Solenoid Valve AT-Command LANDASAN TEORI

20 20

2.8. Perangkat Tanda Peringatan Suara Buzzer

Sebuah buzzer menghasilkan suara berfrekuensi rendah, yang cocok untuk digunakan sebagai perangkat pemberi peringatan alert. Sebuah sirine piezo- elektric berukuran kecil menghasilkan satu nada yang berfrekuensi sangat tinggi. Sirine yang diperlihatkan paa foto dibawah ini beroperasi dengan tegangan 3-16 V dan hanya membutuhkan arus sebesar 5-7 mA. Suara yang dihasilkannya besifat kontinu namun dapat dimodifikasi untuk menghasilkan bunyi dengan periode-periode pendek burst, agar lebih menarik perhatian. Buzzer ini dapat digerakkan dengan sebuah rangkaian astabil yang bekerja pada frekuensi 1 kHz. Buzzer ini juga dapat digunakan sebagai pemberi tanda peringatan atau sebagai alarm. Intensitas suara yang dihasilkannya berkisar antara 100 dB hingga 110 dB. Untuk mendapatkan tingkat kekerasan yang maksimum, buzzer harus dipasang secara kokoh didalam sebuah badan pembungkus atau pada sebuah papan rangkaian. Bishop, O. 2004

2.9. Solenoid Valve

Solenoid Valve adalah peralatan yang digunakan untuk mengkonversi sinyal elektrik atau arus listrik menjadi gerak mekanik. Solenoid Valve dibuat dari kumparan dan inti besi yang dapat digerakkan dan berfungsi sebagai actuator untuk membuka tutup selang gas otomatis. Solenoid Valve adalah perangkat elektromekanis yang mengubah energi listrik menjadi gerakan mekanis linier yang digunakan untuk memindahkan beban eksternal jarak yang ditentukan. Prinsip kerja Solenoid Valve ketika aliran arus melalui kumparan menciptakan medan magnet yang menghasilkan daya tarik antara pluger bergerak dan berhenti tetap. Ketika arus listrik dialirkan pluger solenoid dan beban eksternal yang mempercepat dan bergerak menuju solenoid itu berhenti sampai terjadi suatu dampak. Pluger naik dalam inti dari perakitan koil. Penghapus daya dari solenoid mengeliminasi aliran arus melalui kumparan. Pluger, dengan beban eksternal, kembali ke posisi semula, dibantu gravitasi atau beban itu sendiri. Tambunan, E. 2014 21 21

2.10. AT-Command

AT-Command merupakan perintah standar yang dapat diterima oleh modem. Perintah AT Hayes AT-Command digunakan untuk berkomunikasi dengan terminal modem melalui gerbang serial pada komputer. AT-Command ini dipakai untuk memerintahkan telepon selular mengirim dan menerima pesan SMS. Selain itu, AT-Command juga dapat dipakai untuk mengetahui atau membaca kondisi dari terminal seperti mengetahui kondisi sinyal, kondisi baterai, nama operator, lokasi, menambah item pada daftar telepon, mengetahui model telepon selular yang dipakaim nomor IMEI Internasional Mobile Station Equipment Identity dan informasi-informasi lainnnya yang berhubungan dengan telepon selular tersebut. Perintah-perintah AT-Command dikirimkan ke telepon selular dalam bentuk string teks. Komunikasi dataa antara telepon selular dengan peripheral lain seperti mikrokontroler dilakukan secara serial menggunakan perintah-perintah AT melalui komunikasi serial RS-232. Tabel 2.5 berikut menerangkan beberapa jenis perintah AT-Command. Tabel 2.5. Jenis peintah AT-Command Perintah Fungsi AT+CPBF Mencari nomor telepon yang tersimpan AT+CPBR Membaca buku telepon AT+CPBW Menulis nomor telepon di buku telepon AT+CMGF Menyeting mode sms teks atau PDU AT+CMGF=0 Menyeting mode PDU AT+CMGF=1 Menyeting mode SMS teks AT+CMGS Mengirim sebuah perintah SMS AT+CMGR Membaca sebuah pesan AT+CMGR=1 Membaca sebuah pesan dialamat 1 AT+CMG Melihat semua daftar SMS yang ada AT+CMGD Menghapus sebuah SMS AT+CMNS Menyeting lokasi penyimpanan SMS AT+COPS? Mengetahui nama provider kartu GSM AT+CSCA Mengetahui alamat SMS Center AT+CGMI Mengetahui nama dan jenis ponsel AT+CGMM Mengetahui jenis ponsel AT+CBC Mengetahui level baterai Perintah AT-Command ini yang nantinya yang akan diterjemahkan oleh modul GSM kemudian diteruskan ke mikrokontroler melalui RS-232 ataupun diterjemahkkan oleh modul GSM sebagai perintah mengirim ke nomor telepon tujuan tertentu. Tambunan, E. 2014

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Diagram Blok Penelitian

Diagram merupakan pernyataan hubungan yang berurutan dari satu atau lebih komponen yang memiliki kesatuan kerja tersendiri, dan setiap blok komponen mempengaruhi komponen yang lainnya. Diagram blok merupakan salah satu cara yang paling sederhana untuk menjelaskan cara kerja dari suatu sistem. Dengan diagram blok kita dapat menganalisa cara kerja rangkaian dan merancang hardware yang akan dibuat secara umum. Adapun diagram blok sistem yang dirancang seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.1. Sistem Minimum Mikrokontroler ATMega 32 LCD Adaptor Sensor Gas LPG Modul GSM Solenoid Valve Buzzer Mobile Phone Kipas DC Driver Relay Driver Solenoid Gambar 3.1. Diagram blok kerja sistem Berikut ini adalah prinsip kerja dari diagram blok penelitian diatas, ketika terjadi kebocoran pada regulator atau selang, sensor gas LPG berfungsi sebagai pendeteksi konsentrasi gas akan mendeteksi gas yang ada didalam ruangan, ketika gas terdeteksi maka sensor mengirimkan sinyal dalam bentuk tegangan ke mikrokontroler, kemudian LCD akan menampilkan konsentrasi gas didalam