Pembacaan Heuristik Teori Semiotik

11

2.1.2 Pembacaan Heuristik

Dalam semiotika puisi, dibedakan menjadi dua tahap pembacaan karena sebelum meraih makna, pembaca harus melewati tahap mimesis. Riffaterre dalam Jabrohim, 2001: 101. Pembacaan pertama adalah pembacaan heuristik yang merupakan pembacaan berdasarkan struktur kebahasaan atau secara semiotik adalah berdasarkan konvensi sistem semiotik tingkat pertama. Yang dilakukan dalam pembacaan ini antara lain menerjemahkan atau memperjelas arti kata-kata. Pembacaan heuristik ditujukan untuk menemukan arti bahasanya. Pembacaan heuristik dalam hal ini adalah pembacaan tata bahasa ceritanya, yaitu pembacaan dari awal sampai akhir cerita secara berurutan. Pembacaan tingkat pertama merupakan pembacaan bahasa sesuai dengan struktur karya sastra yang tertulis dalam teks atau disebut juga dengan pembacaan secara semiotik linguistik. Linguistik merupakan sebuah model untuk linguistik karena linguistik menekankan hakikat tanda konvensional dan karena itu, mencegah analisis anggapan bahwa tanda yang tidak bersifat linguistik dalam suatu cara wajar dan tidak memerlukan penjelasan. Oleh sebab itu, pembacaan heuristik terhadap karya sastra harus diabaikan konvensi-konvensi sastranya. Dalam pembacaan heuristik, pembaca memberikan pendapat secara referensial melalui tanda-tanda yng ada dalam linguistik. Pada tahap ini, pembaca diharapkan mampu memberi arti terhadap bentuk-bentuk linguistik yang mungkin saja tidak gramatikal ungrammatical. Pembacaan ini berasumsi bahwa bahasa bersifat referensial, dalam arti bahwa bahasa harus dihubungkan dengan hal-hal yang nyata. Pada tahap ini, pembaca menemukan arti secara linguistik 12 berdasarkan kemampuan linguistik pembaca Abdullah, 1988:14. Melalui pembacaan heuristik, diketahui secara kronologis yang seolah-olah benar-benar realitas yang terjadi di dalam masyarakat. Pengkajian secara heuristik akan menghasilkan makna kata, fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi. Sedangkan pengkajian secara hermeneutik menghasilkan simbol dan makna yang disimbolkan dalam bahasa. Muaranya adalah diperolehnya pengetahuan yang dihasilkan melalui interpretasi. Dari kedua cara tersebut dapat dilakukan akses kepada realitas kehidupan sosial melalui pemahaman arti bahasa yang bertujuan bagi tercapainya pengembangan inter- subyektivitas. Metode pembacaan heuristik merupakan cara kerja yang dilakukan oleh pembaca dengan menginterpretasikan teks sastra secara referensial lewat tanda- tanda linguistik. Pembacaan heuristik juga dapat dilakukan secara struktural Riffaterre dalam ,Pradopo, 1991:7. Artinya, pada tahap ini pembaca dapat menemukan arti meaning secara linguistik Penggunaan dan pemilihan kata dalam karya sastra khususnya puisi, biasanya menggunakan kata yang tidak umum atau disebut juga dengan bahasa arkhais. Kata-kata arkhais, merupakan kata-kata indah yang sering digunakan dalam penciptaan puisi. Dengan adanya pembacaan heuristik, maka akan mempermudah pemahaman pembaca dalam menghayati suatu karya sastra. Pembacaan heuristik pada puisi dapat dilakukan dengan parafrase dengan menggunakan bahasa yang lebih logis pemaknaan yang sesuai dengan sintaksistata bahasa. Hal itu dapat dilakukan dengan cara memberikan sisipan 13 kata atau sinonim kata-katanya yang dapat diletakkan dalam tanda kurung. Struktur kalimat dapat disesuaikan pula dengan kalimat baku. Pembacaan heuristik merupakan analisis awal yang memperjelas maksud dari puisi. Dalam syair lagu karya Sujiwo Tejo dalam album Pada Suatu Ketika terdapat kata-kata yang jarang digunakan secara umum. Sehingga untuk dapat memahami syair lagu karya Sujiwo Tejo secara keseluruhan, perlu pembacaan heuristik dengan memperjelas maksud dari syair lagu, baik dengan cara mencari sinonim kata dalam syair lagu, ataupun dengan menambahkan atau menyisipkan kata lain yang dapat memperjelas arti dari syair lagu itu sendiri.

2.1.2 Pembacaan Hermeneutika