PT. Multi Mas Chemindo adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi. Jumlah permintaan barang yang tidak menentu dari satu
periode ke periode lain menyebabkan perusahaan mengalami kelebihan atau kekurangan persediaan.
Dalam menghadapi kendala ini perusahaan membutuhkan solusi untuk mengoptimalkan persediaan dengan memperhatikan setiap keterbatasan-
keterbatasan yang ada. Solusi tersebut dapat diperoleh dengan penggunaan model optimisasi yaitu model optimisasi Program Linier.
1.2. Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian tugas akhir ini adalah bagaimana menentukan jumlah persediaan optimal bagi PT. Multi Mas
Chemindo. Kendala yang diperhatikan adalah kapasitas penyimpanan dan jumlah permintaan.
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan dapat menghasilkan penelitian yang fokus dan akurat, maka diberikan batasan masalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya fokus dalam menentukan banyaknya persediaan barang
pada PT. Multi Mas Chemindo. 2.
Kendala persediaan yang dibahas adalah kapasitas penyimpanan dan jumlah permintaan.
3. Data yang digunakan untuk permintaan adalah data Juli 2012-Desember 2012.
4. Pengolahan data optimasi menggunakan model program linier dengan metode
simpleks. 5.
Pengolahan data menggunakan bantuan software POM-QM.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan jumlah persediaan yang optimal bagi PT. Multi Mas Chemindo.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai masukan atau informasi yang bermanfaat bagi manajemen PT. Multi Mas Chemindo.
2. Menambah aplikasi ilmu pengetahuan dalam penerapan metode program linier terhadap bidang-bidang industri.
1.6. Tinjauan Pustaka
Persediaan adalah sumber daya yang menganggur yang menunggu proses lebih lanjut. Yang disebut proses lebih lanjut adalah berupa kegiatan produksi pada
sistem manufaktur atau kegiatan pemasaran Nasution Prasetyawan, 2008.
Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha normal, atau
persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku dasar yang menunggu penggunaannya dalam
suatu proses produksi Assauri, 1980.
Program Linier adalah salah satu cara untuk menyelesaikan persoalan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas diantara beberapa aktivitas yang
berbeda dengan cara terbaik yang mungkin dapat dilakukan sehingga diperoleh keuntungan yang maksimum atau biaya yang minimum. Keputusan yang diambil
Universitas Sumatera Utara
dalam program tersebut diambil dengan memilih dari beberapa alternatif yang ada Amalia, 2004.
Metode analisis yang paling bagus untuk menyelesaikan persoalan alokasi sumber ialah metode program linier. Pokok pikiran yang utama dalam
menggunakan program linier ialah merumuskan masalah menggunakan sejumlah informasi yang tersedia. Selanjutnya menerjemahkan masalah ini ke dalam bentuk
model matematika yang mempunyai cara pemecahan yang lebih mudah dan rapi guna menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi P. Siagian, 2006.
Program Linier adalah suatu cara untuk menyelesaikan permasalahan mengenai pengalokasianpenempatan sumber-sumber yang terbatas diantara
beberapa aktivitas yang bersaing, dengan cara yang terbaik yang mungkin dilakukan agar memperoleh suatu solusi yang optimal Hendi Nirwansah
Widowati, 2007.
Program Linier dapat menangani berbagai macam masalah, seperti menentukan jadwal pesawat atau jadwal film di bioskop himgga pendistribusian
minyak ke pasar. Alasan dari beragam kegunaan ini adalah kemudahan dalam menggabungkan kendala ke dalam bentuk model Miller, 2007.
Permasalahan Program Linier dapat diformulasikan sebagai berikut:
Minimum: =
1
�
1
+
2
�
2
+ ⋯ + �
Dengan batasan: �
=1
� 0; = 1, 2,
…
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: 1.
1
�
1
+
2
�
2
+ ⋯ + � adalah fungsi tujuan yang harus diminimumkan
atau dimaksimalkan dan dinotasikan dengan . 2.
Koefisien
1
,
2
, … adalah koefisien cost yang diketahui.
3. �
1
, �
2
, … � adalah variabel keputusan yang harus dicari.
4. Pertidaksamaan
�
=1
adalah konstrain ke-i. 5.
Pertidaksamaan untuk = 1, 2, 3,
… dan = 1, 2, 3, … Adalah parameter pembatas.
6. Konstrain �
0 adalah konstrain non-negatif.
Selain model program linier yang diformulakan di atas, terdapat bentuk lain dari model program linier, yaitu:
1. Fungsi tujuan bukan minimasi, melainkan maksimasi.
2. Konstrain fungsionalnya mempunyai bentuk ketidaksamaan dalam bentuk
lebih kecil ≤. 3.
Beberapa konstrain lainnya mempunyai bentuk persamaan. 4.
Menghilangkan konstrain non-negatif untuk beberapa variabel keputusan.
1.7. Metodologi Penelitian