PENYAJIAN DATA
Setelah melakukan penelitian dan pengumpulan data di lapangan melalui wawancara, dan observasi atau pengamatan secara langsung, maka diperoleh data
responden dalam kaitannya dengan Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan SIAK di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir.
Adapun data-data yang disajikan terdiri dari dua bagian, yaitu data identitas responden dan data variabel penelitian. Penyajian data mengenai karakteristik
responden adalah untuk mengetahui spesifikasi ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh responden yaitu meliputi jenis kelamin, usia, suku, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan
jumlah anggota keluarga. Sedangkan penyajian data tentang variabel penelitian adalah untuk menjawab permasalahan penelitian. Data-data tersebut disajikan sebagai berikut :
4.1 Identitas Responden Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi
Persentase 1
Laki-Laki 7
100 2
Perempuan -
Jumlah 7
100 Sumber : Wawancara 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat identitas responden berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki 8 orang, dan perempuan tidak ada.
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Universitas Sumatera Utara
No Pendidikan Frekuensi
Persentase 1
SD -
2 SLTP
- 3
SLTA 3
42,86 4
Diploma Sarjana 4
57,14 Jumlah
7 100
Sumber : Wawancara 2010 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa identitas responden berdasarkan
pendidikan terakhir yaitu tingkat Sekolah Dasar SD dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP tidak ada, sedangkan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA
sebanyak 3 orang 42,86 dan pada tingkat Diploma dan Sarjana sebanyak 4 orang 57,14.
4.2 Hasil wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi dari para informan kunci tentang implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependuduk an di
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir dalam memberikan pelayanan kependudukan. Sesuai dengan rancangan penelitian, telah ditetapkan jumlah
informan kunci sebanyak 1 satu orang. Orang yang ditetapkan sebagai informan kunci dalam penelitian ini adalah orang yang dianggap dapat menjawab segala sesuatu yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini, yaitu yang berhubungan dengan proses implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependuduka n. Yang menjadi informan
kunci dalam penelitian ini yaitu Kepala Dinas Kepedudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang yang ada di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir
sebanyak 3 orang, yaitu Kepala Bidang Pencatatan Sipil, Kepala Bidang Informasi Kependudukan, dan Kepala Bidang Kebijakan dan Pendaftaran Penduduk.
Dalam penelitian ini juga terdapat informan tambahan yaitu Kepala Seksi Pencatatan Perkawinan, Perceraian, Pengakuan, dan Pengesahan Anak, Kasubbag
Keuangan dan Kepegawaian, dan yang terakir adalah Kasubbag Umum dan Perlengkapan.
Tipe wawancara yang dipilih oleh penulis yaitu tipe wawancara berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis menyusun daftar
pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun jelas berhubungan dengan proses implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan tersebut.
Namun didalam prosesnya sendiri, penulis tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari
para informan utama. Dalam wawancara ini ada beberapa pertanyaan yang diajukan kepada informan
utama yang menyangkut masalah implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan. Penulis hanya memilih beberapa orang informan kunci dan informan
utama serta imforman tambahan yang akan diberikan pertanyaan sesuai dengan bidang dan kedudukan mereka masing-masing sehingga seluruh permasalahan yang diangkat
dalam penelitian ini dapat terjawab. Dilihat dari indikator implementasi kebijakan, antara lain:
1. Standart dan sasaran kebijakan.
Universitas Sumatera Utara
Agar terlaksananya kesesuaian antara tujuan dan sasaran dari diadakannya SIAK dengan manfaat yang akan diperoleh, maka peneliti melakukan wawancara dengan
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir yaitu Drs. Kamar Siboro dengan pertanyaan :
1. Menurut bapak sendiri apa itu sebenarnya SIAK ? Jawab : “SIAK merupakan sebuah kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dan ditujukan
untuk mengatasi semua masalah-masalah dibidang kependudukan, hingga terciptalah suatu suasana tertib administrasi. SIAK ini sendiri diharapkan dapat membantu untuk
mengadakan pemetaan terhadap masyarakat Indonesia, sehingga juga nantinya dapat membantu jajaran pemerintah didalam pekerjaan lainnya.”
2. Apa yang yang menjadi dasar hukum pelaksanaan SIAK? Jawab : “Pada dasarnya SIAK ini sendiri diadakan karena adanya Undang-undang No.
23 tahun 2006 yang mengatur tentang administrasi kendudukan. Di dalam Undang- undang No. 23 tahun 2006 pasal 13 dijelaskan bahwa setiap warga negara wajib
memiliki Nomor Induk Kependudukan. Dan untuk kabupaten Samosir sendiri SIAK di laksanakan dengan menggunakan Perda No. 2 tahun 2009, yang di dalamnya juga
mengatur mengenai penerbitan Nomor Induk Kependudukan.”
3. Bagaimana kesesuaian pelaksanaan SIAK dengan tujuan awalnya? Jawab : “Ya, seharusnya pelaksanaan SIAK ini dapat berjalan dengan tujuan awalnya.
Akan tetapi seperti apa yang dipantau dan terjadi di lapangan tidak semua pelaksanaan dari kebijakan ini dapat berjalan seperti tujuan awalnya. Banyak terdapat hambatan dari
berbagai hal yang membuat pelaksanaannya tidak dapat berjalan dengan baik.”
4. Apa-apa saja yang menjadi tahapan dalam implementasi SIAK tersebut? Jawab : “Tahapan implementasi SIAK ini dimulai dari yang pertama adalah sosialisasi
yang dilakukan dinas kepada masyarakat. Sosialisasi ini bertujuan agar masyarakat mengetahui apa yang menjadi tujuan diadakannya SIAK, apa yang menjadi sasarannya
dan berbagai informasi lainnya. Tahapan selanjutnya adalah masyarakat siap untuk mengisi formulir atau blanko data kependudukan yang telah disediakan di dinas. Untuk
menghindari kebingungan yang dialami oleh masyarakat maka dinas menyediakan
Universitas Sumatera Utara
berberapa petugas yang siap membantu masyarakat yang kebingungan. Tahapan berikutnya adalah pemprosesan data tesebut untuk kemudian diinput kedalam pusat data
kependudukan dan kemudian dihasilkanlah data yang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat.”
5. Apa-apa saja yang menjadi standar dalam pelaksanaan SIAK ini ? Jawab : “Dalam hal ini pemerintah Kabupaten Samosir telah menetapkan standar
pelayanan minimum untuk dinas kependudukan dan catatan sipil. Ini semua tertuang dalam peraturan Bupati Samosir No. 20 Tahun 2009, yang dibuat pada tanggal 15 Juni
2009.” Didalamnya terdapat mengenai berbagai starndar pelayanan minimum, antara lain :
1. Standar pelayanan penerbitan dokumen kependudukan, antara lain : c.
Penerbitan Nomor Induk Kependudukan NIK, d.
Penerbitan Kartu Keluarga KK, e.
Penerbitan Kartu Tanda Penduduk KTP, f.
Penerbitan Surat Keterarangan Pendaftaran Penduduk Sementara SKPPS, g.
Penerbitan Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Tetap SKPPT, h.
Penerbitan Surat Keterangan Perubahan Status Kewarganegaraan SKPSK, i.
Penerbitan Surat Keterangan Ganti Nama SKGN, j.
Penerbitan Surat Keterangan Pindah Domisili SKPD, k.
Penerbitan Surat Keterangan Pindah SKP, l.
Penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal SKTT. 2. Standar pelayanan perbitan dokumen hasil pencatatan sipil, antara lain :
a. Pencatatan Kelahiran,
b. Pencatatan Lahir Mati,
c. Pencatatan Perkawinan,
d. Pencatatan Perceraian,
e. Pencatatan Pengangkatan Anak,
f. Pencatatan Akta Pengakuan Anak,
Universitas Sumatera Utara
g. Pencatatan Pengesahan Anak,
h. Pencatatan Kematian,
i. Pencatatan Perubahan Nama,
j. Pencatatan Pelaporan Dan Tanda Bukti Peristiwa Penting Di Luar Negri.
6. Apakah berbagai standar pelayanan minimum itu sudah dapat diterapkan dengan baik oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ?
Jawab : “Sejujurnya tidak semua pelayanan dapat dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan minimum yang ada. Banyak kendala yang ditemui di lapangan, yang tidak
hanya berasal dari dinas tapi juga berasal dari masyarakat sendiri. Sebagai contoh, masyarakat yang ingin mengurus pembuatan KTP, akan tetapi data atau berkas yang
diperlukan tidak dapat dilengkapi oleh masyarakat tersebut. Ini semua membuat standar pelayanan minimum tersebut tidak dapat diterapkan dengan baik.”
7. Hambatan apa yang ditemui hingga pelaksanaan dari SIAK itu tidak berjalan sesuai dengan tujuan awalnya ?
Jawab : “Hambatan yang paling sering dijumpai adalah pada sektor sumber daya. Sumber daya yang dimaksud baik dari sumber daya manusianya maupun dari berbagai
peralatan yang dipergunakan. Dari sumber daya manusia adalah karena terbatasnya orang yang mampu mengoperasikan berbagai peralatan yang digunakan untuk proses
pelaksanaan SIAK. Kalau dari peralatan adalah masih terbatasnya peralatan yang digunakan di dalam dinas. Jadi ini merupakan masalah yang bersangkut paut antara
keterbatasan peralatan dengan keterbatasan sumber daya manusia. Disebabkan keterbatasan peralatan yang ada sehingga menjadikan alasan bagi pegawai untuk tidak
meningkatkan kualitas dari sumber dayanya.”
8. Apakah ada upaya yang ditempuh untuk mengatasi hambatan tersebut ? Jawab : “Tentunya kami berusaha agar setiap kekurangan dapat diatasi, mengenai
sumber daya manusia kami mencoba mengatasi dengan memberi berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM, hingga dapat membantu jalannya SIAK. Sedangkan
untuk peralatan, kami telah berusaha untuk menaikkan anggaran terhadap apa saja yang kami perlukan dalam menjalankan SIAK.”
Universitas Sumatera Utara
9. Apakah manfaat yang diterima masyarakat dengan adanya SIAK ? Jawab : “Iya seharusnya banyak manfaat yang dapat dirasakan masyarakat jika
kebijakan ini dapat dijalankan dengan baik. Sebagai salah satu contoh yang sangat jelas adalah pada saat masyarakat membuat KTP, jika sudah menggunakan SIAK maka dapat
diselesaikan dengan kurun waktu 2 hari saja dan tidak dikenakan biaya sama sekali. Demikian juga dengan dokumen kependudukan yang lainnya. Disisi lain yang menjadi
manfaatnya adalah data yang ada di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ini akan terkoneksi dengan dinas-dinas lain yang ada hubungannya dengan dinas bersangkutan.
Sehingga memudahkan masyarakat jika memiliki urusan di dinas lain.”
2. Sumber daya
Untuk mengetahui berbagai sumber daya yang diperlukan selama melaksanakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan baik berupa dana, SDM, maupun sarana
dan prasarana, maka peneliti bertanya kepada Bapak Roslan Simbolon dengan
pertanyaan :
1. Darimana dana yang diperoleh untuk melaksanakan program SIAK ? Jawab : “Untuk tahun 2010 dana yang di gunakan untuk melaksanakan program SIAK
itu sendiri berasal dari APBD.”
2. Seberapa besar dana yang dialokasikan untuk pelaksanaan program SIAK ini ? Jawab : “Dana yang dianggarkan untuk pelaksanaan program SIAK ini adalah sebesar
Rp. 544.800.000,- yang dirinci sebagai berikut. Tabel 4.4 Dana Anggaran Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Prioritas Kegiatan Anggaran
Sumber Dana 1. Pelatihan tenaga pengelola SIAK
51.500.000 DAU
2. Pengelolaan dalam penyusunan Laporan Informasi Kependudukan
80.000.000 DAU
3. Peningkatan Pelayanan Publik 45.900.000
DAU
Universitas Sumatera Utara
4. Pengembangan Data Base kependudukan
130.500.000 DAU
5. Sosialisasi kebijakan kependudukan
78.600.000 DAU
6. Peningkatan kapasitas kelembagaan kependudukan
97.500.000 DAU
7. Monitoring, evaluasi, dan Pelaporan
9.500.000 DAU
8. Sosialisasi kebijakan kependudukan untuk tokoh agama
51.300.000 DAU
3. Apakah dana tersebut dijalankan sesuai dengan apa fungsinya untuk mengimplementasikan SIAK ?
Jawab : “Sejauh ini masih banyak dana yang belum dapat dijalankan dikarenakan kegiatan tersebut juga belum dapat dilaksanakan. Sebagai contoh, untuk pengembangan
data base kependudukan itu sendiri sampai saat ini belum dapat dilaksanakan yang dikarenakan tidak di semua tempat dapat melaksanakannya.”
4. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan SIAK ? Jawab : “Sebenarnya hampir semua pegawai terlibat dalam proses pelaksanaan SIAK
itu sendiri tanpa terkecuali. Akan tetapi karena tidak semua terlibat secara langsung. Pegawai yang terlibat secara langsung adalah pegawai yang berfungsi untuk menginput
data kependudukan yang diterima dari masyarakat. Dan mengolahnya untuk kemudian dapat menerbitkan data kependudukan yang telah dilengkapi pula dengan nomor induk
kependudukannya.”
5. Apa saja sarana dan prasarana yang di pergunakan untuk mengimplementasikan program SIAK ini ?
Jawab : “Sebenarnya untuk melaksanakan program SIAK ini ada beberapa sarana yang diperlukan, seperti :
Universitas Sumatera Utara
a. Formulir dan blanko dokumensurat kependudukanbuku register akta catatan
sipil. b.
Sarana administrasi kependudukan yang dilakukan secara elektronik. c.
Tersedianya perangkat lunak, perangkat keras, dan komunikasi data untuk mendukung proses administrasi kependudukan.
d. Tersedianya ruangan yang memadai listrik, Air Cooler, pemadam kebakaran
untuk menampung peralatan komputer berupa server, portable storage, workstation, printer, peralatan jaringan, dan instrumen pendukung lainnya.
6. Apakah semua sarana dan prasarana itu telah ada dan siap untuk digunakan ?
Jawab : “Tidak semua sarana dan prasarana itu ada dan tersedia. Sampai saat ini prasarana seperti internet dan tower yang digunakan sebagai pemancar itu belum ada
sampai di daerah tertentu. Itu mengakibatkan implementasi belum dapat dilaksanakan dengan baik.”
7. Apa saja peralatan yang saat ini telah ada dan tersedia di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil guna mendukung program SIAK ini ?
Jawab : “Saat ini ada beberapa sarana prasarana yang memang telah ada sejak dahulu. Sarana dan prasarana itu juga bisa dipakai untuk mendukung program ini antara lain :
a. Kendaraan roda 4 : 1 buah b. Kendaraan roda 2 : 9 buah
c. Mesin ketik : 5 buah
d. White board : 1 buah
e. Printer : 14 buah
f. Komputer : 15 buah
g. UPS : 16 buah
h. Brankas data : 1 buah
i. Meja komputer : 4 buah
j. Meja kerja : 15 buah
Universitas Sumatera Utara
k. Kursi kerja : 13 buah
l. Meja pimpinan : 1 buah
m. Kursi pimpinan : 1 buah
3. Komunikasi.
Sebelum suatu kebijakan diimplementasikan, pelaksana kebijakan harus menyadari bahwa suatu keputusan telah dibuat dan perintah untuk melaksanakannya
telah dikeluarkan. Salah satunya dapat dilihat dari komunikasi antara Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dengan pihak-pihak lain berupa koordinasi ataupun
kerjasama. Untuk itu peneliti bertanya kepada Bapak Osman, S.E.
1. Jenis komunikasi apa yang diterapkan dalam implementasi SIAK di dinas ini ? Jawab : “Untuk mengimplementasikan SIAK di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Samosir, kami menerapkan dua komunikasi yaitu internal dan komunikasi eksternal.”
2. Bagaimana bentuk komunikasi internal dan eksternal yang telah diterapkan itu ? Jawab : “Bentuk komunikasi internal adalah koordinasi yang baik yang dilakukan antar
sesama pegawai untuk mencapai tujuan dari kebijakan tersebut. Sedangkan bentuk dari komunikasi eksternal adalah sosialisasi dinas kepada masyarakat untuk
memeperkenalkan program kebijakan ini. Bentuk lainnya adalah komunikasi atau koordinasi antar dinas yang mempunyai hubungan kerja sama. Contohnya Dinas
Kependudukan yang akan mengadakan kegiatan pengobatan gratis tidak lagi harus repot mengumpulkan data kependudukan warga yang akan menerima bantuan tersebut, cukup
dengan meminta kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.”
Universitas Sumatera Utara
3. Diluar dari SDM yang berada di dalam dinas, apakah masih terdapat pihak-pihak lain yang juga ikut terlibat ?
Jawab : “Tentunya ada, bahkan dapat dikatakan banyak pihak yang ikut terlibat didalam proses implementasi SIAK ini. Salah satu contoh adalah pada saat terjadinya sosialisasi
untuk masyarakat. Dikarenakan Samosir merupakan daerah yang masih sangat kental mengenai adat dan keagamaannya, maka pemerintah merasa baik untuk melibatkan para
pemuka agama sebagai mediator untuk melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat. Dan diluar itu dinas kependudukan dan catatan sipil juga menjalin kerjasama dengan
pihak lain contohnya adalah provider yang menyediakan pengembangan jaringan untuk pengelolaan SIAK.”
4. Bagaimana komunikasi yang tejalin di antara dinas kependudukan dan catatan sipil dengan pihak di luar dinas itu ?
Jawab : “Komunikasi yang kami jalin sejauh ini sudah cukup baik. Sudah beberapa kali kami mengundang mereka dalam rapat, agar mereka juga mengetahui apa yang menjadi
tujuan utama dari diadakannya kebijakan ini. Komunikasi yang kami lakukan ini juga dengan maksud agar apa yang mereka kerjakan tidak lari dari tujuan dan mengakibatkan
bias.”
5. Bagaimana kerjasama antar bidang di dalam dinas ini dalam mendukung SIAK ? Jawab : “Kami selalu berusaha untuk tetap berkoordinasi antar satu bidang dengan
bidang yang lain. Karena untuk melaksanakan program SIAK itu sendiri harus tetap melibatkan hampir semua bagian dalam dinas ini. Dimulai dari bagian paling bawah
yang bertugas untuk menerima formulir yang telah diisi oleh masyarakat hingga tingkat paling atas yaitu kepala dinas yang bertugas untuk memberikan tanda tangan. Jadi dapat
dikatakan bahwa komunikasi harus lah tetap terjalin dengan baik, agar koordinasi antar bagian dapat berjalan dengan baik pula.”
6. Bagaimana pula dengan sosialiasi yang dilakukan dinas dengan masyarakat ? Jawab : “Sosialisasi dengan masyarakat dilakukan dengan berbagai cara. Ada yang
berupa sosialisasi secara langsung kepada masyarakat. Dimana petugas dari dinas kependudukan dan catatan sipil langsung memberikan penyuluhan kepada masyarakat
tentang apa itu SIAK, bagaimana pelaksanaannya dan apa yang menjadi fungsinya. Adapula sosialisasi yang dilakukan melalui mediator seperti pemuka-pemuka agama.
Disini pemerintah menggandeng pemuka agama untuk menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat agar dapat membantu pemerintah dalam membuat tertib
administrasi.”
Universitas Sumatera Utara
7. Apakah terdapat hambatan komunikasi yang dilakukan terhadap masyarakat ?
Jawab : “Sejauh ini belum ada hambatan yang begitu berarti dalam komunikasi terhadap masyarakat. Masalah yang paling berat adalah dalam penyampaian informasi tentang
administrasi kependudukan kepada masyarakat. Dikarenakan hampir sebagian besar penduduknya adalah petani dan berpendidikan rendah, mengakibatkan penyampaian
informasi harus lebih mendetail.”
4. Karakteristik Agen Pelaksana.
Dalam mengimplementasikan suatu kebijakan, kemapuan dan kompetensi dari orang yang akan melaksanakannya merupakan salah satu hal yang tidak kalah
pentingnya.. Malah dapat dikatakan bahwa agen pelaksana merupakan pihak yang terpenting dalam menjalankan program ini. Karena merekalah yang nantinya akan
menjalankan program SIAK ini nantinya. Dari itu peneliti bertanya kepada Bapak Drs. Kamar Siboro.
1. Apakah implementor dari program ini merupakan orang yang berkompeten sehingga dapat tercipta the right man on the right place ?
Jawab : “Orang-orang yang menjalankan program ini atau yang disebut dengan operatornya adalah orang-orang yang sudah mempunyai keahlian dibidang teknologi
informasi sehingga mereka dapat menjawab tantangan dari program tersebut. Akan tetapi juga terdapat pegawai yang hanya sekedar membantu saja dan tidak terlibat
langsung dalam sistem tersebut, bukanlah orang yang memiliki keahlian khusus.”
2. Bagaimana pembagian tugas dan wewenang dalam menghadapi proses implementasi SIAK ?
Jawab : “Pembagian tugas dan wewenang telah diatur sedemikian rupa sehingga diupayakan untuk meminimalisir kesalahan kerja yang terjadi diantara pegawai.
Pembagian tugas seperti pegawai yang khusus melakukan sosialisasi dan penyuluhan terhadap masyarakat, pegawai yang betugas untuk membantu masyarakat dalam
mengisi formulir atau blanko data kependudukan, pegawai yang bertugas untuk mengambil foto dari masyarakat, pegawai yang bertugas untuk memverifikasi
kelengkapan data kependudukan, pegawai yang bertugas menjadi operator untuk
Universitas Sumatera Utara
menginput data serta pegawai yang bertugas untuk mencetak data kependudukan tersebut. Ini merupakan pembagian tugas dalam mengimplementasikan program ini.”
3. Apakah SDM atau implementor mendapatkan pelatihan khusus untuk penerapan SIAK ?
Jawab : “Implementor sebelum terjun secara langsung di dinas terlebih dahulu menjalani pelatihan khusus mengenai teknologi informasi sehingga seperti telah
disebutkan diatas mereka nantinya dapat menjawab tantangan dari program tersebut. Bahkan untuk pelatihan tersebut pemerintah daerah telah menyediakan anggaran
pelatihan. Memang tidak semua pegawai mendapatkan pelatihan tersebut, hanya beberapa orang saja yang terlibat secara langsung dalam operating system saja.
4. Apakah ada kendala yang dialami SDM di dinas untuk implementasi SIAK ?
Jawab : “Didalam setiap program pasti ada mengalami kendala. Memang kendala mengenai SDM dalam dinas tidak terlalu besar, akan tetapi jika tidak ditanggulangi
secara serius akan berakibat fatal. Salah satu yang paling mencolok adalah terbatasnya pegawai yang dapat menjalankan program komputerisasi sehingga jika pegawai yang
bersangkutan tidak dapat hadir dengan alasan apapun maka sistem itu tidak dapat dijalankan. Dan jika ini berlanjut secara terus menerus maka program SIAK di
Kabupaten Samosir dapat dikatakan gagal atau tidak dapat diimplementasikan.” 5. Apa langkah yang diambil untuk mengatasi kendala tersebut ?
Jawab : “Saat ini langkah yang dianggap sangat strategis untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan melatih pegawai-pegawai muda untuk memahami praktik
komputerisasi dan informasi teknologi. Dalam hal ini di khusus kan bagi pegawai- pegawai muda adalah agar mereka dapat lebih fokus dalam proses pelatihan tanpa
memikirkan keluarga yang mereka tinggalakan. Pelatihan biasanya diadakan di luar dari Kabupaten Samosir sehingga memaksa pegawai untuk meninggalkan keluarganya.
Maka kami mengambil kebijakan agar pegawai muda yang belum berkeluarga saja yang ikut dalam pelatihan tersebut.”
5. Sikap masyarakat.
Dalam sebuah implementasi program, sikap dan tanggapan masyarakat juga sangat mempengaruhi terlaksananya program tersebut. Dikarenakan sebagus apapun
program tersebut dirancangkan, akan tetapi jika masyarakat tidak menyambut dengan baik maka tidak akan berguna. Dari itu peneliti bertanya kepada Bapak Drs. Augus
Sinaga.
Universitas Sumatera Utara
1. Bagaimana sambutan masyarakat terhadap adanya SIAK ini ? Jawab : “Sambutan masyarakat Samosir setelah disosialisasikan SIAK adalah sebagian
merespon dengan baik dan ada pula yang masih binggung dengan tujuan diadakannya SIAK ini. Mereka yang masih binggung mengatakan apakah bedanya program ini
dengan program lainnya. Karena mereka secara realita menganggap tidak memberi dampak terhadap kehidupan mereka.”
2. Apakah ada keluhan masyarakat tentang sulitnya proses pengurusan data-data
kependudukan selama ini ? Jawab : “Tentunya ada, banyak dari masyarakat selama ini merasa sulit pengurusan data
kependudukan. Dari itu pemerintah berusaha menjawab kebutuhan mereka dengan mengadakan sebuah program baru yang memudahkan masyarakat untuk pengurusan
data kependudukan. Masyarakat juga mencemaskan bahwa progam ini akan sama saja dengan program yang ada sebelumnya.”
3. Sejauh berlangsungnya implementasi SIAK, apakah ada masyarakat yang
memberikan respon positif terhadap program SIAK ini ? Jawab : “ Sejak setahun terakhir ini banyak juga masyarakat yang merasakan manfaat
dari adanya program SIAK ini. Mereka merasa sangat terbantu dikarenakan sejak mereka memasukkan data kependudukan mereka lewat program SIAK mereka juga
secara tidak langsung telah membantu pemerintah dalam memberikan berbagai program bantuan yang ditujukan bagi masyarakat. Jadi dampaknya, masyarakat tidak perlu lagi
repot dalam mengurus surat-surat lainnya.”
Universitas Sumatera Utara
BAB V ANALISIS DATA
Dalam bab V ini akan dipaparkan tentang penganalisaan dari seluruh data yang diperoleh selama penelitian, baik melalui studi kepustakaan wawanacara maupun
melihat dengan langsung fenomena yang ada kaitannya dengan Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, maka akan dilakukan analisa terhadap setiap
data yang ada dan fakta yang didapat berdasarkan variabel operasional penelitian, dan penguraian masalah-masalah yang terjadi yaitu :
5.1 Standar dan sasaran kebijakan
Standar dan sasaran kebijakan yang tercakup dalam Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dapat dilihat dari beberapa hal yaitu proses
Universitas Sumatera Utara