Himma Dewiyana Lubis : Kompetensi dan Kurikulum Perpustakaan, 2007 USU Repository © 2008
© Himma Dewiyana, Kompetensi dan Kurikulum Perpustakaan
- 4 sesuai dengan asumsi lembaga pendidikan itu sendiri. Akibatnya banyak lulusan
suatu lembaga pendidikan perpustakaan yang belum siap ketika bekerja di perpustakaan atau pusat informasi lainnya. Banyak ilmu yang diperoleh di
lembaga pendidikan perpustakaan tidak dapat dipraktekkan di lapangan misalnya pekerjaan penelusuran informasi masih diperlukan tambahan pengetahuan
tentang webportal melalui pelatihan atau kursus-kursus. Untuk mempertemukan kompetensi pustakawan antara lembaga
pendidikan perpustakaan dalam hal ini perguruan tinggi yang membuka disiplin ilmu perpustakaan dengan lembaga perpustakaan atau pusat informasi lainnya,
perlu adanya kajian terhadap kurikulum apakah sudah mengacu kepada kompetensi pustakawan yang dituntut oleh lembaga perpustakaan atau dunia
kerja. Kompetensi dan kurikulum tersebut tentunya harus mengacu pada paradigma baru dan dunia kerja di era globalisasi informasi saat ini.
2. PARADIGMA BARU PERPUSTAKAAN
Perubahan di lingkungan perpustakaan secara konstan juga mengubah kebutuhan masyarakat terhadap informasi. Kebutuhan informasi yang lebih
beragam dan mutakhir yang dapat diakses secara cepat dan akurat merupakan tuntutan masyarakat sebagai pengguna yang harus dipenuhi oleh perpustakaan.
Jaringan kerja networking, restrukturisasi restructuring, otomasi tingkat global, prioritas akses informasi daripada kepemilikan, digitalisasi, akses pengguna
terhadap sumber informasi secara on-line maupun off-line, dan penyediaan layanan yang lebih berorientasi pada pengguna, merupakan contoh-contoh yang
mempengaruhi perpustakaan Gesesse dalam Zawiyah, 2003:1. Hal-hal itu telah mendorong adanya paradigma baru yang mengubah pola kegiatan
Himma Dewiyana Lubis : Kompetensi dan Kurikulum Perpustakaan, 2007 USU Repository © 2008
© Himma Dewiyana, Kompetensi dan Kurikulum Perpustakaan
- 5 perpustakaan. Perpustakaan yang tidak tanggap terhadap perubahan paradigma
tersebut lambat laun akan ditinggalkan oleh kustomernya. Evolusi era digital yang mempercepat perkembangan perpustakaan digital
telah mendorong perubahan yang signifikan dalam layanan perpustakaan yang ditawarkan kepada penguna. Perubahan itu sangat penting bagi perpustakaan
untuk menyadari pentingnya peningkatan kompetensi pustakawannya agar dapat mengimbangi paradigma baru perpustakaan yang lebih berorientasi pada
kebutuhan pengguna Tam dan Robertson dalam Zawiyah, 2003:2. Perubahan paradigma baru perpustakaan, menurut Ercegovac 1997:1
ada lima yaitu: 1 Format koleksi
Koleksi yang semula terpusat berubah menjadi bersifat lokal. Format yang semula berbentuk teks berubah ke koleksi dalam bentuk virtual yang
dapat diakses melalui database portal-portal. 2 Pengorganisasian koleksi
Koleksi dan katalog dalam perpustakaan tradisional yang semula terpisah pengorganisasiannya berubah menjadi perpustakaan digital di mana
koleksi dan metadata terkumpul menjadi satu medium. 3 Sistem informasi
Sistem informasi dalam perpustakaan tradisional yang terstruktur ketat, konsisten dengan bibliografi seragam yang mewakili koleksi yang
tersimpan berubah menjadi perpustakaan digital yang sistem informasinya tidak atau kurang terstruktur yang terdapat dalam pengindeksan,
standarisasi dan merepresentasikan data yang heterogen dalam bentuk virtual.
Himma Dewiyana Lubis : Kompetensi dan Kurikulum Perpustakaan, 2007 USU Repository © 2008
© Himma Dewiyana, Kompetensi dan Kurikulum Perpustakaan
- 6 4 Akses informasi
Pada perpustakaan tradisional akses informasi hanya dengan cara membaca, sedangkan pada perpustakaan digital akses informasi
dilakukan secara universal ke database dan hubungan antara pengarang dengan masyarakat pemakai dilakukan dari jarak jauh secara interaktif
dan informal. 5 Pengguna perpustakaan
Pengguna perpustakaan tradisonal terbatas pada anggota perpustakaan, sedangkan pada perpustakaan digital terpisah secara individu.
Sedang menurut Brophy 2002:5-10 paradigma baru perpustakaan dipengaruhi oleh adanya 10 sepuluh masalah yaitu:
1 Kertas elektronik electronic paper Kertas elektronik terlihat seperti kertas biasa dalam pandangan mata kita.
Bedanya adalah kertas elektronik umumnya harus di-download dari internet, dimana setiap lembarnya dapat digunakan berulang-ulang dan
dapat digunakan dalam format kertas biasa melalui proses pencetakan print. Harus disadari bahwa kertas elektronik ini pada era informasi
sudah menjadi kebutuhan pengguna dan perlu direspons oleh perpustakaan dalam penyediaan akses dan pengelolaannya.
2 Model penerbitan baru new publishing models Para penelitia dan praktisi dalam bidang humanities, yang banyak
mendominasi materi dalam jurnal ilmiah sekarang mulai menggunakan alternatif model publikasi yang berbasis pengarsipan secara elektronik dan
layanan pracetak. Kecendrungan ini harus diperhatikan oleh perpustakaan agar informasi yang dihasilkan tersebut dapat diakses ketika diperlukan.
Himma Dewiyana Lubis : Kompetensi dan Kurikulum Perpustakaan, 2007 USU Repository © 2008
© Himma Dewiyana, Kompetensi dan Kurikulum Perpustakaan
- 7 3 Toko buku on-line online bookshop
Toko buku on-line adalah toko buku di internet yang menyediakan akses kepada pelanggan yang tidak terbatas dan mereka dapat mengirimkan
langsung kepada pelanggannya. Di Indonesia hal belum menjadi trend, namun masalah tersebut harus sudah mulai direspon perpustakaan
sebagai mediator. 4 E-commerce
Salah satu bentuk e-commerce adalah toko buku on-line. Peran perpustakaan dalam hal ini adalah memberikan informasi tentang biaya,
pengiriman, dan agen-agen yang dipercaya kepada pelanggan yang membutuhkannya.
5 Televisi digital digital television Sebelumnya televisi digital tidak banyak mempengaruhi layanan
perpustakaan. Hal itu menjadi begitu interaktif ketika e-mail melalui layanan televisi diperkenalkan marak di Inggris tahun 2000, dan
kemudian menjadi kebiasaan masyarakat menggunakannya untuk mengakses informasi. Dengan menghubungkan ke saluran telepon, orang
dapat secara interaktif mengakses dan berpindah-pindah chanel-chanel televisi secara mudah dan luas. Tidak lama lagi video rekaman akan
menjadi salah satu bagian yang tidak dibutuhkan lagi. 6 Lingkungan pembelajaran Terpadu Integrated learning environment
Lingkungan pembelajaran sudah berkembang dan terintegrasi dengan semua sarana penunjang pembelajaran, baik di lingkungan sekolah,
perguruan tinggi maupun pusat-pusat pembelajaran lokal atau dalam cyberspace. Perpustakaan perlu mengintegrasikan layanannya secara
Himma Dewiyana Lubis : Kompetensi dan Kurikulum Perpustakaan, 2007 USU Repository © 2008
© Himma Dewiyana, Kompetensi dan Kurikulum Perpustakaan
- 8 online dan penyediaan sumber-sumber multimedia sebagai pengalaman
pembelajaran. Pustakawan sebagai pakar dalam sumber-sumber informasi, secara integral berperan serta dalam tutorial.
7 Universitas jauh E-universities Universitas jarak jauh sudah mulai banyak diselenggarakan di Negara-
negara maju. Banyak perpustakaan tradisional yang mencoba memberikan layanan pengiriman secara on-line online delivery.
Kebanyakan perpustakaan-perpustakaan ini kurang memiliki sarana pendukung untuk melayani mahasiswa jarak jauh. Akses ke informasi
elektronik kini sudah banyak ditawarkan di perguruan-perguruan tinggi yang memberikan kuliah jarak jauh.
8 Komunikasi bergerak mobile communication Dengan berkembang pesatnya penggunaan telepon seluler, semakin
banyak operator yang menawarkan berbagai kemudahan dalam memenuhi kebutuhan informasi pelanggannya. Bahkan dari telepon
seluler orang dapat, mendownload, mengakses dan menerima pengiriman informasi dan kemudian menghubungkannya ke perangkat komputer
untuk dilihat dan dicetak. Trend ini harus diimbangi perpustakaan dengan mengubah paradigma layanan yang bersifat pasif ke arah proaktif.
9 Cetak berdasarkan permintaan print-on-demand Teknologi cetak digital memungkinkan sebuah buku dicetak dari file
elektronik. Akhir-akhir ini diantara penerbit ada yang memberikan layanan “print-on-demand”, terutama untuk judul-judul yang penjualannya lambat
atau dicetak dalam jumlah terbatas. Beberapa bookseller sekarang dapat diperoleh melalui layanan terbatas ini. Implikasi dari layanan ini terutama
Himma Dewiyana Lubis : Kompetensi dan Kurikulum Perpustakaan, 2007 USU Repository © 2008
© Himma Dewiyana, Kompetensi dan Kurikulum Perpustakaan
- 9 pada buku-buku teks textbook di perpustakaan perguruan tinggi, dimana
buku-buku semacam ini akan lebih murah jika diperoleh melalui layanan terbatas ini.
10 The unknown tidak dikenal Terakhir ada ancaman lain yang tidak dikenal. Artinya di masa yang akan
dating belum terdeteksi apa yang akan terjadi, apakah ada seseorang, di suatu tempat yang akan menemukan sesuatu yang memungkinkan orang
dapat memperoleh dokumen, pangkalan data, grafik, suara, video atau layar dalam format yang lebih interaktif.
Dari uraian di atas maka yang dimaksud dengan paradigama baru perpustakaan disini adalah perubahan dari sistem perpustakaan tradisional ke
perpustakaan modern yang berbasis teknologi informasi dan bersifat user oriented.
3. KOMPETENSI PUSTAKAWAN