2.1.7.2 Kinerja Nonkeuangan Universitas Jember
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007 penilaian kinerja dari aspek nonkeuangan dapat diukur melalui proses internal pelayanan.
Kinerja nonkeuangan Universitas Jember dapat diukur dengan menggunakan indikator standar pelayanan minimal umum universitas untuk menilai kesiapan
Universitas Jember menjadi Badan Layanan Umum, diukur dari kondisi saat ini dan target pelayanan 3 tiga tahun ke depan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 53 Tahun 2008 yang juga mengatur tentang standar pelayanan minimal sebuah universitas
ini menyatakan bahwa standar pelayanan minimal umum universitas ini meliputi standar pendidikan, standar penelitian, standar pengabdian kepada masyarakat,
dan standar layanan administrasi. Berdasarkan konsep value for money, pengukuran non-finansial dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pengukuran outcome
Outcome adalah dampak suatu program atau kegiatan terhadap masyarakat atau mengukur kegiatan terhadap masyarakat atau mengukur
kualitas output terhadap dampak yang dihasilkan. Pengukuran output memiliki 2 dua peran, yaitu:
a. Peran Retrospektif, terkait dengan penilaian kinerja masa lalu b. Peran Prospektif, terkait dengan perencanaan kinerja di masa yang akan
datang. Dalam peran ini, pengukuran outcome digunakan untuk mengarahkan keputusan alokasi sumber daya publik.
2. Estimasi Indikator Kinerja
Suatu unit organisasi perlu melakukan estimasi untuk menentukan target kinerja yang diinginkan untuk dicapai pada periode mendatang. Penentuan
target tersebut didasarkan pada perkembangan cakupan layanan atau indikator kinerja.
2.1.8 Perguruan Tinggi Negeri Sebagai Badan Layanan Umum BLU
Perguruan Tinggi Negeri PTN sebagai lembaga sosial yang secara tradisional bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, merupakan
lembaga yang paling merasakan tuntutan sosial untuk perubahan globalisasi. Dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat yang memerlukan ilmu pengetahuan
baru yang berbasis teknologi informasi, bioteknologi, serta ilmu-ilmu multidisiplin lainnya menuntut PTN untuk memenuhi kebutuhan mereka akan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih tinggi. Sebagai konsekuensi, perguruan tinggi harus mengikuti perubahan yang terjadi.
Untuk memenuhi tuntutan yang semakin menglobal dan kompleks tersebut, perguruan tinggi memerlukan pendanaan dalam rangka membiayai
operasional pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Pendanaan PTN diharapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan asas good university
governance yang mengandung prinsip transparansi dan akuntabilitas publik. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka diperlukan suatu instrument
pertanggungjawaban, yaitu anggaran dan akuntansi. Pengelolaan keuangan PTN yang menerapkan PK-BLU diatur dalam
perundang-undangan di bidang keuangan negara. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Badan Layanan Umum tersebut antara lain: 1
Permendagri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, 2 Permenkeu No. 76 Tahun 2008 tentang
Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum, 3 Peraturan Pemerintah RI No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum BLU dan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait dengan Badan Layanan Umum yang pada umumnya peraturan perundang-
undangan tersebut dimaksudkan bahwa apabila sebuah instansi menggunakan model BLU maka harus menerapkan sistem anggaran berbasis kinerja dan
akuntansi berbasis akrual.