commit to user
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Novel
Prosa fiksi adalah cerita yang dilakonkan oleh pelaku-pelaku atau tokoh dengan peran tertentu, latar dan alur cerita yang berasal dari hasil
imajinasi pengarang sehingga menjadi sebuah cerita Aminuddin, 2000:66. Novel berasal dari bahasa latin yaitu novellus yang diturunkan
dari kata noveis karena kemunculannya dari jenis-jenis karya sastra lain lebih baru Tarigan,
sini mengandung arti bahwa novel termasuk jenis sastra yang baru, dibanding jenis karya sastra lainnya.
Wellek 1990: 276 juga menjelaskan novel sebagai dokumen atau kasus sejarah yang dapat dianggap sebagai pengakuan oleh penulisnya
karena ditulis dengan sangat deskriptif, naratif dan meyakinkan seperti cerita asli kehidupan seseorang pada zaman tertentu. Sastra fiksi ini
diciptakan dengan menarik, mempunyai struktur dan tujuan estetis bagi pembaca serta koherensi dan efek tertentu untuk menghidupkan suasana.
Pendapat wellek ini cukup mendefinisikan pengertian novel. Novel selalu berkaitan dengan cerita seseorang tokoh pada masa tertentu, diceritakan
dengan sangat baik dan membuat pembacanya seolah-olah meyakini bahwa tokoh dan cerita tersebut nyata.
Selain itu Burhan Nurgiyantoro 2007: 15 mengungkapkan bahwa novel adalah sebuah karya yang mempunyai sifat realistis serta
commit to user
8
8 mempunyai kandungan psikologis didalamnya. Karena hal itu maka novel
dapat lebih berkembang daripada roman. Novel lebih menekankan pada cerita yang mengalir dari tokoh-tokohnya tanpa melupakan nilai keindahan
seperti roman. Pendapat Nurgiyantoro ini lebih menjelaskan lagi bahwa novel tidak sekadar cerita fiksi, namun didalamnya terkandung nilai
didaktis yang bermanfaat bagi pembaca. Novel merupakan salah satu diantara genre karya sastra dianggap
paling dominan menampilkan unsur sosial. Alasan tersebut karena 1 menampilkan unsur cerita yang sangat lengkap dan detail, setting dikemas
secara luas dan variatif, juga permasalah sosial yang diceritakan secara kompleks; 2 bahasa yang digunakan cenderung bahasa sehari-hari, bahasa
yang umum digunakan oleh masyarakat. Dua alasan tersebut dapat mewakili bahwa novel merupakan genre karya fiksi yang sosiologis dan
responsif terhadap masalah-masalah sosial dimasyarakat Nyoman Kutha Ratna, 2011: 335-336.
Berdasarkan uraian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa novel adalah karya sastra berupa cerita fiksi berbentuk prosa yang isinya
menggambarkan permasalahan sosial kemasyarakatan. Novel menceritakan secara utuh cerita, konflik yang dialami oleh tokoh cerita, juga
menggambarkan latarnya secara detail. Pencitraan tokohnya diwujudkan senyata mungkin sehingga pembaca seperti terhanyut dalam cerita. Novel
juga memberikan suasana batin yang diciptakan melalui perwatakan tokoh, dan berbagai peristiwa yang ada dalam cerita.
commit to user
9
9 Novel terbentuk dari satu cerita pokok yang disambungkan
dengan cerita-cerita sampingan untuk melengkapi keseluruhan cerita. Cerita-cerita dalam novel dihidupkan dengan unsur-unsur pembangun yaitu
unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik novel terdiri dari tokoh, plot, tema, latar, dan sudut pandang. Sedangkan unsur ekstrinsik terdiri latar
belakang pengarang, psikologi pengarang, pembaca, karya, pandangan hidup, keadaan ekonomi atau latar belakang sosial Burhan Nurgiyantoro,
2012: 22-24. 1. Novel Serius dan Novel Populer
Novel-novel yang muncul saat ini pada hakikatnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu novel serius dan novel populer Burhan
Nurgiyantoro, 2012: 16. Pembedaan ini untuk memilah mana novel yang mempunyai nilai didaktis atau novel yang diciptakan hanya untuk hiburan.
Membedakan novel serius dan populer pun sulit, karena dipengaruhi subjektivitas dan kesan dari luar.
Novel populer adalah novel yang populer pada masanya dan banyak penggemarnya, khususnya pembaca
dikalangan remaja. Ia menampilkan masalah-masalah yang aktual dan selalu menzaman, namun hanya sampai pada
tingkat permukaan Burhan Nurgiyantoro, 2012: 18. Penjelasan di atas mengungkapkan bahwa novel populer tidak
menampilkan permasalahan kehidupan sosial tokoh secara intens dan kompleks. Novel ini bahkan dapat dikatakan tidak meresapi makna hakikat
kehidupan. Novel ini hanya berdasarkan selera pembaca pada masanya, dan
commit to user
10
10 ketika berganti tren maka cerita-cerita novel populer tersebut akan
menjenuhkan dan ditinggalkan pembacanya. Dipihak lain, novel atau sastra serius yang bernilai sastra tinggi
mempunyai kemungkinan-kemungkinan yang tak terduga dalam ceritanya. Jalinan cerita sarat akan makna dan nilai-nilai kehidupan.memahami novel
jenis ini memerlukan keseriusan dan konsentrasi untuk menyerap inti sari cerita novel tersebut. Permasalahan dan pengalaman kehidupan ditampilkan
hingga ke inti hakikat kehidupan yang bersifat universal. Namun novel ini juga mempunyai unsur hiburan dan estetika di dalamnya Burhan
Nurgiyantoro, 2012:18-19. Isi yang sarat pesan dan nilai-nilai kehidupan itulah yang
membuat novel serius dengan nilai sastra yang tinggi dapat bertahan lama. Novel ini bahkan tetap menarik untuk dibaca bahkan dikaji pada masa yang
berbeda. Misalnya novel Romeo dan Juliet, yang tetap menarik untuk dibicarakan hingga saat ini, padahal novel ini telah diciptakan lebih dari
beberapa dekade yang lalu. Plot cerita yang tidak dapat diduga, latar yang berubaha-ubah, serta psikologi tokoh yang penuh emosi membuat novel
jenis ini membtuhkan pemahaman dan konsentrasi ketika membaca. Novel dikatakan menarik jika mempunyai pengembangan alur
yang menarik, mempunyai nilai kebaruan dan berdasarkan kaidah tertentu. Novel yang baik harus memiliki unsur-unsur plausibility, surprise,
suspense, dan unity, hal ini dikemukakan oleh Kenney dalam Nurgiantoro, 1995:130,
commit to user
11
11 2. Unsur Pembangun Novel
Novel dibangun oleh unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik dengan fungsinya masing-masing. Masing-masing unsur tersebut mempunyai
fungsi dan perekat untuk membentuk jalinan cerita yang baik dan terlihat lebih hidup pada novel.
Pada hakikatnya karya fiksi merupakan totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Unsur pembangun
tersebut diantaranya adalah tema, plot atau kerangka cerita; alur; setting atau latar; sudut pandang; penokohan dan perwatakan; dan gaya bahasa.
Burhan Nurgiyantoro 2007: 37 menyebutkan unsur-unsur pembangun sebuah novel, seperti, tema, latar, alur, tokoh, sudut pandang, dan amanat.
William kenney 1966: 8-102 menyebutkan serta menjelaskan mengenai unsur-unsur pembangun struktur cerita rekaan. Unsur-unsur
pembangun tersebut digolongkan menjadi tujuh bagian, yaitu: plot; character; setting; point of view; style and tone; theme. Tujuh unsur inilah
dikatakan sebagai unsur pembangun struktur cerita fiksi atau rekaan.
B. Sosiologi Sastra