Mutu Pendidikan menurut Amtu 2011 : 22-23 , adalah berbagai indikator dan komponen pendidikan yang saling bekaitan . Komponen dan variabel yang menentukan
terwujudnya mutu pendidikan yang baik secara umum masih dikaitkan dengan sistem , kurikulum, tenaga pendidikan, peserta didik, proses belajar mengajar, anggaran, sarana prasarana
pendidikdn lingkungaan belajar budya organisasi, kepemimpinan dan lain sebagainya. Menurut Zahroh 1014: 58 mutu pendidikan harus mengutamakan siswa atau perbaikan
program sekolah yang dilakukan secara kreatif dan konstruktif oleh pihak pendidikan . Lembaga pendidikan dikatakan bermutu jika Input , proses, dan output dapatmemenuhi persyaratan yang
dituntut oleh pengguna jasa pendidikan. Input yaitu segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya KBM , saran prasarana, program dan harapan visi misi dan
tujuan . Proses yaitu pengambilan keputusan proses pengelolaan kelembagaan , proses pengelolaan program, proses belajar dan mengajar dan proses monitoring dan evaluasi. Output
yaitu prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses sekolah . Output sekolah dapat dikatakan berkualitas bermutu tinggi jika pristasi sekolah , kususnya pristasi belajar siswa menunjukkan
pencapaian yang tinggi. 1 Pristasi akademik berupa nilai ulangan umum ujian Nasional, karya ilmiah, lomba akademik. dan 2 pristasi non akademik seperti kegiatan - kegiatan
ekstrakurikuler. Ditegaskan lebih jauh bahwa mutu Pendidikan adalah kemampuan lembaga pendidikan
dalam mendayagunakan sumber sumber pendidikn untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin. Analisis konsep ini lebih menekankan kepada kinerja lembaga, yaitu
kecenderungan semakin efektif dalam mendayagunakan sumbr - sumber pendidikan dan semakin baik hasil yang dicapai, maka dapat dikatakan pendidikan tesebut memiliki mutu yang baik.
2.7 Konsep Team Work Teacher Kelompok Kerja Guru
Kelompok Kerja Guru sebenarnya sudah cukup lama mengemuka di kalangan kaum pendidik.Ini kebanyakan guru menyebutnya KKG. KKG sering kita laksanakan pada setiap
Gugus Sekolah yang terbentuk atas beberapa lembaga Pendidikan atau Sekolah bergabung menjadi satu dengan nama Gugus sekolah. Keberadaan Gugus Sekolah telah diakui memberi
manfaat yang signifikan bagi pengembangan sistem pembinaan profesional bagi Guru.bahkan Kepala Sekolah maupun Pengawas Sekolah.
Prinsip pengembangan Gugus Sekolah melalui wadah KKG, KKKS dan KKPS adalah “ dari Guru, Oleh Guru dan untuk Guru “. Artinya semua kegiatan didesain untuk kepentingan dan
pengembangan kompentensi profesional Guru, dilakukan sepenuhnyaoleh para guru di bawah fasilisator pihak terkait dan tentus saja segala hal yang dikembangkan di gugus sekolah
semuanya berasal dari guru. Melalui wadah KKG,KKKS dan KKPS semua guru yang ada dapat saling berbagi dan saling mengisi , mereka yang mempunyai kelebihan berbagi dengan mereka
yang memiliki permasalahan kesulitan mengajar di bidang - bidang tertentu. Sehingga semua permasalahan dan kesulitan akan bisa terpecahkan tanpa harus bertanya ke sana ke mari. Dalam
kegiatan yang dikembangkan guru di gugus sekolah dikenal dengan “ Tutor Sebaya “ atau istilah “ peer teaching. “ Asep Rachmat , 2009 :
2.8 Penelitian Terdahulu
Rita Dunn, Andrea Honigsfeld dkk 2008 Impact of Learning-Style Instructional Strategies on Students’ Achievement and Attitudes: Perceptions of Educators in Diverse
Institutions Dampak Pembelajaran Instruksional dan keragaman gaya dalam peningkatan Pristasi anak Hasil dari penelitian ini menyatakan tentang gaya belajar yang diterapkan di
dalam masyarakat dan institusi mereka. Dari antara mereka materi diselidiki adalah dampak dari gaya mengajar terhadap praktek, syllabi, dan nilai-nilai dan apakah hal tersebut mampu
membangun siswa atau instruksi untuk meningkatkan hasil, bagaimana hal itu meningkatkan persepsi para siswa dan juga hasil belajar mereka, dan bagaimana itu mendukung profesi
pendidikan. Persaamaan dari penelitian saya adalah sama-sama mencari solusi bagaimana pembelajaran yang baik guna meningkatkan pristasi anak. Perbedaannya Rita Dunn menekankan
pada gaya mengajar sementara saya menekankan pada pembentukan pokja guru. Penelitianlain tentang peranan guru dalam pembelajaran yang dilakukan oleh Algozzine,
Gretes dan Queen 2007 yang berjudul “Beginning Teachers Perceptions of Their Induction Program Experiences”. Persepsi awal Program Induksi Guru Hasil dari penelitian yang
mereka lakakukan yaitu membahas tentang keberadaan seorang guru yang berkualitas di dalam kelas sangat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya. Karena dengan adanya
guru yang berkualitas tersebut dapat membimbing siswa dalam memaksimalkan kualitas siswa tersebut. Karena dalam pembinaan siswa di sekolah membutuhkan adanya tanggung jawab
seorang guru. Penelitian ini menekankan pada karakteristik induksi Guru pemula yang berkualitas, sementara penelitian saya mencakup keberadaan semua guru dalam satu lembaga
pendidikan. Persamaannya mempunyai tujuan yang sama yaitu berusaha meningkatkan mut pembelajran di Sekolah.
Hanushek 2005 dengan penelitiannya yang berjudul The Economics of School Quality, Dampak Ekonomi terhadap Mutu Sekolahan Dalam penelitian ini di jelaskan bahwa akhir-
akhir ini prestasi siswa dalam tes PISA sangat memprihatinkan. Sekolah yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi sekolah tersebut. Peningkatan kualitas sekolah erat kaitannya
dengan pengeluaran sekolah. Dalam penelitian ini disebutkan bahwa untuk menjadi sekolah yang
berkualitas dengan meningkatkan kualitas guru yang dapat menghasilkan keuntungan yang cukup besar dalam kinerja murid serta membuat kebijakan yang tepat untuk mengubah gaya guru
dalam mengajar. Dalam penelitian ini menekankan dari segi biaya seolah sedang penelitian saya menekankan pada kekompakan kerja. Kesamaannya bermuara pada mutu Sekolah.
Penelitian yang dilakukan oleh Theresia Sri Rahayau 2013 dengan penelitian yang berjudul “ Evaluasi Program Pengembangan Profesional Guru Melalui KKG Di Gugus Imam
Bonjol Kec. Sidorejo Kota Salatiga “ guru Dalam Penelitian ini dijelaskan bahwa melalui kegiatan KKG Team Work Theacher ‘ yang diadakan pada masing - masing gugus sekolah
membawa dampak positif guna peningkatan cara belajar dan mengajar yang baik. Ini membawa dan meningkatkan kualitas belajar siswa. Pada peneliti ini mengarah evaluasi program KKG
POKJA Guru penelitian saya pengembangan POKJA Guru. Persamaannya pada Kelompok Kerja Guru.
Arifah Haryati 2015 dengan penelitian yang berjudul “ Strategi Kepala Sekolah dalam meningkatkan Mutu Pendidikan pada Sekolah Dasar “ Dalam Penelitian ini dijelaskan bahwa
melalui Setrategi Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Bijak dan transparan akan dapat memperoleh mutu Pendidikan yang baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Sulasmi 2015 yang berjudul “ Strategi Peningkatan Mutu Sekolah di SD Negeri 2 Jampiroso Temanggung “ Dalam penelitiannya membukikan
bahwa setrategi yang dikembangkan sekolah membawa peningkatan mutu sekolah sesuai harapan . Penelitian yang dilakukan Arifah Haryati berfokus pada setrategi Kepala Sekolah
sementara saya pada setrategi semua Guru. Persamaanya bertujuan untuk meningkatkan mutu Sekolah dan pembelajaran maupun prestasi siswa.
Pada awal sebelum Melakukan setrategi Pembelajaran guru banyak yang mengajar belum optimal sebagaimana pada standar proses dan Permendikbud 103 tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah, oleh karena itu diadakan Solusi dan setrategi Pembelajaran dengan merancang model kelompok kerja guru sesuan
karakter, kemampuan maupun bidang penguasaan masing - masing guru, agar dalam memberikan pembelajaran dan bimbingan bisa optimal yang mengarah ke dalam kemajuan
Pembelajaran dan Manajemen Sekolah.
2.9 Hipotesis Pengembangan