54
BAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif dengan metode observasi.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi : Seluruh jenis plankton di perairan Waduk Wadaslintang.
2. Sampel
: Plankton yang tertangkap oleh plankton net no.25.
C. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1.
Zona pengamatan dan stasiun pengambilan sampel: a.
Zona I : daerah zona outlet waduk selatan waduk
b. Zona II
: daerah zona outlet waduk dekat keramba c.
Zona III : daerah zona outlet waduk jauh keramba
d. Zona IV
: daerah zona tengah waduk e.
Zona V : daerah zona barat waduk
f. Zona VI
: daerah zona inlet dalam waduk utara waduk g.
Zona VII : daerah zona inlet dangkal waduk timur waduk
2. Struktur komunitas plankton yang meliputi komposisi jenis dan indeks biologi
indeks keanekaragaman, indeks dominansi, indeks kemerataan, indeks kesamaan, dan indeks kekayaan.
55 3.
Parameter fisika perairan yang meliputi suhu, intensitas cahaya, kekeruhan, dan penetrasi cahaya. Parameter kimia perairan yang meliputi pH, DO, BOD, dan
COD.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian:
a. Lokasi pengambilan sampel air dan pengukuran parameter fisika dilakukan
di Waduk Wadaslintang, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. b.
Lokasi pengujian parameter kimia perairan dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta.
c. Lokasi identifikasi dilakukan di Laboratorium Kebun Biologi Jurusan
Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian : November 2016 – Februari 2017.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: a.
Kapal bermotor digunakan sebagai kendaraan air menuju titik pengambilan sampel air di waduk
b. Pelampung air untuk safety
c. Plankton net nomor 25 beserta tali dan pemberat untuk menyaring sampel
air yang diperoleh
56 d.
Botol sampel ukuran ± 30 ml dan botol sampel ukuran 1500 ml yang telah diwarna hitam dengan pylox untuk menyimpan sampel air
e. Termos es untuk menyimpan sampel air
f. Termometer air untuk mengukur suhu air
g. Luxmeter untuk mengukur intensitas cahaya matahari
h. Turbidimeter portable untuk mengukur kekeruhan air
i. Secchi disk untuk mengukur penetrasi cahaya
j. Mikroskop binokuler, opti lab, object glass, dan cover glass untuk
mengidentifikasi plankton k.
Pipet tetes untuk mengambil sampel air dari botol flakon l.
Kamera digital untuk mendokumentasikan hasil penelitian m.
Ember ukuran ±5 liter n.
Alat tulis o.
GPS Handheld untuk mengetahui posisi dan letak titik pengambilan sampel air serta memplotting titik pengambilan sampel air
p. Software DNR-GPS digunakan untuk proses export dan import data titik
pengambilan sampel air dari laptop ke GPS maupun sebaliknya q.
Buku identifikasi Freshwater Biology yang disusun Edmonson tahun 1996 dan Illustration of The Freshwater Plankton of Japan yang disusun oleh
Toshihiko Mizuno tahun 1964 r.
Peta pengambilan sampel air di Waduk Wadaslintang Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
57 a.
Gel pack untuk diletakkan di dalam termos es sebagai pengawet sampel air pada botol sampel ukuran ± 30 ml
b. Gliserin untuk mengawetkan sampel air yang tersaring oleh plankton net
nomor 25 yang dimasukkan ke dalam botol sampel ukuran ± 30 ml c.
Sampel air yang tersaring oleh plankton net nomor 25 yang dimasukkan ke dalam botol sampel ukuran ± 30 ml dan sampel air pada botol sampel
ukuran 1500 ml 2.
Prosedur Penelitian a.
Penentuan lokasi pengambilan sampel air Survei lapangan atau pengambilan data sampel air di lapangan dilakukan
hanya satu hari. Metode pengambilan sampel air dan penentuan stasiun pengambilan sampel air menggunakan metode purposive sampling. Metode
tersebut mengacu pada suatu pertimbangan tertentu yang mempunyai hubungan signifikan terhadap objek penelitian dari suatu populasi.
Pertimbangan yang dimaksud adalah perbedaan kondisi lingkungan perairan dari berbagai stasiun pengamatan yang ditentukan. Berdasarkan hal tersebut,
maka ditentukan 7 stasiun pengamatan yang direpresentasikan dalam bentuk zona.
Setiap zona dibagi menjadi 3 stasiun pengambilan sampel air, yaitu titik A, titik B, dan titik C. Ketiga stasiun tersebut ditentukan secara menyebar dengan
tujuan dapat mewakili setiap populasi yang terdapat pada setiap zona pengambilan sampel air yang telah ditentukan. Dari setiap stasiun pengambilan
58 sampel air tersebut dilakukan 3 ulangan A
1
, A
2
, A
3
; B
1
, B
2
, B
3
; C
1
, C
2
, C
3
. Berikut pembagian zona pengambilan sampel air:
1. Zona I
: daerah zona outlet waduk selatan waduk 2.
Zona II : daerah zona outlet waduk dekat keramba
3. Zona III
: daerah zona outlet waduk jauh keramba 4.
Zona IV : daerah zona tengah waduk
5. Zona V
: daerah zona barat waduk 6.
Zona VI : daerah zona inlet dalam waduk utara waduk
7. Zona VII
: daerah zona inlet dangkal waduk timur waduk
59
Gambar 3. Peta pengambilan sampel air di perairan Waduk Wadaslintang
60 b.
Pengambilan data sampel air di lapangan Pengambilan data sampel air di lapangan meliputi pengambilan sampel air
untuk plankton yang tertangkap pada plankton net nomor 25 dan sampel air untuk uji parameter kimia. Sampel air yang tertangkap dengan menggunakan
plankton net dimasukkan ke dalam botol sampel air ukuran ± 30 ml dan pengambilan data sampel air untuk uji parameter kimia dimasukkan ke dalam
botol sampel air ukuran 1500 ml yang telah diberi warna hitam pada bagian luar botol secara menyeluruh. Adapun langkah pengambilan data sampel air
untuk plankton sebagai berikut: 1.
Menurunkan plankton net nomor 25 ke dalam perairan waduk pada kedalaman batas akhir penetrasi cahaya di setiap stasiun pengambilan
sampel air stasiun A, B, dan C dari setiap zona yang telah ditentukan zona I, II, III, IV, V, VI, VII dengan pengulangan sebanyak 3
ulangan setiap stasiun pengambilan sampel air 2.
Menarik kembali plankton net tersebut ke permukaan perairan 3.
Memasukkan hasil saringan air yang diperoleh dari botol penampung plankton net ke dalam botol sampel air flakon yang telah berlabel
sebagai penanda atau identitas tempat pengambilan sampel air 4.
Meneteskan gliserin sebanyak 7-10 tetes pada botol flakon yang telah berisi sampel air sebagai pengawet
5. Memasukkan botol flakon tersebut ke dalam termos es yang telah
berisi gel pack
61 6.
Memplotting titik pengambilan sampel air dengan menggunakan GPS Handheld
7. Mengulangi setiap pengambilan sampel air langkah nomor 1 sampai
nomor 5 pada setiap titik sebanyak tiga kali c.
Pengukuran parameter fisika dan kimia perairan di lapangan Pengukuran parameter fisika dan pengambilan sampel air untuk uji
parameter kimia perairan waduk dilakukan pada setiap stasiun pengambilan sampel air, yakni stasiun A, stasiun B, dan stasiun C kemudian dilakukan
pengulangan sebanyak tiga ulangan di setiap stasiun pengambilan sampel air. Adapun pengukuran untuk parameter fisika meliputi suhu air, intensitas
cahaya, kekeruhan air, dan penetrasi cahaya. Sedangkan untuk uji parameter kimia meliputi pH, DO, BOD, COD.
1. Suhu air
Pengukuran suhu air dilakukan dengan menggunakan termometer air yang indikator penunjuk suhunya berupa air raksa. Pemilihan termometer
air dengan indikator air raksa dimaksudkan karena ketelitiannya yang tinggi. Termometer dimasukkan ke dalam air kira-kira selama indikator
mulai bergerak stabil. Untuk mengantisipasi gangguan dari faktor luar perairan maka pembacaan hasil skala suhu air yang ditunjukkan berada di
dalam perairan. 2.
Intensitas cahaya matahari Pengukuran
intensitas cahaya
matahari dilakukan
dengan menggunakan Lux meter. Alat tersebut terdiri dari rangka, sensor, dan
62 layar panel berbentuk LCD terdapat tombol onoff, tombol range, zero
adjust VR untuk kalibrasi apabila terjadi eror alat. Cara menggunakan alat
tersebut yakni menghidupkan alat dengan menggeser tombol ke arah on, memilih kisaran range yang ada pada tombol range 2.000 lux, 20.000 lux,
atau 50.000 lux dimana pembacaan dikali 1 lux apabila memakai range 2000 lux, dikali 10 lux apabila memakai range 20.000 lux, dan dikali 100
lux apabila memakai range 50.000 lux, untuk pengukuran dengan cahaya dari sumber alami menggunakan kisaran range 2.000 lux, mengarahkan
sensor ke arah cahaya dengan posisi sensor menengadah ke arah cahaya matahari kemudian menunggu sampai stabil dengan melihat hasil
pengukuran melalui layar panel tersebut lalu mencatat hasil pengukuran. 3.
Kekeruhan air Pengukuran kekeruhan air dilakukan dengan menggunakan alat
Turbidimeter portable . Sebelum menggunakan alat tersebut dilakukan
kalibrasi dengan menggunakan aquades atau dengan mencuci ujung elektrode tersebut. Cara menggunakan alat tersebut yakni dengan
menyalakan tombol on kemudian mencelupkan ujung elektrode ke permukaan air waduk. Setelah itu, pembacaan hasil pengukuran berupa
skala yang tertera dan ditunjukkan pada Turbidimeter portable. 4.
Penetrasi Cahaya Pengukuran penetrasi cahaya dilakukan dengan menggunakan Secchi
disk . Alat ini memiliki bentuk berupa lempengan berwarna putih atau
hitam dengan arsiran 4 bagian pada cakram yang dilengkapi dengan tali
63 dan juga alat pengukur serta pemberat atau bandul. Selain kedalaman, alat
tersebut juga dapat diaplikasikan untuk menghitung penetrasi cahaya yang masuk dengan menghitung selisih kedalaman saat keseluruhan lempengan
hilang dengan kedalaman saat lempengan mulai tidak terlihat atau samar. 5.
pH, DO, BOD, dan COD Pengambilan sampel air untuk uji parameter kimia menggunakan
botol sampel ukuran 1500 ml yang telah diberi warna hitam pada bagian luar botol secara menyeluruh. Teknis pengambilan sampel air dilakukan
sebanyak 3 ulangan di setiap stasiun pengambilan sampel air kemudian dikompositkan menjadi 1 botol sampel air. Botol dimasukkan ke dalam air
sampai lebih kurang air memenuhi ¾ botol jika memungkinkan terisi penuh dan ditutup. Selanjutnya, sampel dibawa ke Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta untuk diuji nilai pH, DO, BOD, dan COD. d.
Identifikasi data sampel air untuk Plankton Identifikasi data sampel air untuk plankton dilakukan di Laboratorium
Kebun Biologi Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta. Adapun langkah
pengamatan dan identifikasi plankton sebagai berikut: 1.
Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan berupa laptop, mikroskop binokuler, opti lab, gelas benda, gelas penutup, pipet tetes,
botol flakon berisi sampel air untuk plankton, buku identifikasi plankton
64 2.
Mengocok sampel air pada botol flakon secara perlahan dan searah agar homogen
3. Mengambil sampel air pada botol flakon dengan menggunakan pipet
tetes kemudian meneteskan pada gelas benda dan menutupnya dengan menggunakan gelas penutup
4. Melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop secara
merata pada daerah gelas benda tiap bidang pandang, yakni sisi kiri atas kemudian bawah lanjut sisi kanan atas kemudian bawah dan
seterusnya 5.
Mendokumentasikan hasil yang diperoleh kemudian menghitung dan mencatat ciri-ciri yang didapat dari hasil pengamatan
6. Melakukan identifikasi dengan bantuan buku referensi Freshwater
Biology yang disusun Edmonson tahun 1996 dan Illustration of The
Freshwater Plankton of Japan yang disusun oleh Toshihiko Mizuno
tahun 1964 kemudian mencatat hasil yang diperoleh 7.
Memasukkan hasil pada tabulasi data yang telah dipersiapkan sebelumnya
65
F. Teknik Analisis Data