan dengan saham (Husnan, 2000). Investasi pada obligasi memang lebih aman, namun obligasi tetap memiliki risiko yaitu risiko tingkat suku bunga dan risiko perusahaan tidak mampu membayar kupon obligasi atau pokok hutang obligasinya. Risiko obligasi tersebut dapat diminimalisir melalui peringkat obligasi.

Peringkat obligasi menyatakan skala risiko atau tingkat keamanan suatu obligasi yang diterbitkan serta memberikan pernyataan yang informatif dan


(14)

2

memberikan sinyal tentang probabilitas kegagalan hutang suatu perusahaan. Keamanan suatu obligasi ditunjukkan oleh kemampuan suatu perusahaan dalam membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman sehingga pemodal mendapatkan informasi mengenai peringkat obligasi dengan menggunakan jasa agen pemeringkat obligasi tersebut (Fauziah, 2014). Pemeringkatan menjadi hal yang wajib bagi setiap obligasi yang diterbitkan dan ditawarkan pada penawaran umum (Tandelilin, 2010:250). Peringkat yang diberikan merupakan salah satu acuan dari investor ketika akan memutuskan untuk membeli suatu obligasi (Amalia, 2013).

Tandelilin (2010:251) menyatakan bahwa tingkat peringkat obligasi bervariasi dari satu lembaga pemeringkat ke lembaga pemeringkat lainnya. Di Indonesia terdapat 2 (dua) lembaga pemeringkat obligasi yaitu PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT. Kasnic Credit Rating Indonesia. Agen pemeringkat ini menilai dan mengevaluasi sekuritas hutang perusahaan yang diperdagangkan secara umum, baik dalam bentuk peringkat maupun perubahan peringkat obligasi yang selanjutnya diumumkan ke pasar modal. Secara umum peringkat obligasi dikategorikan menjadi dua yaitu kategori investment-grade (AAA, AA, A dan BBB) adalah kategori bahwa perusahaan atau negara dianggap memiliki kemampuan yang cukup dalam melunasi utangnya dan kategori non investment-grade (BB, B CCC dan D) yaitu kategori perusahaan dikatakan tidak layak untuk berinvestasi bagi para investor.

Salah satu fenomena yang terjadi di Indonesia yaitu peringkat obligasi dari beberapa emiten mengalami gagal bayar (default) yang kebetulan memiliki peringkat


(15)

3

investment-grade, sehingga menimbulkan suatu pertanyaan apakah peringkat obligasi

yang dinilai oleh agen pemeringkat di Indonesia akurat. Chan dan Jagadeesh (1999) dalam Estiyanti (2012) menyatakan bahwa, salah satu alasan mengapa peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat biasanya mengalami gagal bayar karena agen pemeringkat tidak melakukan monitor tehadap kinerja perusahaan setiap hari.

Kamstra, dkk. (2001) menyatakan bahwa, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi baik dari faktor keuangan maupun non keuangan. Faktor keuangan meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio

leverage, dan pertumbuhan perusahaan. Faktor non keuangan meliputi ukuran

perusahaan, jaminan, reputasi auditor dan umur obligasi. Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi yaitu likuiditas, ukuran perusahaan, leverage dan jaminan. Penulis menggunakan variabel-variabel tersebut karena penelitian terdahulu hasilnya masih terdapat research gap.

Variabel pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas. Sutrisno (2005:70) menyatakan bahwa, likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan maka akan semakin tinggi peringkat obligasi yang diberikan kepada perusahaan tersebut. Rasio likuiditas yang tinggi mengindikasikan obligasi pada perusahaan tersebut termasuk dalam kategori investment-grade, karena dengan aset lancar yang lebih tinggi daripada hutang lancar menunjukkan


(16)

4

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek kepada investor tepat pada waktunya.

Terdapat tiga jenis rasio likuiditas yaitu current ratio, quick ratio dan cash

ratio. Rasio likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan current ratio

(rasio lancar). Current ratio digunakan karena merupakan indikator terbaik untuk menilai sejauh mana perusahaan menggunakan aktiva-aktivanya dapat diubah menjadi kas dengan cepat untuk melunasi utang perusahaan. Karena apabila menggunakan quick ratio membutuhkan waktu yang relative lebih lama dalam mengkonversi nilai persediaan menjadi uang kas, dan pada cash ratio terdapat beberapa komponen dalam aktiva lancar tidak dengan mudah untuk segera diuangkan dan digunakan untuk memnuhi kewajibannya. Penelitian yang dilakukan oleh Purwaningsih (2008), Magreta dan Nurmayanti (2009) serta Kilapong dan Setiawati (2012) menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Hasil tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Devi (2007), Raharja dan Sari (2008), Manurung et al. (2009) serta Susilowati dan Sumarto (2010) menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi perusahaan.

Variabel kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan. Brigham & Houston (2006) mendefinisikan ukuran perusahaan sebagai rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun, ukuran perusahaan juga merupakan karakteristik suatu perusahaan dalam hubungannya dengan struktur perusahaan. Ukuran perusahaan membantu investor untuk


(17)

5

mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar bunga obligasi secara periodik serta melunasi pokok pinjaman yang dapat meningkatkan peringkat obligasi perusahaan. Elton dan Gruber (1995) menyatakan bahwa, perusahaan-perusahaan besar kurang berisiko dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan kecil. Semakin besar perusahaan, potensi mendeversifikasikan risiko unsystematic-nya semakin besar sehingga membuat risiko obligasi perusahaan tersebut menurun (Maylia, 2007).

Miswanto dan Husnan (1999) menyebutkan bahwa, ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total asset, penjualan atau ekuitas. Proksi yang digunakan untuk mengukur ukuran perusahaan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Devi (2005) serta Magreta dan Nurmayanti (2009) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi perusahaan. Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuliana et al. (2011) serta Kilapong dan Setiawati (2012) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap peringkat obligasi perusahaan.

Variabel ketiga yang digunakan dalam penelitian ini adalah leverage. Maylia (2007) menyatakan bahwa, leverage menunjukkan proporsi dalam penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki. Burton et al. (1998) menyatakan bahwa, semakin rendah leverage perusahaan maka semakin tinggi peringkat obligasi yang diberikan oleh perusahaan. Nilai leverage yang tinggi menunjukan perusahaan tersebut masuk dalam kategori non-invesment grade karena tanggungan beban bunga utang sehingga risiko yang dihadapi semakin besar.


(18)

6

Semakin rendah nilai leverage, maka semakin kecil aktiva yang didanai dengan utang, sehingga semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan tersebut.

Proksi rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity

ratio. Debt to equity (DER) digunakan untuk melihat seberapa besar perusahaan

dibiayai oleh utang atau dibiayai oleh pihak luar perusahaan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Raharja dan Sari (2008), Magreta dan Nurmayanti (2009) serta Yuliana et al. (2011) menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Penemuan tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Purmono (2005), Purwaningsih (2008) yang menunjukkan hasil bahwa leverage memiliki pengaruh yang positif terhadap peringkat obligasi.

Variabel terakhir yang digunakan dalam penelitian ini adalah jaminan. Berdasarkan jaminan obligasi dibedakan atas dua jenis yaitu obligasi yang dijamin dan obligasi yang tidak dijamin. Brister et al. (1994) mengatakan bahwa, investor akan menyukai obligasi yang dijamin dibandingkan dengan obligasi yang tidak dijamin. Karena apabila obligasi dijamin dengan menggunakan aset yang bernilai tinggi, maka rating obligasi akan semakin baik dan dengan menjaminkan aset yang dimiliki oleh perusahaan maka perusahaan tersebut dapat menekan risiko yang akan diterima.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Luciana (2007), Estianti dan Gerianta (2012) variabel jaminan berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi, karena kenaikan jaminan dikatakan tidak mempengaruhi profitabilitas kenaikan tingkat obligasi perusahaan. Obligasi yang dijamin dengan aset khusus atau obligasi yang


(19)

7

tidak dijamin dengan aset khusus tidak diperhitungkan dalam menentukan peringkat obligasi. Penemuan tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2005), Rika (2011) dan Yuliana et al. (2011) yang menunjukkan bahwa jaminan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi perusahaan.

Tabel 1.1 Rata-Rata Current Ratio (CR), Ukuran Perusahaan (SIZE) dan Debt to Equity Ratio (DER) pada Perusahaan Sektor Keuangan di Bursa Efek Indonesia yang Menerbitkan Obligasi Periode 2012-2014

Variabel Tahun

2012 2013 2014

Rata-Rata CR (%) 3,96 3,28 3,73

Rata-Rata SIZE (%) 17,06 17,22 17,39

Rata-Rata DER (%) 7,65 7,46 7,06

Sumber : Lampiran 4,5,6

Berdasarkan Tabel 1.1 di atas menunjukkan rata-rata variabel current ratio pada perusahaan sektor keuangan yang menerbitkan obligasi selama tahun penelitian mengalami penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 3,96% menjadi 3,28%, namun meningkat pada tahun 2014 sebesar 3,73%. Rata-rata variabel ukuran perusahaan pada perusahaan sektor keuangan yang menerbitkan obligasi selama tahun penelitian mengalami peningkatan dari tahun 2012 sampai 2014 sebesar 17,06%, 17,22% dan 17,39%. Dan rata-rata variabel debt to equity ratio pada perusahaan sektor keuangan yang menerbitkan obligasi selama tahun penelitian mengalami penurunan dari tahun 2012 sampai 2014 yaitu 7,65%, 7,46% dan 7,06%.

Bursa Efek Indonesia merupakan tempat diperdagangkannya obligasi di Indonesia. Salah satu jenis obligasi yang diperdagangkan di pasar modal saat ini adalah obligasi yang diterbitkan oleh korporasi. Penelitian ini menggunakan objek


(20)

8

pada sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Karena obligasi pada sektor keuangan mendominasi penerbitan obligasi korporasi sepanjang tahun 2012-2014. Pendapatan bunga tetap (kupon) yang tinggi menjadi daya tarik investor untuk memiliki obligasi sektor keuangan (Kontan Online, 29 Mei 2015).

Periode penelitian yang dilakukan adalah selama tiga tahun yaitu dari tahun 2012-2014. Periode tiga tahun dipilih karena termasuk penelitian terbaru. Data peringkat yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang dikeluarkan oleh PT. PEFINDO, karena emiten-emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia lebih banyak menggunakan PT. PEFINDO sebagai lembaga pemeringkat obligasinya berarti perusahaan telah memiliki kepercayaan yang tinggi atas penilaian agen rating tersebut.

Perbedaan hasil antara beberapa penelitian tersebut menunjukkan adanya masalah, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi. Oleh karena itu penulis bermaksud untuk mengkaji lebih lanjut mengenai peringkat obligasi dengan mengambil judul : “Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Leverage Dan Jaminan Terhadap Peringkat Obligasi Pada Sektor Keuangan Di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(21)

9

1) Apakah likuiditas berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi pada sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia ?

2) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi pada sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia ?

3) Apakah leverage berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi pada sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia ?

4) Apakah jaminan berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi pada sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia ?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh likuiditas terhadap peringkat obligasi pada sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia.

2) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh ukuran perusahaan terhadap peringkat obligasi pada sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia.

3) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh leverage terhadap peringkat obligasi pada sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia.

4) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh jaminan terhadap peringkat obligasi pada sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia.


(22)

10 1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dijelaskan, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan sebagai berikut :

1) Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memperkaya kajian empiris yang berkaitan dengan investasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi di Bursa Efek Indonesia.

2) Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna bagi perusahaan maupun investor yang ingin berinvestasi pada obligasi dan pihak-pihak lain sebagai tambahan informasi serta pertimbangan dalam melakukan investasi.

1.5 Sistematika Penulisan

Sebagai arahan dalam memahami skripsi ini, penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan, peneliti menjelaskan mengenai latar belakang masalah yang terdiri dari hal-hal apa saja yang mendasari dilakukannya penelitian. selain itu, pada bab ini peneliti juga menjelaskan pokok permasalahan yang diambil, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan penelitian.


(23)

11

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

Pada bab kajian pustaka dan hipotesis penelitian ini, peneliti menguraikan mengenai landasan teori yang berkaitan dengan pasar modal, obligasi, likuiditas, ukuran perusahaan, leverage dan jaminan serta penelitian sebelumnya yang melandasi penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab metode penelitian, peneliti menguraikan desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta teknik analisis data.

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini peneliti menguraikan mengenai gambaran umum sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia sebagai penerbit obligasi yang menjadi sampel dalam penelitian, deskripsi hasil penelitian sesuai dengan analisis yang dilakukan serta pembahasan mengenai hasil analisis tersebut.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab simpulan dan saran, peneliti menyampaikan serta menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis dalam pembahasan serta saran-saran yang diberikan sesuai dengan simpulan yang diperoleh dari penelitian.


(24)

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pasar Modal

Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) dan sarana untuk

memobilitasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melakukan investasi. Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2010:26). Riyanto (2001:47) menyebutkan bahwa pasar modal adalah pasar dalam pengertian abstrak yang mempertemukan investor dengan emiten (perusahaan yang menerbitkan surat berharga di pasar modal). Husnan (2005:3) menyatakan bahwa, pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjualbelikan dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan

pemerintah, public aothorities, maupun perusahaan swasta. Berdasarkan definisi

tersebut, disebutkan bahwa di pasar modal diperdagangkan berbagai komoditas modal sebagai instrument jangka panjang. Komoditas modal tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu modal sendiri dan hutang. Modal sendiri adalah surat berharga

yang bersifat penyertaan atau ekuitas seperti saham, waran, dan right. Sedangkan

hutang adalah surat berharga yang bersifat hutang atau disebut sebagai surat berharga


(25)

13

Instrument dari pasar modal adalah sebagai berikut. 1) Saham

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau institusi dalam suatu perusahaan. Saham adalah surat berharga yang menerangkan bahwa pemilik surat tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat tersebut. Saham dibedakan atas dua jenis, yaitu :

(1) Saham biasa

Pemegang saham jenis ini mewakili kepemilikan di perusahaan sebesar modal yang ditanamkan dan pemilik saham biasa mempunyai hak memilih

(vote) dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).

(2) Saham preferen

Saham preferen merupakan saham yang akan menerima dividend dalam

jumlah yang tetap. Biasanya pemiliknya tidak mempunyai hak dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).

2) Obligasi

Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman dengan yang diberi pinjaman. Surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman sebagai kreditor kepada perusahaan yang menerbitkan surat obligasi.


(26)

14

Right merupakan surat yang diterbitkan oleh perusahaan yang memberikan hak

kepada pemegangnya (pemilik saham biasa) untuk membeli tambahan saham pada penerbitan saham baru.

4) Waran

Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga lain, misalnya obligasi atau saham

2) Opsi

Opsi adalah surat pernyataan yang dikeluarkan oleh seseorang atau lembaga (bukan emiten) untuk memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli

saham (call option) dan menjual saham (put option) pada harga yang telah

ditentukan sebelumnya.

2.1.2 Obligasi

Fahmi (2012:318) menyatakan bahwa, obligasi adalah surat berharga yang dijual kepada publik yang disertakan dengan berbagai ketentuan yang menjelaskan beberapa hal seperti nilai nominal, tingkat suku bunga, jangka waktu, nama penerbit dan beberapa ketentuan lainnya. Darmadji dan Fakhruddin (2006:16) menyatakan bahwa, obligasi merupakan surat berharga yang menunjukkan bahwa penerbit obligasi meminjam sejumlah dana kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk membayar bunga secara berkala serta mempunyai kewajiban melunasi pokok hutang pada waktu yang telah ditentukan.


(27)

15

Obligasi merupakan suatu instrumen pendapatan tetap (fixed income securities)

yang dikeluarkan oleh penerbit dengan menjanjikan suatu tingkat pengembalian kepada pemegang obligasi atas dana yang diinvestasikan investor berupa kupon yang dibayarkan secara berkala dan nilai pokok ketika obligasi tersebut jatuh tempo. Manfaat dari obligasi adalah sebagai sebuah instrumen investasi yaitu memberikan pendapatan tetap berupa kupon dan keuntungan atas penjualan obligasi.

Bursa Efek Indonesia membagi obligasi menjadi 4 jenis yang berbeda yaitu. 1) Dilihat dari sisi penerbit

(1) Corporate Bond yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan baik yang

berbentuk badan usaha milik negara atau badan usaha swasta.

(2) Goverment Bondyaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.

(3) Municipal Bond yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik.

2) Dilihat dari sistem pembayaran bunga

(1) Zero Coupon Bond yaitu obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga

secara periodik namun bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.

(2) Coupon Bond yaitu obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara

periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya

(3) Fixed Coupon Bondyaitu obligasi dengan tingkat bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran dipasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.


(28)

16

(4) Floating Coupon Bond yaitu obligasi dengan tingkat bunga yang ditentukan

sebelum jangka waktu tersebut berdasarkan acuan tertentu sepertiAverage Time

Deposit (ATD)yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito baik dari pemerintah ataupun swasta.

3) Dilihat dari hak penukaran atau opsi

(1) Convertible Bond yaitu obligasi yang memberi hak kepada pemegang obligasi

untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.

(2) Exchangeable Bond yaitu obligasi yang memberi hak kepada pemegang

obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.

(3) Callable Bond yaitu obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk

membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

(4) Putable Bond yaitu obligasi yang memberikan hak kepada investor yang

mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

4) Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya

(1) Secured Bond yaitu obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari

penerbitnya atau pihak ketiga.

(2) Unsecured Bondyaitu obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.


(29)

17

Obligasi termasuk surat berharga dengan tingkat risiko yang relatif rendah, namun obligasi tetap mengandung risiko, yaitu.

1) RisikoDefault

Risiko default adalah risiko perusahaan tidak mampu membayar kupon obligasi

atau tidak mampu mengembalikan pokok obligasi. 2) Risiko tingkat suku bunga

Pergerakan harga obligasi sangat ditentukan oleh pergerakan tingkat suku bunga. Pergerakan harga obligasi berbanding terbalik dengan tingkat suku bunga.

2.1.3 Peringkat Obligasi

Damadji & Fakhruddin (2006:18) menyatakan bahwa, dalam obligasi atau surat utang terdapat istilah peringkat obligasi yaitu tingkat yang menggambarkan kemampuan membayar perusahaan penerbit obligasi. Peringkat obligasi adalah simbol-simbol karakter yang diberikan oleh agen pemeringkat untuk menunjukkan risiko dari obligasi (Hartono, 2014:230). Peringkat obligasi memiliki arti yang sangat penting bagi sebuah perusahaan dan investor, karena peringkat obligasi merupakan indikator dari resiko gagal bayar dimana peringkat memiliki pengaruh secara langsung yang dapat diukur pada tingkat bunga obligasi serta biaya utang perusahaan, dan sebagian besar dari obligasi dibeli oleh para investor institusional bukan individual (Brigham & Houston, 2010:302).

Tandelilin (2010:250) menyatakan bahwa, dalam menentukan peringkat obligasi terdapat beberapa komponen utama yang dilakukan oleh agen pemeringkat


(30)

18

yaitu kemampuan perusahaan penerbit untuk memenuhi kewajiban finansialnya sesuai dengan perjanjian, struktur dan berbagai ketentuan atau peraturan yang diatur dalam surat hutang, dan perlindungan yang diberikan atau posisi klaim dari pemegang surat hutang tersebut apabila terjadi pembubaran atau likuidasi serta hukum lainnya yang mempengaruhi hak-hak kreditur.

Kliger & Sarig (2000) menyatakan bahwa, peringkat obligasi dapat

mempengaruhi nilai perusahaan secara keseluruhan baik bagi shareholders maupun

bagi bondholders. He Wang dan Wei (2007) menyatakan bahwa, kualitas keputusan

investor dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diberikan oleh perusahaan dalam laporan keuangan. Tujuan dari kualitas informasi tersebut adalah untuk mengurangi asimetri informasi yang timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan dengan pihak eksternal perusahaan.

Frost (2007) menyatakan bahwa, peringkat yang diberikan sangat penting dalam setiap penerbitan obligasi. Peringkat obligasi digunakan oleh perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi obligasi dan posisi kinerja perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain. Perusahaan yang memperoleh peringkat obligasi yang baik maka dapat dimanfaatkan sebagai sarana promosi serta dapat meningkatkan kepercayaan investor. Karena perusahaan memiliki kemampuan untuk membayar hutang obligasi dengan baik, maka para investor yang berinvestasi pada obligasi perusahaan akan bertambah dan sumber dana yang diperoleh juga semakin besar. Perubahan peringkat obligasi memiliki pengaruh yang signifikan


(31)

19

terhadap aktivitas investasi dan pendanaan masa depan perusahaan serta profil risiko dan kinerja masa depan perusahaan (Magreta & Nurmayanti, 2009).

Peringkat obligasi suatu perusahaan dapat memainkan peranan penting tidak hanya dalam mengevaluasi akuntansi dan informasi keuangan untuk memberikan rating, tetapi juga melalui penilaian sendiri dalam menambah informasi yang tersedia

untuk mengatur bondholders dan stakeholders lainnya dari perusahaan. Menurut

Al-Khawaldeh (2013), hal tersebut membuktikan bahwa investor memerlukan peringkat obligasi untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam membuat keputusan yang tepat.

Tandelilin (2010:250) menyatakan bahwa, dalam menentukan peringkat obligasi terdapat beberapa komponen utama yang dilakukan oleh agen pemeringkat yaitu kemampuan perusahaan penerbit untuk memenuhi kewajiban finansialnya sesuai dengan perjanjian, struktur dan berbagai ketentuan atau peraturan yang diatur dalam surat hutang, dan perlindungan yang diberikan atau posisi klaim dari pemegang surat hutang tersebut apabila terjadi pembubaran atau likuidasi serta hukum lainnya yang mempengaruhi hak-hak kreditur.

2.1.3.1 Tujuan dan Manfaat Peringkat Obligasi

Rahardjo (2004) menyatakan bahwa, tujuan dari proses pemeringkatan obligasi adalah memberikan informasi akurat mengenai kinerja keuangan dan posisi bisnis perusahaan yang menerbitkan obligasi dalam bentuk peringkat kepada calon investor. Tidak hanya berguna bagi investor, peringkat obligasi juga bermanfaat bagi


(32)

20

perusahaan yang mengeluarkan obligasi (issuer). Peringkat obligasi yang baik akan

menguntungkan bagi issuer karena akan lebih dipercaya oleh investor dalam

berinvestasi. Hovakiamian et al. (2009) menyebutkan bahwa, dalam penelitiannya

membuktikan bahwa perusahaan mendapatkan keuntungan terbesar dari memelihara ratingyang lebih tinggi. Lembaga pemeringkat obligasi biasanya menggunakan suatu sistem dalam menulis kelas huruf yang menentukan kualitas dari obligasi perusahaan (Kim dan Gu, 2004).

1) Manfaat peringkat obligasi bagi investor yaitu : (1) Informasi risiko investasi

Tujuan utama dari investasi adalah untuk meminimalkan risiko dan

memperoleh keuntungan semaksimal mungkin. Adanya bond rating

diharapkan informasi risiko dapat diketahui lebih jelas posisinya. (2) Rekomendasi investasi

Investor dapat dengan mudah mengambil sebuah keputusan investasi berdasarkan hasil peringkat kinerja emiten obligasi tersebut. Sehingga investor dapat melakukan strategi investasi apakah akan membeli atau menjual sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

(3) Perbandingan

Hasil rating akan dijadikan sebagai patokan dalam membandingkan obligasi

yang satu dengan obligasi yang lainnya, serta membandingkan struktur yang lainnya seperti suku bunga dan metode penjaminannya.


(33)

21 (1) Informasi posisi bisnis

Pihak perusahaan dapat mengetahui posisi bisnis dan kinerja usahanya

dibandingkan dengan perusahaan sejenis dengan melakukanrating.

(2) Menentukan struktur obligasi

Setelah keunggulan serta kelemahan manajemen diketahui, maka dapat ditentukan syarat atau strukur obligasi yaitu tingkat suku bunga, jenis obligasi, jangka waktu jatuh tempo, jumlah emisi obligasi dan berbagai struktur pendukung lainnya.

(3) Mendukung kinerja

Kewajiban menyediakan singking fund atau jaminan kredit akan menjadi

pilihan alternatif apabila memperolehratingyang cukup bagus.

(4) Alat pemasaran

Memperoleh rating yang baik merupakan daya tarik perusahaan di mata

investor akan meningkat. Sehingga adanya rating dapat membantu sistem

pemasaran obligasi.

(5) Menjaga kepercayaan investor

Dengan rating yang independent mampu membuat investor merasa lebih

aman, sehingga investor akan memiliki kepercayaan terhadap perusahaan tersebut.


(34)

22

Sartono (2002:116) menyatakan bahwa, likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Mamduh dan Halim (2000:77) menyatakan bahwa, rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat asset lancar perusahaan relatif terhadap kewajiban lancarnya. Harahap (2004:301) menyatakan bahwa, rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan agar dapat

menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Kemampuan dalam melunasi

kewajiban jangka pendek secara tidak langsung berpengaruh pada kewajiban jangka panjang yang baik yaitu pelunasan obligasi.

Almilia dan Devi (2007) menyatakan bahwa, perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid dan mempunyai asset lancar lebih besar dibandingkan dengan kewajiban jangka pendeknya. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar, maka semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya (Harahap, 2004:301). Tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan maka semakin baik peringkat obligasi yang diberikan.

Kasmir (2012:136) menyatakan bahwa, terdapat dua jenis rasio yang dapat

digunakan dalam mengukur likuiditas perusahaan yaitucurrent ratiodanquick ratio.

Current ratiomerupakan rasio yang menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi

kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.


(35)

23

Sedangkan quick ratio merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan

dalam memenuhi, membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek)

dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan(inventory).

2.1.5 Ukuran Perusahaan

Brigham & Houston (2006) mendefinisikan ukuran perusahaan sebagai rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun, ukuran perusahaan juga merupakan karakteristik suatu perusahaan dalam hubungannya dengan struktur perusahaan. Ukuran perusahaan mempunyai korelasi terhadap tingkat risiko kebangkrutan atau kegagalan sehingga ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap peringkat obligasi.

Perusahaan yang besar pada umumnya akan memberikan peringkat yang baik

(investment grade). Elton dan Gruber (1995) menyebutkan bahwa, perusahaan besar

kurang berisiko dibandingkan dengan perusahaan kecil atau perusahaan kecil memiliki risiko lebih besar dibandingkan dengan perusahaan besar. Karena semakin

besar ukuran perusahaan, potensi mendeversifikasikan resiko unsystematic-nya

semakin besar sehingga membuat risiko obligasi perusahaan menurun (Bagnaniet al.

(1996) dalam Maylia (2007).

Yuliana et al. (2011) menyatakan bahwa, ukuran perusahaan menunjukkan

banyak sedikitnya informasi yang dipublikasikan. Semakin besar ukuran perusahaan maka perusahaan semakin banyak dikenal oleh masyarakat. Investor juga dapat memperoleh lebih banyak informasi yang dibutuhkan dengan mudah serta menekan


(36)

24

ketidakpastian yang dimiliki oleh investor, sehingga dengan demikian dapat meningkatkan peringkat obligasi perusahaan.

Ogden (1987) menyatakan bahwa, total hutang dan ukuran perusahaan memiliki korelasi kuat dan positif. Semakin besar ukuran suatu perusahaan semakin besar potensi atau kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya. Secara tidak langsung akan berpengaruh pada peringkat obligasi, karena akan semakin besar kemungkinan hutang obligasi tersebut terpenuhi. Yasa (2010) menyebutkan bahwa, ukuran perusahaan yang semakin besar akan menunjukkan kemampuan perusahaan menguasai pasar dan kredibilitas yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan peringkat obligasi.

2.1.6Leverage

Leverage merupakan rasio keuangan yang menunjukkan seberapa jauh

perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar (Harahap, 2004:306). Dengan mengetahui rasio ini, maka posisi perusahaan terhadap seluruh kewajibannya kepada pihak lain, kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap dan keseimbangan nilai aktiva dengan modal dapat dinilai. Burton & Hardwick (1998)

menemukan bahwa, semakin rendah leverage perusahaan maka semakin tinggi

peringkat obligasi yang diberikan oleh perusahaan. Semakin besar leverage

perusahaan, semakin besar risiko kegagalan perusahaan. Hal ini mengindikasikan

perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung memiliki kemampuan


(37)

25

Myers (1997) menyatakan bahwa, perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi tidak menyukai pembiayaan yang akan meningkatkan

leveragemereka. Perusahaan akan menghadapi permasalahan dalamleverage apabila

perusahaan tersebut memiliki sejumlah beban atau biaya, baik dalam biaya tetap operasi maupun biaya finansial merupakan beban atau biaya yang harus diperhitungkan sebagai akibat dari perusahaan melakukan investasi, sedangkan biaya finansial merupakan beban atau biaya yang harus diperhitungkan sebagai akibat dari pelaksanaan fungsi pendanaan. Beban atau biaya tetap merupakan risiko dan kewajiban yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam pelaksanaan keputusan-keputusan keuangan.

Salah satu alat yang dipakai untuk mengukur leverage adalah dengan

menggunakan debt to equity ratio (DER). DER digunakan untuk melihat seberapa

besar perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar. Nilai leverage yang rendah

rendah menunjukan sebagian kecil dari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dibiayai dengan hutang sehingga kecil risiko kegagalan perusahaan. Apabila tidak terdapat leverageberarti perusahaan tersebut dibiayai dengan modal sendiri.

Leveragedibagi menjadi dua macam dalam manajemen keuangan yaitu :

1) Operating leverage

Operating leverage atau leverage operasi merupakan penggunaan aktiva dengan

biaya tetap dengan harapan bahwa penerimaan ataurevenue yang diperoleh oleh

penggunaan aktiva tersebut cukup untuk menutupi biaya tetap dan biaya variabel.


(38)

26

Financial leverage atau leverage keuangan adalah penggunaan sumber dana

dengan beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetap, sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang obligasi.

Keuntungan mengetahui rasioleverageadalah :

1) Dapat menilai kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lain.

2) Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap. 3) Untuk mengambil keputusan penggunaan sumber dana ke depan.

2.1.7 Jaminan

Berdasarkan jaminan obligasi dibedakan atas dua jenis yaitu obligasi yang

dijamin dan obligasi yang tidak dijamin. Obligasi dengan jaminan (mortgage bonds)

merupakan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dengan memberikan jaminan berupa suatu asset real, sehingga jika perusahaan mengalami kegagalan dalam memenuhi kewajibannya maka pemegang obligasi berhak untuk mengambil alih atas

asset tersebut. Obligasi tanpa jaminan (debentures atau unsecured bond) merupakan

obligasi yang diterbitkan tanpa menggunakan suatu jaminan asset tertentu. Tingkat resiko yang terdapat dalam suatu obligasi tergantung dari jaminan yang diberikan oleh perusahaan.

Bristeret al. (1994) menyatakan bahwa, investor akan menyukai obligasi yang


(39)

27

dijamin dengan menggunakan aset yang bernilai tinggi, maka rating obligasi akan

semakin baik sehungga obligasi tersebut dikatakan aman. Selain itu dengan menjaminkan aset yang dimiliki oleh perusahaan untuk obligasi berarti perusahaan tersebut dapat menekan risiko yang akan diterima oleh perusahaan.

2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh Likuiditas terhadap Peringkat Obligasi

Wiagustini (2010:76) menyatakan bahwa, likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya dalam jangka pendek dengan dana lancar yang tersedia. Almilia dan Devi (2007) menyatakan bahwa, perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban finansialnya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid dan mempunyai asset lancar lebih besar dibandingkan dengan kewajiban jangka pendeknya. Tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan sehingga secara finansial akan mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan maka semakin baik peringkat obligasi yang diberikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Devi (2007), Raharja dan Sari

(2008), Manurung et al. (2009) serta Susilowati dan Sumarto (2010) menunjukkan

bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi perusahaan. Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya mengenai hubungan likuiditas dan peringkat obligasi, menjadi dasar pengembangan hipotesis yang diajukan yaitu : H1 : Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi


(40)

28

2.2.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Peringkat Obligasi

Brigham & Houston (2006) mendefinisikan ukuran perusahaan sebagai rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun, ukuran perusahaan juga merupakan karakteristik suatu perusahaan dalam hubungannya dengan struktur perusahaan. Ukuran perusahaan dapat tercermin dari total aset, penjualan maupun ekuitas yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Dengan menggunakan ukuran perusahaan, para investor dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar bunga obligasi secara periodik serta melunasi pokok pinjaman yang dapat meningkatkan peringkat obligasi perusahaan.

Penelitian Yuliana et al. (2011) serta Kilapong dan Setiawati (2012)

menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap peringkat obligasi perusahaan. Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya mengenai hubungan ukuran perusahaan dan peringkat obligasi, menjadi dasar pengembangan hipotesis yang diajukan yaitu :

H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi


(41)

29

Magreta dan Nurmayanti (2009) menyatakan bahwa, rasio leverage digunakan

untuk mengukur sejauh mana sebuah perusahaan menggunakan utang dalam

membiayai investasinya. Rendahnya nilai leverage menunjukkan bahwa sebagian

kecil aktiva didanai dengan utang dan semakin kecil risiko kegagalan perusahaan.

Semakin rendah rasio leverage perusahaan, maka semakin tinggi tingkat peringkat

yang diberikan pada perusahaan tersebut.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Raharja dan Sari (2008), Magreta

dan Nurmayanti (2009) serta Yuliana et al. (2011) menunjukkan bahwa leverage

berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Tingkat leverage yang tinggi

kurang baik karena tanggungan terhadap beban bunga utang. Sehingga menyebabkan perusahaan tidak mampu untuk melunasi seluruh kewajibannya termasuk obligasi, maka akan berpengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan yaitu menjadi kurang

baik. Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya mengenai hubunganleverage dan

peringkat obligasi, menjadi dasar pengembangan hipotesis yang diajukan yaitu :

H3 : Leverage perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap peringkat

obligasi

2.2.4 Pengaruh Jaminan terhadap Peringkat Obligasi

Berdasarkan jaminan obligasi dibedakan atas dua jenis yaitu obligasi yang

dijamin dan obligasi yang tidak dijamin. Brister et al. (1994) menyatakan bahwa,

investor akan menyukai obligasi yang dijamin dibandingkan dengan obligasi yang tidak dijamin. Karena apabila obligasi dijamin dengan menggunakan aset yang


(42)

30

bernilai tinggi, maka rating obligasi akan semakin baik sehingga obligasi tersebut

dikatakan aman. Selain itu dengan menjaminkan aset yang dimiliki oleh perusahaan untuk obligasi berarti perusahaan tersebut dapat menekan risiko yang akan diterima oleh perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2005), Rika (2011) dan Yulianaet

al.(2011) menyatakan bahwa, perusahaan yang menerbitkan obligasi dengan jaminan

akan memperoleh peringkat yang lebih baik. Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya mengenai hubungan jaminan dan peringkat obligasi, menjadi dasar pengembangan hipotesis yang diajukan yaitu :


(1)

Myers (1997) menyatakan bahwa, perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi tidak menyukai pembiayaan yang akan meningkatkan leveragemereka. Perusahaan akan menghadapi permasalahan dalamleverage apabila perusahaan tersebut memiliki sejumlah beban atau biaya, baik dalam biaya tetap operasi maupun biaya finansial merupakan beban atau biaya yang harus diperhitungkan sebagai akibat dari perusahaan melakukan investasi, sedangkan biaya finansial merupakan beban atau biaya yang harus diperhitungkan sebagai akibat dari pelaksanaan fungsi pendanaan. Beban atau biaya tetap merupakan risiko dan kewajiban yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam pelaksanaan keputusan-keputusan keuangan.

Salah satu alat yang dipakai untuk mengukur leverage adalah dengan menggunakan debt to equity ratio (DER). DER digunakan untuk melihat seberapa besar perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar. Nilai leverage yang rendah rendah menunjukan sebagian kecil dari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dibiayai dengan hutang sehingga kecil risiko kegagalan perusahaan. Apabila tidak terdapat leverageberarti perusahaan tersebut dibiayai dengan modal sendiri.

Leveragedibagi menjadi dua macam dalam manajemen keuangan yaitu : 1) Operating leverage

Operating leverage atau leverage operasi merupakan penggunaan aktiva dengan biaya tetap dengan harapan bahwa penerimaan ataurevenue yang diperoleh oleh penggunaan aktiva tersebut cukup untuk menutupi biaya tetap dan biaya variabel. 2) Financial leverage


(2)

Financial leverage atau leverage keuangan adalah penggunaan sumber dana dengan beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetap, sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang obligasi.

Keuntungan mengetahui rasioleverageadalah :

1) Dapat menilai kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lain.

2) Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap. 3) Untuk mengambil keputusan penggunaan sumber dana ke depan.

2.1.7 Jaminan

Berdasarkan jaminan obligasi dibedakan atas dua jenis yaitu obligasi yang dijamin dan obligasi yang tidak dijamin. Obligasi dengan jaminan (mortgage bonds) merupakan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dengan memberikan jaminan berupa suatu asset real, sehingga jika perusahaan mengalami kegagalan dalam memenuhi kewajibannya maka pemegang obligasi berhak untuk mengambil alih atas asset tersebut. Obligasi tanpa jaminan (debentures atau unsecured bond) merupakan obligasi yang diterbitkan tanpa menggunakan suatu jaminan asset tertentu. Tingkat resiko yang terdapat dalam suatu obligasi tergantung dari jaminan yang diberikan oleh perusahaan.

Bristeret al. (1994) menyatakan bahwa, investor akan menyukai obligasi yang dijamin dibandingkan dengan obligasi yang tidak dijamin. Karena apabila obligasi


(3)

dijamin dengan menggunakan aset yang bernilai tinggi, maka rating obligasi akan semakin baik sehungga obligasi tersebut dikatakan aman. Selain itu dengan menjaminkan aset yang dimiliki oleh perusahaan untuk obligasi berarti perusahaan tersebut dapat menekan risiko yang akan diterima oleh perusahaan.

2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh Likuiditas terhadap Peringkat Obligasi

Wiagustini (2010:76) menyatakan bahwa, likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya dalam jangka pendek dengan dana lancar yang tersedia. Almilia dan Devi (2007) menyatakan bahwa, perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban finansialnya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid dan mempunyai asset lancar lebih besar dibandingkan dengan kewajiban jangka pendeknya. Tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan sehingga secara finansial akan mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan maka semakin baik peringkat obligasi yang diberikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Devi (2007), Raharja dan Sari (2008), Manurung et al. (2009) serta Susilowati dan Sumarto (2010) menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi perusahaan. Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya mengenai hubungan likuiditas dan peringkat obligasi, menjadi dasar pengembangan hipotesis yang diajukan yaitu : H1 : Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi


(4)

2.2.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Peringkat Obligasi

Brigham & Houston (2006) mendefinisikan ukuran perusahaan sebagai rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun, ukuran perusahaan juga merupakan karakteristik suatu perusahaan dalam hubungannya dengan struktur perusahaan. Ukuran perusahaan dapat tercermin dari total aset, penjualan maupun ekuitas yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Dengan menggunakan ukuran perusahaan, para investor dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar bunga obligasi secara periodik serta melunasi pokok pinjaman yang dapat meningkatkan peringkat obligasi perusahaan.

Penelitian Yuliana et al. (2011) serta Kilapong dan Setiawati (2012) menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap peringkat obligasi perusahaan. Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya mengenai hubungan ukuran perusahaan dan peringkat obligasi, menjadi dasar pengembangan hipotesis yang diajukan yaitu :

H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi


(5)

Magreta dan Nurmayanti (2009) menyatakan bahwa, rasio leverage digunakan untuk mengukur sejauh mana sebuah perusahaan menggunakan utang dalam membiayai investasinya. Rendahnya nilai leverage menunjukkan bahwa sebagian kecil aktiva didanai dengan utang dan semakin kecil risiko kegagalan perusahaan. Semakin rendah rasio leverage perusahaan, maka semakin tinggi tingkat peringkat yang diberikan pada perusahaan tersebut.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Raharja dan Sari (2008), Magreta dan Nurmayanti (2009) serta Yuliana et al. (2011) menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Tingkat leverage yang tinggi kurang baik karena tanggungan terhadap beban bunga utang. Sehingga menyebabkan perusahaan tidak mampu untuk melunasi seluruh kewajibannya termasuk obligasi, maka akan berpengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan yaitu menjadi kurang baik. Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya mengenai hubunganleverage dan peringkat obligasi, menjadi dasar pengembangan hipotesis yang diajukan yaitu : H3 : Leverage perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap peringkat obligasi

2.2.4 Pengaruh Jaminan terhadap Peringkat Obligasi

Berdasarkan jaminan obligasi dibedakan atas dua jenis yaitu obligasi yang dijamin dan obligasi yang tidak dijamin. Brister et al. (1994) menyatakan bahwa, investor akan menyukai obligasi yang dijamin dibandingkan dengan obligasi yang tidak dijamin. Karena apabila obligasi dijamin dengan menggunakan aset yang


(6)

bernilai tinggi, maka rating obligasi akan semakin baik sehingga obligasi tersebut dikatakan aman. Selain itu dengan menjaminkan aset yang dimiliki oleh perusahaan untuk obligasi berarti perusahaan tersebut dapat menekan risiko yang akan diterima oleh perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2005), Rika (2011) dan Yulianaet al.(2011) menyatakan bahwa, perusahaan yang menerbitkan obligasi dengan jaminan akan memperoleh peringkat yang lebih baik. Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya mengenai hubungan jaminan dan peringkat obligasi, menjadi dasar pengembangan hipotesis yang diajukan yaitu :


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Maturity, Financial Leverage, Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 49 112

PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN JAMINAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2 14 94

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, UMUR OBLIGASI DAN Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Leverage, Umur Obligasi dan Reputasi KAP Terhadap Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

0 4 15

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, UMUR OBLIGASI DAN Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Leverage, Umur Obligasi dan Reputasi KAP Terhadap Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

0 2 16

PENDAHULUAN Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Leverage, Umur Obligasi dan Reputasi KAP Terhadap Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015.

0 5 11

Pengaruh Leverage, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan Dan Jaminan Terhadap Peringkat Obligasi Sektor Jasa Di Bursa Efek Indonesia.

1 4 39

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Likuiditas, Dan Maturity Terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia.

3 2 22

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,OPERATING LEVERAGE, DAN PERINGKAT OBLIGASI TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 16

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Maturity, Financial Leverage, Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 4 13

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Maturity, Financial Leverage, Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 13