ANALISIS KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM RUM

SURAT PENGANTAR PERBAIKAN PROPOSAL
Kepada Yth :
Dosen Pengampu Metodologi Penelitian
di TEMPAT.

Dengan hormat dengan ini kami sampaikan perbaikan tugas Metodologi Penelitian,
dengan perbaikan dan revisi sebagai berikut:
NO
SEBELUM
SETELAH REVISI
KETERANGAN/PETU
NJUK
1

Halaman
Judul masih
ada pengertian
dasar ke
keuangan dan
PAD


Judul dirubah sesuai
arahan langsung pada
pengertian keuangan bukan
PAD suatu daerah

Disesuiakan

2

Kaitan antar
alinea belum
jelas

Disesuaikan sesuai
petunjuk

Mohon arahan

3


Hipotesis
belum analisis
dan teori dasar

Ada dasar teori

Mohon arahan dan
bimbingan

Hormat Kami
TRIDARSONO/TRIDE in elearning

ANALISIS KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT
UMUM KABUPATEN SRAGEN DALAM MENOPANG PENDAPATAN
ASLI DAERAH KABUPATEN SRAGEN
DRAF PROPOSAL PENELITIAN
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian

DOSEN PENGAMPU

PROF.DR. TULUS HARIYONO,MEk.
PROF.DR.BAMBANG SUTOPO, M.COM, AKT.

OLEH :
TRI DARSONO
T 431 008 021
PROGRAM DOKTOR ILMU EKONOMI
MINAT MANAJEMEN KEUANGAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA

2011
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Jweinat J Jillian (2010) organisasi kesehatan bekerja dengan tekun
setiap hari dalam pelayanan terbaik bagi pasien dan keluarganya, ternyata
masih ada ruang untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

Dengan


mengurangi proses yang tidak efisiensi, menghindari biaya yang tidak perlu,

dan menawarkan rasa aman dari rumah sakit ke pasien dan yang terakhir
adalah perawatan yang baik bagi pasien.
Kesehatan merupakan urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh
Pemerintah , jika di kota Kota/Kabupaten dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
dan Rumah sakit. Kesan masyarakat Rumah Sakit di daerah tidak lepas dari
kesan jorok, kumuh, perawatnya galak dan beberapa komentar miring lainnya.
Manajemen rumah sakit umum daerah memerlukan fleksibilitas keuangan
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Rumah sakit umum di daerah juga memerlukan dana, tenaga medis yang
expert dan teknologi kesehatan terkini guna menunjang pelayanan kesehatan
masyarakat. Penelitian tentang manajemen rumah sakit daerah saat ini masih
jarang dilakukan karena biasanya yang diteliti tentang aspek medis dan
paramedis.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Teknis Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah,
membuka kesempatan rumah sakit umum milik pemerintah menerapkan pola
tersebut. Salah satu mainframe peraturan menteri dalam negeri itu adalah

pengelolaan keuangan yang efeisen dan efektif. Selain itu fleksibilitas pada
batas-batas tertentu berkaitan dengan jumlah dana yang dapat dikelola
langsung, pengelolaan barang, pengelolaan piutang, serta perumusan
standar, kebijakan, sistem, dan prosedur pengelolaan keuangan.

Dalam penelitian ini akan dikembangkan Analisis baru Manajemen
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah
(BLUD RSUD) sebagai rumah sakit milik pemerintah. Hal ini menarik dan
unik karena dengan pola keuangan BLUD rumah sakit milik pemerintah dapat
beroperasi dengan efisien, efektif. Aplikasinya penerapan pola baru tentang
penyusunan tarif, kerjasama, pengadaan barang / jasa maupun hal–hal yang
lain yang ada hubungannya denga keuangan. Disisi lain manajemen keuangan
harus menyesuaikan Standar Keuangan Pemerintah dan Standar Keuangan
rumah sakit yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPK-BLUD).
Analisis

pola keuangan BLUD rumah sakit milik pemerintah ini

baru dan unik karena RSUD sebagai perpanjangan tangan suatu Pemkab/

Pemkot beroperasi dengan efisien, efektif.
Dengan latar belakang masalah yang kompleks terjadi di rumah sakit
penting bagi peneliti untuk meneliti dari aspek teoritis, normatik, faktual dan
teknisnya serta menjembatani gap antara aturan dan realita.

B. PERUMUSAN MASALAH
Adanya kesenjangan antara operasional dan aturan birokrat yang rumit
di rumah sakit milik pemerintah maka perlu pemantapan pelaksanaan Pola

Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah guna pelayanan kesehatan yang
paripurna.
1. Apakah dengan penerapan Pola Pengelolaaan Badan Layanan Umum
Daerah pada

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen

berpengaruh dengan kinerja?
2. Apakah dengan penerapan Pola

Pengelolaaan Badan Layanan Umum


Rumah Sakit Umum Daerah berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan?
3. Apakah penerapan Pola Pengelolaaan Badan Layanan Umum Daerah
Rumah Sakit Umum Daerah berpengaruh terhadap pengadaan barang dan
jasa?
4. Apakah efisiensi dan efektifitas akan berpengaruh terhadap pendapatan
BLUD RSUD Sragen?
5. Apakah pendapatan BLUD RSUD Sragen akan berpengaruh terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sragen?
6. Apakah sistem penerapan Pola Pengelolaaan Badan Layanan Umum bisa
diaplikasikan pada layanan publik semi quasi lainnya?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian antara lain :

1) Menganalisis seberapa besar pengaruh

penerapan Manajemen

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah terhadap Pendapatan Asli

Daearah Kabupaten Sragen
2) Menemukan bukti empiris pengaruh penerapan Manajemen Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah terhadap terhadap pelayanan di RSUD
Sragen?
3) Menjelaskan penerapan Manajemen Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah terhadap pelayanan umum semi quasi yang berguna bagi
pelayanan publik lebih baik dan petugasnya lebih sejahtera.
D) MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini bermanfaat untuk:
 Efisiensi, Fleksibilitas dan berorientasi produktivitas pola pengelolaan
Badan Layanan Umum Daerah.
 menciptakan good governance pelayanan di rumah sakit
 Mengembangkan teori baru analisis Keuangan bagi rumah sakit milik
pemerintah
 memberikan kontribusi pengembangan ilmu dan praktikal analisis
keuangan di dunia kesehatan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESA


A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini di kemukakan tentang ringkasan dari
beberapa jurnal yang mendukung dan relevan dengan judul diatas:
J Caulfield dan Agnes Liu (2006) menganalisis bahwa Otorita Rumah
Sakit Hong Kong menghadapi tantangan dan ketidakpastian pada organisasi
pada pelayanan publik karena rumah sakit sebagai perpanjangan tangan dari
pemerintah.
Afifi AA, (2007) melaporkan Variabel Regresi dengan Instrumental
Penyakit dimana total pengeluaran kesehatan nasional Amerika Serikat
digunakan untuk medikasi Penyakit kronik, seperti diabetes, hipertensi, asma,
dan penyakit jantung koroner
Buckley, EF (2004) menyimpulkan Laporan the American Hospital
Association, antara 2000 dan 2007, pembayaran rata-rata - biaya rasio untuk
pasien Medicare dan Medikasi masing-masing berkisar 99-91 persen dan
95-88 persen, , sedangkan rata-rata pembayaran terhadap rasio biaya asuransi
pribadi penderita naik 116-132 persen
Kongres Amerika terus mempertanyakan apakah untuk- rumah sakit
nir laba - menyediakan perawatan amal yang cukup sebagai alasan mereka
meminta keringanan pajak tertentu (Richard L Gundling, 2005)

Strategik Perencanaan pajak penting untuk sektor pelayanan kesehatan
nirlaba, meskipun misi filantropi perusahaan. Manajemen mengevaluasi

struktur kolaboratif alternatif untuk meningkatkan efisiensi, dampak
evaluasi terhadap tata struktur juga harus dipertimbangkan (Pamela C Smith,
2005)
S. Eastaugh (2007) menyimpulkan Rencana kompensasi bonus
Insentif adalah salah satu cara untuk memastikan bahwa sektor rumah sakit
dapat dikategorikan pengambil risiko berkualitas tinggi. Manajer yang
baik dan

efektif

mempromosikan

diversifikasi dan peningkatan

produktivitas bagi perkembangan rumah sakit.
Dalam sebuah hipotesis tentang siklus hidup menjelaskan perilaku
lembaga rumah sakit: gejolak dan tonjolan, diversifikasi dan divestasi,

kadang-kadang mengarah ke penutupan atau merger. Rumah Sakit
diversifikasi dan dampaknya terhadap rasio operasi telah dipelajari untuk 172
rumah sakit selama periode 2002 - 2007. Diversifikasi kelembagaan membuat
posisi keuangan dan keuntungan usaha yang lebih baik serta perencanaan
pemerintah dan persaingan rumah sakit menjadi terukur (S. Eastaugh, 2008)
David Stuckler, Sanjay Basu and Martin McKee (2011) menyatakan
Daerah yang besar

menghabiskan dana banyak

infrastruktur yang

besar jika

dibandingkan

dan membutuhkan
dengan

kebutuhan

kesehatan. Sejarah mungkin telah menciptakan perangkap infrastrukturketimpangan kesenjangan infrastruktur.
Bandara Samb, et al. (2010)

menyatakan Sebuah program

Kesehatan bersama sejak awal bertujuan

untuk membangun sistem

kesehatan nasional yang dapat direspon dengan spektrum penuh di

negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah .Dari visi global
akan mengikuti reformasi kebijakan yang dapat mendorong lebih besar
kesesuaian, relevansi, dan effiency dalam pembiayaan kesehatan, struktur tata
kelola kesehatan, rekrutmen, pelatihan, dan pengembangan pekerja sehat,
sistem informasi kesehatan, manajemen pasokan; dan pemberian layanan
sehat.
Alexander et al. (2005) mempelajari konflik dengan latar belakang
antar etnis dengan teori gambar, teori ini tampaknya berlaku untuk penelitian
di rumah sakit. Makalah ini membahas aplikasi pertama dari teori gambar
dalam sebuah setting. Di rumah sakit ada perbedaan antara profesi , antar
golongan serta

bagian

yang kita tahu bahwa anggota dari kelompok

budaya dan profesi yang berbeda cenderung untuk membesar-besarkan
perbedaan yang terjadi dan mengurangi kesamaan untuk tujuan bersama.
Mark A.Hall dan Carl E. Schneider (2009) menyatakan Konflik nonkeuangan terakhir yang menarik untuk dibahas adalah tujuan dokumen
(catatan medis). Hal ini memungkinkan individu untuk mengambil kendali
atas pilihan pengobatan klinis mereka begitu banyak, sehingga Pengadilan
Agung Amerika Serikat

telah menyatakan bahwa orang dewasa yang

kompeten memiliki kepentingan kebebasan secara konstitusi

dilindungi

dalam menolak perawatan medis .
J Oddoye and MA Yaghoobi, M Tamiz el al (2007) membuktikan
selama pergantian perawat jaga siang dan malam menunjukkan hasil yang
nyata bahwa goal programming model yang dikembangkan untuk Medical

Assesment Unit (MAU) ini efektif dalam mencari solusi untuk tingkat sumber
daya yang diperlukan untuk pasien Model ini menyoroti kurangnya sumber
daya dan selanjutnya dapat menentukan kekurangan sumber daya yang
sangat tepat menurut jenis sumber daya dan waktu hari.
Kellis Dana et al. (2010) menerangkan secara ringkas, jelas bahwa
lembaga pemerintah berhasil mengelola proses perawatan medis dan
menarik tenaga kerja yang diperlukan dan sumber daya lain yang
diperlukan bagi perawatan berkualitas.
H Wodinsky et al. (2009) menyatakan remunerasi khusus harus
dibayarkan kepada jajaran stuktural dan pusat operasi di rumah sakit (komite
medik) sehingga mereka secara finansial dan operasionalnya stabil.Hal ini
untuk mencapai tujuan strategis dan keuangan.
Simone Rouscher dan John R.C. Wheeller, (2010) Siklus Pendapatan
Manajemen Rumah Sakit: Apakah Medicare dan Medicaid Memperlemah
Kemampuan Rumah Sakit dalam

Menghasilkan dan Mengumpulkan

Pendapatan dari Perawatan?
Sonnad, S et al.(2005) menyimpulkan Penyebaran Cost Utility of
Analysis (CUA)

literatur medis mengikuti pola diidentifikasi untuk

difusi teknologi baru dan proses. Penelitian di masa mendatang harus fokus
pada apa dampak penyebaran di praktek kedokteran dan perumusan kebijakan
kesehatan.
J Jillian (2010) menyatakan Pimpinan Kesehatan melihat masa depan
industri dinamis melalui mata pasien, keluarga, penyedia, dokter, pengusaha,

asuransi kesehatan, dan pembuat kebijakan. Sebagai organisasi kesehatan
menghadapi tantangan ekonomi tumbuh dan bangsa terlibat dalam reformasi
kesehatan yang komprehensif, mengurangi readmissions yang dianggap
sebagai bagian dari solusi untuk mencapai efisiensi seluruh sistem yang baru.
Pemimpin kesehatan dapat mengadopsi pendekatan baru untuk mengurangi
readmissions dicegah yang meliputi tiga komponen dasar:
(a) mengidentifikasi pasien beresiko untuk diterima kembali berdasarkan
faktor sosiodemografi, faktor terkait perawatan, dan ukuran keparahan
penyakit;
(b) mengantisipasi reformasi yang sejalan penggantian dan insentif
pembayaran.
(c) struktur dan perencanaan yang terkoordinasi.

Stern M et al.(2010) menyatakan Sebuah standar membutuhkan
sosialisasi

pemasyarakatan perawatan kesehatan harus transparan

dengan pasien dan keluarganya, jika ada sebuah peristiwa yang merugikan
terasa tidak memiliki pengaruh langsung pada keselamatan pasien dan
karenanya bukan bagian dari tugas kelompok.
Laksono Trisnantoro (2006) sampai saat ini belum ada pelatihan
dengan standar nasional untuk manajemen bencana bagi dinas kesehatan
Provinsi dan Kabupaten kota dan LSM terkait. Tentunya pelatihan
manajemen ini berbeda dengan pelatihan manajemen pada saat normal yaitu
faktor waktu dan koordinasi tidak begitu menjadi masalah.

A.H.J. Klopper (2009) bahwa Pengertian yang mendalam dimana
pelayanan kesehatan harus menggunakan rencana-rencana di pelayanan
kesehatan untuk memudahkan perubahan organisasi bagi rumah sakit yang
mandiri.
Pemerintah federal Kanada dan negara bagian baru-baru ini
mempelajari

penyebab

kesenjangan

pelayanan

kesehatan

antara

penduduk perkotaan dan pedesaan dan menentukan bahwa lac koordinasi
antara sistem pelayanan kesehatan pedesaan dan organisasi pemerintah
merupakan penyebab utama dari kesenjangan perawatan kesehatan adalah
berkomunikasi (M John Trussel and Patrick A. Patrick, 2009)
Rob Turner (2004) membahas unit perawatan intensif elektronik
(eICUs), di mana spesialis dapat melacak sebanyak 105 pasien dalam
perawatan intensif dari satu lokasi. Para pendukung eICUs percaya bahwa
mereka dapat membantu mencegah puluhan ribu kematian per tahun
Dankiel J West Jr, (2004) menyatakan Reformasi kesehatan utama telah
dilembagakan di Georgia (Daerah Kaukasus). Terbukti manajemen berbasis
yang fokus pada pengembangan kompetensi perlu dan cukup bagi
manajer senior dan menengah untuk menerapkan dalam suatu rumah
sakit..
Kristi A Pintar,: Terry A,Capuano:Gwendon D Rosser (2007) mendorong
mentoring hubungan dengan pemimpin lain dalam organisasi kesehatan.
Sasaran tahunan untuk setiap manajer harus mencakup tujuan pengembangan
profesional untuk pembinaan dan mentoring anggota staf mereka.

Model konseptual yang memprediksi bahwa rumah sakit menghadapi
kendala anggaran lebih rendah terkait dengan pengendalian biaya kurang
agresif, dan kualitas, tergantung pada pengendalian biaya. Kami menemukan
bahwa rumah sakit dengan kendala rendah cenderung untuk menutup layanan
jaring pengaman (Yu Chu She dan Karen Enggleston, 2009)
Buyurgan Nebil (2009) model klinik kesehatan adalah suatu bentuk
lembaga tiruan sebuah rumah sakit yang menghasilkan. Sebuah rumah sakit
dengan kemampuan untuk mengadopsi tiga sistem yaitu menemukan,
karakteristik khusus dan lembaga

untuk digunakan dalam pelayanan

kesehatan.
Basu Debashis et al. (2010) menyimpulkan Konteks penelitian
menggunakan analisis pusat biaya yang penting dalam sebuah rumah sakit
umum di Afrika Selatan. Ia juga mengidentifikasi berbagai faktor yang
mungkin mempengaruhi implementasi pusat biaya di rumah sakit umum.

Dalam penelitian kuantitatif ini, penelitian berangkat dari teori diatas
menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori
yang digunakan. Sehingga tampak benang merah dari teori diatas dengan
analisis antara lain:
- Reformasi bidang kesehatan pada rumah sakit milik Pemeritah dari mulai
pengelolaan keuangannya sampai pelayanan administratifnya guna
pelayanan kesehatan yang optimal

- Pemerintah suatu Negara /daerah sudah banyak beban dan tantangan
keuangan daerah maka rumah sakit miliknya harus melaksanakan tugas
pokok kesehatan dengan efisien dan efektif.
- Diperlukan perencanaan keuangan dan sumber daya manusia yang tepat
dan efisien untuk mengatasi konflik antar profesi dan bagian
- Pemerintah lewat Rumah sakit membuat program jaminan kesehatan bagi
penduduk yang tidak mampu dengan sistem biaya yang fleksible
Dari benang merah antara teori dan praktek maka pola pengelolaan keuangan
Badan Layanan Umum Daerah sangat tepat diterapkan di rumah sakit miliki
pemerintah.

B. PERUMUSAN HIPOTESIS
1.

KERANGKA PIKIR
Rumah sakit yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum akan menghasilkan kinerja yang efissien efektif guna pelayanan dan
kesejahteraan sumber daya manusianya. Berdasarkan teori pemikiran
terdahulu dan konstelasi hubungan antar variabel maka penelitian kerangka
pemikirannya adalah sebagai berikut:
Rerangka pemikiran

Penerapan Pola

- efisien dan efektif
- pelayanan kesehatan lebih baik
- fleksibilitas

BLUD RSUD



- pendapatan RSUD meningkat
- Pendapatan Asli Daerah naik
- pasar, perparkiran, pendidikan ?

Variable Independen

Variabel dependen

Persoalan Manajemen Keuangan BLUD RSUD kenapa diteliti sesuai bagan dibawah:
Kesimpulan
Rekomendasi

PPractical/empirical
Practical/Problem
ical/empirical
Motivates
Problem

Latar
Belakang

RReseach Answer
Research
Reseach Problem
Finds
Kajian Literatur
Disain penelitian
Analisis

Defines
Tujuan

Research Question
Bisa juga dalam
bentuk Hipotesa

2.

HIPOTESIS
Perumusan Hipotesis dengan adanya pola pengelolaan Badan Layanan

Umum Daerah maka pengelolaan keuangan rumah sakit daerah akan lebih
efisien dan efektif dan pada akhirnya pelayanan kesehatan akan lebih optimal.
Posisi penelitian saat ini adalah rumah sakit sedang melaksanakan proses
pelaksanaan Pola Badan Layanan Umum Daerah dan keadaan manajemen

keuangan setelah diadakan pola tersebut akan menjadi seperti apa, semakin
efisien dan efektif atau sama saja dengan pola birokrasi saat ini.

Hipotesa 1 :
Diduga dengan penerapan Pola Pengelolaaan Badan Layanan Umum Rumah
Sakit Umum Daerah berpengaruh dengan kinerja ?
Homberg dan Shmerling (2000) dalam Carden dan Egan (2008)
mengemukakan Rumah Sakit kini menghadapi tuntutan kuat untuk
menurunkan biaya, meningkatkan kualitas pelayanan dan memperluas akses
untuk pertumbuhan layanan kesehatan penduduk yang tidak termasuk asuransi
negara. Walaupun

tuntutan kompleks sering mengakibatkan konsekuensi

penting bagi jutaan orang Amerika, manajer kesehatan menghadapi tantangan
untuk mengatasi tuntutan karena kurangnya pengetahuan mereka tentang
praktek manajemen terbaik.
Hipotesa 2:
Penerapan Pola Pengelolaaan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Umum
Daerah berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan akan lebih baik.
M.M Gianino et al, (2007) memberikan suatu Model yang
memungkinkan penentuan biaya yang dikeluarkan secara eksklusif oleh HAIs
(hospital acquired infections =HAIs), sehingga mengatasi beberapa
kelemahan dalam metode konvensional untuk pemodelan ekonomi HAIs.
Model ini menggabungkan fitur untuk:
(a) khusus mengidentifikasi HAIs individu

(b) mencari bangsal di mana itu terjadi dan di mana ia dirawat;
(c) membedakan antara sumber daya yang timbul jika mengobati infeksi dan
masalah klinis utama pasien yg dirawat
(d) menentukan nilai ekonomisnya
(e) memberikan gambaran biaya secara rinci .

Hipotesa 3:
Apakah dengan penerapan Pola Pengelolaaan Badan Layanan Umum Rumah
Sakit Umum Daerah berpengaruh terhadap fleksibilitas pengadaan barang
dan jasa?
Dimana teori dasar jika pengadaan barang dan jasa milik pemerintah kenapa
mahal karena ada biaya lelang dimana pengusaha mesti mengambil jasa
keuntungan dan pajak-pajak yang harus dibayar, akan tetapi jika dilaksanakan
sendiri dengan kepanitian internal BLUD maka dapat ditentukan waktu dan
barang yang tepat serta biaya yang lebih efisien.
Hipotesa 4:
Apakah efisiensi dan efektifitas akan berpengaruh terhadap pendapatan
BLUD RSUD Sragen?
CUA (cost unilyty Analysis) diidentifikasi untuk difusi teknologi kesehatan
yang baru dan proses difusi tergantung pada persepsi inovasi, karakteristik,
potensi pengadopsi dan faktor kontekstual. Dalam CUA, memasukkan
kesehatan lingkungan untuk ditingkatkan dalam persepsi studi berbasis biaya

dan pelatihan yang lebih luas dari dokter dan peneliti dominan dalam
pekerjaan( Sonnad S Seema et al. 2005)
Hipotesa 5:
Diduga pendapatan BLUD RSUD Sragen akan berpengaruh terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sragen?
Hubungan antara hutang pembiayaan dan kompensasi biaya perawatan rumah
sakit membutuhkan perencanaan dan kebutuhan modal yang berasal dari
daerah setempat ( Tae Hyun Kim,2009)
Thomas M Scuhmann (2009) dalam studi sebelum krisis keuangan
secara keseluruhan rumah sakit mulai mengalihkan dana modal mereka
guna

menopang infrastruktur dan memangkas pengeluaran modal.

Kecenderungan ini bermanfaat

untuk rumah sakit ketika mereka akan

mengembangkan tingkatan selanjutnya.

Hipotesa 6:
Apakah sistem penerapan Pola Pengelolaaan Badan Layanan Umum harus
diaplikasikan pada bidang-bidang layanan publik semi quasi lainnya seperti
dinas pasar, perparkiran, pendidikan dan lain-lain?
Basu Debashis et al. (2010) menyimpulkan Penelitian dalam sebuah
rumah sakit umum di Afrika Selatan menggunakan analisis pusat biaya. Ia

juga mengidentifikasi berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi
implementasi pusat biaya di rumah sakit umum.

C. DEFINISI OPERASIONAL
Adapun Konsep Pokok yang terdapat didalam proposal ini antara lain adalah :


PPK = Pengelolaan

keuangan

yang

memberikan

fleksibilitas

berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang
sehat
rangka

untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
memajukan

kehidupan

bangsa,

kesejahteraan
sepagai

umum

pengecualian

dan

dalam

mencerdaskan

dari

ketentuan

pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.


Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah suatu Unit Kerja pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah
yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan
mengutamakan

barang dan/atau

mencari keuntungan,

jasa yang dijual tanpa
dan

dalam melakukan

kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.


Efisien dan efektif menurut Jones (2004) ada tiga pendekatan dalam
mengukur efektifitas organisasi; yaitu external approach, internal
system approach, dan technical approach.



Pelayanan kesehatan merupakan urusan tugas pokok bidang kesehatan
dari pemerintah kepada rakyat dalam hal ini jika di Kabupaten/Kota
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota dan Rumah Sakit.



Pengadaan barang merupakan proses penyediaan barang / jasa yang
dibutuhkan pemerintah yang dilakukan oleh rekanan atau panitia
pembelian dengan tata aturan tertentu

BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Komponen-komponen penting didalam penelitian kuantitatif, meliputi sebagai
berikut:

A. Definisi dan penjelasan Variabel.

Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel independen dan variabel
dependen. Masing-masing variabel termasuk variabel independen atau dependen
dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Variabel independen
Variabel Dependent
Penerapan
Pola
Pengelolaan efisien dan efektif
BLUD
pelayanan kesehatan lebih baik
Fleksibilitas pengadaan barang dll
pendapatan RSUD meningkat
Pendapatan Asli Daerah
pasar, perparkiran, pendidikan
Dengan menggunakan alat analisis statistik maka akan dicari pengaruh antara
variabel Independen dan variabel Independennya.

B.

Batasan dan Obyek Penelitian.
Hal ini bisa berupa individu, keluarga, organisasi, institusi dan lain sebagainya
dimana permasalahan penelitian melekat padanya. Pada topik penelitian Badan
Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Penopang Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Sragen maka lembaga Badan Layanan Umum Rumah Sakit
Umum Daerah (BLUD RSUD) serta rumah sakit yang telah menerapkan sistem

BLUD, kemudian PERSI (Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) sebagai
lembaga Induk dan Pemerintah Kabupaten Sragen sebagai Pemilik.

C. Populasi dan Sampel

1.

Populasi
Sampel dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit yang telah melaksanakan /
menerapkan Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah.

2.

Sampel
Dalam topik tersebut, unit sampel yaitu pendapatan Badan Layanan Umum
Rumah Sakit Umum Daerah BLUD RSUD Sragen sebelum dan sesudah
penerapan Pola Pengelolaaan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Sragen Jawa Tengah.

D. Responden (unit observasi), yaitu seseorang yang dapat memberikan jawaban

pada proses pengukuran variabel. Pada topik ini bagian keuangan dimana Pola
Pengelolaaan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Umum Daerah diterapkan

E. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersumber dari data
primer, yaitu langsung diperoleh dari responden.

F. Rencana Teknik analisa Data

Teknik analisa Data yang digunakan dalam penelitian ini direncanakan
menggunakan Regresi Multivariat karena variablenya lebih dari tiga.
Direncanakan menggunakan Regresi Multivariat karena variablenya lebih dari
tiga.
Teknik analisa Data yang digunakan dalam penelitian ini direncanakan
menggunakan Statistik Parametrik dalam hal ini membandingkan lebih dari
dua kelompok.

DAFTAR PUSTAKA
Afifi, AA; Morisky, DE; Kominski, GF, and Kotlerman, JB, (2007). Impact of
Disease Management on Health Care Utilization Evidence from the Florida A
Healthy State (FAHS) Medicaid Program. Preventive Medicine,44:547-553.
Alexander et al, (2009). Studied an Interethnic Conflict setting with
The Image Theory, this Theory
Seems Applicable for
Research in the Hospital Setting. Journal of Health

Organization and Management, 2 ( 23). 216-224.
Badara Samb, et al, (2010). Prevention and management of chronic disease: a litmus
test for health-systems strengthening in low – income and middel income
countries.Chronic Diseases and Development, Lancet 4 (376):1785-97.
Basu, Debashis., Davide, Croce. Emanuele, Porazzi. Umberto, Restelli. (2010).
Introduction of Concept of Cost Centre Management in a Public Hospital
in South Africa. Journal of Health Care Finance, New York: Spring, 36,( 3):
88-93.
Buckley, EF,(2004). An examination of the Effects of Payer Mix on Hospital Nurse
to Patien Ratios and Hospital Quality of Care. Dissertation, University of
Pennsylvania.
Carden, L., T. Egan,(2008). Does Our Literature Support Sectors Newer to Project
Management? The Seach for Quality Publication Relevan to
Nontraditional Industries. Project Manajemen Jurnal, 39 (3):6-27.
Caulfield J and Agnes Liu, (2006). Shifting Concepts of Autonomy in the Hong Kong
Hospital Authority.Public Organiz Rev, 6:203-219.
Chu, Yu Shen. and Karen, Enggleston, (2009). The Effect of Soft Budget Constraints
on access and quality in Hospital Care. Int J Health Care Finance Econ, 9:
211-232.
J Jillian, (2010). Hospital Readmissions Under the Spotlight: Journal of Healthcare
Management. Chicago,55 ( 4): 252-265.
J, Daniel, (2004). Evidenced-Based Health Management Involving Three Hospitals in
Central and Eastern Europe. Healthy Marketing Quarterly. New York: 22
(1):71.

John, M T and Patrick A.P,(2009). An Empirical Analysis of Financial Distress in
Pennsylvania Hospitals. J Health Care Finance,36(1):31-60.Aspen
Publishers, Inc.
Kellis, Dana ; Jill S Rumberger, Bruce Bartels,(2010). Healthcare Reform and the
Hospital Industry: What Can We Expect?.Journal of Healthcare
Management. Chicago,55 (4); 283-98.
Klopper, A,(2009). Stereotypical images between physicians and managers in
hospitals. Journal of Health, Organization and Management, 23

( 2):216-224.
Kristi, A Pintar:Terry A,Capuano:Gwendon, D Rosser,(2007). Developing Clinical
Leadership Capability. The Journal of Condinuing Education in
Nursing,38(3).
M,M. Gianino: A Vallino, D; Minniti and F. Abbona, (2007). A model for calculating
costs of hospital-acquired infections: an Italian experience. Journal of
Health Organization and Management,21(1):39-53.
Mark A.Hall and Carl E. Schneider, (2009). When Patients Say No (To Save Money) :
An Essay on the Tectonics of Health Law. 41 Conn, L.Rev.743,747 citing
Washington V.Glucksberd,521 U.S. 702.723-28.)).
Nebil, Buyurgan. Ashraf, Hajiyev. Nabil, Lehlou. Manual, Rossetti. Ronald, Rardin.
and Raja, Jayaraman,(2008). Portable Equipment Management in
Hospitals. Department of Industrial Engineering, 4207 Bell Engineering
Center,University of Arkansas, Fayetteville, AR 72701, USA.
Oddoye J and MA Yaghoobi, M Tamiz el al, (2007). A Multi – Objective Model to
Determine Efficient Resources Level in a Medical Assessment Unit.
Journal of the Operational Reseach Society, 58:1563-1573.
Pamela C Smith, (2005). The Need for Strategic Tax Planning Among Non Profit
Hospitals: Journal of
Healthy Care Finance,ABI/INFORM reseach
.Suzzmmer. 31 (4):31.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah.
Richard L Gundling, (2005). A Taxing Question for Not for Profit. Healhtcare
Financial Management. ABI/INFORM Reseach,59(8).32.
Rouscher Simone and John R.C. Wheeller, (2010). Hospital revenue Cycle
Management and Payer Mix: Do Medicare and Medicaid Undermine
Hospitals’ Ability to Generate and Collect Patient Care Revenue.Journal of
Health Care Finance,37(2):81-96.
S. Eastaugh, (2007). Hospital Nurse Productivity. Journal of Healthcare Finance,
Spring.33 (3).39-47.
S. Eastaugh,(2008). Diversification in the Hospital Industry. Journal of Health Care
Finance,Aspen Publishers,Inc.34(3):52-65.
Sonnad, S; Dan Greenberd. Allison B Rosen, and Peter J Newmann, (2005).
Diffusion of published cost-utility analyses in the field of health policy and
practice.International Journal of Technology Assessment in Health Care,
21(3):40.

Stern ,M; B Robert, and Mellow, J, (2010). Patient Safety: Moving the Bar in Prison
Health Care Standards: Am J Public Health,100:2010-100.
Stuckler,D; Sanjay Basu, and Martin McKee, (2011).Health Care Capacity and
Allocations Among South Africa’s Provinces: Infrastucture-Inequality Traps
After the End of Apartheid.Am J Public Health.101:165-172.
Tae Hyun Kim,(2009). The Relationship of Financial andMission Factors
to the Level of Uncompensated Care Provided inCalifornia
Hospitals, Journal of Healthcare Management. 54(6) :322384
Thomas M Scuhmann, (2009).Hospital Capital Spending. Healthcare Financial
Management.ABI/INFORM.63 (11):92.
Trisnantoro, L,(2006). Mengelola Bencana di Sektor Kesehatan: Membutuhkan
Pendekatan Ilmiah. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 02:51.
Turner, R, (2004).Remote intensive care that's more intensive: Rob Turner. U.S. News
& World Report. Washington. 137( 3):56.
Wodinsky H,.Esmat Shorobeem,.Bradley Pancratz,(2009). Urgent Care Centers can
Enchance Volume and Revenue. Healthcare Financial Management.
ABI/INFORM Reseach, 63 (11):82.