Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penciuman

2.4.5. Odorant-binding Proteins

Epitel penciuman terdiri dari beberapa odorant-binding protein OBP yang diproduksi oleh sel penyokong yang dikeluarkan ke ruang ekstraseluler. Protein tersebut diperkirakan homolog dengan protein dalam tubuh yang berfungsi membawa molekul lipofilik. OBP ini berfungsi: 1 mengkonsentrasikan odoran dan kemudian mentransfernya ke reseptor, 2 mengencerkan molekul hidrofobik dari udara, 3 mengisolir aroma menjauh dari tempat pengenalan bau Ganong, 2013.

2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penciuman

Anosmia tidak dapat mencium bau dan hiposmia atau hypesthesia berkurangnya sensitivitas penciuman bisa berasal dari hidung tersumbat atau polip di hidung. Hal ini juga bisa merupakan tanda dari masalah yang lebih serius seperti kerusakan nervus olfaktorius yang disebabkan oleh fraktur lempeng kribriformis atau trauma kepala, tumor seperti neuroblastoma atau meningioma, dan infeksi saluran pernafasan. Anosmia kongenital merupakan suatu kelainan yang jarang ditemukan dimana seseorang terlahir tanpa kemampuan untuk mencium bau. Penggunaan nasal dekongestan yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan anosmia. Kerusakan nervus olfaktorius sering terlihat pada pasien dengan penyakit Alzheimer. Menurut National Institue of Health, 1- 2 populasi Amerika Utara yang berusia dibawah 65 tahun mengalami derajat kehilangan penciuman yang bermakna. Proses penuaan juga berhubungan dengan kelainan sensasi penciuman; 50 individu berusia 65 tahun sampai 80 tahun dan 75 yang berusia 80 tahun memiliki gangguan kemampuan untuk mengenali bau. Anosmia juga berhubungan dengan penurunan sensitifitas pengecapan hipogeusia. Hiperosmia peningkatan sensitivitas penciuman lebih jarang terjadi dibandingkan dengan kehilangan kemampuan penciuman. Ibu hamil biasanya menjadi lebih sensitif terhadap bau. Disosmia kesalahan persepsi bau bias disebabkan oleh beberapa kelainan termasuk infeksi sinus, kerusakan parsial pada nervus olfaktorius, dan kebersihan gigi yang buruk Ganong, 2013. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. KerangkaKonsep Kerangka konseppadapenelitianiniadalah:

VariabelIndependen VariabelDependen Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian 3.2. Definisi Operasional Adapun definisi operasionaldaripenelitianiniadalah: 1 Aromaterapi a. Definisi Aromaterapi Aromaterapiadalahprosesinhalasi minyak esensial lavender 2secara evaporasi denganmenggunakanalataroma diffuserselama 20 menit. b. CaraUkur - Melarutkan 40 tetes minyak esensial lavender 100 ke dalam 100 ml air, untuk mendapatkan minyak esensial lavender 2. Lalu larutan minyak esensial lavender 2 tersebut dituangkan ke dalam aroma diffuser. c. Alat Ukur Aroma diffuser Ultrasmit ® dan gelas ukur. d. HasilUkur Minyak esensial lavender 2. e. SkalaUkur Aromaterapi lavender secara evaporasi selama 20 menit - TekananDarah • Tekanandarah sistolik • Tekanandarah diastolik - DenyutJantung Universitas Sumatera Utara