pelanggaran, penyimpangan maupun penyelundupan. Untuk saat ini barang impor yang masuk dari penerbangan luar negeri adalah setiap pukul 19.00
WIB. Berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas, maka penulis memandang
perlu untuk mengadakan penelitian mengenahi bagaimana proses pengeluaran barang kiriman melalui udara air freight yang dilakukan oleh Kantor
Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B di Yogyakarta dengan mengambil judul
“IMPORT CLEARENCE BARANG MELALUI ANGKUTAN UDARA AIR FREIGHT PADA KANTOR PELAYANAN BEA DAN CUKAI
TIPE B YOGYAKARTA”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pengurusan import clearence barang melalui angkutan
udara air freight di Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B Yogyakarta?
2. Bagaimana proses perhitungan bea masuk dan pajak untuk impor barang
melalui angkutan udara air freight?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan agar penelitian tersebut dapat memberikan manfaat yang sesuai dengan apa yang dikehendaki. Adapun
tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui proses pengurusan import clearence barang melalui
angkutan udara air freight di Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui proses perhitungan bea masuk dan pajak untuk impor
barang melalui angkutan udara air freight.
D. Kegunaan Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1.
Bagi Peneliti Hasil penelitian ini sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan
mengenahi realisasi proses pengeluaran barang impor. 2.
Bagi Instansi Terkait Hasil penelitian ini diharapkan memberi masukan yang berguna bagi
peningkatan kemampuan dan kesiapan pihak Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Yogyakarta dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat
yang ingin mengurus import clearence. 3.
Bagi Umum Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan wawasan dan referensi
bacaan bagi mahasiswa maupun masyarakat umum. Dan dapat juga sebagai literature pembanding penelitian untuk permasalahan yang sama.
E. Metode Penelitian
Suatu penelitian pada dasarnya adalah kegiatan mencari, mendapatkan data untuk selanjutnya dilakukan penyusunan dalam bentuk laporan penelitian.
Supaya proses tersebut dapat berjalan lancar serta hasilnya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka diperlukan metode penelitian.
Adapun metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah : 1.
Jenis Penelitian Ditinjau dari sifatnya, penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif. Adapun definisi dari penelitian deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis
atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian Sevillia, 1988 : 70.
Sedangkan pengertian dari penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk lebih berupaya memahami sesuatu secara lebih
cermat dan dilakukan apabila data yang terkumpul hanya berwujud kata- kata dan gambar-gambar bukan angka Moleong, 1994 : 25.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian diskriptif kualitatif karena ingin memporoleh gambaran yang jelas dan memberikan data yang
lengkap tentang proses mengurus impor clearence di Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B Yogyakarta.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama satu bulan yaitu mulai tanggal 25
Januari sampai dengan 24 Februari 2006. 3.
Jenis Data
Adapun jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a Data Primer
Data primer adalah sejumlah data yang diperoleh langsung dari fakta atau keterangan melalui suatu penelitian di lapangan.
b Data Sekunder
Data sekunder adalah sejumlah data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu melalui studi kepustakaan yang berupa keterangan atau
fakta dengan cara mempelajari buku-buku, dokumen-dokumen, peraturan perundang-undangan, laporan-laporan, dan sebagainya yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti. 4.
Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a Sumber Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari lapangan yang berhubungan dengan penelitian. Dalam hal ini adalah Kepala Seksi
Kepabean dan Cukai serta staf di Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B Yogyakarta.
b Sumber Data Sekunder
Merupakan data yang mendukung dan melengkapi data primer. Data ini penulis peroleh dari peraturan perundang-undangan, dokumen
resmi, laporan-laporan, data tertulis dari Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B Yogyakarta serta karya ilmiah dan penelitian terdahulu.
5. Metode Pengumpulan Data
Metode atau cara yang digunakan untuk memperoleh data guna menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a Interview atau Wawancara
Interview atau wawancara adalah percakapan secara langsung dan bertatap muka yang berupa pengajuan pertanyaan untuk memperoleh
informasi yang mendetail. Interview dilakukan dengan Kasi Kepabeanan dan Cukai I, II, III, IV dan beberapa staf Kantor
Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B Yogyakarta. b
Studi Pustaka Merupakan tehnik pengumpulan dengan mempelajari buku, referensi,
peraturan perundang-undangan, dokumen resmi, laporan-laporan, dan data tertulis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
c Observasi
Dalam penelitian ini, penulis melihat secara langsung aktivitas- aktivitas yang dilakukan di Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B
Yogyakarta.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Ketentuan Umum di Bidang Kepabeanan 1.
Pengertian Kepabeanan
Secara umum pabean dapat diartikan sebagai instansi jawatan, kantor yang mengawasi, memungut dan mengurus bea masuk impor dan
bea keluar ekspor, baik melalui darat, laut maupun melalui udara. Sedangkan pengertian dari kepabeanan sendiri adalah perihal yang
bertalian dengan pabean. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan,
arti kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar Daerah Pabean
dan pemungutan bea masuk. Adapun yang dimaksud Daerah Pabean disini adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat , perairan
dan ruang diatasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan Landas Kontinen yang didalamnya berlaku UU No. 10
Tahun 1995.
2. Tugas Pokok dan Fungsi Kepabeanan
Instansi yang bertanggung jawab di bidang kepabeanan adalah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Sebagai instansi pemerintah,
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai memiliki tugas dan fungsi yang erat hubungannya dengan urusan kepabeanan.
a Tugas Pokok
Tugas pokok Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah melaksanakan sebagian tugas pokok Departemen Keuangan di bidang
pemungutan pajak negara, dalam bentuk bea dan cukai dan pemungutan pajak lainnya serta mengamankan kebijakan pemerintah
yang berkaitan dengan pemasukan dan pengeluaran barang ke atau dari wilayah Indonesia sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh
Menteri dan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. b
Fungsi Kepabeanan Berikut ini diuraikan beberapa fungsi kepabeanan :
1 Perumusan kebijaksanaan teknis, pemberian bimbingan dan
pembinaan, serta pemberian kemudahan perpajakan di bidang bea dan cukai sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh
Menteri dan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
2 Pelaksanaan pemungutan bea dan cukai serta pungutan lainnya
yang dibebankan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berdasarkan Peraturan Perundang-undangan.
3 Pengamanan teknis atas pelaksanaan pemungutan bea dan cukai
serta kelancaran arus barang yang dimasukkan dan dikeluarkan ke atau dari wilayah Indonesia sesuai dengan kebijaksanaan yang
diterapkan oleh Menteri dan berdasarkan Peraturan Perundang- undangan yang berlaku.
4 Pencegahan dan penyidikan pelanggaran terhadap Peraturan
Perundang-undangan Bea dan Cukai serta Peraturan Perundangan- undangan lainnya
yang pelaksanaannya dibebankan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
B. Ketentuan Umum di Bidang Impor 1.