134
ini didasarkan pada komentar dan saran siswa dan guru baik yang tercantum secara tulisan pada angket maupun secara lisan yang
disampaikan setiap kali selesai pembelajaran. Adapun kesalahan atau kekurangan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Kesalahan penulisan pada beberapa bagian LKS. b. Kesalahan kunci jawaban tugas mandiri no. 1 pada LKS halaman 28.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan yang telah diuraikan, pengembangan perangkat pembelajaran dilakukan dengan langkah – langkah
pengembangan model ADDIE yaitu analisis analysis, perancangan design, pengembangan development, implementasi implementation, dan evaluasi
evaluation. Produk yang dihasilkan pada penelitian ini adalah perangkat pembelajaran RPP dan LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi
lingkaran untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII yang dapat dilihat pada lampiran.
Keberhasilan penggunaan perangkat pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran pada Tabel 31.
Berdasarkan pada hasil lembar observasi keterlaksanaan kegiatan pembelajaran
menggunakan perangkat
pembelajaran yang
telah dikembangkan pada pertemuan pertama, kedua, ketiga, dan keempat secara
berturut-turut menunjukkan persentase 86,67, 100, 93,33, dan 93,33. Pada pertemuan pertama, ada beberapa kegiatan sebanyak 13,33 yang tidak
135
terlaksana, tetapi kegiatan tersebut bukanlah merupakan kegiatan inti. Kegiatan tersebut adalah guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengerjakan tugas mandiri dan mengkomunikasikannya. Sama halnya dengan pertemuan pertama, pertemuan ketiga dan keempat juga terdapat
6,67 kegiatan yang tidak terlaksana, tetapi kegiatan tersebut juga bukan merupakan kegiatan inti yang wajib untuk dilaksanakan. Kegiatan tersebut
adalah guru tidak memberi motivasi kepada siswa saat awal dan akhir pembelajaran. Rata-rata hasil lembar observasi keterlaksanaan kegiatan
pembelajaran juga menunjukkan persentase 93,33 dengan klasifikasi sangat baik. Rata-rata persentase kegiatan yang tidak terlaksana adalah 6,67, tetapi
kegiatan tersebut bukan merupakan kegiatan inti. Persentase paling rendah yang diperoleh adalah pada pertemuan pertama sebanyak 86,67 dari
persentase maksimal 100. Hal ini diduga karena kurangnya manajemen waktu sehingga waktu yang tersedia belum digunakan secara maksimal.
Berdasarkan analisis penilaian RPP oleh dosen ahli pada Tabel 25 dan Tabel 26 diperoleh skor rata-rata 1,00 dari skor rata-rata maksimal 1,00 untuk
skala guttman dengan klasifikasi sangat baik dan diperoleh skor rata-rata 4,15 dari skor rata-rata maksimal 5,00 untuk skala likert dengan klasifikasi baik.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa RPP yang dikembangkan telah sesuai dengan prinsip pengembangan RPP seperti yang tercantum pada
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses. Ada beberapa aspek yang memiliki klasifikasi baik dan masih dapat ditingkatkan antara lain
aspek pemilihan materi, aspek pemilihan model metode pembelajaran, aspek
136
sumber belajar media pembelajaran, aspek kegiatan pembelajaran, dan aspek penilaian hasil belajar. Berbagai saran dan masukan yang diberikan penilai
terkait aspek tersebut telah digunakan untuk merevisi RPP sehingga diperoleh RPP yang lebih baik dan layak digunakan dalam pembelajaran.
Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis penilaian LKS oleh dosen ahli pada Tabel 27 diperoleh skor rata-rata 4,21 dari skor rata-rata maksimal 5,00
dengan klasifikasi sangat baik. Hasil skor rata-rata yang diperoleh menunjukkan bahwa LKS berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan
telah memenuhi syarat pengembangan LKS yang baik Darmodjo Kaligis, 1992: 41-46. Berdasarkan tabel 27, aspek kesesuaian dengan syarat teknis
memiliki skor paling tinggi dibandingkan dengan aspek yang lain yaitu sebesar 4,29 dengan klasifikasi sangat baik. Menurut Darmodjo Kaligis
1992: 41-46 syarat teknis berhubungan dengan tulisan, gambar, dan penampilan LKS. Hal ini berarti bahwa penggunaan tulisan, gambar, dan
penampilan pada LKS yang dikembangkan lebih baik daripada aspek-aspek yang lainnya.
Klasifikasi RPP yang memenuhi kriteria baik dan klasifikasi LKS yang memenuhi kriteria sangat baik menunjukkan bahwa RPP dan LKS memenuhi
kualifikasi valid sehingga RPP dan LKS yang telah dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran di sekolah.
Analisis kepraktisan perangkat pembelajaran diperoleh dari hasil lembar observasi keterlaksanaan kegiatan pembelajaran, angket respon guru dan
angket respon siswa. Angket respon guru dan siswa diberikan saat uji coba
137
produk telah selesai dilaksanakan. Secara umum tanggapan guru terhadap perangkat pembelajaran yang telah digunakan dalam pembelajaran adalah
sangat baik dan tanggapan siswa adalah baik. Sementara itu pelaksanaan proses pembelajaran yang diamati juga menunjukkan hasil yang sangat baik.
Berdasarkan hasil analisis angket respon siswa pada Tabel 29, respon siswa terhadap LKS yang telah digunakan menunjukkan kategori baik dengan
skor rata-rata 4,15 dari skor rata-rata maksimal 5,00. Hal ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang digunakan khususnya LKS membantu
dan memudahkan
siswa dalam
mengkonstruksi pengetahuan
dan meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
Butir pernyataan yang memiliki skor terendah adalah butir ke 3 yaitu mengenai tanggapan siswa terhadap masalah yang terdapat dalam LKS
dengan konsep lingkaran. Skor rata-rata yang diperoleh pada butir ini adalah 3,52 dari skor rata-rata maksimal 5. Skor tersebut menunjukkan bahwa
sebagian siswa belum sepenuhnya setuju jika masalah yang terdapat dalam LKS berhubungan langsung dengan konsep lingkaran. Hal ini diduga karena
siswa tidak terbiasa menggunakan konsep matematika dalam menyelesaikan masalah sehari-hari sehingga siswa kesulitan dalam menghubungkan masalah
dalam LKS dengan konsep matematika. Sementara itu, angket respon guru diberikan setelah semua pembelajaran
selesai. Berdasarkan hasil analisis angket respon guru pada Tabel 30, respon guru terhadap RPP dan LKS yang telah digunakan menunjukkan kategori
sangat baik dengan skor rata-rata 4,44 dari skor rata-rata maksimal 5,00. Hal
138
ini karena kegiatan pembelajaran telah sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya.
Klasifikasi lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran memenuhi kriteria sangat baik, klasifikasi angket respon guru memenuhi kriteria sangat
baik, dan klasifikasi angket repon siswa memenuhi kriteria baik menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang digunakan memiliki kualitas praktis.
Sebelum dan setelah uji coba perangkat pembelajaran, dilakukan pre-test dan post-test untuk mengetahui prestasi belajar matematika siswa. Hasil
analisis nilai pre-test dan post-test pada Tabel 32 menunjukkan persentase ketuntasan siswa pada post-test sebesar 87,10, sedangkan persentase
ketuntasan siswa pada pre-test sebesar 0. Hal ini diduga karena sebelum menggunakan perangkat pembelajaran, siswa hanya melihat rumus untuk
menyelesaikan masalah sehingga siswa belum mampu mengkontruk pengetahuan mereka sendiri. Ketika mengerjakan soal tes, beberapa siswa
tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan. Sebagian besar siswa masih berorientasi pada jawaban akhir yang benar. Sebagian siswa
mengabaikan langkah untuk menentukan kesimpulan. Hal tersebut menyebabkan penyelesaian persoalan yang dilakukan tidak sempurna. Selain
itu, selama ini siswa lebih sering dihadapkan pada soal-soal yang berkaitan dengan kemampuan berhitung. Siswa belum terbiasa menghadapi soal yang
bekaitan dengan masalah kehidupan sehari-hari. Berdasarkan analisis hasil pre-test dan post-test dapat ditarik kesimpulan
bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan memiliki kualitas efektif
139
untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Persentase ketuntasan siswa lebih dari 75 dan rata-rata nilai post-test sebesar 82,45. Secara
keseluruhan, prestasi belajar matematika siswa mengalami peningkatan dari rata-rata ketuntasan siswa 0 menjadi 87,10 dan dari rata-rata nilai tes
prestasi belajar matematika siswa 49,69 menjadi 82,45. Selain peningkatan prestasi belajar matematika siswa, persebaran prestasi belajar matematika
siswa menjadi lebih kecil. Artinya, rentang prestasi paling tinggi dan paling rendah tidak besar. Simpangan baku nilai pre-test menunjukkan skor 5,95 dan
simpangan baku nilai post-test menunjukkan skor 5,28. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan
saintifik efektif dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar matematika.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran berbasis pendekatan saintifik pada materi lingkaran yang
dikembangkan memiliki kualitas valid, praktis, dan efektif.
C. Keterbatasan Penelitian