Teknik Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisa Data

c. Bahan Hukum tersier yaitu bahan hukum yang memberi petunjuk penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti internet, artikel, dan lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

1.8.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini baik data primer maupun sekuder diperoleh melalui studi kepustakaan study document baik melalui penelusuran peraturan perundang-undangan, dokumen- dokumen maupun literature-literature ilmiah dan penelitian para paka yang sesuai dan berkaitan dengan objek dan permasalahan yang akan diteliti. Sedangkan untuk data lapangan digunakan teknik interview, yaitu suatu proses tanya jawab lisan dalam masa dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik yang satu dapat melihat yang lain dan mendengarkan dengan telinganya sendiri. 11 Dalam hal ini dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang berkompeten.

1.8.6 Pengolahan dan Analisa Data

Setelah data-data baik primer maupun sekunder yang dibutuhkan terkumpul, maka bahan hukum tersebut akan diolah dan dianalisa dengan menggunakan teknik pengolahan data secara kualitatif yaitu menguraikan data secara bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur, runtun, logis, 11 Sutrisno Hadi, 1984, Methodologi Research 2, Gajah Mada University, Yogyakarta, hal.192. tidak tumpang tindih, dan efektif, sehingga memudahkan pemahaman dan interprestasi data 12 . Selanjutnya untuk menjawab persoalan dalam penelitian ini, metode atau cara penyimpulan bahan hukum dilakukan dengan cara metode deskriptif analisis, yaitu dengan memaparkan terlebih dahulu kemudian dianalisa dan selanjutnya disimpulkan. 12 Abdul Kadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h.170.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONSEKUENSI HUKUM PENETAPAN

PENGADILAN TERKAIT PENGANGKATAN ANAK YANG DILAKUKAN OLEH ORANG TUA TUNGGAL

2.1 Pengertian Pengangkatan anak

Dalam proses pengangkatan anak maka menimbulkan sebuah konsekuensi Hukum , konsekuensi hukum adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh adanya suatu hubungan hukum. Suatu hubungan hukum memberikan hak dan kewajiban yang telah ditentukan oleh undang-undang, sehingga kalau dilanggar akan berakibat, bahwa orang yang melanggar itu dapat dituntut di muka pengadilan. Namun secara non-hukum misalnya ganjalan dan tidak enak dari yang dijanjikan bisa saja terjadi. Proses hukum pengangkatan anak dapat dilakukan dengan mengajukan permohonan penetapan anak di Pengadilan, Penetapan adalah keputusan pengadilan atas perkara permohonan volunter, misalnya penetapan dalam perkara dispensasi nikah, izin nikah, wali adhal, poligami, perwalian, itsbat nikah, dan sebagainya. Penetapan merupakan jurisdiction valuntaria yang berarti bukan peradilan yang sesungguhnya karena pada penetapan hanya ada permohon tidak ada lawan hukum. Didalam penetapan, Hakim tidak menggunakan kata “mengadili”, namun cukup dengan menggunakan kata ”menetapkan”. Penetapan sendiri memiliki kekuatan pembuktian sebagai suatu akta otentik, hal ini dikarenakan setiap produk yang diterbitkan oleh hakim atau pengadilan dalam