Uji Multikolinieritas Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali 2006:112, pendeteksian normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik, yaitu jika data titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan data yang telah terdistribusi normal. Gambar 4.2 menunjukkan bahwa data titik menyebar di sekitar dan mendekati garis diagonal. Hal ini sejalan dengan hasil pengujian dengan menggunakan histogram bahwa data telah terdistribusi normal. Karena secara keseluruhan data telah terdistribusi secara normal, maka dapat dilakukan pengujian asumsi klasik lainnya.

4.2.2.2 Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali 2006:91, untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari: a. Nilai tolerence dan lawannya, b. Variance Inflatin Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerence mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel ndependen lainnya. Jadi, nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1tolerence. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mutikolineritas adalah nilai Tolerence 0,10 atau sama dengan VIF 10. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 3.618 .493 7.332 .000 Ln_DER .653 .133 .421 4.900 .000 .950 1.052 Ln_TATO -.503 .174 -.265 -2.896 .005 .836 1.197 Ln_ROE -.935 .148 -.590 -6.337 .000 .809 1.236 a. Dependent Variable: PER Sumber: Output SPSS, diolah Penulis, 2010 Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinieritas. Hal tersebut dapat dilihat dengan membandingkannya dengan nilai Tolerence atau VIF. Masing-masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai Tolerence yang lebih besar dari 0,10 yaitu 0,950 untuk DER, 0,836 untuk TATO, dan 0,809 untuk ROE. Jika dilihat dari VIFnya, bahwa masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 10 yaitu sebesar 1,052 untuk DER, 1,197 untuk TATO, dan 1,236 untuk ROE. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas dalam variabel bebasnya. Model regresi yang diuji baik karena tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Universitas Sumatera Utara

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan Uji Durbin Watson. Tabel 4.5 dibawah ini menunjukkan hasil uji autokorelasi variabel penelitian. Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .765 a .586 .565 .89357 2.186 a. Predictors: Constant, ROE, DER, TATO b. Dependent Variable: PER Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2010 Berdasarkan hasil pengujiannya dapat dilihat bahwa tidak terjadi autokorelasi antar kesalahan pengganggu antar periode. Hal tersebut dilihat dari nilai Durbin-Watson D-W sebesar 2,186, dengan jumlah responden sebanyak 63 dan kasus = 3, maka nilai du = 1,6932. Universitas Sumatera Utara Dari tabel kriteria pengambilan keputusan: a. du d 4 – du b. 1,6932 2,278 2,3068 c. Hipotesis Nol diperoleh tidak ada autokorelasi positif atau negative, maka keputusan tidak ditolak.

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Publik Yang Terdaftar Di BEI

0 86 101

Pengaruh Leverage Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 68 77

Pengaruh Rasio Leverage dan Rasio Aktivitas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Sektor Property dan Realestate yang Terdaftar di BEI 2009-2014

0 2 1

PENGARUH RASIO KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR Pengaruh Rasio Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Pada Tahun 2008-2012.

0 3 12

PENGARUH LEVERAGE KEUANGAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA SEKTOR PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 2 39

Pengaruh Leverage Keuangan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI.

0 0 24

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIFITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

0 2 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Fundamental - Pengaruh Rasio Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Penilaian Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Keuangan Non Bank Yang Terdaftar Di BEI

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - Pengaruh Rasio Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Penilaian Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Keuangan Non Bank Yang Terdaftar Di BEI

0 0 9

Pengaruh Rasio Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Penilaian Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Keuangan Non Bank Yang Terdaftar Di BEI

0 0 12