Analisis Efisiensi Pemasaran Sapi Potong di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Kabupaten Karo
Secara Geografis letak Kabupaten Karo berada diantara 2º50’ – 3º19’
Lintang Utara dan 97º55’ – 98º38’ Bujur Timur dengan luas 2.127,25 km2 atau
2,97 persen dari luas Provinsi Sumatera Utara. Wilayah Kabupaten Karo berada
pada ketinggian 200 - 1.500 M di atas permukaan laut. Sebelah Utara berbatasan
dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang, sebelah Selatan dengan
Kabupaten Dairi dan Toba Samosir, sebelah Timur dengan Kabupaten Deli
Serdang dan Kabupaten Simalungun dan sebelah Barat dengan Provinsi Nanggroe
Aceh Darusalam. Kabupaten Karo beriklim tropis dan mempunyai dua musim
yaitu musim hujan dan musim kemarau. Suhu udara berkisar antara 15,50 C
sampai dengan 23,20 C dengan kelembaban udara rata – rata setinggi 89,92
persen. Kecamatan di Kabupaten Karo ada sebanyak 17 Kecamatan yaitu :
Mardingding, Laubaleng, Tigabinanga, Juhar, Munthe, Kutabuluh, Payung,
Tiganderket, Simpang Empat, Naman Teran, Merdeka, Kabanjahe, Berastagi,
Tigapanah, Dolat Rakyat, Merek dan Barus Jahe. Hasil sensus 2010 penduduk
Kabupaten Karo berjumlah 350.960 jiwa. Pada pertengahan tahun 2015, menurut
proyeksi penduduk sebesar 389.591 yang mendiami wilayah seluas 2.127,25 km2.
Kepadatan penduduk diperkirakan sebesar 180 jiwa/Km2. Berdasarkan hasil
SUSENAS, jumlah angkatan kerja di Kabupaten Karo mencapai 228.207 orang.

Dengan tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 82,25 % dan tingkat
pengangguran sebesar 2,23% (BPS Kabupaten Karo, 2016).

Universitas Sumatera Utara

Gambar 1. Letak Kabupaten Karo di Provinsi Sumatera Utara
Pasar Hewan Desa Suka
Terdapat dua buah pasar hewan di Kabupaten Karo yaitu di Desa Suka
Kecamatan Tigapanah dan Desa Sukarame Kecamatan Munthe. Desa Suka berada
1 km dari Tigapanah. Kegiatan di pasar hewan berlangsung setiap hari selasa dan
dimulai pada pukul 09.00 WIB, tetapi meskipun para pemilik hewan sudah ada
ditempat, transaksi dilakukan jam 13.00 WIB. Inilah waktu yang terbaik untuk
mengunjungi pasar ini. Sekitar 600-700 hewan, kebanyakan lembu dan kerbau
dibawa untuk dijual. Hampir setengah dari hewan tersebut akan terjual. Kerbau
dan lembu masih dipergunakan sebagai alat trasportasi di beberapa daerah di
Kabupaten Karo (Pemerintah Daerah Kabupaten Karo, 2017).

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2. Peta lokasi pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah

Sapi Potong
Ternak sapi khususnya sapi potong, merupakan salah satu sumber daya
penghasil daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan penting artinya di dalam
kehidupan masyarakat. Ternak sapi bisa menghasilkan berbagai macam
kebutuhan, terutama sebagai bahan makanan berupa daging, disamping hasil
ikutan lainnya seperti pupuk kandang, kulit dan tulang. Daging sangat besar
manfaatnya bagi pemenuhan gizi berupa protein hewani. Sapi sebagai salah satu
hewan pemakan rumput sangat berperan sebagai pengumpul bahan bergizi tinggi
kemudian diteruskan kepada manusia dalam bentuk daging. Daging untuk
pemenuhan gizi mulai meningkat dengan adanya istilah Balita dan terangkatnya
peranan gizi terhadap kualitas generasi penerus. Konsumsi protein hewani yang
rendah pada anak-anak prasekolah dapat menyebabkan anak-anak yang berbakat
normal menjadi subnormal. Oleh karena itu, protein hewani sangat menunjang

Universitas Sumatera Utara

kecerdasan

disamping


diperlukan

untuk

daya

tahan

tubuh

(Sudarmono dan Sugeng, 2008).
Sapi potong dan daging sapi mempunyai peranan cukup strategis dalam
memenuhi kebutuhan protein hewani di Indonesia sehingga keberadaannya dan
kesinambungan usaha sapi potong perlu mendapat perhatian secara serius. Di
pihak lain, perlindungan terhadap konsumen daging (masyarakat Indonesia)
sangat mengharapkan mendapatkan harga daging yang wajar serta terjangkau
sesuai dengan daya beli masyarakat (Masbulan et al., 2000).
Daging merupakan bahan pangan pokok yang dibutuhkan oleh setiap orang
dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan kesehatan tubuh. Sehingga
konsumsi daging akan cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya tingkat

pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia seperti yang
diekspresikan oleh tingkat pendapatan perkapita yang terus meningkat akan secara
langsung merubah pola konsumsi pangan penduduk ke arah protein hewani seperti
daging, telur, dan susu . Dengan demikian keadaan tersebut akan juga mengubah
struktur permintaan terhadap komoditas ternak yang selanjutnya akan juga
berpengaruh terhadap kebijaksanaan penyediaan pangan, harga, proyeksi
permintaan, kemungkinan peralihan kantong produksi ternak ke arah yang lebih
spesialisasi, dan juga terhadap kebutuhan ternak itu sendiri seperti penyediaan
hijauan pakan dan konsentrat (Soedjana, 1994).
Produksi dari usaha sapi potong akan cepat maju apabila pemasaran berjalan
cukup pesat, baik dalam negeri maupun luar negeri sebagai bahan ekspor. Adanya
perkembangan kota- kota besar, kemajuan ilmu pengetahuan, peningkatan taraf
hidup rakyat dan peningkatan pendidikan di negara kita ini secara tidak langsung

Universitas Sumatera Utara

pula akan membawa pengaruh baik terhadap perubahan menu makanan yang
mengandung banyak protein. Hal ini berarti kebutuhan atau permintaan daging
khususnya daging sapi akan meningkat. Demikian pula semakin meningkatnya
kebutuhan protein hewani berupa daging sapi di luar negeri, khususnya negara –

negara tetangga dekat seperti Singapura, Malaysia, Hongkong dan Jepang akan
semakin

menunjang

dan

memacu

perkembangan

ternak

sapi

potong

(Sudarmono, 2008).
Konsep Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses dan manajerial yang membuat individu

atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada
pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau
jasa mulai dari produsen sampai konsumen (Shinta, 2011).
Pemasaran merupakan muara akhir dari suatu aktivitas produksi, untuk
memperoleh nilai harga barang produksi guna melanjutkan usaha dikemudian
hari dan menciptakan kesejahteraan pengguna. Pasar dapat berupa suatu lokasi
dimana terjadi transaksi dalam rangka pemindahan hak dari suatu pihak kepada
pihak lainnya yang memanfaatkan alat tukar berupa uang yang diperlukan
peternak pada berbagai aspek kehidupannya. Kegiatan pemasaran ternak dapat
berlangsung pada berbagai lokasi yaitu di lokasi kandang peternak maupun di
lokasi

pasar

Hewan

yang

telah


ditentukan

oleh

pemerintah

daerah

(Wibow et al., 2016).

Universitas Sumatera Utara

Pemasaran merupakan kegiatan aliran barang dan jasa dari produsen ke
konsumen dengan tujuan untuk memberi kepuasan kepada konsumen. Untuk
menganalisis saluran pemasaran dapat dilakukan tiga pendekatan, yaitu :
1. Pendekatan fungsi (Functional approach); merupakan pendekatan yang
mempelajari fungsi-fungsi yang ada dalam lembaga pemasaran yang terlibat
dalam tataniaga suatu komoditi. Pendekatan fungsi terdiri dari fungsi
pertukaran meliputi pembelian dan penjualan,


fungsi fisik

meliputi

penyimpanan, pengolahan dan pengangkutan, dan fungsi fasilitas yang meliputi
standarisasi dan grading, penanggungan resiko, pembiayaan dan informasi
pasar.
2. Pendekatan kelembagaan (Institutional approach), pendekatan kelembagaan
ini berguna untuk mempelajari atau mengamati peranan masing-masing
lembaga pemasaran dalam kegiatan pemasaran yang terdiri dari produsen,
bandar, pengecer, konsumen, dan lain-lain.
3. Pendekatan perilaku (Behavioral system approach), pendekatan ini merupakan
pelengkap dari kedua fungsi di atas, yaitu menganalisis aktivitas -aktivitas
yang ada dalam proses pemasaran seperti perubahan dan perilaku lembaga
pemasaran. Pemasaran produk pertanian merupakan pemasaran produk yang
memerlukan penanganan yang intesif hingga sampai ke tangan konsumen. Hal
ini disebabkan oleh karakteristik produk pertanian yang mudah rusak,
membutuhkan ruang, di produksi dalam jumlah besar. Oleh karena itu
dibutuhkan integrasi berbagai pihak agar produk sampai ke tangan konsumen

tanpa mengurangi kualitas produk yang dihasilkan
(Bangun, 2010).

Universitas Sumatera Utara

Saluran Pemasaran
Pemasaran atau tataniaga adalah kegiatan atau aktivitas yang berhubungan
dengan perpindahan hak milik dan fisik dari barang-barang hasil pertanian dan
kebutuhan usaha pertanian dari tangan produsen hingga ke tangan konsumen.
Sedangkan saluran pemasaran atau saluran tataniaga dapat diartikan sebagai
kumpulan atau himpunan perusahaan atau perorangan yang mengambil alih hak
atau membantu dalam pengalihan hak atas barang atau jasa tertentu selama barang
dan jasa tersebut berpindah dari tangan produsen menuju tangan konsumen
(Limbong dan Sitorus, 1987).
Saluran pemasaran dapat dicirikan dengan memperhatikan banyaknya
tingkat saluran. Dalam saluran pemasaran terdapat panjang saluran pemasaran
yang ditentukan oleh banyaknya tingkat perantara yang dilalui oleh suatu barang
atau jasa (Prihantini, 2015).

Sumber : Alamsyah et al (2015)

Gambar 3. Contoh Saluran Pemasaran Sapi Potong
Gambar ini merupakan contoh saluran pemasaran sapi potong. Pada saluran
pertama peternak sapi potong yang langsung menjual kepada konsumen tanpa
adanya perantara. Pada saluran kedua terdapat satu perantara yaitu pedagang
pengumpul, saluran nya terdiri dari peternak, pedagang pengumpul dan konsumen

Universitas Sumatera Utara

akhir. Pada saluran ketiga terdapat dua perantara yaitu pedagang pengumpul dan
pedagang pengecer, saluran nya terdiri dari peternak, pedagang pengumpul,
pedagang pengecer dan konsumen akhir.
Lembaga Pemasaran
Lembaga

pemasaran

adalah

badan


usaha

atau

individu

yang

menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen
kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau
individu lainnya. Lembaga pemasaran ini timbul karena adanya keinginan
konsumen untuk memperoleh komoditi yang sesuai dengan waktu, tempat dan
waktu yang diinginkan konsumen. Tugas lembaga pemasaran ini adalah
menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen
semaksimal mungkin. Konsumen memberikan balas jasa kepada lembaga
pemasaran ini berupa margin pemasaran. Lembaga pemasaran ini dapat
digolongkan menurut penguasaannya terhadap komoditi yang dipasarkan dan
bentuk usaha nya (Sudiyono, 2004).
Fungsi Pemasaran
Saluran pemasaran memiliki begitu banyak lembaga pemasaran. Masingmasing lembaga pemasaran memiliki fungsi dan peranan yang berbeda. Fungsi
dan peranan tersebut juga mempengaruhi tingkat efisiensi saluran pemasaran.
Fungsi ini didekati melalui pendekatan fungsi pemasaran, yakni :
1. Fungsi Pertukaran
Fungsi pertukaran adalah kegiatan yang berkaitan dengan perpindahan hak
milik barang atau jasa yang dipasarkan. Fungsi ini terdiri atas fungsi
pengumpulan, fungsi pembelian dan fungsi penjualan.

Universitas Sumatera Utara

2. Fungsi Fisik
Fungsi fisik merupakan aktivitas penanganan, pergerakan, dan perubahan fisik
dari produk / jasa serta turunannya. Fungsi ini berkaitan dengan semua
aktivitas yang berhubungan langsung dengan barang atau jasa sehingga
menimbulkan kegunaan tempat, waktu, dan bentuk. Fungsi ini dibagi menjadi
fungsi penyimpanan, fungsi pengangkutan, fungsi pengolahan, fungsi pabrikan,
dan fungsi pengemasan.
3. Fungsi Fasilitas
Fungsi fasilitas adalah semua tindakan yang berhubungan dengan tindakan
yang terjadi antara produsen dan konsumen. Fungsi ini terdiri atas fungsi
pembiayaan, fungsi penanggungan resiko, fungsi standarisasi dan grading,
fungsi informasi pasar, fungsi komunikasi, dan fungsi promosi
(Asmarantaka, 2012).
Struktur Pasar
Struktur pasar (market structure) adalah suatu dimensi yang menjelaskan
pengambilan keputusan oleh perusahaan atau industri, jumlah perusahaan dalam
suatu pasar, distribusi perusahaan menurut berbagai ukuran seperti size atau
concentration, deskripsi dan diferensiasi produk, syarat-syarat entry dan
sebagainya (Limbong dan Sitorus, 1987).
Ada empat karakteristik pasar yang perlu dipertimbangkan dalam
menentukan struktur pasar, yaitu:
1. Jumlah dan besar penjual dan pembeli; apakah penjual relatif banyak sehingga
tidak terdapat seorang penjual pun yang dapat mempengaruhi harga? Dengan
produk yang identik ini, maka apabila penjual tersebut menjual produknya

Universitas Sumatera Utara

dengan harga yang lebih tinggi menyebabkan konsumen pindah untuk
mengkonsumsi komoditi yang lainnya dan apabila penjual tersebut menjual
produknya lebih rendah daripada harga yang berlaku di pasaran maka tidak
mempengaruhi harga pasar secara berarti sebab bagian pasar (market share)
yang

dikuasai penjual

tersebut

sangat

kecil

sekali

sehingga

tidak

mempengaruhi harga barang yang berlaku di pasar. Ataukah sebaliknya jumlah
penjual sedikit sehingga dapat mempengaruhi harga pasar?
2. Keadaan produk yang diperjual belikan; apakah produk tersebut homogen,
berbeda corak ataukah produk produk tersebut unik sehingga tidak ada penjual
lain yang dapat mensubtitusikan komoditi yang dijual penjual tersebut?
3. Kemudahan masuk dan keluar pasar; apakah perusahaan mudah masuk dalam
pasar jika terdapat keuntungan ekonomis ataukah perusahaan tersebut mudah
keluar dari pasar seandainya tidak tercapai keuntungan normal; dan
4. Pengetahuan konsumen terhadap harga dan struktur biaya produksi; apakah
terdapat informasi harga yang wajar bagi konsumen ataukah tidak ada
informasi harga yang memadai sehingga memungkinkan perusahaan untuk
melakukan diskriminasi harga?
(Sudiyono, 2004).
Perilaku Pasar
Perilaku pasar menunjukkan tingkah laku perusahaan dalam struktur pasar
tertentu terutama bentuk-bentuk keputusan apa yang harus diambil dalam
menghadapi berbagai struktur pasar. Perilaku pasar meliputi kegiatan penjualan,
pembelian, penentuan harga, dan strategi tataniaga. Perilaku pasar dapat dilihat

Universitas Sumatera Utara

dari proses pembentukan harga dan stabilitas harga serta ada tidaknya praktek
jujur dari lembaga yang terlibat dalam tataniaga (Azzaino, 1982).
Perilaku pasar terkait dengan tindak tanduk serta langkah yang
diimplementasikan oleh penjual saat memasarkan. Tindakan yang dilakukan dapat
berpengaruh pada penetapan harga dan keragaan pasar di daerah yang menjadi
fokus penelitian. Perilaku pasar dapat mencerminkan aliran suatu produk mulai
dari tangan produsen hingga ke tangan konsumen. Pada umumnya perilaku pasar
tercermin pada saat beroperasi. Seperti saat penentuan harga, sosialisasi,
penetapan pangsa pasar serta aktivitas transaksi di pasar. Terdapat tiga cara
mengenal perilaku pasar, yaitu :
1. Penentuan Harga dan Setting of Output : Penentuan harga yang dilakukan tanpa
mempengaruhi perusahaan lain. Penetapan ini dilakukan secara bersama-sama
dengan para penjual yang lain dan penetapan harga yang dilakukan dipimpin
oleh pemimpin harga.
2. Kebijakan atau Aturan Promosi Produk (Product Promotion Policy) : yaitu
promosi yang dilakukan penjual dengan cara mengikuti pemasaran atau
membuka stand produk atas nama perusahaan.
3. Peredatory and Exlusivenary Tactics : Strategi ini tidak cukup sehat karena
perusahaan yang satu berusaha untuk mengeluarkan perusahaan yang lain dari
pasar dengan menetapkan harga dibawah biaya marjin, sehingga perusahaan
lain tidak dapat melakukan kompetisi tersebut. Selain itu, cara lain juga dapat
dilakukan dengan menguasai bahan baku yang akan mengakibatkan perusahaan
lain tidak dapat menggunakan sumber bahan baku yang sama
(Bangun, 2010).

Universitas Sumatera Utara

Keragaan Pasar
Keragaan pasar adalah hasil keputusan akhir yang diambil dalam
hubungannya dengan proses tawar menawar dan persaingan pasar. Dengan
demikian keragaan pasar ini dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh
pengaruh struktur dan tingkah laku pasar dalam proses pemasaran suatu komoditi
pertanian. Keragaan pasar ini secara praktis dapat dikatakan dengan melihat
beberapa indikator efisiensi pemasaran (Sudiyono, 2004)
Kriteria yang digunakan untuk menentukan keragaan pasar adalah terdapat
kemajuan teknologi, adanya orientasi untuk perkembangan lembaga-lembaga
pemasaran, adanya peningkatan efisiensi penggunakan sumber daya, perbaikan
kualitas dan maksimasi jasa pemasaran dengan biaya serendah mungkin
(Widyaningtyas et al., 2014).
Biaya Pemasaran dan Keuntungan
Kegiatan pemasaran seringkali melibatkan biaya, sebab dalam proses
tersebut produk akan mengalami perlakuan yang dapat menambah nilai produk
tersebut. Besarnya biaya yang dikeluarkan selama proses pemasaran akan
dibebankan kepada konsumen (Fatimah, 2011).
Biaya pemasaran suatu produk biasanya diukur secara kasar dengan margin
dan spread. Biaya pemasaran adalah biaya – biaya yang dikeluarkan untuk
pemasaran. Biaya pemasaran meliputi biaya pengangkutan, pungutan retribusi,
penanggung resiko dan lain-lain. Biasanya biaya pemasaran ini berbeda satu sama
lain disebabkan karena: macam komoditi, lokasi pemasaran, macam lembaga
pemasaran dan efektivitas pemasaran yang dilakukan (Soekartawi,1984 dalam
Prihantini, 2015).

Universitas Sumatera Utara

Proses mengalirnya barang dari produsen ke konsumen memerlukan biaya,
dengan adanya biaya pemasaran maka suatu produk akan meningkat harganya.
Semakin panjang rantai pemasaran maka biaya yang dikeluarkan dalam
pemasaran akan semakin meningkat. Selain itu, besarnya biaya pemasaran suatu
produk tergantung pada jenis perlakuan terhadap produk itu sendiri. Selain biaya,
keuntungan juga menjadi pertimbangan lembaga pemasaran dalam memasarkan
produknya. Besarnya biaya yang dikeluarkan serta keuntungan yang di dapatkan
akan berpengaruh terhadap margin pemasaran (Fatimah, 2011).
Margin Pemasaran
Margin pemasaran dapat di definisikan dengan dua cara yaitu:
1. Margin pemasaran merupakan selisih antara harga yang dibayarkan oleh
konsumen dengan harga yang diterima oleh peternak
2. Margin pemasaran merupakan biaya dari jasa-jasa pemasaran yang dibutuhkan
sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa – jasa pemasaran
Sementara itu margin pemasaran dikenal berbagai komponen yang terdiri dari :
1. Biaya-biaya yang diperlukan pelaku - pelaku pemasaran untuk melakukan
fungsi-fungsi pemasaran yang disebut biaya pemasaran atau biaya fungsional.
2. Keuntungan (profit) pelaku pemasaran, pelaku-pelaku pemasaran

ini

membentuk distribusi margin pemasaran. Pada umumnya produk yang berbeda
akan mempunyai jasa pemasaran yang berbeda
(Suherman, 2015).
Analisis marjin pemasaran digunakan untuk mengetahui distribusi biaya
dari setiap aktivitas pemasaran dan keuntungan dari setiap lembaga perantara serta
bagian harga yang diterima petani. Atau dengan kata lain analisis margin

Universitas Sumatera Utara

pemasaran dilakukan untuk mengetahui tingkat kompetensi dari para pelaku
pemasaran yang terlibat dalam pemasaran atau distribusi. Secara matematis marjin
pemasaran dihitung dengan formulasi sebagai berikut:
MP = Pr – Pf
Keterangan
MP

= Marjin pemasaran

Pr

= Harga tingkat tengkulak

Pf

= Harga tingkat petani

(Tomeck dan Kenneth, 1990).
Farmer’s Share ( Bagian Yang Diterima Oleh Peternak)
Farmer’s share merupakan perbedaan antara harga di tingkat petani dan
marjin pemasaran atau persentase harga yang dibayar oleh petani terhadap harga
yang dibayar oleh konsumen akhir. Secara umum besaran farmer’s share, marjin
pemasaran bervariasi antar komoditi dan tergantung pada biaya pemasaran yang
dikeluarkan. Ukuran farmer’s share tidak dapat selalu diandalkan sebagai ukuran
efisiensi pemasaran karena kompleks penanganan produk yang harus dilakukan
untuk meningkatkan kepuasan konsumen dan harus memperhitungkan bentuk,
fungsi, dan atribut - atribut produk hingga sampai ke konsumen akhir
(Asmarantaka, 2012).
Farmer’s share merupakan bagian pendapatan yang didapat oleh petani atau
perbandingan harga antara petani dengan konsumen. Farmer’s share berbanding
lurus dengan efisiensi pemasaran, semakin tinggi Farmer’s share maka semakin
efisien pemasaran yang dilakukan. Farmer’s share dapat dirumuskan sebagai
berikut:

Universitas Sumatera Utara

Fs = Pf / Pr x 100 %
Keterangan

:

Fs = Bagian harga yang diterima petani
Pf = Harga di tingkat petani
Pr = Harga di tingkat konsumen akhir
(Handayani dan Nurlaila, 2010).
Efisiensi Pemasaran
Efisiensi pemasaran berarti memaksimisasi penggunaan input dan output,
berupa perubahan yang mengurangi biaya input tanpa mengurangi kepuasan
konsumen dengan output barang dan jasa. Para pelaku pemasaran suatu komoditas
harus mengetahui sistem pemasaran yang dilakukan sudah efisien atau tidak.
Efisiensi pemasaran dibagi menjadi dua kategori yaitu efisiensi teknologi dan
efisiensi ekonomi. Efisiensi teknologi atau operasional meliputi pengolahan,
pengemasan, pengangkutan dan fungsi lain dari sistem pemasaran. Biaya akan
lebih rendah dan output dari barang dan jasa tidak berubah atau bahkan meningkat
kualitasnya dengan adanya efisiensi operasional tersebut. Efisiensi harga meliputi
kegiatan pembelian pemasaran dan aspek harga. Analisis yang digunakan untuk
mengetahui efisiensi operasional terdiri dari analisis marjin pemasaran, farmer’s
share serta rasio keuntungan dan biaya (Rosdiana, 2009).
Efisiensi pemasaran suatu komoditas dapat diteliti dengan menggunakan
analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis
lembaga, saluran dan fungsi pemasaran. Analisis kuantitatif bertujuan untuk
menganalisis marjin pemasaran, distribusi marjin dan farmer’share di setiap

Universitas Sumatera Utara

saluran pemasaran. Efisiensi diperoleh berdasarkan efisiensi harga dan efisiensi
operasional (Mushofa, 2007).
Untuk menjawab permasalahan mengenai struktur pasar, perilaku pasar, dan
keragaan pasar didasarkan pada konsep SCP (Structure, Conduct, and
Performance) dengan kriteria yang digunakan untuk menganalisis SCP yaitu
sebagai berikut;
1. Struktur pasar (Market Structure)
a. Ukuran jumlah pembeli dan penjual harus banyak, sehingga menjamin adanya
suatu intensitas persaingan yang memadai dalam hal harga dan kualitas produk.
b. Adanya kebebasan masuk dan keluar pasar bagi lembaga – lembaga
pemasaran.
c. Jumlah pembeli harus memadai, sehingga mendorong peningkatan efisiensi
investasi dalam usaha pemasaran komoditi pertanian.
2. Tingkah laku pasar (Market Conduct)
a. Praktek-praktek penentuan harga harus memungkinkan adanya grading dan
standarisasi komoditi pertanian
b. Biaya pemasaran harus seragam
c. Penentuan harga harus bebas dari praktek - praktek persekongkolan, tidak jujur
ataupun perdagangan gelap
d. Intervensi pemerintah dalam bentuk kebijaksanaan harga harus dapat
memperbaiki mutu produk dan peningkatan keputusan konsumen
3. Keragaan Pasar (Market Performance)
a. Harus terdapat kemajuan teknologi
b. Adanya orientasi untuk perkembangan lembaga - lembaga pemasaran

Universitas Sumatera Utara

c. Adanya peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya
d. Adanya perbaikan kualitas produk dan maksimasi jasa pemasaran dengan biaya
serendah mungkin.
(Sudiyono, 2004).

Universitas Sumatera Utara