PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA MAKHLUK HIDUP KELASVIIISMP NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Neg

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP

AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SMP NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

(Skripsi)

Oleh

DWI CHERI LESTARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

Dwi Cheri Lestari

ii ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA MAKHLUK HIDUP KELASVIIISMP NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh

DWI CHERI LESTARI

Hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi yang mengajar di kelas VIII SMP Negeri 7 Bandar Lampung, diketahui bahwa aktivitas siswa belum

dikembangkan secara optimal, hal ini dikarenakan guru selama ini menggunakan metode pembelajaran yang kurang tepat untuk mengembangkan aktivitas siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam meningkatkan aktivitas dan penguasaan materi oleh siswa.

Penelitian ini merupakan kusai eksperimental dengan desain pretes postes non-equivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIIIa dan VIIIb yang dipilih dari populasi secara cluster random sampling. Data penelitian ini berupa data

kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa berupa hasil belajar yang diperoleh dari rata-rata yang dianalisis secara statistik menggunakan uji t melalui


(3)

Dwi Cheri Lestari

iii

bantuan program SPSS 17. Data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa, dan angket tanggapan siswa terhadap penggunaan model TGT yang dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh penerapan model TGT dapat meningkatkan penguasaan materi dengan rata-rata nilai 20,40, nilai postes sebesar 60,39 dan N-gain sebesar 0,09. Aktivitas siswa juga mengalami peningkatan untuk semua aspek yang diamati tergolong tinggi, yaitu pada aspek bertanya bernilai sebesar 85,71 %, aspek menjawab pertanyaan sebesar 89,29 %, dan aspek mengemukakan ide/pendapat sebesar 86,90 %. Selain itu, sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Hal ini sesuai dengan data angket menunjukkan bahwa (100%) siswa merasa senang dan tertarik dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan menjadikan siswa lebih aktif dalam diskusi kelas dan kelompok. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan model TGT dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan materi.

Kata kunci : Teams Games Tournament, Aktivitas dan penguasaan materi, pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup.


(4)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN

PENGUASAAN MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA MAHKLUK HIDUP

Oleh

DWI CHERI LESTARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(5)

Judul Skripsi : PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN

PENGUASAAN MATERI POKOK

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA MAHKLUK HIDUP SMP NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013) Nama Mahasiswa : Dwi cheri lestari

Nomor Pokok Mahasiswa : 0713024003

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Tri Jalmo, M.Si Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd NIP196109101986031005 NIP 19770715 200801 2 020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.


(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Tri jalmo, M.Si.

Sekretaris : Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(7)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dwi cheri lestari

Nomor Pokok Mahasiswa : 0713024003 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, Yang menyatakan

Dwi cheri lestari NPM. 0713024003


(8)

i DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Kerangka Pikir ... 7

G. Hipotesis Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) ... 9

B. Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) C. Aktivitas ... 15

D. Penguasaan materi ... 18

III. METODE PENELITIAN ... 20

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 20

B. Populasi dan Sampel ... 20

C. Desain Penelitian ... 20

D. Prosedur Penelitian ... 21

E. Jenis data dan Teknik Pengambilan Data ... 27

F. Tekhnik Analisis Data ... 30

G. Pengolahan Data Aktivitas Siswa………..….. 32

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... A. Hasil Penelitian ... 34

1. Penguasaan materi ... 34

2. Data Lembar Observasi aktifitas Belajar Siswa ... 37

3. Angket tanggapan siswa... 39


(9)

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 45

A. Simpulan ... 45

B. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 47

LAMPIRAN ... 49

1. Perangkat Pembelajaran ... 49

2. Daftar Pembagian Kelompok TGT ……….. 94

3. Hasil Tournament ………. 96

4. Data Hasil Penelitian ... 102

5. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 120

6. Foto-Foto Penelitian ... 127


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

1. Lembar observasi aktivitas siswa ... 28 2. Lembar angket tanggapan siswa ... 29 3. Kriteria persentase aktivitas siswa... 32 4. Hasil uji nilai pretes, postes dan N-Gain siswa pada kelas eksperimen

dan kontrol ... 34 5. Hasil persentase setiap aspek aktivitas belajar siswa pada kelas

eksperimen dan kontrol... 37


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 8

2. Desain pretest- postest control tak equivalen ... 21

3. Aktivitas siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 38


(12)

xix iii


(13)

MOTTO

” Orang yang berjiwa besar memiliki dua hati,

satu menangis dan satu lagi bersabar

(Khalil Gibran)

“Lama menunggu pagi yang kian

membosankan

dan menjenuhkan karena diselimuti kegelapan,

sesungguhnya di balik kegelapan itu ada

keindahan sang surya

(Penulis)

Kesuksesan adalah hasil usaha kerja

keras, ketekunan, kesabaran, kebenaran

dalam tindak dan berfikir. Akhirnya

menyerahkan segala sesuatu Kepada

Yang Maha Kuasa “


(14)

xi

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji untuk Mu ya Rabb atas segala kemudahan,

limpahan rahmad dan karunia yang Engkau berikan selama ini. Teriring doa, rasa syukur dan segala kerendahan hati.

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang akan selalu berharga dalam hidupku:

Ayahku M. Zainuddin (alm) dan Ibuku Rohmayati, S.Pd

Terima kasih untuk cinta dan kasih sayang yang tiada terhingga untukku... I will always love you ..

Kakak- Kakakku, Roman, Masnoni, Ade (adek), Rama (adek),

Zikka (adek), KEYLA & KEISYA (KEPONAKAN )

Terima kasih untuk segala cinta dan dukungan yang kalian berikan untukku....

Suamiku Bahari Insan pilihan ALLAH SWT yang menjadi

pendampingku dunia akherat

Terimakasih untuk cinta, kasih sayang, kesetiaan yang diberikan padaku

Para Pendidikku (Guru-guruku)

Terima kasih atas bimbingan yang diberikan pada ku hingga aku dapat melihat dunia dengan ilmu...


(15)

x

SANWACANA

Puji Syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Terhadap Aktivitas Dan Penguasaan Materi Pokok Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Makhluk Hidup (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMPN 7 Bandar Lampung Semester Ganjil T. P 2012/2013)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila.

3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.

4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I atas kesabaran, arahan dan waktu yang

diluangkan untuk membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini;

5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II, terima kasih atas kesabaran, kesediaannya memberikan bimbingan, arahan, dan masukannya kepada penulis.


(16)

xixx

6. Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed., selaku pembahas. Terima kasih atas masukan dan saran-saran kepada penulis.

7. Nurmaini, S.Pd, selaku Kepala SMP Negeri 7 Bandar Lampung, dan Susan, S.Pd., selaku guru mitra beserta dewan guru, staff, siswa-siswi kelas VIIIa dan VIIIb atas kerjasama yang baik selama penelitian.

8. Teristimewa Ayahku M.Zainuddin (alm), dan Ibuku Rohmayati, S.Pd, yang selalu mengiringiku dengan doa dan kasih sayang juga menjadi penyemangat dalam hidupku.

9. Kakakku Roman dan Masnoni, adik-adikku Ade, Rama, Zikka, Ponakanku Keyla dan Keisya, Fadhil atas kasih sayang, doa, dukungan yang kalian berikan untuk penyemangat dalam hidupku

10.Suamiku Bahari terima kasih atas kesabaran, kasih sayang, kesetian dan menjadi penyemangatku dikala susah maupun senang.

11. Keluarga kecilku Lisa, S.Pd, Robi, S.Pd, Hapin, Annalia, Damai, Riyanti, Alvin, atas kerja sama dan semangat yang diberikan.

12.Teman- teman seperjuangan, Nuria, Angga, Rohim, Hendri, Sugeng, Deni, atas kerja sama dan semangat yang diberikan.

13. Rekan- rekan angkatan 2007, kakak dan adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang kalian berikan.

14.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin. Bandar Lampung,

Penulis


(17)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan, dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20: 2003 dalam Sagala 2003:3).

Cara yang dilakukan untuk lebih meningkatkan keberhasilan belajar siswa diantaranya dengan memperbaiki proses pembelajaran yang harus diarahkan pada keaktifan belajar siswa, diproses pembelajaran tersebut guru dapat menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas, sehingga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dalam memperbaiki proses pembelajaran ini peran guru sangat penting, oleh karena itu guru diharapkan mampu mencari strategi pembelajaran yang tepat agar hasil belajar meningkat (Suyatna 2008:83)


(18)

2

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMP Negeri 7 Bandar Lampung, diketahui bahwa hasil belajar kognitif siswa kelas VIII pada materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Makhluk Hidup masih rendah. Pada tahun pelajaran 2009/2010, nilai rata-rata penguasaan materi siswa baru mencapai 65 sehingga nilai tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 68. Siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 42%. Hasil wawancara dengan guru biologi SMP Negeri 7 Bandar Lampung, menunjukkan model pembelajaran yang digunakan selama ini cenderung menyebabkan siswa lebih banyak menerima informasi dari guru. Guru masih menggunakan ceramah, yang berorientasi pada pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga kurang memotivasi siswa untuk lebih aktif dan tidak memiliki kemampuan untuk menggali serta mencari informasi secara mandiri. Sementara kegiatan atau aktivitas dalam proses pembelajaran sangat penting dilakukan untuk menunjang pengetahuan dan informasi siswa. Diskusi sering digunakan, namun tidak efektif karena bersifat teoritis, sehingga pembelajaran cenderung membosankan. Selain itu diskusi didominasi oleh siswa yang pintar saja, sedangkan siswa yang lain hanya diam.

Materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan pada makhluk hidup, menuntut siswa untuk mencapai kompetensi dasar yaitu menganalisis pentingnya

pertumbuhan dan perkembangan dan mendeskripsikan tahapan perkembangan manusia. Materi pokok ini adalah membahas keterkaitan antara proses


(19)

3

yang mempengaruhinya, serta proses metamorfosis dan metagenesis. Pemberian pengalaman langsung sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Dalam kegiatan pembelajaran, aktivitas belajar siswa sangat diperlukan agar proses pembelajaran menjadi berkualitas dengan melibatkan langsung siswa dalam kegiatan pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Sardiman (2007:95), bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses pembelajaran merupakan kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat,

mendengar, berfikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan sehingga dapat menunjang prestasi belajar.

Salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). Pada model ini siswa dikelompokkan dalam tim belajar yang terdiri atas enam orang yang heterogen dalam hal kemampuan akademis, jenis kelamin, suku, ras, maupun etis. Guru menggunakan tournament dalam suasana yang positif, dan siswa akan menerima materi secara aktif dalam tournament tersebut. Tournament menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan dengan materi pelajaran dan tingkat kesulitan soal. Setiap anggota kelompok saling membantu dalam memahami materi pelajaran,


(20)

4

menyelesaikan tugas atau kegiatan lain agar setiap siswa dalam kelompok mencapai hasil belajar yang tinggi (Salvin, 2008 dalam Mahmuddin 2009).

Hasil penelitian Medianto (2010:36) menunjukkan penggunaan model pembelajaran TGT dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman kognitif siswa pada materi ekosistem. Hasil penelitian Isparwati (2010:51) juga menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran TGT dapat

meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep larutan elektrolit dan redoks. Merujuk dari semua hasil penelitian tersebut, maka peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran TGT dalam penelitian ini diharapkan dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga dapat mempermudah

pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dan dapat meningkatkan penguasaan konsep biologi siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran koopertif Tipe TGT (Teams Games

Tournamen) Terhadap Aktivitas dan Penguasaan Materi Pokok Pertumbuhan dan Perkembangan pada mahluk hidup Kelas VIII SMP Negeri 7 Bandar Lampung”.

B.Rumusan Masalah

Berdasakan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimanakah pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap aktivitas belajar siswa?


(21)

5

2. Adakah pengaruh yang nyata dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap penguasaan materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan?

3. Bagaimana tanggapan siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe

TGT terhadap aktivitas dan penguasaan materi siswa pada Pertumbuhan dan

Perkembangan pada makhluk hidup

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap aktivitas belajar siswa

2. Pengaruh penerapan model pembelajaran TGT terhadap penguasaan materi pokok siswa.

3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan model koopertif tipe TGT

D.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat bagi

1. Peneliti, yaitu memberikan pengalaman, wawasan dan pengetahuan bagi peneliti sebagai calon guru untuk menggali aktivitas dan penguasaan materi pokok siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT. 2. Siswa, yaitu memperoleh pengalaman belajar yang berbeda dalam bentuk


(22)

6

3. Guru biologi, yaitu memperoleh alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan aktivitas dan penguasaan materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan pada makhluk hidup.

4. Sekolah, yaitu memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu pembelajaran biologi di sekolah dengan menerapkan model yang

efektif dalam pembelajaran di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan ruang lingkup sebagai berikut :

1. Pembelajaran kooperatif tipe TGT yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: penyajian materi,

permainan, kompetisi, dan penghargaan.

2. Aktivitas belajar yang diamati yaitu memperhatikan penjelasan guru, mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat, mendengarkan penjelasan teman, mengerjakan lembar kerja.

3. Penguasaan materi merupakan kemampuan siswa dalam menjawab soal tes pada materi Sistem Pertumbuhan dan Perkembangan pada makhluk hidup. Penguasaan materi yang diukur dalam penelitian ini diperoleh dari tes awal, tes akhir, dan N-Gain.

4. Subjek penelitian adalah siswa SMP Negeri 7 Bandar Lampung kelas VIIIa dan VIIIb semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 yang dipilih secara acak yang ditentukan sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen.


(23)

7

5. Materi pokok pada penelitian ini adalah Pertumbuhan dan Perkembangan pada mahluk hidup dengan Kompetensi dasar menganalisis pentingnya pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup (KD 1.1).

F. Kerangka Pikir

Pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat digunakan sebagai alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Makhluk Hidup. Pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki beberapa unsur yaitu: presentasi kelas, belajar dalam kelompok, serta turnamen dan penghargan hadiah. Unsur belajar kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan teman, sehingga dapat membuat proses pembelajaran lebih menyenangkan bagi siswa dan ditambah dengan unsur turnamen dan penghargaan bagi kelompok yang mencapai nilai tertinggi, sehingga akan membuat proses pembelajaran biologi akan menjadi lebih menyenangkan dan menarik bagi siswa.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT keberhasilan kelompok ditentukan oleh keberhasilan setiap individu karena skor yang didapat oleh masing-masing anggota kelompok akan menentukan poin kelompoknya. Sehingga tidak ada kesempatan bagi siswa untuk mengandalkan teman berkemampuan akademik yang dapat meningkatkan keaktifan siswa secara optimal. Dalam kelompok dan presentasi oleh siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan membahas materi pelajaran secara bersama dalam setiap kelompok.


(24)

8

Adapun variabel bebas dari penelitian ini adalah model pembelajaran

kooperatif tipe TGT, sedangkan variabel terikatnya adalah aktivitas siswa dan penguasaan materi siswa. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Diagram hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Keterangan:

X = Model pembelajaran kooperatif tipe TGT Y1 = Aktivitas siswa

Y2 = Penguasaan materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan.

E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. H0 : Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT

berpengaruh nyata terhadap penguasaan materi pokok

Pertumbuhan dan Perkembangan pda makhluk hidup di SMP Negeri 7 Bandar Lampung

H1 : Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berpengaruh

tidak nyata terhadap penguasaan materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan pada makhluk hidup di SMP Negeri 7 Bandar Lampung

2. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

X

Y1


(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament)

Cooperatif Learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain (Isjoni,2007: 16).

Lie (2003: 12), mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa yang lain dalam mengerjakan tugas. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.

Roger dan David Johnson (dalam Lie, 2004: 31) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning, untuk itu harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong yaitu :


(26)

10

1. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap

anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa dengan saling ketergantungan sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka.

2. Tanggung jawab perseorangan

Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran cooperative learning, setiap siswa akan merasa

bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Pengajar yang efektif dalam model pembelajaran cooperative learning membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan.

3. Tatap muka

Dalam pembelajaran cooperative learning setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah

menghargai perbedaan memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan.

4. Komunikasi antar anggota

Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga


(27)

11

bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok juga merupakan proses panjang. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa. 5. Evaluasi proses kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Dalam Implementasinya secara teknis Slavin (2008:170) mengemukakan empat langkah utama dalam pembelajaran dengan teknik TGT yang merupakan siklus regular dari aktivitas pembelajaran, sebagai berikut:

1. Langkah 1: Pengajaran, pada tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran.

2. Langkah 2: Belajar Tim, para siswa mengerjakan lembar kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi.

3. langkah 3: Turnamen, para siswa memainkan game akademik dalam kemampuan yang homogen, dengan meja turnamen tiga peserta (kompetisi dengan tiga peserta).

4. Langkah 4:Rekognisi Tim, skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim, dan tim tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil melampaui kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

TGT (Teams Games Tournamen) adalah salah satu tipe pembelajaran


(28)

12

dikelompokkan dalam tim belajar yang terdiri atas 3-5 orang yang heterogen baik dalam prestasi akademik, jenis kelamin, ras, maupun etnis dan

memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka (Trianto, 2009:83).

Permainan TGT berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap-tiap siswa akan mengambil sebuah kartu dan

berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka yang tertera. Turnamen ini memungkinkan bagi siswa untuk menyumbangkan skor-skor maksimal untuk kelompoknya. Turnamen ini juga dapat digunakan sebagai review materi pelajaran Prayitno (2006:7-8).

Komponen-komponen dalam TGT adalah penyajian materi, tim, games, tournamen, dan penghargaan kelompok (Kurniasari, 2006:19-20). 1. Penyajian materi

Dalam TGT, guru mula-mula dalam penyajian materi. Siswa harus memperhatikan selama penyajian materi karena dengan demikian akan membantu mereka mengerjakan kuis dengan baik dan skor kuis mereka menentukan skor kelompok.

2. Penghargaan kelompok

Tim dimungkinkan mendapat sertifikat atau penghargaan lain apabila skor rata-rata melebihi kriteria tertentu. Menurut Riyanto (2009:271)

penghargaan yang diberikan kepada kelompok adalah dengan kriteria sebagai berikut :


(29)

13

Tabel 1. Kriteria point penghargaan kelompok No. Perolehan skor Predikat

1. 30 – 39 Good team

2. 40 – 44 Great team

3. ≥ 45 Super team

Sedangkan pelaksanaan TGT (Teams games tournament) dilakukan dengan prosedur, sebagai berikut:

1. Guru menentukan nomor urut siswa dan menempatkan siswa pada meja turnamen (3 orang , kemampuan setara). Setiap meja terdapat 1 lembar permainan, 1 lembar jawaban, 1 kotak kartu nomor, 1 lembar skor permainan.

2. Siswa mencabut kartu untuk menentukan pembaca I (nomor tertinggi) dan yang lain menjadi penantang I dan II.

3. Pembaca I menggocok kartu dan mengambil kartu yang teratas. 4. Pembaca I membaca soal sesuai nomor pada kartu dan mencoba

menjawabnya. Jika jawaban salah, tidak ada sanksi dan kartu dikembalikan. Jika benar kartu disimpan sebagai bukti skor. 5. Jika penantang I dan II memiliki jawaban berbeda, mereka dapat

mengajukan jawaban secara bergantian.

6. Jika jawaban penantang salah, dia dikenakan denda mengembalikan kartu jawaban yang benar (jika ada).

7. Selanjutnya siswa berganti posisi (sesuai urutan) dengan prosedur yang sama.


(30)

14

8. Setelah selesai, siswa menghitung kartu dan skor mereka diakumulasi dengan semua tim.

9. Penghargaan sertifikat, Tim Super untuk kriteria atas, Tim Sangat Baik (kriteria tengah), Tim Baik (kriteria bawah)

10.Untuk melanjutkan turnamen, guru dapat melakukan pergeseran tempat siswa berdasarkan prestasi pada meja turnamen.

Slavin 2008 (dalam Mahmuddin 2009:1), melaporkan beberapa laporan hasil riset tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian belajar siswa yang secara inplisit mengemukakan keunggulan dan kelemahan pembelajaran TGT, sebagai berikut:

1. Para siswa di dalam kelas yang menggunakan TGT memperoleh teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka dari pada siswa yang ada dalam kelas tradisional.

2. Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan.

3. TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa harga diri akademik mereka.

4. TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja sama verbal dan non verbal, kompetisi yang lebih sedikit)

5. Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan waktu yang lebih banyak.

6. TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada remaja-remaja dengan gangguan emosional, lebih sedikit yang menerima skors atau perlakuan lain.


(31)

15

Kekurangan dari model TGT adalah seorang guru sering mengalami kesulitan dalam mengkondisikan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Selain itu juga sebuah catatan yang harus diperhatikan oleh guru dalam

pembelajaran TGT adalah bahwa nilai kelompok tidaklah mencerminkan nilai individual siswa. Dengan demikian, guru harus merancang alat penilai khusus untuk mengevaluasi tingkat pencapaian belajar siswa secara individual.

B. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar agar

kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2004:171). Melalui aktivitas, siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.

Dalam kegiatan pembelajaran, aktivitas belajar siswa sangat diperlukan agar proses pembelajaran menjadi berkualitas dengan melibatkan langsung siswa dalam kegiatan pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Sardiman (2007:95), bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar.


(32)

16

Aktivitas siswa menurut Diedrich (Sardiman, 2007:101) digolongkan ke dalam delapan jenis kegiatan, yaitu:

1. Kegiatan-kegiatan visual, meliputi kegiatan; membaca, melihat gambar, mengamati, eksperimen, pameran, dan mengamati orang lain atau bermain.

2. Kegiatan-kegiatan lisan, meliputi kegiatan; menyatakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberikan saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, meliputi kegiatan; mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, dan mendengarkan suatu permainan. 4. Kegiatan-kegiatan menulis, meliputi kegiatan; menulis laporan, membuat

rangkuman, mengerjakan tes, mengerjakan lembar kerja, menulis cerita, dan mengisi angket.

5. Kegiatan-kegiatan menggambar, meliputi kegiatan; menggambar, membuat grafik, diagram peta dan pola.

6. Kegiatan-kegiatan matrik, meliputi kegiatan; melakukan percobaan, melaksanakan pameran, menyelanggarakan permainan, dan membuat model.

7. Kegiatan-kegiatan mental, meliputi kegiatan; mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, dan membuat keputusan.

8. Kegiatan-kegiatan emosional, meliputi kegiatan; minat, membedakan, berani, tenang.


(33)

17

Manfaat aktivitas belajar dalam proses pembelajaran menurut Hamalik (2003:91) adalah:

a. Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. b. Berbuat sendiri dan akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa. c. Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada

gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok.

d. Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individu. e. Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar demokrasi, kekeluargaan,

musyawarah, dan mufakat.

f. Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat, guru dengan orang tua, siswa yang bermanfaat dalam pendidikan siswa. g. Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistik dan konkrit,

sehingga mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis.

h. Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika.

Azas aktivitas menuntut guru untuk membangkitkan aktivitas siswa baik secara jasmani maupun rohani pada waktu siswa menerima pelajaran. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, guru harus mampu menentukan bentuk pengalaman belajar yang tepat sehingga dapat


(34)

18

C. Penguasaan Materi

Penguasaan materi merupakan hasil belajar dari ranah kognitif. Ada beberapa teori yang berpendapat bahwa proses belajar pada prinsipnya bertumpu pada struktur kognitif, yakni penataan fakta, konsep serta prinsip-prinsip, sehingga membentuk satu kesatuan yang memiliki makna bagi subjek didik. Secara umum, belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. (Sadiman, 2008: 22).

Penguasaan materi siswa merupakan hasil belajar dalam kecakapan kognitif. Menurut Anderson, dkk (2000:67-68) ada enam ranah kognitif yang terdiri atas:

1. Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode.

2. Understand mencakup kemampuan memahami arti dan makna hal yang dipelajari.

3. Apply mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

4. Analyze mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik, misalnya mengurai masalah menjadi bagian yang telah kecil.

5. Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.


(35)

19

6. Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Penguasaan materi pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi.

Menurut Thoha (1994:1) evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan

hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Instrumen atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi adalah tes.

Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah postes atau tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru

mengadakan tes awal atau pretes. Kegunaan tes ialah terutama untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini, hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu pembelajaran (Daryanto, 2007:195-196).


(36)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandar Lampung pada bulan November 2012.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIa sebagai kelompok eksperimen dan kelas VIIIb sebagai kelompok kontrol. Sampel tersebut dipilih dari populasi dengan teknik cluster random sampling.

C.Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen. Kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen menggunakan kelas yang ada dengan kondisi yang homogen. Kelompok eksperimen (VIIIa) diberi perlakuan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dan kelompok kontrol (VIIIb) diberi perlakuan dengan metode diskusi.


(37)

21

Pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mendapat tes awal ( pretes) dan tes akhir (postes) sehingga struktur desainnya sebagai berikut:

Gambar 2. Desain pretest postest tak ekuivalen

Keterangan: I= Kelompok eksperimen; II = Kelas kontrol; O1 = pretest; O2 = posttet; X = Perlakuan TGT (Teams Games

Tournament); C = Diskusi; (Dimodifikasi dari Riyanto. 2001:43).

D. Prosedur Penelitian 1. Prapenelitian

Persiapan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

a. Melakukan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

b. Menetapkan sampel penelitian untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

c. Membentuk kelompok yang heterogen berdasarkan jenis kelamin dan nilai akademik semester ganjil.

d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) pada kelas eksperimen dan metode diskusipada kelas kontrol.

e. Membuat lembar kerja siswa dan membuat instrumen evaluasi kognitif berupa soal pretes dan postes.

Kelompok Pretest Perlakuan Postest 1 O1 X O2 II O1 C O2


(38)

22

f. Membuat lembar observasi tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

g. Membuat soal-soal TGT untuk digunakan dalam tournament.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran koopertif tipe TGT (Teams Games Tournament) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan diskusi. Penelitian ini direncanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan ke-I akan membahas Definisi dan Perbedaan

Pertumbuhan dan Perkembangan Pertemuan ke-II membahas Metagenesis dan Metamarfosis dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

Kelas Eksperimen a. Pendahuluan

1. Guru memberikan pretes berupa soal essay sebanyak 10 soal tentang Pertumbuhan dan Perkembangan pada Makhluk Hidup

2. Menjelaskan indikator, tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.

3. Apersepsi : Mengapa dari sebutir kacang kedelai dapat berubah menjadi kecambah?Apa yang terjadi pada kedelai tersebut?(Pertemuan I). pernahkah kalian melihat kepompong pada daun pisang? Lama kelamaan akan berubah menjadi apakah kepompong itu? Disebut proses apakah perubahan tersebut? (Pertemuan II).

4. Motivasi: Guru memberikan penegasan, bahwa terjadi pertumbuhan dan perkembangan pada biji kedelai tersebut, yang ditandai dengan tumbuhnya


(39)

23

akar, bakal batang dan bakal daun. Untuk lebih memahami lagi kita perlu mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan (Pertemuan I). Guru memberikan penegasan bahwa kepompong itu merupakan salah satu tahap pertumbuhan dan perkembangan untuk menjadi seekor kupu-kupu. Maka kita perlu mempelajari materi tentang metamorfosis dan metagenesis (Pertemuan II).

b. Kegiatan inti : 1. Presentrasi guru

Guru menjelasan materi yang akan dipelajari

2. Membagi siswa menjadi 5 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang yang heterogen.

3. Membagikan LKS kepada setiap kelompok

4. Dibimbing berdiskusi mengerjakan LKS tentang pertumbuhan dan perkembangan pada Makhluk Hidup

5. Guru menyiapkan kartu soal untuk digunakan dalam permainan 6. Pelaksanaan permainan (Tournament)

Dalam pelaksanaan ini terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut : a) Guru menentukan nomor urut siswa dan menempatkan siswa pada

meja turnamen (5 orang , kemampuan setara). Setiap meja terdapat 1 lembar permainan, 1 lembar jawaban, 1 kotak kartu nomor, 1 lembar skor permainan.


(40)

24

b) Siswa mencabut kartu untuk menentukan pembaca (nomor tertinggi), pemain dan yang lain menjadi penantang I, II, III dan IV.

c) Pembaca I akan menggocok kartu mengambil kartu yang teratas. d) Pembaca I kemudian membaca soal sesuai nomor pada kartu

yang telah diambil mencoba menjawabnya. Jika jawaban salah, tidak ada sanksi dan kartu dikembalikan. Jika benar kartu disimpan sebagai bukti skor.

e) Jika penantang I, II, III dan IV memiliki jawaban berbeda, mereka dapat mengajukan jawaban dengan cara mengangkat tangan dengan cepat, siapa yang paling cepat mengangkat tangannya maka dialah yang berhak untuk menjawab.

f) Jika jawaban penantang salah, maka penantang yang lain masih mempunyai kesempatan untuk menjawab dan aturannya sama seperti awal siapa yang paling cepat dia yang berhak menjawab. g) Jika jawaban dari penantang masih salah maka permainan

dilanjutkan dengan siswa berganti posisi sesuai urutan sesuai dengan prosedur yang sama. Begitu seterusnya sampai 5 kartu permainan terbuka.

h) Setelah selesai, siswa menghitung kartu dan skor mereka dan diakumulasi dengan semua tim.


(41)

25

c. Kegiatan Penutup :

1. Siswa dan guru menarik kesimpulan untuk pembelajaran hari ini. 2. Melakukan evaluasi dengan memberikan post test yang sama

dengan soal pre test pada pertemuan II.

3. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam

Kelas Kontrol a. Pendahuluan

1.Siswa menjawab salam guru

2. Siswa mendengarkan informasi mengenai tujuan,indikator pembelajaran yang disampaikan guru.

3. Siswa diberi pretes tentang pertumbuhan dan perkembangan pada mahluk hidup.

4. Apersepsi :Guru memberikan penegasan, mengapa dari sebutir kacang kedelai dapat berubah menjadi kecambah? Apa yang terjadi pada kedelai tersebut?(Pertemuan I) pernahkah kalian melihat kepompong pada daun pisang? Lama kelamaan akan berubah menjadi apakah kepompong itu? Disebut proses apakah perubahan tersebut? (Pertemuan II).

5. Motivasi :Guru memberikan penegasan, bahwa terjadi pertumbuhan dan perkembangan pada biji kedelai tersebut, yang ditandai dengan tumbuhnya akar, bakal batang dan bakal daun. (Pertemuan I). Untuk lebih memahami lagi kita perlu mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Guru memberikan penegasan bahwa kepompong itu merupakan salah satu tahap


(42)

26

pertumbuhan dan perkembangan untuk menjadi seekor kupu-kupu. Maka kita perlu mempelajari materi tentang metamorfosis dan metagenesis (Pertemuan II).

b) Kegiatan inti

1. Siswa diberi penjelasan materi sebagai pengantar

2. Siswa dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang yang heterogen

3. Setiap kelompok diberi LKS Pertumbuhan dan Perkembagan pada Makhluk Hidup.

4. Siswa dibimbing dalam mengerjakan LKS tentang Pertumbuhan dan Perkembangan pada Makhluk Hidup.

5. Siswa mempresentasikan hasil diskusi secara berkelompok

c) Kegiatan Penutup

1. Menarik kesimpulan bersama siswa untuk pembelajaran hari ini. 2. Melakukan evaluasi dengan memberikan post test yang sama

dengan soal pre test pada pertemuan II.


(43)

27

E.Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data 1. Jenis Data

a. Penguasaan Materi

Jenis data penguasan materi berupa data kuantitatif yang diperoleh dari nilai pretes, postes dan N-Gain pada materi pokok Pertumbuhan dan perkembangan

b. Aktivitas Siswa

Jenis data aktivitas siswa berupa data kualitatif yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah: a. Pretes dan postes

Data penguasaan materi berupa nilai pretes dan postes diambil pada awal dan akhir pertemuan. Nilai pretes diambil sebelum pembelajaran (pertemuan pertama) baik pada kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol, sedangkan nilai postes diambil setelah pembelajaran (pertemuan ketiga) baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

b. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa diperoleh dengan lembar observasi aktivitas siswa yang berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses

pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai


(44)

28

dengan aspek yang telah ditentukan. Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data aktivitas siswa pada saat pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Nama

Aspek Aktivitas yang diamati

A B c

1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 2 3 Dst ∑xi X Keterangan :

a. Mengemukakan pendapat/ ide dalam pelaksanaan Tournamen (TGT)

1. Tidak mengemukakan pendapat /ide (diam saja) dan tidak memjawab pertanyaan dalam tournament

2. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dan menjawab pertanyaan dalam tournament dengan benar dan sesuai dengan pembahasan pada materi pokok pertumbuhan dan perkembangan

3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dan menjawab pertanyaan dalam tournament dengan benar dan sesuai dengan pembahasan pada materi pokok pertumbuhan dan perkembangan

b. Bertanya:

1. Tidak mengajukan pertanyaan

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan pada materi pokok pertumbuhan dan pekembangan

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan pada materi pokok pertumbuhan dan perkembanga

c. Aktivitas bekerja sama :

1. Tidak bekerjasama dengan teman dalam mengerjakan LKS dan pelaksaanaan tournament (diam saja)


(45)

29

2. Bekerjasama dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan pada LKS materi pokok pertumbuhan dan perkembangan dan tidak bekerjasama dalam pelaksannan tournnament

3. Bekerjasama dengan semua anggota kelompok sesuai dengan

permasalahan pada LKS materi pokok pertumbuhan dan perkembangan dan bekerjasama dalam pelaksanaan tournament.

c. Angket Tanggapan Siswa

Angket ini berisi pendapat siswa tentang TGT yang telah dilaksanakan. Angket ini berupa 8 pernyataan, terdiri dari 5 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif dengan 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju seperti pada Tabel 7.

Tabel 3. Item pernyataan pada angket.

No. Pernyataan- Pernyataan S TS

1 Saya senang mempelajari materi pokok pertumbuhan dan perkembangan dengan model pembelajaran yang digunakan oleh guru.

2 Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari melalui pembelajaran yang digunakan oleh guru. 3 Model pembelajaran yang digunakan tidak mampu

mengembangkan kemampuan saya dalam memecahkan masalah.

4 Pembelajaran yang digunakan menjadikan saya lebih aktif dalam diskusi kelas dan kelompok.

5 Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

6 Saya termotivasi untuk mencari data/informasi dari berbagai sumber (buku, internet, dan sebagainya) untuk menyelesaikan permasalahan dalam LKS.

7 Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKS dengan pembelajaran yang digunakan oleh guru.

8 Saya memperoleh wawasan/pengetahuan baru tentang materi pokok yang dipelajari.

d. Catatan Lapangan

Catatan lapangan diisi oleh observer untuk mengamati proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru/peneliti di kelas eksperimen maupun kontrol.


(46)

30

F. Teknik Analisis Data a. Analisis data

Data penelitian berupa nilai pretes, postes, dan skor N-gain. Untuk

mendapatkan skor N-gain menggunakan rumus Meltzer (dalam Coletta dan Phillips, 2005) yaitu:

Keterangan: Skor tinggi jika n-gain > 0,7

Skor sedang jika 0,7 > N-gain > 0,3

Skor rendah jika NS-gain < 0,3 (Hake 1999: 1)

Nilai pretes, postes, dan skor N-gain pada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 16, yang

sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:

1. Uji normalitas data(Uji Liliefors)

Uji normalitas data dihitung menggunakan menggunakan Program SPSS versi 17.

a. Hipotesis

H0 = data berdistribusi normal

H1 = data tidak berdistribusi normal

b. Kriteria pengujian

Terima H0 jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak H0 untuk

harga yang lainnya (Sudjana, 2005:466).

Skor N-gain = postcore – prescore 100 – prescore


(47)

31

2. Uji kesamaan dua varians

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a. Hipotesis

H0 = kedua data mempunyai varians yang sama

H1 = kedua data mempunyai varians berbeda

b. Kriteria Uji

- Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima

- Jika F hitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak

(Pratisto, 2004:18)

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-Gain kedua sampel sama

H1 = Rata-rata N-Gain kedua sampel tidak sama

2) Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka H0 ditolak (Pratisto,


(48)

32

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata 1) Hipotesis

H0 = rata-rata N-Gain pada kelompok eksperimen sama

Dengan kelompok kontrol.

H1 = rata-rata N-Gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi

dari kelompok kontrol 2) Kriteria Uji :

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak

(Pratisto, 2004:12).

c. Uji hipotesis dengan uji Mann-Whitney U Ho : μ1 = μ2

H1 : μ1≠ μ2

1) Hipotesis

Ho : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

sama

H1 : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

tidak sama 2) Kriteria Uji

Ho ditolak jika sig< 0,05

Dalam hal lainnya Ho diterima (Anonim, 2009:166).

b.Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menghitung rata–rata skor aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut:


(49)

33

100

x n

x X

i

Keterangan : X = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh

n = Jumlah skor maksimum (8) (Hake dalam Widiyaningrum, 2010:44)

Menafsirkan atau menentukan kriteria persentase Aktivitas Siswa sesuai klasifikasi pada tabel 4.

Tabel 4. Kriteria Persentase Aktivitas Siswa

Persentase Kriteria

90,00-100 75,00-89,99 55,00-74,99 30,00-54,99 0,00-29,99

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah Sumber: dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008:37)


(50)

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkanaktivitas belajar siswa pada materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan pada Makhluk Hidup 2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat

meningkatkan penguasaan materi siswa pada materi pokok Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Makhluk Hidup

3. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Pembagian kelompok pada pembelajaran TGT di komfirmasikan dengan guru mitra sebelum kelompok ditentukan sesui dengan tingkatan kemampuan masing-masing siswa.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah model


(51)

46

lama, sehingga guru hendaknya merancancang kesesuaian waktu agar pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien.


(52)

47

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. K., David. A. P., C, Kathleen, M. Ricard, P. Paul, R. James., dan W. Merlin. 2000. A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing (A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectiv, Abridged Edition). New York. Longman.

Amri, Sofan & Lif Khoiru Ahmadi. 2010. Kontruksi Pengembangan

Pembelajaran Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum. Jakarta. Prestasi Pustakaraya

Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. PT Bumi Aksara. Jakarta. Daryanto, H. 2007. Evaluasi Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta

Hanafiah dan Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. PT Refika Aditama. Bandung.

Mahmuddin. 2009. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams

Games-Tournament (TGT). http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/23/strategi-pembelajaran-kooperatif-tipe-teams-games-tournament-tgt/ 5 Mei 2011 : 20.12

Hamalik, O. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bumi Aksara. Jakarta.

Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung. Isjoni. 2010. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok.

Bandung. Alfabeta

Isparwati, Rini. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Aktivitas & Penguasaan Konsep Pada Materi Medianto, Muhammad. 2010. Penggunaan Model Pembelajaran TGT (Teams

Games Tournament) dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman kognitif siswa pada materi ekosistem. Skripsi. Bandar Lampung. Universitas Lampung

Pannen, P.(2000). Pendekatan konstruktivisme. Draft bahan ajar PEKERTI/AA.Jakarta: PAU-PPAI-UT


(53)

48

Purnamasari, Y. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Penguasaan Konsep Pada Materi Pokok Dunia Tumbuhan. Skripsi. Bandar Lampung.

Universitas Lampung

Purwanto, M. Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung. Alfabeta Sardiman, A. M. 2007. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Slavin, R.E. 2008. Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik (Alih Bahasa Nurulita Yusron). Bandung. Penerbit Nusa Media

Thoha, M. C. 1994. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Grafindo Persada.

BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus

SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Lie, A. 2003. Pembelajaran kooperatif. http:// wawan- junaidi.blogspot.com/ 2010/10/ pembelajaran kooperatif/ 28 mei 2012.

Lie, A. 2004. Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas. Gramedia.


(1)

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata 1) Hipotesis

H0 = rata-rata N-Gain pada kelompok eksperimen sama Dengan kelompok kontrol.

H1 = rata-rata N-Gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol

2) Kriteria Uji :

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:12).

c. Uji hipotesis dengan uji Mann-Whitney U Ho : μ1 = μ2

H1 : μ1≠ μ2 1) Hipotesis

Ho : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama

H1 : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak sama

2) Kriteria Uji

Ho ditolak jika sig< 0,05

Dalam hal lainnya Ho diterima (Anonim, 2009:166).

b.Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menghitung rata–rata skor aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut:


(2)

33

100 x n

x X

i

Keterangan : X = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh

n = Jumlah skor maksimum (8) (Hake dalam Widiyaningrum, 2010:44)

Menafsirkan atau menentukan kriteria persentase Aktivitas Siswa sesuai klasifikasi pada tabel 4.

Tabel 4. Kriteria Persentase Aktivitas Siswa

Persentase Kriteria

90,00-100 75,00-89,99 55,00-74,99 30,00-54,99 0,00-29,99

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah Sumber: dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008:37)


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkanaktivitas belajar siswa pada materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan pada Makhluk Hidup 2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat

meningkatkan penguasaan materi siswa pada materi pokok Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Makhluk Hidup

3. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Pembagian kelompok pada pembelajaran TGT di komfirmasikan dengan guru mitra sebelum kelompok ditentukan sesui dengan tingkatan kemampuan masing-masing siswa.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah model


(4)

46

lama, sehingga guru hendaknya merancancang kesesuaian waktu agar pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. K., David. A. P., C, Kathleen, M. Ricard, P. Paul, R. James., dan W. Merlin. 2000. A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing (A

Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectiv, Abridged Edition). New York. Longman.

Amri, Sofan & Lif Khoiru Ahmadi. 2010. Kontruksi Pengembangan

Pembelajaran Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum. Jakarta. Prestasi Pustakaraya

Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. PT Bumi Aksara. Jakarta. Daryanto, H. 2007. Evaluasi Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta

Hanafiah dan Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. PT Refika Aditama. Bandung.

Mahmuddin. 2009. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams

Games-Tournament (TGT). http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/23/strategi-pembelajaran-kooperatif-tipe-teams-games-tournament-tgt/ 5 Mei 2011 : 20.12

Hamalik, O. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bumi Aksara. Jakarta.

Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung. Isjoni. 2010. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok.

Bandung. Alfabeta

Isparwati, Rini. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Aktivitas & Penguasaan Konsep Pada Materi Medianto, Muhammad. 2010. Penggunaan Model Pembelajaran TGT (Teams

Games Tournament) dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman kognitif siswa pada materi ekosistem. Skripsi. Bandar Lampung. Universitas Lampung

Pannen, P.(2000). Pendekatan konstruktivisme. Draft bahan ajar PEKERTI/AA.Jakarta: PAU-PPAI-UT


(6)

48

Purnamasari, Y. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Penguasaan Konsep Pada Materi Pokok Dunia Tumbuhan. Skripsi. Bandar Lampung.

Universitas Lampung

Purwanto, M. Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung. Alfabeta Sardiman, A. M. 2007. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Slavin, R.E. 2008. Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik (Alih Bahasa Nurulita Yusron). Bandung. Penerbit Nusa Media

Thoha, M. C. 1994. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Grafindo Persada. BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus

SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Lie, A. 2003. Pembelajaran kooperatif. http:// wawan- junaidi.blogspot.com/ 2010/10/ pembelajaran kooperatif/ 28 mei 2012.

Lie, A. 2004. Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas. Gramedia. Jakarta.


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Padangcermin Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/20

0 4 61

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Padangcermin Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/20

0 6 48

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMPN 13 Bandar Lampung Semester Genap T.P 2011/2012

3 23 43

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA MAKHLUK HIDUP KELASVIIISMP NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Neg

0 8 53

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Think Pair Share (TPS) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP

0 4 55

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE NHT DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA MANUSIA (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 BaradatuTa

0 3 53

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE NHT DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA MANUSIA (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Baradatu T

1 12 53

PENGARUH PENGUNAAN METODE DISKUSI DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII SMP N 2 Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Semester Ganjil Ta

1 15 72

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

1 11 72

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP

0 4 54