Manifestasi Klinis Diagnosis Penentuan Stadium

Tabel 2.2. Faktor Risiko Kanker Lambung. Sumber: DeVita, Lawrence, and Rosenberg, 2010. Principles Practice of Oncology.

2.3.6. Manifestasi Klinis

Gejala awal biasanya bersifat ringan dan tidak spesifik sehingga berujung pada diagnosis yang terlambat. Gejala-gejala ini adalah anoreksia, mual, dan nyeri samar pada abdomen atas. Banyak pasien yang datang sudah dengan massa epigastrik besar yang dapat dipalpasi beberapa disertai dengan asites. Gejala lain meliputi disfagia terutama bila tumor ada di daerah proksimal dan muntah bila terdapat obstruksi. Pendarahan massif jarang terjadi. Pendarahan ringan sering ditemukan tetapi presentasinya dengan anemia defisiensi besi jarang terjadi. Universitas Sumatera Utara Manifestasi non-metastatik jarang ditemukan, kecuali acanthosis nigricans Tobias dan Hochhauser, 2015. Pada stadium awal, biasanya pemeriksaan fisik kurang menunjukkan hasil yang berarti. Pada stadium lebih lanjut, mungkin ditemukan massa pada kuadran atas abdomen, deposit peritoneal yang dapat dipalpasi, atau hepatomegali akibat metastasis liver. Tanda klasik dari metastasis kanker lambung adalah kelenjar limfe supraklavikular yang dapat dipalpasi Virchow’s node, yang terbentuk saat ductus thoracicus diblok oleh metastasis kanker lambung. Dapat juga dijumpai tumor Krukenberg sebagai hasil dari metastasis kanker tipe signet-ring ke ovarium dan nodul Sister Mary Joseph di dekat umbilikus yang merupakan hasil penyebaran lewat kelenjar limfa di sepanjang ligamen hepatoduodenal dan falciformis Jankowski dan Hawk, 2013.

2.3.7. Diagnosis

Visualisasi dengan endoskopi dan biopsi masih menjadi gold standard untuk mendiagnosis kanker lambung Jankowski dan Hawk, 2013. Sensitivitas dan spesifisitas untuk upper gastrointestinal endoscopy dengan biopsi masing-masing 95 dan 99. Biopsi multipel diperlukan untuk mencapai akurasi ini Yamada dan Inadomi, 2013.

2.3.8. Penentuan Stadium

1. Computed Tomography CT Scan CT scan abdomen atau pelvis dengan kontras adalah modalitas terbaik untuk menentukan stadium preoperatif Brunicardi et al., 2015. CT scan dapat menunjukkan informasi mengenai keterlibatan kelenjar limfe stadium N dan ada tidaknya metastasis stadium M. Walaupun demikian, sensitivitasnya untuk tumor primer stadium T hanya sekitar 40-50 Jankowski dan Hawk, 2013. 2. Endoscopy Ultrasound EUS Metode terbaik untuk menentukan stadium tumor secara lokal adalah dengan menggunakan EUS. EUS dapat memberikan informasi yang cukup akurat Universitas Sumatera Utara 80 mengenai kedalaman penetrasi tumor ke dinding lambung, dan dapat menunjukkan kelenjar limfe perigastric dan celiac yang membesar 5 mm Brunicardi et al., 2015. Endoscopic ultrasound EUS lebih sering digunakan untuk melengkapi endoskopi dan CT scan dalam menentukan stadium kanker lambung. EUS dapat secara akurat menentukan invasi pada lima lapisan lambung dan menentukan apakah tumor di proksimal atau distal. Hal ini terutama berguna pada kanker stadium dini dan tumor yang berada di gastro-esophageal junction Jankowski dan Hawk, 2013. 3. Positron Emission Tomography PET Scanning dengan menggunakan PET menggunakan dasar sel-sel tumor cenderung mengakumulasi positron-emitting 18F-fluorodeoxy glucose. Modalitas ini paling berguna dalam mengevaluasi metastasis jauh pada kanker lambung, tetapi bisa juga digunakan untuk locoregional staging. PET scan akurat jika dikombinasikan dengan spiral CT PET-CT dan patut dipertimbangkan sebelum operasi besar pada pasien dengan risiko tinggi dan komorbiditas multipel Brunicardi et al., 2015. 4. Laparoskopi dan Peritoneal Cytology Laparoskopi terutama dilakukan untuk melihat stadium M. Adanya M yang tersembunyi pada CT dapat ditemukan dengan laparoskopi. Laparoskopi juga dapat menentukan intensi terapi, yaitu paliatif. Laparoscopic Ultrasonography LUS juga dapat mempertajam diagnosis, stadium, dan operabilitas kanker lambung. Peritoneal cytology yang dilakukan preoperative maupun durante operatif dapat membantu menentukan stadium tumor dan intensi terapi kuratif atau paliatif Manuaba, 2010. 5. Magnetic Resonance Imaging MRI Magnetic resonance imaging MRI menunjukkan kemampuan yang menjanjikan untuk membedakan stadium M, tetapi tidak lebih superior dibandingkan dengan CT Brunicardi et al., 2015. Universitas Sumatera Utara

2.3.9. Stadium